Pengertian Barcode Batang dan Cara Pembacaannya Dengan Menggunakan Scan Barcode Motorola Tipe MC 3190

Pengertian Barcode Batang dan Cara Pembacaannya Dengan Menggunakan Scan Barcode Motorola Tipe MC 3190

Barcode merupakan salah satu gambar yang sering kita temui jika kita bekerja di area pergudangan, karena gambar barcode ini hampir pasti terdapat di dalam kemasan baik itu kemasan bahan baku raw material maupun bahan baku kemasan.

Penggunaan barcode di area gudang itu sendiri memberikan keuntungan antara lain dalam hal akurasi dimana aktifitas gudang yang biasanya ditulis secara manual maka bisa ditekan tingkat kesalahannya dengan menggunakan barcode karena input data dilakukan secara otomatis.

Dari sisi waktu juga terbilang lebih cepat, hanya dibutuhkan waktu beberapa menit saja kita sudah bisa melakukan registrasi beberapa bahan baku di area gudang.

Dengan adanya barcode ini sistem pelayanan juga bisa kita tingkatkan karena jumlah stock secara real time bisa kita lihat. Dan yang paling penting adalah penggunaan barcode yang relatif mudah sehingga hanya dengan sekali training operator / personel di area gudang sudah bisa memahaminya.

Jenis Jenis Barcode Batang / 1 Dimensi

Untuk barcode 1 Di ini, jumlah karakter biasanya hanya 8-15 saja. Ada beberapa jenis dari barcode 1 D ini antara lain :

  • Code 39

Jenis barcode ini dapat menyandikan angka 0 – 9 dan huruf A – Z dan beberapa symbol lainnya yang sering kita lihat di keyboard komputer antara lain spasi, -, $,  /, +, %.. barcode ini merupakan salah satu barcode yang tertua yang masih kita temui sampai saat ini dan banyak digunakan di beberapa industri otomotif, kesehatan, sampai dengan pemerintahan.

  • Code 128

Barcode jenis ini dapat menyandikan angka 0 – 9 dan huruf A – Z  dan semua simbol ASCII standar serta beberapa karakter khusus serta banyak digunakan di industri pengemasan dan pengiriman hampir di semua negara di seluruh dunia.

  • Interleaved 2 of 5

Barcode batang jenis ini mempunyai toleransi yang tinggi, sehingga banyak digunakan produk kemasan, misalnya di kemasan karton yang secara tekstur cenderung bergelombang. Jumlah digit yang ada di dalam barcode jenis interleaved 2 of 5 ini haruslah genap supaya bisa berfungsi.

  • Kode produk Universal

Biasa dikenal dengan barcode UPC (Universal Product Codes) dan banyak kita temukan pada produk ritel. Awalnya barcode UPC ini dibuat untuk toko grosir untuk pelacakan invetaris yang cepat.

  • Nomor Artikel Internasional

Borcode batang jenis ini biasa disebut dengan barcode EAN yang pada dasarnya adalah superset dari barcode UPC / kode produk universal. barcode ini digunakan di universitas, perpustakaan, sampai penjual buku untuk penelusuran buku. 13 Digit di dalam barcode ini dibuat dari ISBN (Nomor buku standar internasional) sehingga keberadaan setiap buku dapat dilacak dengan mudah.

Cara Membaca Barcode Batang Dengan Menggunakan Scan Barcode Motorola Tipe MC 3190

Scan Barcode Motorola Tipe MC 3190

  • Peralatan yang digunakan :
    Scan Barcode Motoroloa Tipe MC 3190
    Bahan-bahan yang diperlukan :
    Sampel Kemasan
  • Langkah Kerja :
    1. Lihat gambar dibawah ini :

alat pembaca barcode batang

Scan Barcode Motorola Tipe MC 3190 Tampak Dari Depan

scan barcode tampak belakan

Scan Barcode Motorola Tipe MC 3190 Tampak Dari Belakang

2. Hidupkan alat dengan menekan tombol PWR (1) sehingga display (2) menyala dan menunjukkan ICON MENU seperti gambar dibawah ini :

barcode motorolla

Tampilan Menu Pada Scan Barcode Motorola Tipe MC 3190

3. Ambil stylus (4) dari sylus holder (6) yang ada dibelakang alat kemudian tekan icon menu Sample. C (7) sebanyak 2 kali sehingga display (2) menunjukkan sub menu sample application seperti tampilan dibawah ini :

sample aplication barcode

Tampilan Sub Menu Sample Aplication pada Scan Barcode Motorola Tipe MC 3190 S

4. Tekan icon menu SCAN (8) sebanyak 2 kali sehingga display (2) menunjukkan menu scan sampel example seperti gambar dibawah ini.

menu barcode motorolla

Tampilan Menu Scan Sampel Example pada Scan Barcode Motorola Tipe MC 3190 S

5. Tekan tombol OK (9) sehingga display menunjukkan tampilan gambar seperti dibawah ini :

scan barcode

Tampilan Menu Scan Sampel Example pada Scan Barcode Motorola Tipe MC 3190 S

6. Arahkan scan window (5) ke barcode (10) sampel kemasan, kemudian tekan tombol Scan Button (3) sampai terdengar bunyi “beep” dan layar menunjukkan hasil pemeriksaan barcode seperti pada gambar dibawah ini :

Catatan : Pastikan laser scanner (11) mengenai seluruh barcode (10) yang akan dibaca dan dengan posisi horisontal seperti gambar dibawah ini.

posisi pembacaan barcode yang benar

Posisi pembacaan barcode yang benar

pembacaan barcode batang

Hasil Pembacaan Barcode Pada Scan Barcode Motorola Tipe MC 3190 S

7. Jika alat telah selesai digunakan, matikan alat dengan menekan tombol PWR (1).

Demikian cara membaca barcode batang dengan menggunakan Scan Barcode Motorola Tipe MC 3190..

Jika ada masukan, kritik, atau saran silakan berikan melalui kolom komentar dibawah atau jika teman-teman ada pertanyaan terkait dengan kalibrasi alat ukur juga bisa menghubungi kami.

Sub Kontrak Kalibrasi Sesuai Dengan Standar Sistem Manajemen Laboratorium

Sub Kontrak Kalibrasi Sesuai Dengan Standar Sistem Manajemen Laboratorium

Ruang lingkup sebuah laboratorium kalibrasi satu dengan yang lainnya terkadang tidaklah sama. Ada laboratorium A bisa mengkalibrasi alat dengan parameter tertentu, namun tidak bisa melakukan kalibrasi alat dengan parameter yang lainnya, demikian sebaliknya.

Hal tersebut merupakan sesuatu yang wajar dan masih bisa diterima.

Ketika customer melakukan permohonan penawaran harga, namun terkadang laboratorium bersangkutan tidak bisa melakukan kalibrasi sesuai dengan permintaan customer tersebut maka dalam kondisi inilah biasa terjadi sub kontrak kalibrasi, dimana laboratorium tersebut menggandeng laboratorium rekanan untuk melakukan kalibrasi unit customer.

Pengertian tidak bisa mengerjakan tersebut tentunya berdasarkan kaji ulang terhadap permintaan tender, baik secara administrasi maupun teknik.

Kendala Teknik Utama Penyebab Sub Kontrak Kalibrasi

Penyebab Sub Kontrak Kalibrasi

A. Beban kerja laboratorium yang cukup berat

Apabila peralatan yang harus dikalibrasi melebihi kapasitas kemampuan laboratorium tentu akan mengakibatkan beban kerja yang cukup berat, hal ini bisa berdampak pada kinerja personel laboratorium yang dikhawatirkan akan mempengaruhi mutu hasil kalibrasi / pengujian.

Sehingga terkadang sub kontrak kalibrasi perlu dilakukan untuk tetap mempertahankan mutu hasil kalibrasi.

B. Kalibrasi diluar kemampuan laboratorium

Terkadang ada beberapa ruang lingkup kalibrasi dimana laboratorium belum mampu untuk melakukan pekerjaannya baik ditinjau dari sarana / peralatan, kondisi akomodasi / lingkungan, dam sumber daya yang dipersyaratkan oleh metode kalibrasi berkaitan dengan permintaan dalam tender atau kontrak.

Namun ketika pekerjaan kalibrasi di sub kontrakan, ada baiknya laboratorium juga melakukan pengadaan sarana serta sumber daya sehingga bisa memenuhi persyaratan di kemudian hari. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi penerimaan pekerjaan kalibrasi yang sama di kemudian hari.

C. Ketidakmampuan sementara

Ketidakmampuan sementara bisa bersumber dari sarana, misalnya kondisi pendingin udara baru rusak, standar kalibrator sedang rusak atau di kalibrasi keluar, atau dari sumber daya, misalnya petugas kalibrasi sedang dalam kondisi sakit / cuti sehingga berhalangan hadir dll.

