Alat Ukur Pneumatik Dalam Industri Otomotif

Jika kita bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak dibidang otomatif, maka alat ukur pneumatic tentunya tidak asing / kita kenal dengan baik karena tentunya dalam pekerjaan sehari-hari alat tersebut membantu pekerjaan kita. Prinsip kerja dari alat ukur pneumatic ini adalah bekerja berdasarkan tekanan udara / gas / tekanan zat yang lainnya.

Besaran dan satuan yang digunakan pada alat ukur pneumatik :

Alat ukur pneumatik menggunakan besaran dan satuan tekanan, satuan ini baiknya kita ketahui agar kita tidak kesulitan membaca hasil pengukuran dan melakukan konversi satuan. Berikut ini adalah tabel konversi tekanan yang bisa kita jadikan acuan.

tabel konversi tekanan

Cara pembacaannyapun relatif sederhana, kita cukup melihat satuan di kolom paling kiri, kemudian ingin dikonversikan ke satuan apa.

Misalnya pada gambar diatas, kita ingin mengkonversikan satuan Atm ke satuan yang lainnya (lihat kotak yang berwarna kuning), maka hasilnya adalah sbb :

1 atm = 1 atm = 1.033 kg/cm2 = 760 mmHg = 29.92 inHg = 10332.56 mmH2O = 406.79 InH2O = 1.013 Bar = 0.1013 MPa = 101.32 KPa = 14.69 Psi

Atau jika teman-teman ingin melakukan konversi secara online bisa menggunakan web pressure converter salah satunya adalah sebagai berikut :

https://www.unitconverters.net/pressure-converter.html

Berikut ini adalah tampilannya :

pressure converter online

Caranya sangat sederhana :

  • Masukkan nilai yang ingin dikonversi ki bagian A
  • Pilih satuan asal di bagian B
  • Pilih satuan yang ingin di hasilkan di kolom C
  • Maka hasil konversinya akan muncul di kolom D

Berikut ini adalah gambar hasil konversi tekanan dari 1 bar ke satuan kilo pascal. Dan hasil yang didapatkan adalah 100 kilopascal.

hasil pressure converter

Beberapa Jenis Alat Ukur Pneumatik dalam Industri Otomotif :

Compression tester

compression tester adalah

Merupakan alat tes kompresi yang sering digunakan saat servis kendaraan. fungsi compression tester adalah untuk mengetahui besarnya tekanan kompresi pada tiap silinder mesin. Alat ini sering sekali digunakan oleh mekanik saat melakukan servis kendaraan atau saat melakukan diagnosa masalah mesin ketika tenaga yang dihasilkan mesin kurang optimal

Bagian-bagian dalam compression tester :

A. Gauge yang berfungsi untuk menunjukkan hasil pengukuran kompresi

B. Choke Screw yang berfungsi untuk melepaskan tekanan angin setelah pengukuran selesai sehingga jarum gauge kembali lagi ke titik 0

C. Adaptor yang merupakan bagian yang masuk ke dalam tempat busi.

Cara Menggunakan Compression Tester

  • Lepas kabel tegangan tinggi busi dan kabel tegangan tinggi koil
  • Hubungkan kabel tegangan tinggi koil ke massa. Hal tersebut untuk menghindari agar tegangan tinggi yang dihasilkan oleh koil pengapian tidak mengalir ke dalam badan operator
  • Lepas semua busi yang ada di tiap silinder
  • Masukkan ujung selang (adaptor) dari compression tester ke lubang busi
  • Buka katup gas penuh
  • Starter mesin kurang lebih 10 – 15 detik
  • Baca tekanan kompresi pada bagian gauge
  • Setelah selesai pengukuran tekan tombol choke screw untuk melepaskan tekananannya.

Vacuum gauge

gambar vacuum gauge

alat ukur vacuum ini merupakan alat ukur yang sangat berharga bagi mekanik selama bertahun-tahun bahkan pada mesin dengan sistem komputer modernpun alat pengukur vakum ini masih tetap digunakan untuk mendiagnosa masalah pada mesin dan penyaluran tenaga.
jika kinerja mesin mengalami masalah maka penyaluran tenaga mesin pun akan terganggu, beberapa bagian mungkin tidak dapat bekerja secara normal seperti saringan udara busi katup sistim bahan bakar sistem kelistrikan dan atau sistem emisi gas buang. Adapun fungsi vacuum gauge adalah indikator yang berfungsi untuk menunjukkan besarnya pengurangan tekanan udara atau menunjukkan jumlah tekanan udara

Cara penggunaan vacuum gauge ini juga sangat sederhana, kita cukup membaca indikatornya saja saat unit alat ini digunakan.

Baca Juga : Vacuum Gauge Untuk Alat Uji Kebocoran

Radiator Cup tester

alat ukur pneumatik radiator test

Radiator Cup tester digunakan untuk mengetahui ada tidaknya kebocoran pada sistem pendingin kendaraan. Selain itu alat ini dapat digunakan untuk memeriksa kondisi dari tutup radiator. Radiator tester dilengkapi dengan pompa yang berfungsi untuk menghasilkan tekanan dan juga dilengkapi dengan manometer yang berfungsi untuk mengetahui tekanan yang disediakan dihasilkan oleh pompa.

Bagian-bagian radiator cup tester :

A. Pressure Tester

B. Pressure Gauge

C. Radiator Cap

Cara Pemeriksaan kebocoran air radiator :

  • Pasang cup tester pada radiator
  • Pompa dengan tekanan 1.1 Kg/cm2
  • Pastikan tidak ada kebocoran pada radiator dan sistem pendingin lainnya

Pemeriksaan Tutup Radiator

  • Pasang tutup radiator pada radiator cup tester dan pompa sampai tutup radiator terbuka
  • Bandingkan dengan spesifikasi yang ada untuk menyimpulkan apakah kondisi tutup radiator dalam kondisi yang bagus atau sudah rusak. Contoh : Spesifikasi tekanan tutup radiator adalah 0.75 s/d 1.05 kg/cm2 dan spesifikasi limit 0.6 kg/cm2

Tire pressure gauge

tire pressure gauge adalah

Tire pressure gauge merupakan salah satu dari sekian banyak alat ukur pneumatic. Tire pressure gauge atau alat pengukur tekanan ban berfungsi untuk mengukur berapa besar tekanan udara didalam ban kendaraan.
Pengukuran tekanan udara dalam ban ini nantinya berfungsi untuk membantu pemilik kendaraan atau mekanik untuk menentukan ban perlu ditambah udara atau justru harus dikurangi karena kelebihan tekanan udara

Cara penggunaanya tire pressure gauge :

  • Lepas tutup pentil kendaraan
  • Masukkan gagang ujung tire pressure gaue kedalam pentil kendaraannya
  • Baca hasil pengukurannya dari jarum penunjuk pada manometer tire pressure gauge
  • Setelah diketahui hasil ukurnya tinggal kita lihat nilai tersebut lebih besar atau lebih kecil dari tekanan standar yang disarankan. Biasanya untuk ban depan lingkar 17 adalah 29 PSI dan ban belakang adalah 33

Manometer AC

gambar manometer ac

Manometer adalah alat yang berfungsi untuk mengukur tekanan udara dalam ruang tertutup. Udara ternyata memberikan tekanan pada ruang tertutup dan untuk mengukur tekanan gas atau udara dalam ruang tertutup, untuk mengetahui besarnya tekanan tersebut digunakanlah manometer.

