Kualifikasi pH Meter Laboratorium (KD, KI, KO, KK – Design, Instalasi, Operasional, Kinerja)

Kualifikasi pH Meter Laboratorium (KD, KI, KO, KK – Design, Instalasi, Operasional, Kinerja)

Seperti kita ketahui, tahap desain kualifikasi merupakan bagian terpenting dalam setiap pembelian alat ukur / alat laboratorium. Dimana tahap ini merupakan tahap rancangan untuk apa alat tersebut kita beli, spesifikasinya seperti apa, aplikasinya akan kita gunakan dimana, dll.

Di dunia industri hal-hal tersebut terkadang kita sebut dalam dokumen URS (user requirement specification). Salah penentuan dalam desain kualifikasi ini menyebabkan kesalahan pembelian alat atau kurang lebih membeli alat yang tidak sesuai dengan penggunaannya.

Dalam artikel berikut kita akan membahas mengenai tahapan design kualifikasi pH meter yang diikuti dengan tahapan Kualifikasi Instalasi, Kualifikasi Operasional, Kualifikasi Kinerja dari pH Meter, salah satu unit alat yang hampir pasti ada di dalam laboratorium.

4 Tahapan Kualifikasi pH Meter Laboratorium (KD, KI, KO, dan KK)

kualifikasi pH Meter - IQ OQ PQ

Tahapan ini bisa digunakan untuk berbagai macam brand pH meter, karena yang kami tulis disini adalah gambaran besarnya saja.

A. Pelaksanaan Kualifikasi Design

  • Penentuan Parameter yang Diukur (Kualifikasi Design)

Parameter apa saja yang akan kita ukur, Alat pH meter terkadang juga bisa digunakan untuk pengukuran conductivity, DO, TDS, dll. Contoh : pH meter Hanna Tipe HI2040, selain bisa digunakan untuk mengukur pH juga bisa digunakan untuk mengukur DO, TDS, maupun salinity.

Apakah kita hanya akan melakukan pengukuran PH meter saja atau juga digunakan untuk mengukur parameter yang lainnya.

Jika kita misalnya ingin melakukan pengukuran untuk parameter pH dan Dissolved oxygen (DO) tentu disarankan membeli satu unit alat yang mampu mengukur kedua parameter tersebut karena akan dirasa lebih efisien dibandingkan dengan membeli 2 unit alat yang masing-masing digunakan untuk mengukur pH dan Dissolved oxygen (DO).

Prinsipnya adalah, Petakan kebutuhan teman-teman, dari parameter ini maka anda akan dapat menyimpulkan tipe yang mana alat yang akan anda beli.

  • Penentuan Tipe Elektrode (Kualifikasi Design)

Pikirkan mengenai aplikasi dari pengukuran anda, pH meter akan anda gunakan untuk mengukur sampel apa?

Apakah sampel berbentuk solution / liquid atau gel, atau mungkin teman-teman gunakan untuk mengukur keasaman buah atau daging.

Tanyakan ke vendor / Suplier alat ukur besangkutan mengenai jenis unit atau elektroda yang mana yang sesuai dengan aplikasi pengukuran di tempat anda. Mereka mempunyai referensi yang lebih lengkap karena didukung oleh principle nya langsung.

Secara berkala terkadang suplier tersebut juga melakukan training / pelatihan secara gratis mengenai pengenalan fitur-fitur pH meter beserta dengan kelebihan serta kekurangan elektrodanya.

  • Larutan Buffer (Kualifikasi Design)

TIpe Unit dan Elektroda sudah ketemu, Selanjutnya adalah kelengkapan asesories dari unit yang akan kita beli.

Apakah kita akan membeli kelengkapan pendukung seperti larutan buffer, larutan reference, dan lain sebagainya?

Jika kita ingin membeli langsung pastikan juga kita memilih tipe yang sesuai dalam satu paket, apakah mengikuti standar NIST, standar USA, atau yang lainnya.

Tipe standar yang kita pilih ini juga akan berpengaruh pada pengaturan menu kalibrasi di dalam unit pH meter tersebut. Pembelian elektrode satu paket secara langsung dengan unit sangat disarankan sehingga dapat dalam aplikasi di lapangan lebih efisien.

Sekali lagi, tanyakan ke vendor / suppliernya terkait hal tersebut.

B. Pelaksanaan Kualifikasi Instalasi

Setelah semuanya lengkap, pastikan kepada vendor / suplier apakah paket pembelian tersebut termasuk dengan kelengkapan dokumen IQ OQ serta pelaksanaannya.

Pelaksanaan Kualifikasi Instalasi merupakan pemeriksaan pada tahapan penginstalan, hal-hal yang harus diperhatikan dalam tahapan kualifikasi instalasi ph meter ini antara lain adalah :

  • Unit pH meter
  • Elektroda pH meter
  • Stand pH Meter
  • Larutan Buffer pH Meter

Apakah komponen-komponen tersebut ada?

Tentunya pada tahapan antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya bisa berbeda mengingat tergantung dengan Purchase Order (PO) yang diterbitkan oleh departemen pembelian di perusahaan teman-teman.

C. Pelaksanaan Kualifikasi Operasional

Pada tahapan ini, biasanya dilakukan dengan cara kalibrasi pH meter terhadap beberapa larutan standar buffer.

Apakah hasil slope kalibrasi pH meter tersebut memenuhi standar? Catat jika terjadi penyimpangan.

Tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting mengingat penyimpangan paling besar pada saat kalibrasi pH meter biasanya sebagian besar disebabkan oleh faktor elektrodanya.

D. Pelaksanaan Kualifikasi Kinerja pH Meter

Tahapan ini merupakan tahapan yang terakhir, dimana setelah kalibrasi pH meter pada tahapan kualifikasi operasional masuk spesifikasi yang telah ditentukan, maka kita aplikasikan unit pH meter tersebut ke dalam sampel laboratorium yang akan kita lakukan analisa sehari-hari.

Tips Memilih Supplier pH Meter

pH Meter hanna

Nah kita sudah mengetahui pentingnya tahapan DQ, IQ, OQ, PQ pH meter diatas, ada beberapa tahapan dimana memang support dari vendor atau supplier pH meter sangatlah kita butuhkan.

Memilih supplier pH meter yang tepat sangat penting untuk memastikan Anda mendapatkan produk berkualitas dengan layanan purna jual yang baik. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda dalam memilih supplier pH meter:

  1. Tentukan Kebutuhan Anda:
    • Spesifikasi yang dibutuhkan (range pengukuran, akurasi, resolusi).
    • Jenis pH meter (portable, benchtop, atau in-line).
    • Fitur tambahan yang diperlukan (kompensasi suhu, data logging).
  2. Reputasi Supplier:
    • Cari tahu sejarah dan pengalaman supplier di industri.
    • Baca ulasan dan testimoni pelanggan.
    • Periksa sertifikasi dan lisensi yang dimiliki oleh supplier.
  3. Kualitas Produk:
    • Pastikan produk memiliki sertifikasi internasional (misalnya, ISO, CE).
    • Periksa material dan teknologi yang digunakan dalam pH meter.
    • Pastikan pH meter memiliki fitur kalibrasi dan elektroda berkualitas tinggi.
  4. Layanan Purna Jual:
    • Tanyakan tentang garansi produk dan durasinya.
    • Periksa ketersediaan suku cadang dan aksesoris.
    • Pastikan adanya dukungan teknis.
  5. Harga dan Kebijakan Pembayaran:
    • Bandingkan harga dari beberapa supplier untuk mendapatkan penawaran terbaik.
    • Periksa apakah ada diskon untuk pembelian dalam jumlah besar.
    • Tinjau kebijakan pembayaran, apakah tersedia opsi pembayaran bertahap atau kredit.
  6. Pengiriman dan Waktu Pengiriman:
    • Pastikan supplier dapat mengirimkan produk ke lokasi Anda.
    • Tanyakan tentang estimasi waktu pengiriman.
  7. Dukungan Teknis dan Pelatihan:
    • Tanyakan apakah supplier menyediakan pelatihan penggunaan pH meter.
    • Periksa ketersediaan manual pengguna.
    • Pastikan adanya layanan dukungan teknis yang mudah dihubungi.
  8. Keamanan dan Kebijakan Pengembalian:
    • Tinjau kebijakan pengembalian produk jika terjadi kerusakan atau ketidakpuasan.
    • Pastikan supplier memiliki sistem keamanan yang baik untuk transaksi online.