D. Kalibrasi belum pernah dilakukan sebelumnya

Ada kalanya laboratorium mendapatkan customer yang memberikan persyaratan khusus untuk melakukan kalibrasi terhadap alatnya, dan hal ini tidak dapat dipenuhi oleh laboratorium karena memerlukan keterampilan dan keahlihan tertentu terkait dengan kalibrasi tersebut.

Dalam hal ini, pihak laboratorium dapat mensub kontrakkan kalibrasi ke laboratorium yang lebih kompeten sehingga kebutuhan customer tetap bisa terpenuhi.

E. Pelanggan menetapkan sub kontrak kalibrasi

Dengan alasan tertentu, pelanggan dapat menghendaki pekerjaan kalibrasi di sub kontrakkan ke laboratorium kalibrasi yang lain. Seringkali kondisi ini dilakukan karena alat tidak dapat dikalibrasi secara keseluruhan oleh satu laboratorium saja atau terkadang karena sudah lamanya terjadi kerjasama antara customer dengan laboratorium tersebut sehingga tingkat kepercayaan customer tersebut sudah tinggi.

Cara Memilih Sub Kontrak Kalibrasi yang Kompeten

  • Pilihlah laboratorium kalibrasi yang sudah terakreditasi oleh komite akreditasi nasional (KAN) untuk ruang lingkup yang akan di sub kontrakkan. sertifikat akreditasinya tentunya mengacu ke standar ISO 17025 : 2017
  • Jika ternyata laboratorium yang di sub kontrakkan belum terakreditasi, maka bisa dilakukan audit terlebih dahulu untuk mengetahui sistem manajemen mutu yang telah ditetapkan oleh laboratorium tersebut.

Audit bisa meliputi :

    • Audit sistem manajemen mutu
    • Audit unjuk kerja.

Demikian bahasan singkat mengenai sub kontrak kalibrasi. Jika ada masukan silakan tinggalkan komentar melalui kolom di bawah.

Referensi :
Buku pemahaman dan penerapan ISO / IEC 17025 : 2005 karangan Bp. Anwar Hadi

Hirarki Dokumen di Dalam Sistem Manajemen Laboratorium ISO 17025 : 2017

Hirarki Dokumen di Dalam Sistem Manajemen Laboratorium ISO 17025 : 2017

Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi laboratorium jika ingin diakreditasi oleh KAN (Komite Akreditasi Nasional) adalah dokumentasi dari sistem manajemen mutu di dalam laboratorium tersebut,

Dalam pembuatan dokumen tersebut baiknya seluruh personel laboratorium dilibatkan dari proses pengumpulan, pemilihan, pengolahan dan penyimpanan informasi sehingga setiap personel merasa memiliki, memahami, menerapkan dan memelihara sistem tersebut.

Saat ini dimana perkembangan teknologi semakin cepat, bentuk dokumen pun sudah tidak kaku lagi seperti 2 – 3 dekade yang lalu, dokumen bisa berbentuk prosedur pelaksanaan (SOP), Instruksi Kerja (IK / WI), spesifikasi, standar acuan, memo, gambar, poster, dll. Bahkan pelatihan / training, rapat tinjauan manajemen serta audit yang dilakukan secara online via zoom pun bisa kita anggap sebagai dokumen yang siap ditunjukkan ketika dibutuhkan pada saat audit ISO 17025 : 2017.

Karena banyaknya dokumen tersebut, maka laboratorium harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk merekam dan mengendalikan dokumen yang merupakan bagian dari sistem manajemen mutu.

Hirarki Dokumen Sistem Manajemen Mutu

hirarki-dokumen

Ditinjau dari hirarkinya, dokumen dalam sistem manajemen mutu terdiri dari 4 tingkatan :

Tingkat I : Panduan Mutu / Quality Manual

Dokumen ini berisi antara lain kebijakan mutu, sasaran mutu, serta penjelasan dari sistem manajemen mutu berikut klausul-klausul dari standar ISO yang akan diterapkan. Jika berbicara mengenai laboratorium kalibrasi ataupun pengujian, panduan mutu merupakan dokumen yang menyatakan kebijakan mutu dan menguraikan sistem manajemen mutu.

Dokumen ini digunakan untuk perencanaan menyeluruh kegiatan operasional laboratorium yang dapat mempengaruhi mutu data hasil pengujian atau kalibrasi.

Dokumen ini haruslah menjabarkan kegiatan operasional laboratorium, pengendaliannya, tanggung jawab, wewenang, dan hubungan timbal balik personel yang mengatur, melaksanakan, menverifikasi atau mengkaji ulang pekerjaan yang dapat mempengaruhi mutu.

selain itu panduan mutu itu sendiri dapat digunakan oleh laboratorium untuk memberikan informasi pada pelanggan, pemasok, assesor, dan personelnya, bahwa kebijakan dan sasaran sistem manajemen mutu telah diterapkan sesuai dengan standar yang di adopsi.

Manfaat adanya panduan mutu / quality manual tersebut adalah antara lain :

  • Digunakan sebagai dokumen acuan untuk internal / eksternal audit sistem manajemen mutu serta digunakan sebagai bahan pelatihan seluruh personel di dalam laboratorium
  • Merupakan sistem komunikasi informasi yang positif, terencana, dan dapat dipercaya sehingga memberikan dasar yang kuat bahwa sistem manajemen mutu dapat diterapkan secara berhasil di dalam laboratorium
  • Untuk memenuhi persyaratan akresditasi dari badan akreditasi
  • Dapat digunakan sebagai alat pemasaran karena dapat meyakinkan pelanggan bahwa laboratorium memiliki kemampuan untuk memenuhi persyaratan sistem manajemen mutu

Dokumen panduan mutu itu sendiri biasa terdiri dari :

  • Halaman Judul
  • Halaman Pengesahan
  • Daftar Distribusi
  • Daftar amandemen / Status Revisi
  • Daftar Isi
  • Profil Laboratorium
  • Kebijakan, sasaran, serta komitmen manajemen
  • Ruang lingkup penerapan sistem manajemen
  • Acuan
  • Devinisi dan istilah
  • Penjabaran Organisasi, Tanggung Jawab dan wewenang
  • Penjabaran elemen-elemen sistem manajemen yang mengacu pada ISO / IEC 17025 : 2017
  • Lampiran dan daftar prosedur pelaksanaan

Tingkat II : Prosedur Pelaksanaan

Banyak yang mengenalnya sebagai SOP (Standar Operating Procedure). Dokumen ini merupakan pelengkap dari panduan mutu dimana tujuannya adalah memberikan penjelasan untuk kegiatan yang berbeda-beda yang dilaksanakan dalam laboratorium sehingga sistem manajemen berjalan efektif, dapat diterapkan, serta dipelihara oleh masing-masing fungsi / bagian yang ada.

Prosedur pelaksanaan atau SOP ini adalah suatu rangkaian atau tahapan dalam suatu kegiatan tertentu yang bertujuan untuk memberi petunjuk bagi personel dalam malaksanakan suatu kegiatan / proses.

Secara umum prosedur pelaksanaan ini menjabarkan :

  • Apa yang harus dilaksanakan
  • Siapa yang melaksanakan
  • Dimana kegiatan tersebut dilaksanakan
  • Mengapa harus dilaksanakan
  • Kapan dilaksanakan
  • Tanggung jawab dan wewenang, dan hubungan kerja antara personel yang mengatur, melaksanakan, dan menverifikasi
  • Dokumentasi yang terkait serta rekaman mutu dan atau rekaman teknis yang harus dipelihara
  • Bagaimana kegiatan yang berbeda harus dilakukan

Contoh prosedur di dalam laboratorium kalibrasi yang menerapkan standar ISO 17025 : 2017 adalah :

  • Prosedur pengendalian dokumen
  • Prosedur internal audit
  • Prosedur manajemen review
  • Prosedur Ketidakpastian pengukuran
  • Prosedur verifikasi metode kalibrasi
  • dll

Cara membuat SOP / Prosedur pelaksanaan :

a. Tujuan
Memberikan gambaran / informasi serta alasan dibuatnya prosedur terkait

b. Ruang Lingkup
Menyebutkan penerapan, kegunaan, dan pada bagian mana prosedur pelaksanaan akan diimplmentasikan

c. Acuan / Referensi
Menyebutkan daftar referensi yang digunakan dalam pembuatan SOP

d. Definisi
Daftar istilah dan mendefinisikan kata-kata penting dalam SOP

e. Tanggung Jawab
Menyebutkan jabatan dan posisi di dalam perusahaan yang bertanggung jawab melakasanakan prosedur

f. Tahapan
Menyebutkan langkah demi langkah secara detil mengenai siapa, apa, kapan, dan dimana SOP tersebut dilaksanakan

g. Rekaman
Menjabarkan segala kegiatan yang harus direkam berkaitan dengan penerapan prosedur pelaksanaan yang bersangkutan termasuk waktu simpan rekaman serta personel yang bertanggung jawab memusnahkan

h. Lampiran
Menjabarkan sistem pemeliharaan prosedur pelaksanaan yang disimpan serta contoh formulir pendukungnya.