Untuk aplikasi manometer AC di dalam dunia otomotif yaitu banyak digunakan pada saat penggantian freon pada mobil, dimana ada beberapa tahapan yaitu  pengosongan, pemvacuuman, pengisian oli dan freon sampai tahap pengujiannya. Pada tahapan pengosongan tersebut dilakukan pengukuran tekanan dengan menggunakan manometer dimana hasil pengukurannya harus sesuai dengan spesifikasi yang ada di buku petunjuk kendaraan bersangkutan.

Hidrometer

Hidrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur berat jenis atau kepadatan relatif dari cairan yaitu rasio densitas cairan kepadatan air dan biasanya terbuat dari kaca dan terdiri dari batang silinder dan bola pembobotan dengan merkuri atau tembakan timah untuk membuatnya mengapung tegak

Tips Memelihara Alat Ukur Pneumatik :

1. alat ukur pneumatik tidak boleh terjatuh karena dapat merusak komponen didalamnya

2. Letakkan alat ukur pneumatik pada tempatnya setelah digunakan untuk mencegah alat ukur terjatuh dan tertimpa kunci-kunci di bengkel

3. Alat ukur pneumatik harus terhindar dari debu dan partikel kecil lainnya supaya tidak terbawa masuk kedalam alat saat digunaka. Masuknya Partikel kecil kedalam alat ukur akan merusak komponen-komponen didalam alat ukur

4. Jangan pernah memberi tekanan berlebih pada alat karena dapat merusaknya lihat tekanan maksimum yang terdapat pada buku manual sebelum menggunakannya

5. Bersihkan kotoran dengan kain bersih setelah digunakan

6. Simpan alat ukur pneumatik ditempat yang tidak lembab dan jauhkan dari sinar matahari langsung dan

jauhkan dari sumber panas agar komponen dari plastik dan karet tidak mudah mengembang

7. Lakukan kalibrasi alat ukur pneumatik secara berkala untuk tetap menjaga keakuratannya. Untuk kalibrasi bisa menggunakan laboratorium kalibrasi yang teman-teman percaya, atau bisa juga menggunakan layanan kalibrasi kami.

Pembahasan Tentang Ayakan Laboratorium (Test Sieve)

Pembahasan Tentang Ayakan Laboratorium (Test Sieve)

Anda mempunyai ayakan laboratorium atau terkadang dikenal dengan sebutan test sieve untuk analisa distribusi partikel di laboratorium ?

Ukuran partikel bagi beberapa industri sangatlah penting atau bisa dikatakan titik kritis pada spesifikasi produk karena bisa jadi ukuran partikel akan mempengaruhi kualitas produk itu sendiri. Aplikasi dalam analisa ukuran partikel ini sangat beragam misalnya dalam industri semen, pertambangan, bahkan sampai industri makanan.

Dalam melakukan analisa partikel tersebut, tentunya diperlukan beberapa buah ayakan / test sieve, karena harga per unit atau satuan alat ini bisa dikatakan tidak murah, berkisar antara 2 – 3 jutaan maka kita harus benar-benar menjaganya agar tidak cepat rusak sehingga biaya pembelian alatpun dapat dihemat.

Namun sebelum membahas tentang tips merawat ayakan, ada baiknya kita terlebih dahulu mengenal mengenai jenis ayakan ini.

Macam-Macam Ukuran Ayakan :

Di industri, ayakan dapat kita temui dari berbagai ukuran antara lain sebagai berikut

 

Nomor Ayakan (Mesh) Ukuran dalam Micrometer Nomor Ayakan (Mesh) Ukuran dalam Micrometer
20 850 120 125
25 710 140 106
30 600 170 90
35 500 200 75
40 425 230 63
45 355 270 53
50 300 325 45
60 250 400 38
70 212 450 32
80 180 500 25
100 150 635 20

Dengan satuan Mesh, di unitnya sendiri biasanya selain tertulis mesh juga tertulis angka mikron meter nya, karena kedua ukuran ini merupakan konversi dimana arti mesh itu sendiri adalah jumlah lubang pada mesh luasan 1 inch persegi.

Sebagai contoh ayakan mesh 40 artinya adalah dalam 1 inchi mesh terdapat lubang sebanyak 40.

Dibawah ini adalah contoh gambar ayakan dengan ukuran 710 mikron (Ukuran Mesh 25, lihat angka yang ada di lingkaran biru)

macam-macam ukuran mesh

Prinsip Kerja Ayakan Mesh

Prinsip kerjanya sangatlah sederhana dan hampir mirip dengan saringan biasa. Dimana pemisahan partikel berdasarkan ukurannya, Partikel dengan ukuran yang relatif besar akan tertahan, dan ukuran yang lebih kecil akan lolos dari ayakan mesh tersebut.

Berikut ini adalah contoh dari COA (Certificate Of Analysis) bahan beta carotene, dimana salah satu parameter yang diuji adalah particle size dengan menggunakan metode ayakan (lihat tulisan di lingkaran biru)

contoh coa bahan untuk parameter mesh
Dapat dilihat bahwa bahan tersebut mempunyai spesifikasi 100 % bahan beta carotene lolos di mesh 80, dan hasilnya memang ternyata memenuhi spesifikasi.