Dengan mengikuti tips di atas, Anda dapat memilih supplier pH meter yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan Anda, serta memastikan mendapatkan produk berkualitas dengan layanan purna jual yang memadai.

Salah satu brand pH meter yang mempunyai berbagai macam tipe atau aplikasi untuk berbagai kebutuhan pengukuran pH meter adalah hanna instrument. Tim support yang kompeten juga akan senantiasa memberikan penjelasan terkait dengan kebutuhan teman-teman sehingga teman-teman tidak akan salah pilih dalam menentukan unit yang sesuai.

Untuk mengetahui lebih lengkap berbagai tipe dari pH meter tersebut teman-teman bisa kontak langsung ke Distributor Hanna Instruments di link tersebut.

Semoga Bermanfaat.

Service Alat Laboratorium, Lebih Murah Daripada Beli Alat Baru!

service alat laboratorium murah

Tak bisa dipungkiri, unit alat laboratorium jika ditinjau dari sisi harga tidaklah murah, terkadang bisa berkisar di angka puluhan s/d ratusan juta. Sehingga untuk melakukan pengadaan alat baru terkadang menjadi masalah tersendiri. Maka tak jarang perusahaan yang melakukan kontrak perawatan alat-alat yang ada di laboratorium untuk mensiasati hal tersebut, dimana kontrak tersebut sudah termasuk pekerjaan service alat laboratorium jika mengalami kerusakan. Diakui atau tidak hal ini cukup menekan pengeluaran di perusahaan.

Berikut ini adalah beberapa service alat laboratorium yang seringkali terjadi di perusahaan :

  • Timbangan

  1. Mati total

    Kondis ini terkadang diawali dengan masalah yang sepele, contohnya menggunakan adaptor timbangan yang bukan aslinya, Dikarenakan voltase pada adaptor yang berbeda maka bisa menyebabkan komponen elektrikal nya yang terbakar sehingga menyebabkan timbangan mati total.

  2. Keypad yang tidak berfungsi dengan baik

    Kerusakan jenis ini sebenarnya dikarenakan karena pemakaian yang sudah terlalu lama saja, sehingga tombol-tombol pada timbangan menjadi aus dan terkadang pada saat menekan diperlukan tenaga yang berlebih, hal ini tentunya sangat mengganggu aktivitas pekerjaan di dalam laboratorium sehingga disarankan dilakukan penggantian terhadap keypad timbangan tersebut.

  3. Drifting

    Kerusakan ini hampir terjadi di semua jenis timbangan karena umur pemakaiannya yang sudah bertahun-tahun, kerusakan jenis ini ditandai dengan ketidakstabilan nilai yang muncul di display timbangan.

  • Oven / Inkubator

  1. Upgrade Panel dari Analog Ke Digital

    Untuk oven / inkubator keluaran tahun 2000 an, terkadang tombol-tombol panelnya masih analog. Salah satu kelemahan sistem analog ini adalah pada saat seting point resolusi menjadi lebih besar (misalnya : per 2.5 atau 5 derajat celsius), hal ini juga akan berdampak pada saat dilakukan kalibrasi terhadap unit tersebut, maka sangat di sarankan untuk melakukan upgrade tombol panel oven / inkubator tersebut dari analog menjadi digital.

  2. Distribusi temperature yang tidak merata

    Sebaran temperature pada oven dan inkubator terkadang juga menjadi masalah jika jarak antara suhu maksimal dengan minimal pada saat dilakukan kalibrasi mempunyai nilai yang besar. Untuk mengetahui hal ini sangatlah mudah karena kita cukup melihat nilai overall temperature pada sertifikat kalibrasinya.

  3. Penggantian Heater Pada Oven / Inkubator

    Heater pada oven dan inkubator merupakan elemen penghasil panas, jika heater ini bermasalah maka kinerja oven / inkubator juga akan menjadi masalah. Maka disarankan untuk dilakukan penggantian.

Baca Juga : Pangkas Budget perusahaan dengan program kalibrasi suhu temperature

  • Autoclave

  1. Karet pada pintu autoclave

    Fungsi di karet di dalam pintu autoclave ini adalah untuk menahan supaya tekanan di dalam autoclave tidak keluar karena jika ini terjadi maka proses sterilisasi akan terganggu, jika karet di dalam pintu autoclave tersebut sudah rusak maka sebaiknya dilakukan penggantian.

  2. Penggantian Heater Autoclave

    Sama halnya pada oven / inkubator, heater merupakan elemen penghasil panas, dengan semakin berumurnya unit autoclave maka elemen ini terkadang mengalami kerusakan sehingga perlu dilakukan penggantian.

  • Climatic Chamber

  1. Nilai RH yang tidak tercapai

    Kondisi tersebut biasanya terjadi karena kinerja nebulizer yang kurang maksimal sehingga terkadang diperlukan penggantian terhadap nebulizer tersebut

  2. Controller RH & Temperature yang mengalami kerusakan

    Seperti kita ketahui climatic chamber merupakan unit yang terdiri dari 2 parameter yaitu temperature dan humidity. Dengan berjalannya waktu terkadang controller baik pada RH / temperature tersebut mengalami kerusakan sehingga diperlukan penggantian.

Jika teman-teman ada mempunyai kebutuhan akan service alat laboratorium dengan kerusakan yang mungkin tidak bisa diperbaiki oleh internal di perusahaan maka silakan hubungi kami untuk melakukan konsultasi terlebih dahulu.

Bisa melalui email di :
admin@sentrakalibrasiindustri.com

Atau bisa menggunakan form berikut.

Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Sesuai Standar ISO 17025

Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Sesuai Standar ISO 17025

Bagaimana kita bisa menyakinkan kepada assesor / auditor bahwa kita cukup kompeten dalam melakukan kalibrasi? Hal ini tentunya harus kita pikirkan mengingat persyaratan umum kompetensi merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh laboratorium dalam menerapkan standar SNI ISO / IEC 17025 : 2017

Terkadang kita hanya berfokus pada memberikan bukti persyaratan kompetensi kepada auditor misalnya catatan pelatihan / training, pendidikan, serta pengalaman yang tertuang di dalam daftar riwayat hidup, namun hal tersebut belumlah cukup, karena apa yang tertera di dalam dokumen-dokumen tersebut perlu kita buktikan.

Memahami Arti Kompetensi

Kompeten secara sederhana dapat diartikan sebagai memenuhi syarat melakukan pekerjaan yang ditugaskan. Kualifikasi personel dapat ditunjukkan melalui pengetahuan, keterampilan, serta pengalaman yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas laboratorium yang diberikan. Proses assesment laboratorium itu sendiri dianggap sebagai evaluasi dari kompetensi laboratorium dimana laboratorium dianggap kompeten jika memenuhi persyaratan-persyaratan dalam standar SNI ISO 17025. Persyaratan umum kompetensi personel di dalam laboratorium itu sendiri dijabarkan secara detil di dalam klausul 6.2 SNI ISO 17025

Baca Juga : Persyaratan Personel Laboratorium Sesuai Standari ISO 17025

Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian / Kalibrasi :

  • Semua personel laboratorium yang dapat mempengaruhi kegiatan laboratorium harus kompeten.
  • Laboratorium harus memastikan bahwa personel memiliki kompetensi untuk melakukan kegiatan laboratorium yang menjadi tanggung jawabnya
  • Laboratorium harus mendokumentasikan persyaratan kompetensi setiap fungsi yang mempengaruhi hasil kegiatan laboratorium
  • Laboratorium harus memiliki prosedur untuk menentukan persyaratan kompetensi
  • Laboratorium harus memiliki prosedur untuk memantau kompetensi personel

Persyaratan umu kompetensi dari standar SNI ISO 17025 adalah untuk memastikan kompetensi personel melalui prosedur evaluasi kompetensi, pelatihan, pemantauan, dan pengembangan, setelah selesai maka dokumen-dokumen rekaman tersebut akan dijadikan bukti pada saat dilakukan assesment oleh badan akreditasi. Persyaratan kompetensi ini tentunya juga bergantung pada ruang lingkup laboratorium yang akan di akreditasi.