Tingkat III : Instruksi Kerja

Instruksi kerja atau terkadang di beberapa perusahaan disebut sebagai work instruction (WI) sifatnya lebih kearah menguraikan kegiatan operasional laboratorium dari salah satu prosedur yang bersifat teknis atau petunjuk detil dan rinci tentang bagaiman suatu prosedur di dokumen tingkat II diatas dilaksanakan.

Sehingga fungsi instruksi kerja itu sendiri adalah sebagai pelengkap prosedur serta dapat membantu dalam hal pengendaliannya. Bentuk instruksi kerja bisa bermacam-macam antara lain : diagram alir, gambar, atau uraian tentang suatu kegiatan.

Di dalam laboratorium kalibrasi, instruksi kerja itu bisa dibuat oleh pelaksana yang setiap hari melaksanakan kegiatan operasional yang bersangkutan, namun tetap memerlukan bimbingan dari penyelia / atasan langsungnya.

Penulisan Instruksi kerja yang baik adalah :
a. Tulis secara tahapan demi tahapan
b. Jelasakan secara rinci setiap tahapan tersebut serta dokumen pendukung / dokumen terkait yang diperlukan
c. Lakukan uji coba sebelum diterapkan / disahkan.

Contoh Instruksi kerja yang paling mudah adalah instruksi kerja pemakaian alat standar kalibrator.

Tingkat IV : Form

Dalam menjalankan aktifitas di dalam laboratorium baiknya dicatat dan didokumentasikan pada form-form yang telah ditetapkan oleh laboratorium.

Fungsi form ini adalah untuk mengurangi kesenjangan informasi serta ketertelusuran dari kegiatan perusahaan sehingga jika di kemudian hari diperlukan maka form tersebut bisa di buka kembali.

Form yang telah diisi oleh personel laboratorium menjadi rekaman / bukti bahwa kegiatan operasional telah dilakukan dan sistem manajemen mutu telah berhasil diterapkan secara efektif.

Contoh form di dalam laboraratorium kalibrasi antara lain sebagai berikut :

  • Form Struktur organisasi
  • Form Hasil meeting manajemen
  • Form penawaran harga
  • Form Serah terima alat
  • Form Surat Jalan
  • Form keluhan pelanggan
  • Form data pengamatan kalibrasi
  • Form Audit internal
  • Form verifikasi metode kalibrasi
  • Form Purchase Order
  • Form Daftar alat standar
  • FOrm Kaji ulang manajemen
  • dll

Demikian Penjelasan Hirarki Dokumen di dalam sistem manajemen & semoga bermanfaat. Untuk mengetahui bagaimana cara menulis Panduan mutu, Prosedur Pelaksanaan, Instruksi Kerja sesuai dengan Kaidah Good documentation Practice maka bisa dilihat di artikel berikut :

https://www.sentrakalibrasiindustri.com/cara-penulisan-dokumen-sesuai-dengan-kaidah-good-documentation-practice/

Oiya, bagi teman-teman yang membutuhkan pembimbing untuk proeses akreditasi ISO 17025 bisa langsung mengunjungi link berikut.

Referensi :

Buku pemahaman dan penerapan ISO / IEC 17025 : 2005 persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi karangan bapak anwar hadi

Prosedur Cek Antara Moisture Analyzer Untuk Menjamin Kinerjanya

Prosedur Cek Antara Moisture Analyzer Untuk Menjamin Kinerjanya

Pernahkah berpikir jika hasil analisa kandungan air di dalam sampel yang dianalisa dengan menggunakan moisture analyzer tersebut masih memberikan data yang valid? Atau malah sudah meragukan hasilnya?

Hal ini terkadang menjadi masalah di dalam laboratorium, terlebih jika kalibrasi terakhir terhadap unit moisture analyzer tersebut sudah dilakukan beberapa bulan yang lalu.. Jangan-jangan unit alatnya sudah mengalami penurunan kinerjanya nih..

Buat teman-teman yang mungkin mengalami hal tersebut, cek antara terhadap unit alat bisa dijadikan solusinya.

Cek antara itu sendiri sebenarnya disarankan dilakukan pada interval waktu tertentu di dalam rentang waktu kalibrasi, misalnya : Kalibrasi moisture analyzer dilakukan pada bulan januari 2021 dan akan dilakukan kalibrasi ulang pada bulan januari 2022, maka dalam rentang waktu tersebut bisa dilakukan cek antara, misalnya pada bulan mei dan september.

Lalu bagaimana caranya? Berikut ini adalah prosedurnya.

Catatan :

Pada contoh prosedur ini kita akan mengilustrasikan dengan menggunakan unit moisture analyzer mettler toledo HR 83, Untuk lebih detil mengenai produk ini bisa langsung dilihat di websitenya : https://www.mt.com/

Instruksi Kerja Melakukan Cek Antara Pada Moisture Analyzer :

Sebelum melakukan cek antara tentunya perlu disiapkan terlebih dahulu alat dan bahannya.

  1. Peralatan yang digunakan :
    • Moisture Analyser
    • Thermohigrometer
    • Spatula
  2. Bahan-bahan yang diperlukan :
    • Smartcal Mettler Toledo Nomor Katalog ME30005793

Langkah Kerja :

  • Hubungkan stop kontak moisture analyser dengan sumber arus listrik.
  • Hidupkan alat moisture analyser dengan menekan tombol ON pada panel moisture analyzer
  • Perhatikan gambar dibawah ini :

smartcal untuk cek antara

Gambar Smartcal

  • Sebelum melakukan cek antara dengan menggunakan smartcal (1), perhatikan hal-hal berikut ini :
    Catatan : Cek antara boleh dilakukan setahun 2 kali dengan jadwal pengerjaan setiap 4 bulan terhitung dari bulan dimana alat tersebut dikalibrasi.
    Misalnya : kalibrasi dilakukan di bulan januari, maka cek antara dilakukan di bulan mei dan september.
  • Pastikan stop kontak alat moisture analyser sudah terhubung dengan sumber arus listrik minimal 60 menit untuk melakukan pemanasan.
  • Pastikan heating module (4) pada moisture analyser dalam kondisi dingin sesuai dengan suhu ruangan.

heating module moisture analyzer

Gambar Heating Module Moisture Analyzer

  • Pastikan smartcal (1) yang digunakan belum kadaluwarsa atau expired date (2).
    Catatan : Bulan kadaluwarsa smartcal dapat dilihat melalui COA (Certificate of Analysis) yang disertakan oleh supplier pada saat pembelian. COA (Certificate of Analysis) tersebut juga dapat didownload di website mettler toledo dengan memasukkan nomor lot (3) ke dalam kolom pencarian(5) COA (Certificate of Analysis) Smartcal.

coa smartcal

Gambar Cara download COA (Certificate of Analysis) Smartcal.

  • Pastikan alumunium sample pan (6) masih dalam kondisi yang bagus dan rata.

Alumunium sample pan

Gambar Alumunium Sample Pan

  • Pastikan protective glass (7) dalam keadaan bersih.

protective glass moisture

Gambar protective glass moisture

  • Buat Metode untuk cek antara moisture analyser.

Catatan : Metode yang digunakan untuk cek antara moisture analyser adalah sebagai berikut :

Drying Program : Standard

Drying Temperature : 70, 100, 130, or 160 °C

Switch of Criterion : Time, 10 Menit

Display : % MC

Untuk setingan suhu dipilih yang paling berdekatan dengan suhu analisa yang digunakan alat moisture analyser.
Misalnya : Moisture Analyser Mettler Toledo digunakan untuk analisa bahan dengan suhu 105, maka untuk cek antara moisture analyser tersebut menggunakan suhu 100 °C.
Cek antara Moisture Analyser dapat dilakukan di satu titik suhu atau lebih.

  • Catat temperatur dan kelembaban ruangan dengan menggunakan thermohigrometer yang sudah dikalibrasi.
  • Lakukan cek antara dengan menggunakan smartcal (1) dengan cara sebagai berikut :

Pastikan metode yang digunakan untuk analisa smartcal (1) sudah benar.

Pastikan printer alat dalam kondisi menyala.

Buka Automatic Sample Chamber (8)dengan menekan tombol open / close auto sample chamber (9)

hr 83

Gambar Moisture Analyzer Mettler Toledo Type HR 83

  • Tekan tombol tare (10) sehingga display (11) menunjukkan angka 0.000
  • Buka sachet smartcal (1) kemudian distribusikan isinya secara merata di alumunium sample pan (6)

analisa smartcal

Gambar Analisa Smartcal

  • Tekan tombol start (12) untuk melakukan analisa terhadap smartcal (1).
  • Bandingkan hasil moisture (% MC) yang didapatkan pada tahap 15 tersebut diatas dengan tabel smartcal control limit seperti tabel dibawah ini.

batas atas smartcal untuk check antara

Tabel cSmartcal dan Smartcal Control Limits pada suhu 20 °C dan kelembaban ruangan 50 % RH

Catatan :  Jika analisa tidak dilakukan pada suhu 20 °C dan kelembaban ruangan 50 % RH, maka gunakan tabel koreksi dibawah ini

tabel koreksi smartcal

Tabel Faktor Koreksi Hasil Analisa Smartcal berdasarkan suhu dan kelembaban.