Di dalam laboratorium ayakan tidak dapat digunakan secara sendiri, pada saat analisa ayakan selalu berpasangan dengan shieve shacker. Berikut ini kurang lebih gambar dari shieve shacker untuk merk endecotts tipe octagon 200.

shieve shacker lab

Dapat dilihat dalam gambar tersebut, terdapat susunan beberapa ayakan, secara prinsip ayakan tersebut disusun dari pan di paling bawah untuk menampung bahan yang lolos di semua ukuran ayakan yang digunakan untuk analisa diikuti dengan ukuran ayakan dengan mesh paling besar sampai dengan ukuran ayakan dengan mesh yang paling kecil di paling atas.

cara menggunakan ayakan test sieve

Mengenal Bagian-Bagian Shieve Shacker

fungsi shieve shacker

kontrol panel shieve shacker

Dapat terlihat jelas di gambar mengenai bagian-bagian dari shieve shacker dimana disitu ada Clamp plate, Clamp hand wheel, Large Plain Clamp washer, Sieve stack, Round clamp rods, dan Control Panel.

Untuk bagian kontrol panelnya terdapat tombol dan indikator yaitu antara lain Lampu LED, Mode Interval, Display waktu, Lampu LED saat tombol start dipencet, tombol start, Tombol naik turun untuk menambah waktu, Tombol stop, tombol naik turun untuk menambah amplitudo, Indikator bar amplitudo

Pada saat pembelian shieve shacker tersebut, tentunya datang dalam kondisi yang belum terakit Pihak suplier akan melakukan Kualifikasi Instalasi serta Kualifikasi Operasional yang tentunya harus kita dampingi.

Baca Juga : IQ OQ PQ pada proses pembelian alat ukur

Cara Penggunaan Shieve Shacker dan Ayakan Laboratorium

  1. Hubungkan stop kontak shieve shacker dengan sumber arus listrik
  2. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON / OFF yang berada di belakang alat.
  3. Atur waktu / time (No. 3) dengan menekan tombol panah keatas pengatur waktu (No. 6) atau tombol panah kebawah pengatur waktu (No. 8) sesuai dengan waktu analisa sampel yang akan dilakukan.
  4. Atur Amplitudo (No. 11) dengan menekan tombol panah keatas pengatur amplitudo (No. 9) atau tombol panah kebawah pengatur amplitudo (No. 10) sesuai dengan amplitudo analisa sampel yang akan dilakukan.
  5. Letakkan susunan pan receiver dan ayakan laboratorium / test sieve dengan ukuran mesh sesuai dengan metode analisa sampel yang akan dianalisa. Pastikan pan dan test sieve tersebut masing-masing sudah ditimbang dalam keadaan yang masih kosong.
  6. Tuang sampel ke dalam susunan pan receiver dan ayakan tersebut sebanyak 100 gram kemudian tutup dengan clamp plate.
  7. Letakkan susunan pan dan ayakan tersebut pada shieve shacker kemudian turunkan clamp plate sampai menempel ke susunan pan receiver dan ayakan
  8. Kencangkan dengan cara memutar clamp hand wheel sebelah kanan dengan memutar searah jarum jam dan memutar clamp hand wheel sebelah kiri dengan memutar berlawanan dengan jarum jam.
  9. Kunci dengan memutar large plain clamp washer kanan dan kiri searah dengan jarum jam.
  10. Tekan starts (No. 5) untuk memulai melakukan analisa. Waktu analisa akan berjalan mundur sampai ke 0:00, jika ingin menghentikan analisa sebelum waktu analisa selesai makan tekan tombol stop (No. 7)
  11. Setelah analisa selesai putar large plain clamp washer sebelah kiri dan kanan dengan cara memutar berlawanan dengan arah jarum jam.
  12. Kendorkan clamp hand wheel sebelah kiri dengan memutar searah jarum jam dan clamp hand wheel sebelah kanan dengan memutar berlawanan arah dengan jarum jam.
  13. Angkat clamp plate ke arah atas sehingga pan receiver  susunan ayakan / test sieve (13) bisa diambil
  14. Timbang masing masing ayakan dan pan receiver yang sudah terdapat sampel di dalamnya.
  15. Lakukan perhitungan jumlah berat tertahan sampel yang dianalisa sesuai dengan metode analisa masing-masing sampel.

Perhitungan Analisa Partikel dengan Metode Ayakan

Untuk mempermudah melakukan perhitungan ini, maka kita akan menggunakan microsoft excel, dan kita berikan contoh ukuran ayakan yang digunakan adalah Mesh 30 ; 45 ; 60 ; 80 ; 100 ; 120 ; dan pan receiver. berikut ini adalah langkahnya.

 

Ukuran Mesh Berat Kosong (gr) – Kolom A Berat Kosong + Sampel (gr) – Kolom B Tertahan di Mesh (gr) – Kolom C % Tertahan di Mesh – Kolom D % Tertahan Kumulatif di Mesh – Kolom E
30 210.66 216.32 5.66 5.65 5.65
45 220.12 227.67 7.55 7.54 13.19
60 217.52 237.4 19.88 19.84 33.03
80 235.77 255.76 19.99 19.95 52.98
100 226.01 250.78 24.77 24.73 77.71
120 219.44 232.55 13.11 13.09 90.8
Pan Receiver 259.33 268.55 9.22 9.2 100
100.18
  1.  Masukkan nilai berat kosong pan receiver dan setiap ukuran ayakan di kolom A
  2. Masukkan nilai berat kosong + sampel untuk setiap ukuran ayakan di kolom B
  3. Masukkan berat yang tertahan di mesh di kolom C yang didapatkan dari pengurangan kolom B – kolom A
  4. Masukkan nilai % berat tertahan di kolom D dengan cara (berat tertahan setiap ayakan / 100.18) x 100 %
  5. Jika ingin mengetahui data persentase kumulatif maka silakan ditambahkan persentase yang tertahan di setiap ayakannya.

Contoh cara membaca hasil analisa dengan ayakan

Pada tabel diatas maka :

  • Sampel yang tertahan di ayakan mesh 60 saja adalah 19.88 gram atau 19.84 %
  • Secara kumulatif yang tertahan di ayakan mesh 60 adalah sampel yang tertahan di ayakan mesh 30 + sampel yang tertahan di ayakan mesh 45 + sampel yang tertahan di ayakan mesh 60 = 33.03 %

Mudah dipahami kan?

Tips mengenai cara merawat Ayakan Laboratorium / test sieve

Test Sieve seperti halnya peralatan laboratorium lainnya juga memerlukan perawatan secara berkala untuk menjamin kesesuaiannya terhadap standar yang telah ditentukan. Test sieve ini harus disimpan dalam keadaan bersih dan kering.