Contoh dari Persyaratan Umum Kompetensi Personel Laboratorium

Kompetensi dapat ditunjukkan melalui bukti kesanggupan melakukan pekerjaan seara efektif dan efisien sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang telah di persyaratankan di dalam uraian pekerjaan / Job deskripsi. Contohnya sebagai berikut :

  • Melakukan pengujian / kalibrasi terhadap alat tertentu
  • Mengoperasikan alat ukur / standar kalibrator
  • Melakukan perhitungan atau evaluasi dari hasil kalibrasi
  • Mengembangkan / melakukan validasi metode kalibrasi
  • dll

Baca Juga : Tugas Manajer Teknis dan Manajer Mutu di dalam Laboratorium

Bagiamana Auditor Meminta Persyaratan Kompetensi?

Umumnya selain meminta bukti sertifikat pelatihan pengujian / kalibrasi, terkadang mereka juga akan memeriksa prosedur kalibrasi serta jika diperlukan akan meminta personel yang bertanggung jawab melakukan kalibrasi untuk mendemontrasikan prosedur tersebut. Assesor terebut akan melihat apakah yang kita demokan sudah sesuai dengan prosedur yang seharusnya.

Dokumen-dokumen pendukung seperti ijasah, sertifikat workshop, sertifikat training sebaiknya juga disiapkan secara rapi.

Prosedur Untuk Menentukan Kompetensi Personel :

Berikut ini adalah 6 langkah dalam menentukan kompetensi personel

  • Identifikasi Kompetensi Personel
  • Verifikasi Awal Kompetensi
  • Program Training
  • Evaluasi Kompetensi Teknis / Assesment
    1. Bukti Kualifikasi
    2. Penilaian Kinerja
    3. Evaluasi Berdasarkan Level Kompetensi
  • Otorisasi
  • Pemantauan Kompetensi
  • Rekaman Sebagai Bukti Kompetensi

Tahap 1 : Identifikasi Kompetensi Personel

Langkah awal untuk menentukan kompetensi personel di dalam laboratorium adalah dengan mengidentifikasi persyaratan kompetensi yang diperlukan untuk melakukan kegiatan / tugas personel tersebut di dalam laboratorium. Hal ini akan menjadi dasar dalam pemilian personel pada saat perekrutan, kriteria apa saja yang harus dipenuhi personel tersebut.

Berikut ini adalah contoh persyaratan kompetensi personel :

  • Mampu melakukan kalibrasi
  • Mampu mengevaluasi data hasil kalibrasi
  • Mampu melakukan audit internal
  • dll

Setelah tahap identifikasi personel tersebut sudah kita jabarkan maka tahap selanjutnya pada tahap 1 ini adalah mengidentifikasi kualifikasi personel dilihat dari :

  • Pendidikan
  • Skill
  • Pengalaman
  • Training
  • Pengetahuan teknis

Tahap 2 : Pemilihan Personel

Setelah persyaratan kompetensi pada tahap 1 kita definisikan, maka saatnya ke tahap ke 2 yaitu kita mencari kandidat untuk melakukan pekerjaan tersebut. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pencarian kandidat adalah sebagai berikut :

  • Melakukan review terhada daftar riwayat hidup yang mereka kirimkan
  • Wawancara terkait dengan background pendidikan serta pengalaman kerja
  • Review dari sertifikat training yang telah mereka ikuti.

Tahap 3 : Program Training

Training dan kompetensi merupakan dua hal yang saling terkait. Kegiatan training dilakukan untuk mencapai ketrampilan, pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan sehingga menjadi kompeten. Sehingga dalam suatu laboratorium prosedur program pelatihan sebaikannya dibuat dan dilaksanakan. Prosedur program pelatihan ini berguna untuk melatih karyawan baru sehingga paham tentang SOP laboratorium serta kemampuan untuk memahami berbagai macam prosedur yang ada di laboratorium.

Di dalam program training ini ada beberapa form yang terlibat yang harus kita dokumentasikan antara lain sbb :

  • Rencana Pelatihan
  • Daftar Hadir
  • Evaluasi Pelatihan
  • dll

Tahap 4 : Evaluasi Kompetensi Teknis Personel

Tujuan dari tahap ini adalah melakukan evaluasi setelah dilakukan training kepada personel bersangkutan dan mengevaluasi hasil kerja rutin harian. Selama melakukan evaluasi kita juga kita juga melakukan verifikasi apakah kriteria yang kita tentukan untuk kompetensi tersebut terpenuhi / tidak.

Ada 3 cara untuk mengevaluasi kompetensi personel :

  • Evaluasi bukti kualifikasi

Kita mengumpulkan bukti kualifikasi berdasarkan aktivitas aktual di laboratorium, misalnya :

  1. Bukti partisipasi tes profisiensi personel
  2. Bukti pada saat mendomentrasikan pekerjaan / prosedur kalibrasi
  3. Bukti pada saat dilakukan tanya jawab dengan personel
  4. Bukti analisis statistik seperti repeatability dan reproducibility
  5. Bukti hasil pengamatan langsung terhadap kompetensi personel pada saat melakukan aktivitas kerja harian
  • Evaluasi Berdasarkan Kinerja

Contohnya :

  1. Apalah pelaksana kalibrasi kompeten melakukan kalibrasi sesuai prosedur serta mampumembuat SOP kalibrasi
  2. Apakah pelaksana kalibrasi mampu melakukan tindakan preventive
  • Evaluasi berdasarkan level kompetensi

Level kompetensi bisa dibedakan misalnya menjadi 3 kategori yaitu :

  1.  Level 1 : Personel baru tahap training
  2. Level 2 : Personel yang masih memerlukan supervisi pada saat bekerja
  3. Level 3 : Personel yang sudah mahir dan mampu memberikan pelatihan kepada personel yang lainnya.

Tahap 5 : Otorisasi

Setelah berbagai macam bukti kompetensi kita dapatkan pada tahap-tahap sebelumnya, maka saatnya memberikan otorisasi pekerjaan kepada personel bersangkutan. Beberapa pekerjaan yang bisa diberikan sesuai dengan klausul 6.2.6 adalah :
Mengembangkan, memodifikasi, verifikasi, serta validasi metode
Analisis hasil kalibrasi
Membuat serta melakukan review terhadap laporan hasil kalibrasi

Tahap 6 : Monitoring Kompetensi

Kompetensi personel merupakan seusatu yang sifatnya dinamis, maka kita harus membuat prosedur untuk melakukan monitoring kompetensi tersebut.

Semoga bermanfaat.

Persyaratan Personel sesuai dengan standar SNI ISO – IEC 17025 : 2017

Persyaratan Personel sesuai dengan standar SNI ISO – IEC 17025 : 2017

Seperti kita ketahui, tujuan utama dari penerapan standar SNI ISO / EIC 17025 : 2017 ini adalah untuk mencapai kompetensi laboratorium yang secara konsisten mampu menghasilkan data yang tepat dan teliti.

Untuk mencapai hal tersebut maka tentunya salah satu faktornya adalah diperlukan sumber daya untuk mendukung pelaksanaan kegiatan laboratorium tersebut. Maka tak heran persyaratan sumber daya ini dibahas tersendiri di dalam klausul 6 SNI ISO 17025 : 2017.

Berbicara mengenai sumber daya maka ada beberapa yang harus dipenuhi, antara lain sbb :

  • Personel
  • Fasilitas dan Lingkungan
  • Peralatan
  • Ketertelusuran Metrologi
  • Produk dan Jasa yang disediakan secara Eksternal

Dalam artikel ini kita akan membahas tentang persyaratan personel sesuai dengan standar SNI ISO 17025 : 2017

Persyaratan Personel di Dalam Laboratorium Pengujian / Kalibrasi

persyaratan kompetensi laboratorium

Personel dalam sebuah laboratorium kalibrasi atau pengujian merupakan sumber daya laboratorium yang paling strategis dan paling menentukan apakah lab tersebut bisa menjadi lab yang kompeten / tidak, sehingga manajemen puncak / wakil manajemen / direktur harus memastikan bahwa personel yang direkrut baik internal maupun eksternal di semua bagian baik manajemen, bagian teknis, penyelia, analis, pelaksana kalibrasi, dll yang dapat mempengaruhi kegiatan laboratorium harus bertindak secara tidak memihak, kompeten, serta mampu bekerja sesuai dengan sistem manajemen laboratorium.