  • Buat laporan cek antara dengan melampirkan data print out hasil analisa smartcal.
  • Jika cek antara tidak memenuhi smartcal control limits seperti pada tabel faktor koreksi diatas maka lakukan kalibrasi ulang terhadap moisture analyser.

Moisture analyzer merupakan unit yang harus di kalibrasi dengan 2 parameter yaitu temperature dan massa nya.

Untuk kalibrasi massa dilakukan dengan standar anak timbangan, sedangkan untuk parameter temperature biasanya menggunakan temperature toll kit bawaan dari principlenya.

Dengan melakukan cek antara terhadap moisture analyzer tersebut, kita tidak perlu ragu lagi dengan hasil analisa sampel di dalam laboratorium kita.

Penggunaan Uji T Test Untuk Membandingkan Hasil Analisa Alat Baru dan Alat Lama

uji t test untuk membandingkan hasil analisa
Proses perhitungan data mentah kedalam file excel.

Pernah mengalami kejadian dimana di dalam laboratorium melakukan analisa dengan menggunakan alat brand A, kemudian karena banyaknya lot pekerjaan sehingga diperlukan pengadaan alat baru sejenis, namun oleh departemen pembelian justru yang dibeli alat dengan brand B. Masalah muncul ketika kita analisa terhadap sampel menunjukkan hasil yang berbeda meskipun alat ukur Brand A dan Brand B tersebut telah kita atur dengan parameter yang sama. 

Tentunya bikin bingung dan pusing kan? 

Nah Pada artikel kali ini, kita akan bersinggungan dengan beberapa istilah statistik antara lain : standar deviasi, rata-rata, uji t test dan lain sebagainya untuk mengatasi masalah tersebut diatas. Namun sebagai catatan, cara ini hanyalah berdasarkan pengalaman kami saja, jika ada referensi-referensi yang lebih mudah diikuti silakan saja.

Contoh kasusnya adalah ketika perusahaan / laboratorium biasa melakukan analisa sampel menggunakan misalnya “Moisture Analyzer Brand A” kemudian terdapat alat baru “Moisture Analyzer Brand B” Maka bagaimana kita bisa menyimpulkan bahwa hasil analisa antara “Brand A” dengan “Brand B” tersebut tidak berbeda secara signifikan?

Berikut ini adalah tahapan penggunaan Uji T Test Untuk Mengatasi Masalah Tersebut :

1. Pastikan kondisi setingan parameter dalam keadaan sama.
Contoh : Jika ada suatu moisture analyser baru dan akan dibandingkan dengan moisture analyser yang sudah ada, maka pastikan kondisi analisa sampel dilakukan pada setingan parameter yang sama.

2. Lakukan analisa terhadap sampel yang sama dengan menggunakan alat baru (Alat A) dan (Alat B) masing-masing sebanyak 30 kali dan catat hasil analisa di dalam file excel dengan langkah sebagai berikut :

2.1. Tulis “Data Ke-“ kedalam cell A1 dan diikuti nomor urut dari 1 s/d 30 dibawah cell tersebut yang menandakan bahwa pada kolom A tersebut adalah nomor urut data pengamatan (lihat no. 1 diatas).

2.2. Tulis “Alat A (X1)” kedalam cell B1 dan diikuti dengan data hasil analisa yang didapatkan dengan menggunakan alat baru (Alat A) dibawah cell tersebut (lihat no. 2 diatas)

2.3. Tulis “Alat B (X2)” kedalam cell C1 dan diikuti dengan data hasil analisa yang didapatkan dengan menggunakan alat yang sudah ada (Alat B) dibawah cell tersebut  (lihat no. 3 diatas)

2.4. Tulis “X1 – X2” kedalam cell D1 dan diikuti dengan pengurangan hasil analisa menggunakan Alat Baru (Alat A (X1)) dengan hasil analisa menggunakan Alat yang sudah ada (Alat B (X2)) (lihat no. 4 diatas)
Catatan : Pengurangan dilakukan pada data yang sama. Contoh hasil analisa sampel analisa pertama (Data Ke-1) dengan menggunakan Alat Baru (Alat A (X1)) dikurangkan dengan hasil analisa sampel analisa pertama (Data Ke-1) dengan menggunakan alat yang sudah ada (Alat B(X2))

2.5. Jumlahkan hasil pengurangan nilai yang didapatkan pada tahap 2.4 tersebut (lihat no. 5 diatas)

2.6. Tulis “(X1 – X2)2” kedalam cell E1 dan diikuti dengan pengkuadratan hasil pengurangan nilai yang didapatkan pada tahap 2.4 (lihat no. 6 diatas)

2.7. Jumlahkan hasil pengkuadratan nilai yang didapatkan pada tahap 2.6 (lihat no. 7 diatas)

2.8. Gambar dari perhitungan data dengan menggunakan file excel dapat dilihat seperti pada gambar dibawah ini.

Catatan : pada gambar dibawah ini diberikan contoh pengambilan data yang hanya dilakukan 10 kali.

3. Hitung standar error mean (Std Err Mean) dengan cara sebagai berikut :

3.1. Rumus yang dipakai untuk menghitung standar error mean adalah sebagai berikut :

 

standar deviasi

Dimana :

Std err Mean = Standar Error Mean

X1 = Hasil analisa yang didapatkan dengan menggunakan alat baru (Alat A)

X2 = Hasil analisa yang didapatkan dengan menggunakan alat yang sudah ada (Alat B)

n = Jumlah pengambilan data

3.2. Kuadratkan nilai yang didapatkan pada tahap 2.5

3.3. Bagi nilai yang didapatkan pada tahap 3.2 tersebut dengan jumlah pengamatan.

3.4. Kuadradkan nilai yang didapatkan pada tahap 2.7

3.5. Kurangkan nilai yang didapatkan pada tahap 2.7 dengan nilai yang didapatkan pada tahap 2.5 untuk mendapatkan nilai pembilang pada rumus standar error mean.

3.6. Kalikan jumlah pengamatan dengan Jumlah pengamatan – 1 untuk mendapatkan penyebut pada rumus standar error mean.

3.7. Bagi nilai yang yang didapatkan pada tahap 3.5 dengan nilai yang didapatkan pada tahap 3.6

3.8. Standar error mean adalah akar kuadrat dari hasil yang didapatkan pada tahap 3.7.

4. Tetapkan pengujian hipotesis dengan cara sebagai berikut :

4.1. Hipotesis Nol (Ho) merupakan kondisi dimana tidak ada perbedaan antara analisa sampel dengan menggunakan alat baru atau dengan menggunakan alat yang sudah ada.

4.2. Hipotesis Alternatif (Ha) merupakan kondisi dimana ada perbedaan antara analisa sample dengan menggunakan alat baru atau dengan menggunakan alat yang sudah ada.

5. Hitung nilai thitung dengan cara sebagai berikut :
5.1. Rumus yang dipakai untuk menghitung thitung adalah sebagai berikut :
t hitung

5.2. Bagi nilai yang didapatkan pada tahap 2.5 dengan jumlah pengamatan untuk mendapatkan selisih rata-rata pasangan.

5.3. Bagi nilai selisih rata-rata pasangan yang didapatkan pada tahap 5.2 dengan standar error mean yang didapatkan pada tahap 3.8

6. Tentukan nilai t tabel dengan cara sebagai berikut :

6.1. Kurangkan jumlah pengamatan dengan 1 untuk mendapatkan nilai variabel bebas (v)

6.2. Untuk tingkat kepercayaan 95% maka nilai tingkat kesalahan adalah 5 % = 0.05.

6.3. Untuk uji 2 arah maka tingkat kesalahan adalah 0.025

6.4. Tentukan nilai t tabel dengan cara menghubungkan nilai derajat bebas (v) dengan tingkat kesalahan pada tabel distribusi t.

7. Ambil kesimpulan dari perbandingan analisa pada alat baru dengan alat sejenis yang sudah ada dengan cara sebagai berikut ini :

7.1. Jika t hitung (data yang didapatkan pada tahap 5.3)  lebih besar dari t tabel (data yang didapatkan pada tahap 6.4) maka Ho ditolak sehingga dan Ha diterima atau dengan kata lain ada perbedaan antara hasil analisa antara menggunakan alat baru (Alat A) dengan alat yang sudah ada (Alat B)

7.2. Jika t hitung (data yang didapatkan pada tahap 5.3) lebih kecil dari t tabel (data yang didapatkan pada tahap 6.4) maka Ho diterima dan Ha ditolak atau dengan kata lain tidak ada perbedaan anatara hasil analisa antara menggunakan alat baru (Alat A) dengan alat yang sudah ada (Alat B)

8. Jika tidak ada perbedaan pada analisa antara alat baru (Alat A) dengan alat yang sudah ada (Alat B) maka alat baru dapat langsung digunakan.