Pembersihan test sieve harus dilakukan dengan menggunakan ultrasonic cleaner, hal ini harus kita lakukan secara berkala, lebih baik jika dapat kita lakukan harian misalnya setiap akhir shift 3, hal ini untuk menjamin bahwa lubang atau hole yang ada di test sieve tersebut tidak banyak tertutup oleh sisa-sisa sampel yang mungkin tidak dapat dibersihkan dengan menggunakan kuas biasa. Disarankan lagi jika pembersihan dengan menggunakan ultrasonic cleaner tersebut ditambahkan deterjen pembersih khusus.

Jika pada saat pembersihan test sieve menggunakan kuas maka disarankan kuas terbuat dari bahan nilon serta pembersihan dilakukan hanya pada bagian bawah dengan gerakan yang melingkar. Jika ayakan / test sieve tersebut digunakan pada industri makanan yang menerapkan sistem jaminan halal, pastikan kuas tersebut juga terbuat dari bulu hewan yang halal.

Jangan pernah menggunakan benda tajam jika ada sisa sampel yang yang terjebak di dalam lubang test sieve tersebut dikarenakan dapat merusak wire atau kawat baik itu terputus, melengkung, dll sehingga dari sisi spesifikasi sudah tidak masuk standar lagi.

Selalu lakukan kalibrasi secara rutin untuk peralatan test sieve ini untuk mengetahui apakah dimensi dari wire tersebut masih sesuai standar yang telah ditentukan. Jika ternyata sudah tidak masuk standar maka disarankan untuk melakukan penggantian yang baru karena hal ini akan berpengaruh pada hasil analisa sampel anda.

Kalibrasi Test Sieve / Ayakan Laboratorium & Toleransi Keberterimaannya

Test sieve ini merupakan salah satu lingkup dari kalibrasi dimensi.

Prinsip kerja kalibrasi ayakan / test sieve adalah dengan mengukur dimensi beberapa lubang pada ayakan tersebut, Standar yang digunakan adalah profil projector / ada juga yang menggunakan mikroskop sesuai dengan metode analisa masing-masing laboratorium bersangkutan dalam melakukan validasi metodenya. Untuk metode kalibrasi yang umum dipakai adalah ASTM E-11.

Kalibrasi test sieve / ayakan ini di berbagai perusahaan dianggap memerlukan biaya yang tinggi jika ingin dilakukan secara internal karena harga standar / kalibrator yang relatif mahal. Maka tak jarang jika mereka lebih memilih untuk melakukan kalibrasi secara eksternal atau menggunakan jasa kalibrasi eksternal.

Untuk menggunakan / permohonan penawaran harga kalibrasi ayakan / test sieve bisa melalui webiste https://sentrakalibrasiindustri.com.

Untuk toleransi Test Sieve / Ayakan juga mengacu pada dokumen ASTM E11 – 13 Standar Specification FOr Woven Wire Test Sieve Cloth and Test Sieve

Emergency Shower and Eyewash

shower laboratorium

Emergency shower and eyewash merupakan peralatan yang harus ada jika kita bekerja di dalam suatu laboratorium kimia / rumah sakit terutama jika kita yang selalu bersinggungan dengan reagent yang berbahaya. Meskipun kecelakaan kerja di laboratorium tidak kita inginkan, tetapi bukan tidak mungkin hal tersebut dapat terjadi. Alat ini berfungsi memberikan pertolongan pertama jika hal tersebut terjadi. Seperti dengan namanya “shower”, seperti yang telah kita kenal, alat ini mampu memberikan supply kucuran air melalui shower head seperti gambar diatas untuk membasuh badan serta nozle outlet untuk membasuh mata ketika terjadi paparan bahan kimia tersebut.

Hal hal yang harus diperhatikan mengenai emergency shower and eyewash tersebut adalah antara lain :

1. Harus berada maksimal 10 detik perjalanan dimana material / bahan kimia tersebut digunakan. serta jalan bebas dari halangan. Hal ini tentu harus kita perhatikan betul sebelum dilakukan penginstalan terhadap alat ini.

2. Mudah untuk digunakan.

Pada dasarnya alat ini memang sangat mudah digunakan, kita cukup menarik tuas untuk mengucurkan air dari stainless stell handle, serta mendorong hand activated eyes / face untuk mengucurkan air dari shower head dan nozle outlet. Namun dalam kondisi yang panik serta sosialisasi yang kurang bisa mengakibatkan hal yang fatal. Pastikan setiap personel di dalam laboratorium anda mengerti bagaimana menggunakan alat ini. Didalam suatu perusahaan biasanya training mengenai penggunaaan emergency shower and eyewash ini menjadi tugas atasan langsung dengan sepengatuhuan departemen HSE sebagai pengangung jawab K3 diseluruh perusahaan.

3. Jauhkan alat ini dari peralatan listrik. Hal ini untuk menghindari adanya aliran arus listrik yang mungkin menimbulkan efek bahaya bagi kita. Ingat bahwa air bersifat konduktor.

4. Lakukan pengecekan secara berkala

Hal ini untuk memastikan bahwa alat dapat digunakan sebagai mana mestinya ketika dibutuhkan. Memang alat ini sangatlah jarang digunakan, karena harus dipastikan bahwa aliran air terjadi secara normal sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.

5. Tutup nozle outlet agar selalu tetap bersih.

6. Gunakan emergency shower and eyewash ini sebagaimana peruntukannya.

Cara Penggunaan Emergency Shower and Eyewash :

Sebelum mengulas cara penggunaanya tentunya kita harus paham / tahu bagian-bagian dari alat ini, kurang lebih ada 4 komponen utama seperti yang tertera pada gambar dibawah ini.

gambar emergency shower

A : Shower Head

B : Stainless Stell Handle

C : Hand Activated Face / Eye

D : Nozle Outlet

Cara Penggunaan :

  1. Analis yang terkena bahan kimia berbahaya dianggota badan segera menuju ke body with eyes shower and bowl dan melakukan tahapan berikut ini :
    • Tarik stainless stell handle (B) sehingga air menyembur keluar dari shower head (A)
    • Biarkan seluruh anggota tubuh dibasahi oleh air tersebut hingga merata.
    • Lakukan pembersihan berulang-ulang hingga seluruh anggota tubuh bersih dari bahan kimia
  2. Analis yang terkena bahan kimia berbahaya di bagian mata atau wajah segera menuju ke body with eyes shower and bowl dan melakukan tahapan berikut ini :
    • Tekan hand activated eye / face (C) sehingga air menyembur keluar dari lubang nozzle autlet (D).
    • Masukkan bagian mata / wajah yang terkena bahan kimia ke dalam lubang nozzle autlet (D) dan biarkan air membersihkan mata / wajah.
    • Lakukan pembersihan berulang-ulang hingga mata / wajah bersih dari bahan kimia.
  3. Lakukan pengecekan dan pemeliharaan terhadap aliran air dari shower head (A) dan lubang nozle autlet (D) setiap 2 minggu sekali.