Baca Juga : Analisis Resiko Ketidakberpihakan pada SNI ISO / IEC 17025 : 2017

Kompetensi personel yang bekerja di dalam laboratorium tersebut, harus sesuai dengan persyaratan serta tuntutan tugas yang ditetapkan laboratorium, seperti kemampuan dalam mengoperasikan alat / standar kalibrasi, mengevaluasi data hasil kalibrasi, melakukan verifikasi metode, merencanakan, mengembangkan dan modifikasi metode serta validasinya, menandatangani sertifikat kalibrasi, dll.

Untuk membuktikan hal tersebut, maka laboratorium dianggap perlu untuk membuat prosedur dan rekaman tentang penentuan persyaratan kompetensi sesuai dengan tugas, seleksi, pelatihan, supervisi, otorisasi, monitoring, mutasi, sampai dengan pensiun / pengunduran diri.

Kita bisa bayangkan jika prosedur tersebut tidak ada di laboratorium dan tiba-tiba ada yang mengundurkan diri, maka tentunya ini akan mengganggu laboratorium dalam penerapan sistem manajemen yang ada.

Oleh karena itu di dalam prosedur tersebut juga harus dijelaskan irisan waktu yang diperlukan jika ada penggantian personel untuk memastikan bahwa transfer skill berjalan secara efektif dan efisien.

Laboratorium harus mendokumentasikan persyaratan kompetensi untuk tiap fungsi yang mempengaruhi hasil pengujian / kalibrasi termasuk persayaratn pendidikan, kualifikasi, pelatihan, pengetahuan teknis, keterampilan, dan pengalaman. Selain itu laboratorium harus memiliki prosedur dan menyimpan catatan untuk :

  • Penentuan persyaratan kompetensi
  • Pemilihan personel
  • Pelatihan Personel
  • Penyeliaan personel
  • Otorisasi personel
  • Pemantauan kompetensi personel

Salah satu kriteria terkait dengan kompetensi tersebut adalah harus bisa ditunjukkan bukti terkait dengan pendidikan, bukti pelatihan, serta pengalaman yang relevan untuk tugas dan tanggung jawab yang diberikan oleh laboratorium. Jika sertifikat kompetensi personel diperlukan, maka laboratorium juga harus dapat memenuhinya.

Laboratorium harus memastikan bahwa personel memiliki kompetensi untuk melakukan kegiatan laboratorium yang menjadi tanggung jawabnya dan untuk mengevaluasi signifikansi penyimpangan.

Apabila evaluasi kinerja personel sudah dilakukan, kemudian ditemukan ketidakmampuan personel laboratorium khususnya bidang teknis, maka laboratorium harus meningkatkan kemampuan persenel teknis tersebut melalui program pelatihan.

Selain itu, kompetensi personel merupakan sesuatu yang sifatnya dinamis, maka harus senantiasa dipelihara di di update sehingga sejalan dengan kemajuan teknologi, sehingga wakil manajemen laboratorium harus membuat program, merumuskan sasaran serta memilih jenis pelatihan dan menunjuk personel untuk mengikuti pelatihan sesuai dengan kebutuhan laboratorium.

Baca Juga : Uraian Tugas Wakil Manajemen, Manajer Teknis, dan Manajer Mutu di Laboratorium

Peningkatan kompetensi personel dapat dilakukan melalui pelatihan diantaranya :

a. Internal Training

  • On the Job Training
  • In House Training

b. Eksternal Training
c. Initial Training

Manajemen laboratorium haruslah melakukan evaluasi efektifitas setiap personel yang telah mengikuti pelatihan untuk mengukur capaian kompetensi yang ditargetkan dan mengukur dampak positifnya terhadap peningkatan dan pengembangan laboratorium.

Personel laboratorium yang disebutkan diatas haruslah mendapatkan perlakukan yang sama, antara lain : pegawai tetap, kontrak, pendukung inti tambahan, dll. Untuk pelatihan yang sifatnya peningkatan wawasan, pengetahuan, dan pemahaman, model pre dan post test masih dianggap relevan untuk mengetahui efektifitas pelatihan, namun untuk pelatihan yang sifatnya peningkatan keterampilan maka harus dilakukan uji kompetensi terhadap personel bersangkutan.

Kegiatan lain yang harus dilakukan untuk memelihara kompetensi personel adalah dengan cara melakukan pengujian sampel / kalibrasi alat milik pelanggan. Laboratorium perlu menetapkan batas waktu ketiadaaan sampel / alat yamg dikalibrasi sehingga kompetensi personel tetap terjaga, dalam artian apa yang akan dilakukan laboratorium jika pada rentang waktu tertentu tidak ada sampel / alat yang akan dikalibrasi.

Personel pendukung tambahan dan personel magang harus di supervisi untuk memastikan kemampuan mereka dalam bekerja sesuai dengan sistem manjemen laboratorium.

Managemen Laboratorium harus mengkomunikasikan kepada seluruh personel tentang tugas, tanggung jawab, dan wewenang. Dokumentasi mengenai tugas dan tanggung jawab dan wewenang ini tentunya sudah tertuang dalam persyaratan struktural klausul 5 SNI ISO / IEC 17025 : 2017 antara lain sebagai berikut :

  • Pengembangan, modifikasi, verifikasi, validasi metode
  • Analisis hasil termasuk persyaratan kesesuaian atau pendapat dan interpretasinya
  • Pelaporan, pengkajian dan otorisasi hasil

Laboratorium juga harus menjamin sistem mutu yang telah ditetapkan dan diterapkan serta mengatur pendelegasian tugas.

Demikian penjelasan singkat mengenai persyaratan personel dalam klaususl 6 SNI ISO / IEC 17025 : 2017

Baca Juga :

https://sentrakalibrasiindustri.com/konsultan-iso-17025-2017-tingkatkan-profit-laboratorium-anda/

Referensi :

https://perpustakaan.bsn.go.id/repository/dcdf4bfc61c524fb89f0c7474778199a.pdf
Implementasi SNI ISO / IEC 17025 : 2017 Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian dan Laboratorium Kalibrasi

Jasa Konsultasi Penerapan SNI ISO / IEC 17025 Silakan hubungi kami melalui email :

admin@sentrakalibrasiindustri.com

Tugas Manajer Teknis dan Manajer Mutu di Dalam Laboratorium

Tugas Manajer Teknis dan Manajer Mutu di Dalam Laboratorium

Di dalam laboratorium kalibrasi, uraian tugas dari masing-masing personel merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi khususnya di dalam klausul 5 : persyaratan struktural dari sistem manajemen laboratorium SNI ISO / IEC 17025 : 2017.

Lalu apa saja tugas dari personel kunci di dalam laboratorium tersebut khususnya tugas manager teknis beserta manajer mutu? Berikut ini adalah ulasannya.

Tugas Direktur

Direktur merupakan pucuk pimpinan laboratorium yang mempunyai tanggung jawab penuh terhadap semua kegiatan laboratorium untuk mencapai tingkat prestasi yang paling baik. Dalam memimpin laboratorium, direktur dibantu oleh manajer mutu, manajer teknis, dan manajer administrasi.

Direktur mempunyai wewenang membuat keputusan terahadap kebijakan maupun sumber daya laboratorium untuk mencapai mutu data kalibrasi sesuai dengan kebutuhan dan kepuasan pelanggan.

Tugas Direktur sebagai berikut :

  1. Mengesahkan panduan mutu laboratorium kalibrasi atau pengujian.
  2. Menyelenggarakan kaji ulang system manajemen mutu minimal 12 bulan sekali.
  3. Menetapkan dan memelihara kebijakan dan sasaran mutu laboratorium.
  4. Mempromosikan kebijakan mutu dan sasaran mutu kepada seluruh personel laboratorium untuk meningkatkan kesadaran, motivasi, serta keterlibatan.
  5. Memastikan focus perhatian pada persyaratan pelanggan di seluruh organisasi laboratorium.
  6. Memastikan bahwa proses yang sesuai diterapkan dan memungkinkan persyaratan pelanggan atau pihak lain yang berkepentingan dipenuhi dan sasaran mutu dicapai.
  7. Memastikan bahwa suatu system amanjemen mutu yang efektif dan efisien telah ditetapkan, diimplementasikan dan dipelihara untuk mencapai sasaran mutu.
  8. Memastikan tersedianya sumber daya yang diperlukan.
  9. Meninjau sistem manajemen mutu secara periodik.
  10. Memutuskan tindakan berkenaan dengan kebijakan mutu dan sasaran mutu.
  11. Memutuskan tindakan bagi perbaikan sistem manajemen mutu.
  12. Memberikan delegasi kepada manajer terkait apabila berhalangan.