9. Jika ada perbedaan pada analisa antara alat baru (Alat A) dengan alat yang sudah ada (Alat B) maka lakukan kalibrasi ulang terhadap alat yang sudah ada (Alat B) dan ulangi tahap perbandingan hasil analisa dari awal.

Demikian cara membandingkan hasil analisa 2 alat yang berbeda dengan menggunakan uji t test.

Semoga bermanfaat.

Pangkas Budget Perusahaan Dengan Program Kalibrasi Suhu / Temperature

Suhu merupakan salah satu parameter yang kritis dalam berbagai macam industri. Hal-hal yang berkaitan dengan panas ini hampir bisa kita temui di berbagai macam bidang. Di restaurant cepat saji, proses memasak saat ini distandarisasi menggunakan panas dengan suhu dan waktu tertentu untuk menghasilkan cita rasa makanan yang sama antara gerai satu dengan yang lainnya, Di industri farmasi proses pemanasan diperlukan untuk pencampuran berbagai macam bahan baku supaya lebih cepat homogen selain digunakan juga pada proses granulasi untuk membuat granul dari serbuk melalui proses penyemprotan larutan pengikat, Di bagian pengemasan, proses pemanasan juga diperlukan untuk menghasilkan kemasan produk yang berkualitas dan tidak bocor, di bagian packaging juga pasti mememerlukan panas untuk menempelkan produk jadi di dalam kemasan skunder baik itu kemasan hanger, inner dll. TIdak sebatas hanya dalam industri, bahkan di pusat perbelanjaan sekalipun saat ini kondisi freezer yang digunakan untuk menyimpan produk makanan / daging juga mereka pantau secara berkala suhunya. Sedemikian pentingnya suhu tersebut, maka sangatlah perlu dilakukan kalibrasi suhu terhadap sensor / alat pengukur tersebut.

Ruang Lingkup Kalibrasi Suhu / Temperature yang bisa teman-teman gunakan untuk menghemat budget pengeluaran di perusahaan.

1. Thermometer

Termometer ini banyak macamnya, dari termometer gelas yang banyak digunakan di laboratorium kimia, thermometer klinik yang sering dipakai di dalam klinik / rumah sakit, thermometer non contact yang saat ini sering kita temua di berbagai tempat untuk pengukuran suhu badan, thermometer probe, dll

thermometer probe

2. Thermocouple

Thermocouple banyak digunakan di dalam dunia industri, ada berbagai tipe thermocouple antara lain tipe K, J, T, E dll. Penggunaan thermocouple juga sangat luas. Sensor ini bersama dengan thermometer channel juga dapat digunakan untuk kalibrasi enclosure (oven, inkubator, dll). Selain thermometer dalam bentuk wire / kabel, thermocouple juga dapat berbentuk stick yang biasa digunakan untuk kalibrasi furnace pada suhu tinggi atau berupa surface thermocouple yang sering digunakan untuk kegiatan kalibrasi suhu heater pada mesin produksi (mesin filling, mesin wrapping, mesin molding, dll)

thermocouple

3. Thermometer Datalogger

Seiring dengan perkembangan jaman, alat ini banyak kita temui di dalam dunia industri. Dengan sistem logger yang dapat merekam suhu ruangan dengan inverval serta waktu mulai dan waktu selesai yang sebelumnya kita atur melalui software yang biasanya sudah termasuk dalam paket penjualan. Jika pengukuran sudah selesai data yang dihasilkan tinggal kita download melalui PC yang sudah terinstal software datalogger tersebut. Tampilan dari data pengukuran juga bisa kita lihat grafiknya sehingga bisa memberi gambaran yang jelas trend data dari hasil pengukuran. Data tersebut juga bisa kita konversi langsung ke dalam file excel. Hal ini tentunya sangat membantu karena bisa di bukan di komputer manapun dengan menggunakan progrom excel biasa.

thermometer logger

4. Thermohigrometer

Unit ini merupakan alat ukur dengan 2 parameter, yaitu temperature dan kelembaban yang terukur secara bersamaan, Sama halnya dengan unit alat ukur lainnya, temperature di dalam thermohigrometer ini juga perlu dilakukan kalibrasi untuk tetap menjamin akurasinya.

thermohigrometer

5. Freezer

Freezer banyak digunakan di dalam laboratorium mikrobiologi sebagai tempat untuk menyimpan media sebelum digunakan. Terkait dengan standar yang telah ditetapkan tentunya suhu di dalam freezer tersebut harus kita ketahui penyimpangannya, sehingga banyak perusahaan yang melakukan kalibrasi suhu terhadap freezer tersebut.

freezer

6. Oven dan Inkubator

Oven banyak terdapat di laboratorium kimia, alat ini masih banyak digunakan untuk analisa kadar air bahan baku dan analisa lainnya. Sedangkan untuk inkubator banyak kita temukan di laboratorium biologi. Sesuai dengan namanya, alat ini berfungsi untuk melakukan inkubasi. Kedua alat ini juga harus di kalibrasi suhunya dengan cara melakuakn pengukuran di berbagai titik di dalam area alat tersebut. Standar yang digunakan untuk kalibrasi oven dan inkubator ini adalah thermocouple.

kalibrasi suhu inkubator

7. Waterbath

Alat yang banyak terdapat di laboratorium ini berfungsi untuk pemanasan cairan melalui proses perendaman pada air yang terdapat di dalam waterbath yang sebelumnya telah dipasanaskan dimana tujuan perendaman tersebut adalah untuk menghindari penguapan cairan itu sendiri. Untuk spesifikasi dari waterbath itu sendiri bermacam-macam, namun rentang ukur temperature biasanya s/d 100 derajat celsius

waterbath

8. Hotplate

Sesuai dengan namanya, alat ini berfungsi sebagai pemanas ini sering digunakan dalam pembuatan media mikrobiologi, Lempeng pemanas yang terbuat dari logam pipih bisa membuat alat ini bekerja sampai dengan suhu 400 derajat celsius.

hotplate

9. Autoclave

Alat ini digunakan sterilisasi media, peralatan mikrobiologi, serta limbah mikrobiologi sebelum dilakukan pembuangan. Untuk autoclave sendiri sebenarnya yang tidak dilakukan kalibrasi suhu saja, namun alat pressure gauge yang ada di autoclave terebut juga harus dilakukan kalibrasi.

autoclave-hirayama-hve50

10. Temperature Sensor Mesin Mixer

Khususnya dalam industri farmasi, di dalam proses produksi pembuatan granul, tentunya ada proses pembuatan larutan pengikat dimana beberapa bahan baku dicampur kemudian dilarutan dengan purified water dan dipanaskan pada suhu tertentu. Beberapa perusahaan juga melakukan kalibrasi terhadap sensor suhu di mesin mixer ini supaya larutan yang mereka buat memenuhi standar yang telah ditentukan sehingga tidak terjadi gagal produk.

kalibrasi mesin mixer plp

11. Temperature sensor mesin FBD Glatt

Masih berlanjut di pada proses granulasi tersebut, namun kali ini sensor temperature yang dilakukan kalibrasi adalah di bagian mesin pembuat granulnya / mesin FBD / mesin glatt

kalibrasi temperatur mesin fbd glatt

12. Mesing Filling Topack

Pada proses filling, dimana bahan jadi dikemas menggunakan foil atau sejenisnya, tentunya terdapat proses pelekatan pada foil tersebut supaya produk jadi dalam kemasan tidak bocor, Proses pelekatan foil / sejenisnya tersebut terjadi karena adanya lempengan heater yang bertugas melekatkan foil tersebut. Kita bisa bayangkan jika temperature heater tersebut menyimpang, maka akan menghasilkan kemasan yang tidak sesuai dengan standar (bocor) dan tentunya biaya yang ditanggung perusahaan akan menjadi tinggi (sampah foil, sampah produk jadi, dll)

mesin topack

13. Mesin wrapping

Hampir mirip dengan mesin filling, namun untuk mesin wrapping ini biasanya terdapat di area pengemasan tersier dimana produk yang sudah terkemas ke dalam kemasan hanger / inner dibungkus dengan menggunakan plastik yang dipanaskan dengan mesin wrapping ini sehingga pada waktu produk di edarkan di pasaran tidak dipengaruhi oleh adanya perubahan cuaca baik hujan maupun panas.

mesin wrapping tokiwa

14. Climatic Chamber

Unit alat ini adalah chamber yang bisa dikondisikan temperature dan kelembabannya. Climatic chamber ini di dalam industri digunakan untuk uji shelf life dari sampel.

climatic chamber

15. Moisture Analyzer

Alat ini digunakan untuk mengukur kandungan air di dalam sampel, banyak digunakan sebagai pengganti metode oven yang memakan waktu analisa 2 – 3 jam. Dengan menggunakan alat ini maka waktu lamanya analisa bisa dipangkas menjadi hanya 5 menit saja. Pemanas yang digunakan dalam alat moisture analyzer ini bisa bermacam-macam, namun yang paling sering diguanakan adalah batang besi atau lampu halogen. Selain parameter suhu yang dikalibrasi, alat ini juga dikalibrasi untuk parameter massanya dengan menggunakan batu timbangan.

alat-ukur-kadar-air-murah

16. Furnace

Bagi teman-teman yang bekerja di laboratorium kimia tentunya tidak asing lagi dengan alat ini, Biasa disebut dengan tanur yang digunakan untuk analisa bahan yang memerlukan pemanasan yang cukup tinggi bahkan s/d 850 derajat celsius.

furnace

Nah itulah beberapa Ruang lingkup kalibrasi suhu (temperature) yang kami sediakan..