Bagaimana? Cukup mudah kan pengoperasian dari alat ini, Pastikan semua personel analis di laboratorium anda mendapatkan sosialisasi cara penggunaanya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Kriteria Alat Pelindung Diri (APD) yang Baik

alat-pelindung-diri apd

Pemakaian Alat pelindung Diri (APD) merupakan salah satu cara dalam menghindari kecelakaan kerja di sebuah perusahaan, meskipun hal ini sebenarnya bukanlah pilihan utama karena metode perlindungan yang lainnya sudah tidak dapat lagi dilaksanakan. Dalam pemilihan APD ini pun harus benar benar dipertimbangkan masak-masak. Jangan sampai kita memilih APD yang ternyata tidak sesuai dengan jenis bahayanya itu sendiri. Konsultasikan hal ini terlebih dahulu dengan vendor dimana anda akan membeli APD bersangkutan.

Alat pelindung diri tersedia dalam berbagai desain, material, warna, dsb tetapi pada prinsipnya APD yang efektif haruslah memenuhi kriteria sebagai berikut :

Kriteria Alat Pelindung Diri (APD) yang Baik :

1. Sesuai dengan jenis bahaya yang dihadapi

2. Terbuat dari material yang akan tahan dari bahaya tersebut

3. Memiliki konstruksi / desain yang kuat

4. Tidak meningkatkan resiko terhadap pemakainya

5. Tidak menggangu APD lain yang secara bersamaan dipakai oleh pekerja bersangkutan.

6. Tidak menggangu pekerja dalam melakukan tugasnya

Alat pelindung diri tersebut harus disediakan secara gratis oleh manajemen perusahaan dan harus dijamin digunakan hanya untuk peruntukannya, dijaga supaya selalu dalam kondisi baik, diganti apabilan mengalami kerusakan serta disimpan ditempat yang sesuai ketika tidak sedang digunakan. Pemberian informasi yang sesuai tentang bahaya yang dihadapi oleh pekerja juga harus disampaikan oleh departemen penangung jawab K3, cara penggunaan APD tersebut juga harus disosialisasikan, serta instruksi tindakan pencegahan yang perlu diambil, cara pemeliharaan APD dsb.

Berikut ini adalah contoh Alat Pelindung Diri yang biasa kita temui di dalam suatu perusahaan : helm, ear plug untuk melindungi dari bahaya kebisingan, goggles (kaca mata pelindung), masker, alat bantu pernafasan, sarung tangan pelindung, baju tahan panas yang biasanya banyak kita lihat pada kegiatan pengelaan, safety shoes, jas laboratorium, pakaian yang biasa digunakan oleh seorang analis kimia, bertekanan udara, rompi, dsb.

Kesadaran dari pekerja mengenai pentingnya Alat pelindung diri tersebut juga harus ada, karena tidak jarang ditemui dalam suatu perusahaan, manajemen sudah mempunyai komitmen dalam penerapan K3 tetapi tidak didukung oleh pekerja itu sendiri sehingga hasil yang didaptkannya juga kurang maksimal.

Kesehatan Keselamatan Kerja di Tempat Kerja

kesehatan keselamatan kerja k3 di perusahaan

Tingkat kecelakaan kerja dalam suatu perusahaan sangat mustahil untuk ditekan seminimal mungkin jika kita tidak menumbuhkan budaya K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja) pada karyawan itu sendiri. Oleh karena itu diperlukan berbagai cara untuk memperbaiki atau paling tidak untuk mensosialisasikan pentingnya K3 di tempat kerja bagi karyawan tentu saja hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kita tentang K3 dimana sebenarnya hal tersebut adalah kebutuhan dasar bagi karyawan itu sendiri.

Cara untuk menggalakkan budaya Kesehatan Keselamatan Kerja dalam suatu perusahaan :

1. Training Kesehatan Keselamatan kerja (K3)

Mustahil untuk meminta kepada karyawan pedulu tentang K3 jika mereka sendiri tidak tahu apa yang harus mereka lakukan jika menghadapi adanya potensi bahaya. Training dasar mengenai K3 kepada karyawan diharapkan paling tidak karyawan dapat secara proaktif bisa melakukan identifikasi bahaya, menilai bahaya itu sendiri dan tentunya menyalurkan ke departemen terkait mengenai kondisi tersebut atau bahkan bisa merekomendasikan bagaimana cara menentukan pengendaliannya.

2. Penilaian Resiko

Yaitu kegiatan mengidentifikasi dan menyingkirkan bahaya dengan mengambil tindakan pencegahan yang tepat.

3. Aktif Memonitor Pelaksanaan standar Keselamatan kerja

Hal paling sederhana dalam hal ini apakah pemakaian alat pelindung diri digunakan dan terbukti efektif. Hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan audit sistem manajemen K3 lintas departemen.

4. Selalu Komunikasikan pesan yang berhubungan dengan K3

Komunikasi ini dapat dilakukan dengan cara yang sederhana misalnya melalui buletin bulanan, poster, stiker, dan panutan dari seorang atasan kepada bawahannya.

5. Menyertakan unsur K3 dalam proses pembelian.

Tak bisa dipungkiri pembelian dalam suatu perusahaan selalu berhubungan dengan budget / dana. Tetapi alangkah baiknya jika unsur K3 dimasukkan dalam persyaratan terhadap barang yang akan dibeli dan digunakan untuk produksi. Jangan hanya tergiur dengan harga yang murah tetapi kurang dari segi safetynya.

6. Ciptakan Sistem Kerja Yang Aman

Hampir sama dengan point 5, tetapi dalam penerapannya lebih di prosedur kerjad dalam perusahaan itu sendiri yang juga melibatkan / mempertimbangkan unsur kesehatan keselamatan kerja.

7. Ciptakan kondisi lingkungan kerja yang baik.

Kondisi lingkungan yang baik. tentunya juga akan berpengaruh pada kesehatan kecelakaan kerja yang terjadi di perusahaan, dengan adanya lingkungan yang baik, saling peduli, saling mengingatkan satu sama lain diharapkan dapat menekan angka kecelakaan di perusahaan anda.