Tugas Manajer Mutu

Manajer mutu merupakan personel yang independen yang mempunyai akses langsung ke direktur serta memiliki tanggung jawab dan wewenang untuk memastikan system manjemen mutu yang sesuai dengan ruang lingkup kegiatan laboratorium dikomunikasikan, dimengerti, diterapkan, dan dipelihara oleh seluruh personel pada semua tingkatan organisasi pada setiap waktu.

Tugas Manajer Mutu adalah sebagai berikut :

  1. Merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengevaluasi penyususnan serta melakukan kaji ulang dokumentasi system manajemen mutu laboratorium.
  2. Mengesahkan dokumen system manajemen mutu yang meliputi prosedur, instruksi kerja, dokumen pendukung, dan formulir.
  3. Merencanakan, mengorganisasikan, dan mengevaluasi pelaksanaan program audit internal laboratorium terhadap semua elemen system manajemen mutu termasuk kegiatan kalibrasi.
  4. Menyiapkan dokumen yang berhubungan dengan pelaksanaan audit internal.
  5. Apabila diperlukan, melaksanakan kaji ulang terhadap temuan ketidaksesuaian dan rekomendasi tindakan perbaikan yang dilakukan oleh tim audit internal dalam pelaksanaan program audit internal.
  6. Melaksanakan audit tindak lanjut untuk memverifikasi penerapan dan efektifitas tindakan perbaikan yang dilakuakn oleh auditee apabila diperlukan..
  7. Memberikan delegasi kepada manajer terkait apabila berhalangan.

Tugas Manajer Administrasi

Manajer administrasi bertanggung jawab langsung kepada direktur dalam hal merencanakan, menerapkan, dan mengevaluasi semua aspek yang berkaitan dengan administrasi dan pengembangan personel laboratorium.

Tugas Manajer Adminstrasi adalah sebagai berikut :

  1. Menyelesaikan semua aspek administrasi yang dibutuhkan antara laboratorium dan pihak lain serta memelihara dokumen administrasinya
  2. Memindahkan data hasil kalibrasi ke dalam format laporan atau sertifikat serta menyampaikannnya kepada pelanggan
  3. Menerima pengaduan atau keluhan termasuk umpan balik pelanggan dan berkoordinasi dengan manajer terkait untuk penyelesaiannya.
  4. Merencanakan dan melaksanakan pengadaan peralatan, instrumentasi, bahan habis pakai serta perlengkapan laboratorium lainnya
  5. Melakukan pemeriksaan atau menverifikasi secara administrasi terhadap barang atau peralatan yang telah dibeli sebelum digunakan
  6. Berkoordinasi dengan personel terkait di laboratorium untuk menentukan jenis pelatihan bagi seluruh personel laboratorium
  7. Memelihara rekaman kualifikasi seluruh personel laboratorium
  8. Memberikan delegasi kepada personel yang menjadi tanggung jawabnya apabila berhalangan.

Tugas Manajer Teknis

Manajer Teknis bertanggung jawab kepada direktur atas semua aspek operasional teknis dan kelengkapan sumber daya yang dibutuhkan untuk memastikan bahwa mutu data hasil kalibrasi sesuai dengan kebutuhan dan kepuasan pelanggan.

Tugas Manajer Teknis adalah sebagai berikut :

  1. Merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengevaluasi kegiatan kalibrasi baik di laboratorium maupun di lapangan
  2. Mengkoordinasikan penerapan jaminan mutu dan pengendalian mutu untuk semua jenis kalibrasi
  3. Merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengevaluasi partisipasi uji profesiensi atau uji banding antar laboratorium
  4. Memilih dan menentukan sub kontraktor laboratorium yang kompeten.
  5. Menandatangani laporan hasil kalibrasi
  6. Melakukan penelusuran terhadap pengaduan atau keluhan dari pelanggan yang berkaitan dengan mutu dan hasil kalibrasi
  7. Memberikan pendapat dan interpretasi hasil kalibrasi apabila diperlukan
  8. Memberikan delegasi kepada deputi manajer teknis apabila berhalangan.

Deputi Manajer Teknis

Deputi manajer teknis bertanggung jawab kepada manajer teknis dalam hal pelaksanaan operasional kalibrasi.

Tugas Deputi Manajer Teknis adalah sebagai berikut :

  1. Mengidentifikasi akar penyebab masalah atas penyimpangan atau ketidaksesuaian dalam pelaksanaan kalibrasi
  2. Melaksanakan tindakan pencegahan dengan meminimalisasi penyimpanan atau ketidaksesuaian berkaitan dengan kalibrasi
  3. Mengkoordinasikan pengembangan dan validasi metode kalibrasi
  4. Melakukan validasi metode kalibrasi
  5. Melakukan kaji ulang permintaan, tender, dan kontrak secara teknis
  6. Menandatangai laporan atau sertifikat kalibrasi apabila manajer teknis berhalangan
  7. Menjamin bahwa instruksi kerja yang mutakhir untuk penggunaanya dan pemeliharaan peralatan dan mengawasi penerapan jaminan mutu dan pengendalian mutu di lapangan
  8. Melakukan verifikasi terhadap data hasil pengukuran di lapangan
  9. Meminimalisasi penyimpangan yang dapat mengakibatkan menurunnya mutu data hasil pengukuran di lapangan dan melakukan tindakan perbaikan apabila ditemukan ketidaksesuian

Baca Juga :

https://sentrakalibrasiindustri.com/konsultan-iso-17025-2017-tingkatkan-profit-laboratorium-anda/

Referensi :

Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian & Laboratorium Kalibrasi ISO/IEC 17025: 2017

Analisis Resiko Ketidakberpihakan Pada Klausul 4 SNI ISO / IEC 17025 : 2017

Analisis Resiko Ketidakberpihakan Pada Klausul 4 SNI ISO / IEC 17025 : 2017

Jika berbicara mengenai ketidakberpihakan, maka hal tersebut merupakan salah satu klausul SNI ISO / IEC 17025 : 2017 (tepatnya klausul 4.1) yang harus dipenuhi oleh laboratorium kalibrasi atau pengujian yang ingin mengakreditasi laboratoriumnya.

Namun, di standar SNI ISO / IEC 17025 : 2017 itu sendiri tidak menyatakan cara menentukan atau cara melakukan analisis resiko ketidakberpihakan tersebut, dalam artian cara / strateginya dikembalikan ke laboratorium masing-masing.

Laboratorium tidak juga diharuskan melakukan analisis resiko berdasarkan ISO 31000 atau menggunakan alat manajemen resiko Failure Mode and Effects Analysis (FMEA), analisis diagram tulang ikan, atau menggunakan diagram pareto, dsb.

Parameter Analisis Resiko Ketidakberpihakan

Berikut ini salah satu contoh analisis resiko dengan mempertimbangkan 3 parameter yang bisa dijadikan salah satu referensi meskipun tidak harus sama dengan yang akan dijabarkan di artikel berikut.

Ketiga parameter untuk analisis resiko ketidakberpihakan tersebut adalah :

  • Frekuensi Terjadinya Resiko
  • Tingginya Terjadinya Resiko
  • Kategori Resiko

Contoh :

Pada saat identifikasi ketidakberpihakan dari pemberian jasa konsultasi oleh personel laboratorium.

Untuk parameter frekuensi terjadinya resiko dinilai sebagai berikut :

  • A : Sering >>> Lebih dari 3 kali / Tahun
  • B : Kadang-kadang >>> 1 s/d 2 kali / Tahun
  • C : Jarang >>> Kurang dari 1 kali / Tahun

Untuk parameter tingginya resiko dinilai sebagai berikut :

  • I : Kritis dapat berpengaruh pada hasil
  • II : Penting, perlu intervensi manajemen
  • III : Tidak signifikan / Dapat diabaikan, tidak ada resiko ketidakberpihakan

Dari Penilaian parameter tersebut diatas, maka dibuatlah kategori resiko seperti pada gambar dibawah ini.