Semoga bermanfaat.

Cara Menggunakan dan Kalibrasi pH Meter Laboratorium

ukuran keasaman ph meter pada makanan

Di dalam sebuah laboratorium, sering kita temui unit alat pH meter. Sebenarnya untuk apa sih alat ini? Bagaimana cara menggunakannya? Serta bagaimana cara melakukan kalibrasi pH meter laboratorium sehingga alat ini tetap terjaga keakuratannya?

pH Meter adalah sebuah alat laboratorium yang digunakan untuk mengukur tingkat keasaman dari suatu larutan. jika ditinjau dari dasar teori pH meter, suatu larutan bisa mempunyai 3 sifat yaitu :

  • Asam dengan pH < 7
  • Netral dengan pH = 7
  • Basa dengan pH > 7

gambar diatas adalah gambaran nilai derajat keasaman untuk beberapa makanan dan minuman yang sering kita konsumsi.

Semakin rendah angka pH nya, maka bersifat semakin asam demikian sebaliknya. 

Beberapa dekade yang lalu sekitar tahun 2000 an, pengukuran derajat asam ini dilakukan menggunakan kerta lakmus, dimana kerta dicelupkan di dalam larutan, dan perubahan warna pada kertas tersebut akan mengindikasikan nilai pH nya. saat ini cara tersebut cenderung ditinggalkan mengingat harga pH meter yang semakin murah dan tentunya tingkat ketelitian yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengukuran derajat keasaman dengan menggunakan kertas lakmus.

Beberapa Tipe pH Meter

Ditinjau dari tipenya, pH meter bisa dibedakan menjadi beberapa macam, oya untuk tipe-tipe berikut yang kita bahas adalah untuk pH meter horiba, salah satu brand yang sangat direkomendasikan untuk pengukuran kualitas air :

1. Jenis Pocket (ph-11 ; ph-22 ; ph-33)

Sesuai dengan namnya, unit ph meter ini mempunyai ukuran yang paling kecil dibandingkan dengan tipe yang lainnya, bisa dimasukkan ke kantong serta dibawa langsung ke lapangan. Banyak digunakan sebagai pengukur pH air langsung di lingkungan. Meskipun kecil, alat ini mempunyai beberapa unggulan antara lain bersifat water proof / tahan terhadap air, sehingga kita tidak perlu khawatir pada saat menggunakannya di lingkungan, bisa dikalibrasi s/d 5 titik point (untuk horiba tipe ph-33), minimum sampel yang dibutuhkan untuk pengukuran yang relatif sedikit yaitu hanya 0.1 ml, umur bateray yang dapat mencapai 400 jam dengan disertai indicator jika bateray tersebut akan habis, dan untuk paket pembelian biasanya sudah disertai dengan kotak / case nya dan juga larutan buffer pH 4,01 dan 7,00 yang bisa kita gunakan untuk kalibrasi unit tersebut.

pH Meter Pocket

2. Jenis Bench Meters (Horiba LAQUA F-72 ; F-73 ; F-74 ; PH-1100 ; PH-1200 ; PH-1300)

Tipe ini sangatlah cocok digunakan di laboratorium, unit sudah dilengkapi dengan adanya stand base, stopper, stand arm, serta stand shaft sehingga memudahkan kita untuk memasang dan menggerakkan elektroda sehingga lebih aman dari kerusakan (pecah) serta lebih nyaman pada saat digunakan.

DIbandingkan dengan tipe pocket, pH meter tipe bench ini tentunya lebih banyak mempunyai fitur antara lain dapat menyimpan data lebih dari 2000 pengukuran serta bisa dihubungkan ke PC. untuk titik kalibrasinya juga bisa kita atur sampai dengan 5 titik, hal ini tentunya akan sangat berguna sekali jika rentang pengukuran sampel yang kita lakukan di dalam laboratorium bervariasi dari pH rendah s/d pH tinggi.

tipe benchtop

3. Jenis Handheld Meter (Horiba LAQUA WQ-300 Series)

Secara sederhana tipe ini adalah versi canggihnya dari tipe pocket yang telah dibahas sebelumnya, bisa dijadikan sebuah solusi sebagai alat ukur kualitas air yang ada di lingkungan. Alat ini tidak hanya dapat kita andalkan untuk pengukuran pH meter saja, namun bisa juga kita gunakan untuk mengukur conductivity, salinity, resistivity, TDS, dan DO,

Unit ini tahan terhadap air (waterproof) dan tahan debu (dust  proof) dengan ukuran layar 70 x 52 cm sehingga hasil pengukuran dapat terlihat dengan jelas. Kenyamanan pengukuran juga di support dengan adanya foldable meter stand. Juga terdapat indikator terhadap status sensor dari elektroda sehingga kita bisa memutuskan apakah dengan kinerja elektrode unit tersebut masih bisa kita gunakan atau kita ganti dengan yang baru. Data kalibrasi juga bisa kita lihat secara detil di unit ini, dan tentunya masih banyak fitur yang lainnya. 

handheld

Harga pH Meter Laboratorium

Harga pH meter tentunya tergantung dengan tipenya, untuk tipe jenis pocket misalnya horiba ph-33 tersebut diatas 3 – 5 jutaan, untuk tipe bench meter misalnya horiba F 72 berkisar antara 20 – 30 jutaan

Catatan : harga ph meter tersebut diatas adalah beberapa harga yang kami rangkup dari beberapa marketplace yang ada di indonesia, harga mungkin akan berbeda tergantung dengan kelengkapan assesories (stand, buffer solution, KCl solution, dll) yang diikutkan pada paket pembelian.

Untuk detil harga bisa langsung menghubungi principle / distribusi resmi dari produk tersebut.

Tahapan / Cara Kalibrasi pH Meter

Untuk melakukan kalibrasi pH meter, maka diperlukan adanya larutan standar (buffer), jumlah titik pH yang dikalibrasi umumnya adalah 3 titik atau tergantung dengan penggunaan / sampel yang akan dianalisa dengan menggunakan pH meter tersebut.

Untuk larutan standar yang digunakan bisa menggunakan brand apa saja, salah satunya adalah brand merck, karena brand ini mempunyai expired date yang relatif lama (2 tahun) sehingga bisa kita simpan untuk kegiatan kalibrasi selanjutnya.

Sebelum melakukan kalibrasi pastikan kita memilih tipe standar solution yang digunakan, apakah USA, NIST, ataukah custom. Cara tersebut bisa kita lakukan dengan merubah pengaturan yang ada di dalam pH meter tersebut (berikut ini adalah contoh untuk pengaturan pH meter horiba tipe F52). Biasanya yang kami pilih adalah custom, karena pilihan ini memberikan kita kemudahan dalam meilih larutan standar (buffer) yang akan kita gunakan untuk kalibrasi.

calibration seting
calibration seting

Berikut ini adalah beberapa larutan standar yang dapat digunakan untuk kalibrasi pH meter :

Larutan standar merck SRM dari NIST dan PTB 

  • pH 4.00 (20°C) Certipur No. Katalog 109435
  • pH 7.00 (20°C) Certipur No. Katalog 109439
  • pH 9.00 (20°C) Certipur No. Katalog 109461

Berikut ini adalah tahapan untuk melakukan kalibrasi pH meter tersebut :

Untuk tipe pocket :

a. pastikan sensor dalam kondisi bersih sebelum dilakukan kalibrasi ph meter tipe pocket ini, jika kotor maka bersihkan sensor dengan menggunakan air. 

b. teteskan larutan standar pH meter kemudian tekan tombol cal, proses kalibrasi pH meter selesai ketika ditandai munculnya icon smiley.