Semoga bermanfaat.

IQ, OQ, PQ Dalam Pembelian Alat Ukur

iq oq pq alat ukur

Design Kualifikasi merupakan hal yang sangat penting dalam suatu pembelian alat ukur. Banyak sekali cerita dalam suatu perusahaan dimana mereka membeli alat ukur yang tidak sesuai dengan kegunaannya, dan akhirnya bisa diprediksi, terjadi salah-salahan antara user / pengguna dengan departemen pembelian dalam perusahaan tersebut. Mudah-mudahan hal seperti tidak terjadi di perusahaan anda.

Lalu bagaimana cara mengatasi hal tersebut ? Design Kualifikasi adalah jawabannya, Sebelum melakukan pembelian terhadap alat ukur, tentunya kita harus memetakan terlebih dahulu mau digunakan untuk apa alat ukur tersebut. tahapan ini juga akan mengawali dari proses IQ, OQ, PQ alat ukur yang dibeli tersebut.

Contoh Rancangan Pembelian dan IQ, OQ, PQ alat ukur :

Misalnya suatu perusahaan akan melakukan pembelian timbangan, user / penanggung jawab di lapangan tentunya harus paham timbangan tersebut akan digunakan untuk apa? Misalnya untuk menimbang sekrup dimana 1 sekrup mempunyai berat 1 gram, lalu mereka menginginkan menimbang dalam satu wadah sekrup tersebut dengan kapasitas 100 gram dan out put dari timbangan berupa pcs. Dari sini kelihatan bahwa timbangan yang akan kita beli harus mempunyai fitur counting dengan kapasitas kurang lebih 200 gram, untuk masalah readability dari timbangan tersebut disesuaikan dengan spesifikasi dari sekrup tersebut menggunakan berapa digit.

Dengan melakukan hal-hal tersebut diharapkan diharapkan kita tidak salah dalam melakukan pembelian alat ukur. Design kualifikasi tersebut biasanya dilanjutkan dengan Instalasi Kualifikasi, Operasional Kualifikasi, Dan yang terakhir adalah Performance Qualifikasi.

Untuk lebih memudahkan pemahaman kita mengenai Design kualifikasi, Instalasi Kualifikasi, Operasional Kualifikasi, Serta Performance Qualifikasi contoh dalam kehidupan sehari-hari berikut mungkin lebih mudah dicerna.

Misalnya kita menginginkan membeli smart phone (Sudah mengalami semua kan . . ?).

Tentu di dalam benak kita ada merk, tipe, dan fitur-fitur tertentu yang kita inginkan, kamera nya berapa pixel, RAM nya berapa giga, Memori nya berapa giga, System yang digunakan apa, dll. Tahap inilah yang disebut dengan Design Kualifikasi, dimana kita mendesain kebutuhan akan produk / barang yang ingin kita beli.

Ok tahapan design sudah selesai, merk dan tipe sudah ketemu, pada saat barang sudah dibeli tentu kita melakukan instalasi berupa pemasangan bateray, pemasangan sim card, dll. Tahap inilah yang disebut Instalasi Kualifikasi.

Next, Bateray dan sim card sudah terpasang. Saat nya kita mencoba menjelajahi fitur-fiturnya yaitu mencoba kameranya, dan fitur-fitur lainnya. Bahkan terkadang jika kita kurang paham cara menggunakannya kita diberikan tahu cara penggunaannya oleh si penjual (training). Pada tahap ini adalah operasional kualifikasi.

And Terakhir, Kita coba test smart phone tersebut untuk melakukan telephon, SMS, browsing di internet, dll. Tahap inilah yang disebut dengan performance kualifikasi.

Dengan ilustrasi IQ, OQ, PQ tersebut diatas, kami harapkan anda tidak mengalami kesalahan dalam membeli alat ukur anda dan kesemuanya diawali dengan design kualifikasi yang benar.

Jika anda mengalami kesulitan dalam hal pembelian alat ukur silakan konsultasikan kepada kami.

6 Jenis elektrode pH Meter Horiba

Horiba merupakan salah satu brand ternama dimana salah satu produk yang dihasilkan adalah pH meter untuk berbagai macam aplikasi. Ada beberpa tipe dari pH meter horiba tersebut antara lain tipe 70 series yang banyak digunakan di laboratorium, tipe 50 Series yang banyak digunakan di lingkungan / lapangan dan lain sebagainya. Untuk mensupport berbagai macam tipe pH meter tersebut maka horiba pun mengeluarkan elektroda pH meter yang dapat digunakan untuk berbagai macam aplikasi. Pemilihan elektroda pH meter ini tentunya berdasarkan URS (User Requirement Specification) yang dirancang pada saat akan melakukan pembelian yang tentunya disesuaikan dengan kebutuhan / aplikasinya.

Baca Juga : Tahapan Kualifikasi pH Meter Laboratorium

Berikut ini adalah 6 jenis eletkrode pH meter horiba yang paling banyak digunakan :

1. Standar toupH 9615S-10D

elektroda ph meter horiba 9615S-10D Standard

Elektrode ini sangat cocok digunakan laboratorium untuk pengukuran pH secara umum. Elektrode ini mempunyai respon yang cepat serta bagian ujung dari elektrode tersebut yang lebih kuat dibandingkan dengan seri sebelumnya. Banyak industri / laboratorium penelitihan yang sudah menggunakan elektroda model ini.

2. Sleeve touph 9681S-10D

Sleeve touph 9681S-10D

Elektrode ini didesain untuk sampel yang mempunyai viscositas yang tinggi seperti sampel protein, ataupun beberapa sampel khusus yang dianalisa di industri makanan.

3. Micro Touph 9618S-10D

9618S-10D Micro ToupH electrode

Elektroda ini didesain untuk pengukuran sampel pada jumlah yang sangat sedikit. Sampel yang dibutuhkan hanyalah 50 mikro liter. Sesuai dengan namanya, elektroda ini banyak kita temui di laboratorium biologi.

4. Long Touph 9680S-10D

9680S-10D Long ToupH electrode

Dengan dimensi panjang 283 milimeter (hampir 30 cm) serta diameter 8 milimeter maka elektrode ini sangat sesuai digunakan pada pengukuran pH dimana larutan terdapat pada wadah yang besar.

5. Flat Isfet 0040 – 10D

Horiba 0040-10D

Dengan permukaan ujung elektroda yang datar, elektrode ini banyak digunakan untuk pengukuran daging, pakaian, serta permukaan kertas. Cara pemakainnyapun sederhana yaitu cukup dengan menempelkannya saja.