Analisis Resiko Ketidakberpihakan SNI ISO IEC 17025 - 2017

Sebagai catatan pemeringkatan diatas hanyalah contoh saja dalam memberikan ilustrasi pendekatan yang diambil dalam analisis resiko ketidakberpihakan.

Tindakan Pencegahan & Perbaikan Analisis Resiko Ketidakberpihakan

Sesuai dengan standar SNI ISO / IEC 17025 : 2107 setelah dilakukan analisis resiko ketidakberpihakan, maka diperlukan langkah untuk meminimalkan / menghilangkan resiko tersebut. Berikut ini adalah contoh dari tindakan pencegahan & tindakan perbaikan pada analisis resiko ketidakberpihakan pada tabel diatas.

  • Resiko Potensial
    Staff pengujian yang memberikan konsultasi
  • Sumber Resiko
    Personel Pengujian
  • Frekuensi Terjadinya Resiko
    C – Jarang
  • Tingginya Resiko
    I – Kritis
  • Evaluasi Faktor Resiko
    Resiko Tidak dapat diterima
  • Tindakan Pencegahan
    1. Seluruh staff laboratorium menandatangani pernyataan benturan kepentingan ketika mulai bekerja di perusahaan, mengidentifikasi pekerjaan sebelumnya dan kerjasama dengan pelanggan selama 3 tahun terakhir.
    2. Mengingatkan kebijakan tertulis tentang benturan kepentingan setiap tahunnya
    3. Memisahkan anggota staff yang memberikan konsultasi dari kegiatan pengujian
    4. Jika digunakan sub kontraktor, dipastikan dalam kontrak bahwa benturan kepentingan yang ada akan diungkapkan dan tidak adanya benturan kepentingan dan tidak adanya benturan kepentingan akan dinyatakan, keduanya secdara tertulis sebelum diterimakan pekerjaan subkontrak.

Baca Juga : Sub Kontrak Kalibrasi Sesuai Dengan Standar Sistem Manajemen Laboratorium

  • Pemantauan
    1. Kaji ulang benturan kepentingan setiap tahun
    2. Pemutakhiran dan kaji ulang daftar anggota staff yang melakukan konsultasi
    3. Kaji ulang kontrak dengan sub kontraktor dan pemantauan pernyataan benturan kepentingan
  • Tindakan perbaikan
    1. Berdasarkan hasil deteksi benturan kepentingan, staff diedukasi ulang tentang pentingnya keterbukaan
    2. Dari deteksi benturan kepentingan karena konsultasi, personel bersangkutan tidak dilibatkan dalam pengujian tertentu

Baca Juga :

https://sentrakalibrasiindustri.com/konsultan-iso-17025-2017-tingkatkan-profit-laboratorium-anda/

Referensi :

https://perpustakaan.bsn.go.id/repository/dcdf4bfc61c524fb89f0c7474778199a.pdf
Implementasi SNI ISO / IEC 17025 : 2017 Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian dan Laboratorium Kalibrasi

Sekilas Tentang Jenis, Tingkat Akurasi, Serta Kalibrasi Surface Plate

kalibrasi surface plate murah

Dalam industri manufacturing, keberadaan surface plate seringkali terintegrasi dengan mesin CMM (Coordinate Measuring Machine), perakitan optik, atau mesin lainnya yang membutuhkan presisi tinggi. Di dalam industri, banyak sekali brand untuk surface plate / meja rata / meja datar ini serta dengan ukuran yang bervariasi yang tentunya disesuaikan dengan kebutuhan di dalam industri manufacturing bersangkutan.

Berikut ini adalah beberapa ukuran yang sering kita temui di dalam industri :

  • 500 x 500 mm
  • 750 x 1000 mm
  • 1000 x 1000 mm
  • 1500 x 1500 mm
  • 2000 x 2000 mm

Surface plate ini pada prinsipnya merupakan sebuah meja datar yang sering digunakan untuk mengukur keakuratan permukaan bidang dalam beberap hal antara lain :

  • Tata letak dan kerataan benda kerja
  • Pengaturan dan penyetingan alat uji dan alat ukur presisi
  • Metode aplikasi pengukuran

Di pasaran paling tidak ada 2 jenis surface plate ini yaitu sebagai berikut :

  • Surface plate granit
  • Surface plate besi cor

Dari kedua jenis tersebut, surface plate granit dianggap lebih baik dibandingkan dengan surface plate besi cor karena ditinjau dari kekerasan permukaan, tahan terhadap korosi, ekspansi thermal yang rendang, mempunyai sedikit lengkungan serta mempunyai masa pakai yang lebih lama sehingga lebih menghemat budget pengadaan di perusahaan. Surface plate granit juga dianggap mampu menghasilkan keakuratan, kestabilan, dan kepresisian di dalam bidang permukaannya.

Tingkat Akurasi Surface Plate

Jika berbicara mengenai tingkat akurasi surface plate, maka tidak akan bisa dilepaskan dengan 2 hal yaitu pengulangannya dan kerataannya atau dengan kata lain pengukuran yang dilakukan di area mana saja di dalam surface plate ini akan berada dalam toleransi yang disebutkan.

Surface plate baik itu yang granit maupun yang besi mempunyai tingkat keakuratan AA, A, B dan kelas workshop jika ditinjau dari standari ISO. Sedangkan jika ditinjau dari standar JIS (Japan Industrial Standard) maka terbagi menjadi grade 0 yang digunakan sebagai komparator, grade 1 yang banyak digunakan di dalam laboratorium serta grade 2 yang setara dengan standar workshop. Untuk grade 00 sendiri biasanya digunakan sebagai referensi untuk kalibrasi surface plate tersebut.

Kalibrasi Surface Plate / Meja Datar

Untuk tetap menjamin keakurasian dari surface plate ini maka tetap harus dilakukan kalibrasi. Standar yang digunakan untuk kalibrasi surface plate ini adalah LASER INTERFEROMETER (RENISAW) dimana standar tersebut mampu mengkalibrasi surface plate untuk grade 00 ; grade 0, serta grade 1.

Bagi teman-teman yang sedang mencari suplier kalibrasi surface plate bisa menggunakan form penawaran harga berikut.

Referensi :

https://www.mitutoyo.com/wp-content/uploads/2015/08/E-Section-US-1003-Granite-Face-Plate.pdf

Teori Dasar dan Tahapan Kalibrasi Water Activity (Aw) Meter

Air merupakan komponen yang keberadaannya perlu dipantau dalam sebuah industri makanan, farmasi, kosmetik, dll karena keberadaan air tersebut akan mempengaruhi tekstur, penampilan, rasa, serta kestabilan dari produk itu sendiri. Jika berbicara mengenai kandungan air di dalam suatu produk maka seringnya melibatkan 2 tipe pengukuran, yaitu :

1. Moisture Content
Moisture content menunjukkan adanya jumlah kandungan air di dalam suatu sampel, metode yang biasa digunakan untuk menentukan kandungan air ini adalah melalui loss of drying dengan menggunakan alat moisture analyzer serta penentuan kandungan air dengan menggunakan karl fisher titration.
Penentuan loss of dryining dengan menggunakan moisture analyzer di jadikan solusi dalam analisa In Process Control (IPC) karena waktu analisa yang relatif singkat yaitu hanya memakan waktu kurang lebih 5 menit saja.

2. Water Activity (Aw)
Water activity (Aw) mengukur status energi air di dalam sistem. Nilai yang ditampilkan pada alat aw meter adalah seberapa kuat ikatan air yang terdapat di dalam sampel yang diukur. Hal ini berkaitan erat dengan prediksi pertumbuhan mikroba yang akan terjadi di dalam sampel yang dianalisa tersebut. Analisa water activity meter ini juga tidak memakan waktu yang lama, kurang lebih berkisar antara 3 – 4 menit saja sehingga juga banyak digunakan untuk analisa In Process untuk mengetahui tingkat aktivitas kekuatan ikatan air di dalam sampel bahan tersebut.