cara kalibrasi ph meter tipe pocket
Tahap b

Untuk tipe bench meter (Misalnya : horiba tipe F72)

a. Tekan icon Channel Setting dan Measurement, pastikan pada bagian tersut terdisplay “CH1” dan “pH”

b. Tekan tombol CAL sehingga display menunjukkan tampilan PH Cal Screen

c. Cuci elektroda pH meter dengan menggunakan air pw / destilat (lakukan dengan hati-hati / cukup lakukan dengan cara menyemportkan air destilat tersebut ke elektroda dengan menggunakan botol semport)

d. Usap secara hati-hati elektroda pH dengan menggunakan tissue.

e. Celupkan elektroda pH meter tersebut ke dalam larutan standar pH 7 (titik pertama)

f. Tekan tombol start untuk memulai kalibrasi pada titik pH 7 tersebut

pada tahapan tersebut nilai pH akan tertera di dalam layar, dan indikator hold akan berkedip yang menandakan pembacaan telah stabil

g. tekan tombol stop dan kemudian lanjutkan kalibrasi pH meter di titik ke dua

h. Ulangi kembali langkat c – d untuk membersihkan elektroda pH meter

i. Celupkan elektroda pH meter tersebut ke dalam larutan standar pH 4 (titik kedua)

j. Tekan tombol start untuk memulai kalibrasi pada titik pH 4 tersebut 

k. Ulangi tahapan h – j tersebut dengan menggunakan larutan standar pH 9 (titik ketiga)

l. Jika kalibrasi sudah selesai dilakukan, maka hasil kalibrasi akan terlihat di layar, tekan tombol close untuk kembali ke CAL screen.

m. Untuk kembali ke mode pengukuran tekan tombol MEAS

n. Selesai

tampilan layar pada saat kalibrasi horiba f 72
tahap persiapan
kalibrasi dengan larutan standar ph 7
kalibrasi pada pH 7
kalibrasi dengan larutan standar ph 4
kalibrasi pada ph 4

Setelah kalibrasi selesai dilakukan, maka alat sudah siap untuk digunakan. Berikut ini adalah cara menggunakan pH Meter :

Untuk tipe Pocket

a. Untuk melakukan pengukuran sampel kita bisa meneteskan sampel ke dalam sensor, proses pengukuran selesai jika ditandai dengan munculnya icon smiley

b. Bersihkan sensor dengan tissue non residual jika pengukuran telah selesai.

 

cara menggunakan ph meter pocket

Untuk tipe bench meter

a. Bersihkan elektroda pH meter dengan menggunakan air destilat kemudian usap dengan menggunakan tissue

b. celupkan elektroda pH meter sedalam kurang lebih 3 cm ke dalam sampel yang akan dianalisa 

c. Tekan tombol MEAS pada icon channel setting dan measurement item sehingga terpilih “CH1” dan “pH”

d. Tekan tombol start untuk memulai pengukuran, dan indikator “hold” akan berkedip yang menandakan pembacaan telah stabil.

cara memakai ph meter benchtop horiba

Jika teman-teman merasa kesulitan untuk melakukan kalibrasi pH meter tersebut / mempunyai kendala dalam hal pengadaan larutan standar (buffer) untuk melakukan kalibrasi, maka bisa juga menggunakan laboratorium penyedia jasa layanan kalibrasi.

Semoga bermanfaat.

Referensi :

Manual book dan Website : https://www.horiba.com/

Simbol Bahan Kimia Berbahaya di Dalam Laboratorium

simbol-bahan-kimia-berbahaya- di-dalam-laboratorium

Pengenalan simbol bahan kimia berbahaya sangatlah penting untuk menerapkan keselamatan kerja di laboratorium kimia. Bagi teman teman yang bertugas di departemen HSE atau laboratorium harusnya tidak asing lagi dengan simbol simbol tersebut.

Dengan mengenali simbol bahan kimia tersebut diharapkan kita bisa melakukan tindakan preventif serta memahami apa saja yang harus dilakukan jika terpapar dengan bahan-bahan tersebut.

Sosialisasi terkait dengan penanganan bahan ini kepada analis juga menjadi tanggung jawab supervisor laboratorium / departemen HSE di dalam perusahaan.

Artikel ini akan memberikan contoh serta gambar simbol bahan kimia berbahaya tersebut :

  • Korosif

Merupakan bahan kimia yang dapat merusak peralatan / jaringan hidup melalui kontak. Hal terpenting bagi kita adalah jangan menghirup uap serta hindari kontak dengan kulit ataupun mata.

Contoh dari bahan kimia jenis ini adalah asam sulfat, asam nitrat, asam clorida, natrium hidroksida, formaldehide, fenol, dll. Apabila dalam kondisi tidak sengaja kita terpapar dengan bahan ini maka disarankan untuk mengencerkannya dengan air mengalir.

  • Flamable / Mudah Terbakar

Untuk cairan mudah terbakar mempunyai titik nyala dibawah 60.5 derajat celcius. Sedangkan jika dalam bentuk padatan sangat disarankan untuk menjauhkan dari sumber panas, percikan api, serta api terbuka.

Hal tersebut juga berlaku untuk bahan mudah terbakar dimana titik nyalat lebih besar dari 60.5 derajat celcius tetapi kurang dari 90 derajat celcius.

Contoh dari bahan yang mempunyai sifat flamable / mudah terbakar ini adalah beberapa pelarut organik.

  • Oksidator

Bahan atau senyawa kimia yang bersifat pengoksidasi. Hindarkan dari bahan yang mudah terbakar, panas yang tinggi, ataupun bahan yang mempunyai sifat reduktor. Salah satu contoh senyawa yang bersifat oksidator ini adalah hidrogen peroksida.

  • Poison / Beracun

Simbol bahan kimia untuk senyawa beracun ini adalah seperti tengkorak. Sangat berbahaya bagi kesehatan kita biar kontak dengan kulit, terhirup, ataupun tertelan.

Contoh senyawa / bahan ini adalah Benzena (TLV 25 ppm), Besi karbonil (TLV 0,001 ppm), Klorin TLV 1 ppm), Asam sianida (TLV 10 ppm), Hg (TLV 0,1 mg/m3), dan NO2 (TLV 5 ppm)

  • Dangerous fo the environment

Bahan kimia jenis ini sangat berbahaya bagi lingkungan sehingga dalam pembuangannya harus memenuhi ketentuan yang berlaku. Tetraklorometan merupakan salah satu bahan kimia jenis ini.

  • Mudah Meledak

Sesuai dengan namanya, bahakn kimia dengan simbol ini mempunyai sifat mudah meledak, dimana ledakan bisa dikarenakan karena benturan, pemanasan, pukulan, gesekan. Oleh karena itu penanganan bahan kimia yang mempunyai sifat ini haruslah lebih hati-hati

  • Iritasi

Bahan kimia dengan simbol ini sebenarnya dibagai menjadi 2 kode, yaitu kode Xn dan kode Xi. Kode Xn menunjukan adanya risiko kesehatan jika bahan masuk melalui pernafasan (inhalasi), melalui mulut (ingestion), dan melalui kontak kulit

Mengingat bahan kimia dengan jenis diatas sangat berbahaya maka sangat disarankan untuk terlebih dahulu membaca MSDS nya (Material Safety Data Sheet) yang biasanya dapat kita minta kepada vendor pada waktu pembelian / dengan cara mendownloadnya di website dari brand bahan kimia yang kita beli tersebut. Simbol bahan kimia Berbahaya ini juga dapat dengan mudah kita lihat di kemasan dari bahan itu sendiri.

Oiya, bagi teman-teman yang bekerja di laboratorium dan ingin melakukan akreditasi terhadap laboratoriumnya dan membutuhkan konsultan silakan hubungi kami melalui link berikut.

Semoga bermanfaat

Cara Merawat Anak Timbangan

cara-merawat-anak-timbangan

Penting untuk kita mengetahui cara merawat anak timbanganan, karena anak timbanganan merupakan standar yang digunakan untuk mengkalibrasi timbanganan. Perlakuan yang tidak tepat / cara perawatan yang kurang baik terhadap anak timbanganan tentunya akan berdampak pada besarnya ketidakpastian pada anak timbanganan tersebut sehingga budget dari ketidakpastian yang berkontribusi pada kalibrasi timbangan dengan menggunakan anak timbangan tersebut juga akan semakin besar. Dan hal ini tentunya tidak kita inginkan.

Sebelum berlanjut kepada cara perawatannya ada baiknya dulu dibahas tentang bagaimana sih memilih anak timbangan yang benar.

Anak timbangan biasanya terbuat dari suatu bahan yang tidak bereaksi secara kimia, bersifat non magnetik dan tahan terhadap goresan karena goresan tersebut berpotensi untuk terjadinya tumpukan kotoran seperti debu dll. Anak timbangan terdiri dari berbagi macam kelas dari kelas E1 yang biasanya hanya digunakan untuk standar kalibrasi anak timbangan untuk kelas dibawahnya (E2, F1, F2) sampai kelas M2. Penggolongan penggolongan tersebut didasarkan pada densitas sesuai dengan standar OIML R111.