6. Needle Isfet 0030-10D

Horiba Needle ISFET pH Electrode - 0030-10DElektrode ini sangat cocok untuk pengukuran buah-buahan misalnya jeruk dll.

elektroda pH meter horiba mana yang cocok untuk kebutuhan teman-teman? Silakan dikonsultasikan ke suplier sebelum dilakukan pembelian.

Cara Merawat Elektroda pH Meter :

Diakui atau tidak, masalah yang sering terjadi pada pengukuran derajat keasaman dengan menggunakan pH meter adalah dikarenakan elektroda pH meter itu sendiri. Memang elektrode ini mempunyai sifat yang sangat sensitif sehingga penanganannyapun harus benar-benar diperhatikan.

Untuk beberapa brand dan tipe tertentu pH meter terkadang jika terjadi suatu masalah mereka memberikan suatu petunjuk bagaimana cara mengatasi masalah tersebut. Misalnya pada saat kalibrasi pH meter ternyata dari nilai slope yang dihasilkan tidak sesuai spesifikasi dari alatnya maka pada display akan tertera petunjuk atau tahapan yang harus kita lakukan dalam mengatasi hal tersebut.

Apa saja yang harus diperhatikan yang barkaitan dengan elektroda pH meter tersebut?

1. Kalibrasi Berkala

Lakukan kalibrasi ph meter secara berkala pada setiap hari sebelum digunakan, atau jika pH meter digunakan secara continue 24 jam lakukan pada interval 8 jam (atau setiap shift), teman-teman bisa memanfaatkan fitur calibration reminder yang terdapat pada unit alat dimana alat akan memberikan sinyal alarm jika kalibrasi sudah lewat 8 jam. Gunakan paling tidak 2 larutan standar buffer dimana rentang pengukuran akan dilakukan, lebih baik lagi jika kita menggunakan 3 larutan buffer. Untuk larutan buffer tersebut dapat mudah kita dapatkan di suplier, yang perlu kita perhatikan adalah larutan standar yang kita beli tersebut apakah merujuk ke standar NIST atau USA.

Baca Juga : Cara Kalibrasi pH Meter Laboratorium

2. Penyimpangan Elektrode pH meter

Jika pH meter tidak digunakan, Ujung elektrode harus kita kondisikan dalam kondisi tetap basah dan direndam dalam larutan elektrolit KCl 3 M untuk mencegah larutan reference terdifusi keluar.

3. Perawatan Elektroda pH meter

Secara rutin misalnya 1 bulan sekali, elektrode harus dibersihkan dengan menggunakan larutan pencuci, ada beberapa brand yang menjual cleaning solution khusus untuk elektrode pH meter ini. Untuk reference solution yang ada di elektroda juga diperlukan penggantian secara berkala, pastikan kita mempunyai stock untuk reference solution tersebut.

Referensi :

https://www.horiba.com/en_en/

Alat Ukur Humidity dan Temperature Datalogger Kimo KH 210 AO

Alat Ukur Humidity kimo

Temperatur dan humidity (kelembaban) merupakan 2 parameter penting dalam laboratorium atau industri. Di laboratorium kedua parameter ini merupakan parameter yang wajib dipantau dan di dokumentasikan karena sedemikian kritikalnya. Bahan bahan-bahan kimia / bahan baku yang akan rusak jika disimpan di dalam ruangan yang kelembabannya tidak terkendali. Di industri, khususnya di area gudang, temperatur dan kelembabanpun menjadi faktor yang penting, bahkan terkadang di gudang farmasi diperlukan adanya mapping area untuk menentukan di area mana temperatur dan humidity yang paling besar sehingga nanti pada saat pemantauan alat ukur humidity dan temperatur tersebut di letakkan pada posisi tersebut. Kali ini kita akan mengulas spesifikasi KIMO KH 210 AO sebagai salah satu alat ukur humidity dan temperature.

Spesifikasi Alat Ukur Humidity dan Temperature Kimo KH 210 AO

Kimo KH 210 AO, selain dapat digunakan sebagai alat ukur humidity dan temperature juga terintegrasi dengan internal light dengan rentang ukur 0 s/d 10.000 lux. Sedangkan untuk rentang ukur humidity dan temperaturenya sendiri berturut-turut adalah -20 s/d +70 °C, 5 s/d 95 %RH. Alat ini sangat cocok digunakan di ruangan indoor misalnya laboratorium atau pergudangan, server, ataupun museum dimana area tersebut tidak berdebu karena IP rating yang dimilikinya hanya IP 40.

Dengan adanya magnetic fixing membuat alat ini mudah di mounting atau ditempelkan di dinding namun sebelumnya pastikan bracket termasuk dalam paket pembelian anda. Seperti umumnya dataloger alat ini mampu merekam data pengukuran sampai dengan 20 ribu data.

Mengenai spesifikasinya Alat Ukur Humidity dan Temperature Datalogger Kimo KH 210 AO mempunyai akurasi ± 2 %RH (untuk pengukuran dari 15°C s/d 25°C) dimana nilai ini tergolong sangatlah kecil untuk akurasi suatu humidity relative. Sedangkan untuk akurasi temperaturenya adalah 0,5 °C (untuk pengukuran dari 0 s/d 30 °C). Hampir sama dengan Kimo KH 50, untuk respon pembacaan humidity alat ini hanya membutuhkan waktu 50 detik untuk lingkungan yang mempunyai kecepatan aliran udara 2 m /s.

Untuk dimensi, Kimo KH 210 AO mempunyai ukuran panjang dan lebar 98.7 x 67.8 x 34.7 mm dan ukuran dimensi LCD 45 x 28.5 mm, meskipun tidak terlalu besar namun 2 display pengukuran humidity dan temperature mampu terlihat jelas. Untuk komunikasi dengan menggunakan PC, Kimo KH 210 menyediakan 1 digital input for male jack connector 3.5 sedangkan untuk power alat ini didukung dengan bateray lithium 3.6 V ½ AA. Hampir sama dengan KIMO KH 50 berdasarkan IP rating alat ini tidak direkomendasikan di area berdebu karena hanya mempunyai IP rating IP 40.

Seperti halnya alat ukur yang lainnya, untuk menjamin tingkat akurasi alat ini, maka perlu dilakukan kalibrasi secara berkala. Untuk melakukan kalibrasi alat ukur humidity ini teman-teman bisa melakukannya di laboratorium kalibrasi, atau bisa juga menghubungi kami.