Alat Untuk Mengukur Aw Meter (Water Activity Meter)

water activity meter

Untuk mengukur water activity (Aw) maka diperlukan alat yang namanya Aw meter, banyak brand / tipe dari alat ukur aw meter ini, salah satunya adalah aqualab decagon 4 TE. Keunggulan dari unit alat ini adalah pengoperasiannya dan perawatannya yang relatif mudah dilakukan. Detil spesifikasi alat ini bisa dilihat langsung di websitenya.

Mengenal Bagian-Bagian Aw Meter Aqualab decagon 4 TE

bagian-bagian water activity meter aqualab 4 te

cara kalibrasi aw meter water activity meter

sampel cup aw meter

Berikut ini adalah komponen utama yang ada di dalam alat Aw meter :

  1. Display yang menunjukkan hasil pembacaan nilai water activity dari sampel
  2. Lever yang berfungsi untuk melakukan pembacaan pada sampel bila posisi level tersebut di geser ke kiri
  3. Sampel chamber untuk menempatkan sampel cup yang telah terisi dengan sampel sebelum dilakukan pembacaan
  4. mirror
  5. thermophile yang berfungsi sebagai sensor pembacaan dari sampel
  6. Sampel cup sebagai tempat sampel

Cara Pengoperasion Aw Meter Aqualab 4 TE

untuk pengoperasion Aw meter ini terbilang sederhana, berikut ini adalah tahapannya :

  1. Tuang sampel yang akan dianalisa ke dalam sample cup dengan volume kurang lebih setengahnya.
  2. Letakkan sampel cup yang sudah terisi sampel ke dalam chamber Aw meter aqualab 4 TE
  3. Geser lever ke arah kiri untuk melakukan pembacaan sampel tersebut
  4. Analisa akan membutuhkan kurang lebih sekitar 3 menit, hasil analisa water activity (Aw) akan muncul di dalam display alat dengan disertai bunyi beep yang menandakan pembacaan sampel sudah stabil.

Selain pembacaan sampel tersebut diatas, hal lain yang perlu diperhatikan pada alat Aw meter ini adalah perlunya dilakukan kalibrasi sehingga tetap menjamin keakuratan pembacaannya.

Tahapan Kalibrasi Aw Meter (Water Activity Meter)

Sebelum melakukan kalibrasi Aw Meter, ada beberapa bahan yang perlu kita siapkan antara lain sebagai berikut :

  • Cleaning kit solution
  • Charcoal Pellet
  • Larutan standar sesuai dengan penggunaanya, larutan standar ini antara lain sebagai berikut : LiCl 13.41 molal in H2O 0.250 Aw ; NaCl 6.0 molal in H2O 0.760 Aw ; H2O 1000 Molal 1.000 Aw

Cara Kerja :

  1. Nyalakan AW Meter aqualab decagon 4TE dengan menekan tombol power yang ada dibelakang alat ke posisi ON sehingga display (1) menyala.
  2. Biarkan alat dalam kondisi standby selama kurang lebih 15 menit.
  3. Bersihkan bagian mirror (4) dan thermophile (5) dengan menggunakan cleaning kit solution.
  4. Tuang Charcoal pellet ke sample cup (6) kemudian masukkan ke dalam sample chamber (3) dan lakukan pembacaan dengan cara menggeser lever (2) ke posisi read.
    Catatan : Pembacaan charcoal dilakukan untuk menyerap air yang tersisa pada sample chamber AW Meter aqualab decagon tipe 4TE
  5. Jika pembacaan charcoal pellet sudah selesai dengan ditandai dengan bunyi beep ambil dan simpan kembali charcoal pellet tersebut di tempat yang telah ditentukan.
  6. Perhatikan gambar berikut untuk melakukan kalibrasi aw meterkalibrasi aw meter water activity
  7. Pilih document icon (8) dengan menggunakan tombol perintah yang ada dibawahnya (9) sehingga display (1) menunjukkan tampilan seperti dibawah ini :tampilan menu aw meter
  8. Tekan tombol keatas atau kebawah (10) sehingga tulisan temperature (11) akan tersorot kemudian pilih enter (13) dengan menekan tombol perintah yang ada dibawahnya (9)seting temperature aw meter
  9. Ubah temperature menjadi 25 °C dengan menggunakan tombol keatas atau kebawah (10) kemudian pilih save (14) dengan menggunakan tanda perintah dibawahnya (9)
  10. Tekan kembali tombol keatas atau kebawah (10) sehingga tulisan Temp. Eq (12) akan tersorot kemudian pilih enter (13) dengan menggunakan tombol perintah yang ada dibawahnya (9).
  11. Ubah Temp. Eq menjadi < Δ1.0 °C dengan menggunakan tombol keatas atau kebawah (10) kemudian pilih save (14) dengan menggunakan tombol perintah dibawahnya (9)temp equivalent aw meter
  12. Pilih kembali document icon (8) sehingga tulisan calibration tersorot seperti tampilan gambar configuration diatas dan pilih enter (13) dengan menggunakan tombol perintah yang ada dibawahnya (9) sehingga display (1) menunjukkan tampilan gambar seperti dibawah ini :tahapan kalibrasi aw meter water activity meter
  13. Tuang larutan verivication standar NaCl 6 molal in H2O 0.760 Aw ke sample cup (6) dan masukkan ke dalam sample camber (3).
  14. Pilih enter (13) dengan menggunakan tombol perintah yang ada dibawahnya (9) sehingga display (1) menunjukkan tampilan gambar seperti dibawah ini :proses kalibrasi aw meter
  15. Pilih tanda √ (15) dengan menggunakan tombol perintah dibawahnya (9) sehingga proses pembacaan verification standard berjalan.
    Catatan : Analisa selesai dengan disertai dengan bunyi beep dan menunjukkan nilai dari verification standard NaCL 6 molal in H2O 0.760 Aw seperti pada tampilan gambar dibawah ini :adjustment kalibrasi water activity
  16. Lakukan adjustment nilai Aw meter dengan menekan tombol keatas atau kebawah (10) sehingga nilai sesuai dengan nilai verification standard NaCl 6 molal in H2O 0.760 Aw
  17. Jik sudah selesai lakukan kalibrasi dengan menggunakan larutan water activity (Aw) dengan konsentrasi yang lainnya.

Jika teman-teman ada kendala dalam hal kalibrasi water activity (Aw) meter karena mungkin ketiadaan larutan standarnya maka bisa juga menggnakan jasa layanan kalibrasi aw meter melalui form penawaran harga berikut.

Panduan Penggunaan dan Cara Kalibrasi Alat Ukur Ion Meter

Keberadaan ion-ion di dalam tanah merupakan salah satu penentu kualitas tanaman / buah-buahan yang kita budi dayakan, sehingga sangatlah penting untuk melakukan monitoring terhadap ion tersebut secara berkala. Untuk melakukan aktifitas tersebut tentunya diperlukan suatu alat yang disebut ion meter.

Nah artikel kali ini kita akan membahas mengenai kualitas nutrisi di dalam tanah terhadap produktifitas buah strawberry.

Budidaya buah strawberry di dalam perkebunan memerlukan kondisi lingkungan yang berkualitas untuk mendapatkan pertumbuhan makanan, serta buah yang berkualitas. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kondisi pH / keasaman di dalam tanah itu sendiri yang tentunya mempengaruhi ketersediaan unsur hara seperti ion Calsium (Ca 2+), Kalium (K+), dan ion nitrat (NO3-).

Jika dikaitkan dengan budidaya buah strawberry ketiga ion tersebut sangatlah penting karena :

  • Calsium untuk mempengaruhi tingkat kekerasan dari buah
  • Ion Kalium yang akan mempengaruhi rasa dari buah
  • Ion Nitrat yang akan mempengaruhi ukuran buah

Selain ketiga ion tersebut, pH tanah juga harus dipantau untuk menjamin ketersediaan unsur hara yang ada di dalam tanah tersebut dan nilai conductivity juga harus dibuat tidak terlalu tinggi untuk menjaga pertumbuhan tanaman buah strawberry itu sendiri.

Baca juga : Cara Menggunakan dan Kalibrasi pH Meter Laboratorium

Macam-macam Alat Ukur Ion Meter

1. Ion Nitrat

alat ukur ion meter nitrate

Ion ini mempunyai rumus kimia NO3- mempunyai sifat larut ke dalam air dan merupakan salah satu ion yang penting untuk tumbuhan sehingga tak jarang keberadaannya kita temukan pada pupuk urea.