Untuk anak timbangan kelas E1 dan E2 haruslah terdiri dari material tinggal, sedangkan untuk kelas yang lainnya bisa bisa terbuat dari beberapa material yang digabungkan dengan suatu bahan tertentu.

BeriKut ini adalah cara merawat anak timbangan :

1. Pembersihan

Bersihkan anak timbangan menggunakan sikat berbulu lembut.

Jika teman2 membeli suatu anak timbangan (apalagi dengan jumlah 1 set) biasanya sikat untuk pembersih anak timbangan tersebut sudah termasuk dalam pembelian.

Hindari menggunakan sikat yang dengan bulu-bulu kasar karena hal ini akan menimbulkan goresan yang berpotensi untuk akumulasi kotoran.

2. Jangan pernah menyentuh anak timbangan tersebut dengan tangan langsung atau benda yang bersifat tajam. Gunakan sarung tangan yang sesuai ataupun alat bantu seperti pinset yang direkomendasikan. Pinset yang tidak sesuai akan berpotensi menimbulkan goresan.

3. Jangan pernah membenturkan anak timbangan tersebut.

4. Jangan berbicara dekat dengan anak timbangan.

He he.. terkesan aneh memang, tapi percaya atau tidak uap yang dihasilkan dari mulut kita akan mempengaruhi dari berat timbanganan tersebut.

5. Lakukan kalibrasi serta verivikasi terhadap anak timbangan tersebut secara periodik.

Apa itu itu kalibrasi, artikelnya bisa dibaca disini.

Biasanya anak timbangan dikalibrasi dalam rentang waktu 1 tahun sekali sedangkan verivikasi dapat dilakukan secara periodik 1 bulanan untuk memastikan bahwa persyaratan / ketidakpastian dari anak timbangan tersebut masih sesuai dengan kelasnya.

Untuk kalibrasi anak timbangan jika tidak dapat melakukannya sendiri maka bisa menggunakan laboratorium jasa kalibrasi kami. Silakan klik tombol dibawah ini untuk mengkalibrasi anak timbangan and

Prosedur Pengoperasian Oven Laboratorium Memmert

Prosedur Pengoperasian Oven Laboratorium Memmert

Oven laboratorium memmert merupakan salah satu alat yang paling sering kita temui di dalam laboratorium kimia dimana alat ini masih digunakan untuk analisa kadar air. Nah pada artikel kali ini kita akan sedikit mengupas tentang bagaimana prosedur pengoperasian oven memmert khususnya tipe UNE dan UFE.

Sebelum ke pengoperasian, perlu diingat bahwa pada saat melakukan instalasi oven memmert ini tidak boleh terlalu rapat dengan dinding, perlu diberi jarak minimal 15 cm untuk bagian belakang, dan minimal 20 cm untuk bagian atasnya, hal ini untuk memperlancar sirkulasi udara di dalam oven.

Berikut ini adalah gambaran panel oven laboratorium memmert tipe UNE dan UF

panel oven laboratorium memmert

Berikut ini adalah tahapan sederhana dalam pengoperasian oven laboratorium memmert ini :

oven-laboratorium-memmert

Untuk membuka pintu oven ini, maka maka kita perlu menarik handle nya, sedangkan untuk menutup pintu oven, kita perlu menekan handlenya.

  1. Nyalakan oven dengan menekan tombol main switch (push / turn control)
  2. Atur pertukaran udara dengan cadra menggeser air slider
  3. Pilih mode operasi dengan cara sebagai berikut :
  4. Tekan dan tahan tombol set key, kemudian setelah beberapa saat (kurang lebih selama 3 detik) mode operasi yang sedang berlangsung akan berkedip pada display.
  5. Pilih mode operasi yang akan digunakan dengan memutar main switch (push / turn control) sambil tetap menekan tombol Set key
  6. Untuk mengubah temperatur, lakukan langkah-langkah berikut ini :
  7. Tekan tombol Set Key, maka temperature display akan berkedip.
  8. Atur temperature sesuai dengan yang diinginkan dengan memutar tombol main switch (push / turn control) sambil tetap menekan tombol set key.
  9. Setelah pengaturan temperatur selesai, temperature display akan menunjukkan temperature aktual yang telah tercapai.
  10. Untuk memproteksi agar temperatur tidak beroperasi melebihi temperature yang kita inginkan, lakukan langkah-langkah berikut ini :
  11. Putar tombol switch (push / turn control) sampai temperature display berkedip.
  12. Atur temperatur maksimal yang diinginkan dengan memutar tombol switch (push / turn control) sambil menekan tombol set key.
  13. Selesai

Cukup sederhana kan..

Dan yang perlu diingat maksimal rak susun yang diperbolehkan untuk Oven Memmert  Tipe UNE dan UFE adalah 5 buah, dengan kapasitas maksimal masing-masing adalah 30 kg dan kapasitas total adalah 60 kg yang tidak kalah penting oven laboratorium ini juga perlu dikalibrasi temperaturenya.

Kalibrasi bisa dilakukan menggunakan jasa layanan laboratorium kalibrasi ataupun dilakukan secara mandiri jika teman-teman telah memiliki standar thermocouple dan juga telah memliki training kalibrasi suhu.

Kelebihan jika kalibrasi dilakuka secara internal adalah jika ternyata suhu oven tersebut menyimpang, maka kita bisa lakukan adjustment terlebih dahulu kemudian melakukan kalibrasi ulang terhadap oven tersebut, sehingga pada saat penggunaan analis tidak perlu repot menggunakan faktor koreksi.

Cara Adjustment Oven Laboratorium Merk Memmert Tipe UNE

cara-adjustment-pada-kalibrasi-oven-laboratorium

Ada kalanya pada saat kalibrasi oven laboratorium, hasil yang didapatkan pada saat pengambilan data menyimpang atau mempunyai koreksi yang besar.

Namun tahukah teman-teman jika sebenarnya oven laboratorium khususnya untuk brand memmert ini sebenarnya bisa di adjust supaya peyimpangannya tidak terlalu jauh?

Namun sebelum membahas cara melakukan adjustment, kita bahas sedikit mengenai cara kalibrasi oven.

Kalibrasi oven Laboratorium (enclosure) dilakukan sesuai dengan metode AS 2853. 1986. Enclosures-Temperature Controlled-Performance Testing and Grading. Standards Australia. standar yang digunakan adalah thermocouple beserta yang terangkat di dalam chamber oven tersebut.

Setelah oven di seting pada temperature yang ingin dikalibrasi dan ketika temperature sudah stabil maka pembacaan thermocouple tersebut dilakukan dengan bantuan thermometer channel. Data yang didapatkan dari hasil kalibrasi oven tersebut adalah variasi temporal, variasi spasial, serta variasi total dan tentunya nilai ketidakpastian hasil kalibrasi.

UPDATE :

Untuk saat ini AS 2853. 1986 sudah obsolete, dan metode kalibrasi oven yang sering digunakan merujuk ke metode yang diterbitkan SNSU.

Oven laboratorium merk memmert pada dasarnya bisa dilakukan adjustment pada 3 temperature, yaitu pada temperature rendah (CAL 1) ; temperature sedang (CAL 2) ; temperature tinggi (CAL 3).

Gambarannya jika oven tersebut kita gunakan dalam temperature 100 derajat celsius, maka kita gunakan CAL 2 untuk melakukan adjustment. DI oven memmert ini adjustment + maupun – tetap bisa dilakukan.

Contoh pada kegiatan pengambilan data dengan menggunakan thermocouple di kalibrasi oven laboratorium ini pada temperature 100 derajat celsius adalah 99.6 derajat celsius.

Nah pada CAL 2 tersebut kita seting temperaturenya dengan angka -0.4 derajat celsius dimana angkat ini adalah nilai koreksi dari pembacaan. Lakukan hal yang sama untuk pemakaian temperature yang rendah serta pemakaian temperature yang tinggi. Contohnya di 50 derajat celsius dan 180 derajat celsius.

cara-kalibrasi-oven

Nah dengan mengetahui fitur ini maka kita tidak perlu khawatir lagi jika terjadi penyimpangan pada oven kita. Ternyata jika kita membaca manual book / instruksi kerja dari alat banyak hal-hal baru yang bisa kita temukan, meskipun terkadang sederhana namun sangat bermanfaat.

Buat teman-teman yang belum mempunyai thermocouple untuk standar kalibrasi oven, dan masih melakukan kalibrasi secara eksternal bisa langsung menghubungi kami.

Atau mungkin teman-teman ingin mengadakan training kalibrasi silakan hubungi kami melalui icon whatsapp di samping kanan website ini.

Atau bapak ibu yang mempunyai laboratorium kalibrasi atau suplier alat ukur serta ingin bekerja sama dengan memasang iklan banner di website ini juga bisa menghubungi kami.

Semoga bermanfaat.