Salah satu Alat ukur yang bisa digunakan untuk ion ini adalah LAQUAtwin NO3-, dengan model pocket dengan rentang pengukuran 6 to 9900 ppm (mg/L)

2. Ion Calsium

alat ukur ion meter calsium

Ion calsium merupakan salah satu ion logam yang alkali yang terdapat di dalam tanah, Ion ini merupakan salah satu unsur hara penting yang dibutuhkan tanamanan sehingga keberadaan di dalam budi daya tanaman perlu dipantau secara berkala.

Untuk mengukur kandungan ion calsium ini bisa menggunakan LAQUAtwin Ca-11

3. Ion Natrium

alat ukur ion meter natrium

Ion Natrium mempunyai rumus kimia Na+, di dalam tanah berfungsi sebagai mikronutrien yang membantu metabolisme, khususnya dalam regenerasi fosfoenolpiruvat dan sintesis klorofil.

Salah satu alat yang bisa digunakan untuk mengukur ion Natrium ini adalah LAQUAtwin Na-11

4. Ion Kalium

alat ukur ion meter kalium

Ion Kalium atau biasa di simbolkan dengan K+ merupakan salah satu unsur hara primer yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tananan. Manfaat dari ion ini bagi tanaman addalah :

  • Sebagai aktivator enzim. Sekitar 80 jenis enzim yang aktivasinya memerlukan unsur K.
  • Membantu penyerapan air dan unsur hara dari tanah oleh tanaman
  • Membantu transportasi hasil asimilasi dari daun ke jaringan tanaman

LAQUAtwin K-11 merupakan salah satu alat yang bisa kita gunakan untuk mengukur ion K+ ini

.

Cara Menggunakan Alat Ukur Ion Meter :

Untuk keempat alat ukur ion meter tipe pocket yang kami sebutkan diatas mempunyai cara penggunaan yang hampir sama dan relatif sederhana yaitu sebagai berikut :

1. Buka Cover dari alat ukur ion meter kemudian teteskan sampel ke dalam sensor dan tutup kembali cover alat tersebut.

2. Proses pengukuran ion meter selesai dengan ditandainya icon smiley.

.

Cara Kalibrasi Alat Ukur Ion Meter :

Pada dasarnya pada waktu pembelian alat ukur ion meter tersebut, akan disertakan beberapa ampul / sachet larutan standar ion meter yang bisa kita gunakan untuk melakukan kalibrasi ion meter tersebut, mengenai caranya juga relatif mudah yaitu sebagai berikut :

1. sebelum melakukan kalibrasi ion meter, pastikan sensor dalam keadaan bersih, jika kotor bisa dibersihkan dengan menggunakan air.

2. Teteskan larutan standar ion meter sesuai dengan nominal yang akan dikalibrasi, kemudian tekan tombol cal, proses kalibrasi selesai jika ditandai dengan munculnya icon smiley.

Cukup mudah kan?

Jika teman-teman ada kendala untuk melakukan kalibrasi ion meter tersebut, maka bisa menggunakan jasa layanan kalibrasi ion meter disini.

Referensi :

https://www.horiba.com/en_en/

Cara Membuat Program Kalibrasi Alat Ukur di Perusahaan

Jika berbicara mengenai program kalibrasi, hal ini seakan-akan menjadi pertanyaan wajib auditor ketika melakukan audit baik itu sistem manajemen mutu ISO 9001 / sistem manajemen laboratorium ISO 17025, karena memang untuk program tersebut masuk dalam klausul tersendiri, tepatnya di klausul 7.1.5 di ISO 9001 dan di klausul 6.4.6 di 17025.

Untuk memenuhi klausul tersebut, perusahaan / laboratorium haruslah membuat program kalibrasi untuk semua peralatan yang berpengaruh pada hasil pengukuran / pengujian. Dengan adanya program tersebut, maka dapat dipastikan bahwa pengukuran yang kita lakukan tertelusur ke satuan internasional (SI). Program kalibrasi ini merupakan salah satu bagian dari pengelolaan pelaratan yang dimiliki oleh perusahaan atau laboratorium.

Lalu bagaimana cara membuat program ini?

Cara Membuat Program Kalibrasi Alat Ukur :

program-kalibrasi-alat-ukur

Tabel dengan program excel dapat kita andalkan dalam membuat program ini dengan beberapa isi kolom sebagai berikut :

1. Nomor Urut

2. Nama Alat di dalam perusahaan / laboratorium yang direncanakan akan dikalibrasi

3. Merk ; Tipe ; dan Nomer Seri
Hal tersebut digunakan untuk membedakan alat satu dengan yang lainnya jika terdapat peralatan sejenis. Berikut ini adalah contoh merk, tipe, dan nomer seri untuk unit alat thermometer infra red.

Baca Juga : Jasa Kalibrasi Termometer Infra Red

https://www.sentrakalibrasiindustri.com/jasa-kalibrasi-termometer-infrared-terpercaya/

tipe dan nomer seri thermometer infra red

Untuk nomer 4 tersebut adalah model / tipenya, sedangkan untuk nomor 5 merupakan nomer serinya.

4. Lokasi
Jika alat di dalam perusahaan mencapai ratusan bahkan ribuan, penambahan kolom lokasi di dalam program kalibrasi sangatlah membantu ketika kita melakukan pencarian alat.

5. Interval Kalibrasi
Kolom ini kita gunakan untuk mengantisipasi supaya tidak terjadi keterlambatan kalibrasi jika semua pekerjaan kalibrasi di dalam perusahaan kita lakukan secara internal. Namun jika kita melakukan kontrak kalibrasi ke vendor / perusahaan kalibrasi maka biasanya perusahaan kalibrasi tersebut bersedia memberikan info jika unit alat akan jatuh tempo kaibrasinya.

Untuk melakukan kontrak kalibrasi bisa dibaca disini :

https://sentrakalibrasiindustri.com/

6. Rentang Ukur dan Toleransi
Kolom ini memberikan informasi kepada kita unit alat tersebut maksimal bisa digunakan di rentang ukur berapa beserta toleransinya, selain itu juga akan berguna untuk memilih laboratorium kalibrasi yang digunakan untuk mengkalibrasi alat tersebut.

Pada gambar diatas, rentang ukur bisa kita lihat di nomer 6, sedangkan untuk toleransi biasanya bisa kita dapatkan di datasheet spesifikasi alat / manual book nya.

7. Personel yang bertanggung jawab
PIC yang bertanggung jawab tentunya perlu ditunjuk supaya tidak saling menyalahkan jika kegiatan kalibrasi tersebut tidak berjalan dengan baik.

8. Tanggal Kalibrasi Terakhir dan tanggal kalibrasi berikutnya.
Hal ini bisa kita jadikan acuan untuk penjadwalan kegiatan kalibrasi selanjutnnya sehingga tidak terjadi keterlambatan.

9. Keterangan

Kolom ini diisi jika terjadi hal-hal tertentu, misalnya : alat rusak, kalibrasi tidak masuk standar, dll

.

Di point 5 kita melihat kata “interval kalibrasi”, Lalu bagaimana sih caranya menentukan interval kalibrasi tersebut?

Banyak faktor yang mempengaruhi panjang / pendeknya interval kalibrasi antara lain sebagai berikut :

  1. Ketidakpastian pengukuran yang diperlukan / dinyatakan oleh laboratorium.
  2. Biaya tindakan korektif yang dibutuhkan jika alat tersebut tidak sesuai dalam jangka waktu yang panjang.
  3. Resiko alat ukur melebihi batas kesalahan laboratorium yang diizinkan ketika digunakan.
  4. Jenis alat
  5. Kecenderungan mengalami aus.. (pergeseran drift dari tahun ke tahun)
  6. Rekomendasi pabrikan yang bisa dilihant pada manual book
  7. Lama ddan kerasnya penggunaanya
  8. Kondisi lingkungan yang biasanya dipantau dengan menggunakan thermohigrometer.
  9. History kalibrasi dari tahun ke tahun
  10. History perbaikan serta perawatan mesin
  11. Hasil dari pengecekan antara
  12. Pengaturan resiko transportasi
  13. Tingkat pelatihan personel
  14. dll

Semoga bermanfaat.