Email :
admin@sentrakalibrasiindustri.com

Semoga bermanfaat.

IP Rating (Ingress Protection), Apa Artinya?

pengertian ip rating adalah

IP Rating atau yang biasa disebut dengan Ingress Protection merupakan 2 digit angka yang dikeluarkan oleh International Electro Technical Commission yang digunakan untuk memberikan rating perlindungan terhadap peralatan elektronik. Untuk digit pertama merupakan rating terhadap perlindungan terhadap masuknya benda padat, sedangkan untuk digit kedua merupakan rating terhadap perlindungan terhadap masuknya cairan. Lalu apa hubungan dengan alat ukur ? Dan seberapa pentingkah IP rating ini ?

Sebelum membahas tentang kedua hal tersebut berikut ini adalah digit dalam IP rating tersebut.

Arti Angka dalam IP Rating (Ingress Protection)

Digit pertama (ingress of solid objects) :

0 : No protection
1 : Protected against solid objects over 50mm e.g. hands, large tools.
2 : Protected against solid objects over 12.5mm e.g. hands, large tools.
3 : Protected against solid objects over 2.5mm e.g. wire, small tools.
4 : Protected against solid objects over 1.0mm e.g. wires.
5 : Limited protection against dust ingress. (no harmful deposit)
6 : Totally protected against dust ingress.
7 : NA
8 : NA
9k : NA

Digit kedua ( Ingress of liquids) :

0 : No protection
1 : Protected against vertically falling drops of water or condensation.
2 : Protected against falling drops of water, if the case is disposed up to 15 from vertical.
3 : Protected against sprays of water from any direction, even if the case is disposed up to 60from vertical.
4 : Protected against splash water from any direction..
5 : Protected against low pressure water jets from any direction. Limited ingress permitted.
6 : Protected against high pressure water jets from any direction. Limited ingress permitted.
7 : Protected against short periods of immersion in water.
8 : Protected against long, durable periods of immersion in water.
9k : Protected against close-range high pressure, high temperature spray downs.

Contoh dari keterangan diatas, jika ada spesifikasi alat ukur mempunyai housing IP rating IP 61 itu berarti alat tersebut Dilindungi masuknya debu secara total serta Dilindungi dari pengembunan.

Kembali lagi ke design kualifikasi pada saat project pembelian alat ukur yang telah dibahas sebelumnya (baca : IQ, OQ, PQ Dalam Pembelian Alat Ukur), Jika didalam artikel tersebut design kualifikasi ditinjau dari akurasi dan resolusi alat yang akan kita beli, maka ada satu pertimbangan lagi yang harus kita pikirkan yaitu di area mana alat tersebut akan kita gunakan.

Misalnya : Kita akan membeli sebuah thermohigrometer, maka kita harus memastikan apakah di area tersebut berdebu atau tidak. Jika IP rating dari thermohigrometer tersebut tidak sesuai dengan kondisi lingkungan dimana alat akan digunakan maka akibatnya sensor thermohigrometer tersebut cepat menurun responnya dan akan cepat rusak. Hal ini mungkin juga berlaku untuk pembelian timbangan, dll.

So, silakan tanyakan IP rating tersebut ke suplier dimana anda akan membeli alat ukur tersebut.

Ulasan pH Meter Horiba Tipe F 72

ph meter horiba tipe F72

Pengukuran derajat keasaman / pH merupakan kegiatan rutin yang sering dilakukan di laboratorium kimia. Alat yang digunakan untuk pengukuran tersebut adalah pH meter. Ada banyak brand serta tipe dari pH meter, namun pada kesempatan kali ini kami akan mereview pH meter Horiba Tipe F 72, salah satu brand / tipe yang bisa dibilang sangat bagus untuk sebuah pH meter. Tidak hanya dari sisi unitnya saja, namun dari support yang diberikan oleh agent nya juga sangat cepat terutama dari sisi penanganan keluhan pelanggan (complain) sehingga membantu pekerjaan kita sebagai user.

Lalu apa sih kelebihan pH meter Horiba Tipe F 72 ini ? Berikut ulasannya :

Tipe F72 mempunyai display layar sentuh serta navigasi menu yang sangat sederhana sehingga lebih nyaman digunakan bagi operator. Rentang ukur 0 – 14 dengan resolusi yang dapat dipilih yaitu 0.01 atau 0.001 sesuai dengan kebutuhan anda di lapangan. masuk di menu kalibrasi, tipe F 72 ada 3 pilihan standar yang dapat kita gunakan yaitu NIST, USA, ataupun Custom. Untuk paket pembelian biasanya juga ditawarkan 1 paket larutan buffer yang terdiri dari 3 nilai pH ditambah dengan 1 larutan KCl yang dapat kita gunakan untuk penggantian reference solution di elektrode pH meter anda dimana hal ini merupakan perawatan rutin pada elektrode. Cara kalibrasi horiba tipe F72 ini juga terbilang sangat mudah. Bagaimana cara kalibrasinya serta tips pemilihan larutan standar / buffer solutionnya telah diulas secara detil melalui link berikut.

Baca Juga : Cara Kalibrasi pH Meter Laboratorium

Keunggulan lain yang mungkin akan sangat berguna bagi user di laboratorium adalah “troubleshooting navigation”. Fitur akan sangat membantu operator di lapangan ketika terjadi masalah / error pada unit pH meter tersebut karena akan ada semacam guide / panduan yang dapat kita ikuti mengenai masalah yang terjadi serta bagaimana cara mengatasinya. Apakah masaah terjadi pada elektroda pH meter, Reference Solution yang perlu diganti, Atau mungkin masalah justru terjadi di dalam unitnya, semua akan ditunjukkan pada menu “troubleshooting navigation tersebut. Hal ini tentunya akan memangkas waktu, karena tipe-tipe sebelumnya ketika terjadi masalah pada alat laboratorium, maka yang kita lakukan pertama kali adalah membuka manual book yang tentunya lebih memeakan waktu.

Dalam melakukan pembelian unit pH meter horiba F 72 ini pastikan untuk meminta dokumen IQ dan OQ alat tersebut. Dokumen ini merupakan rangkaian kegiatan yang membuktikan bahwa unit pH meter yang anda beli terinstal dengan lengkap di lapangan dan berjalan dengan normal, dokumen ini juga merupakan dokumen yang sangat penting karena terkadang akan ditanyakan pada saat audit.

Baca Juga : Kualifikasi pH Meter Laboratorium

Semoga Bermanfaat.

Referensi :

https://www.horiba.com/usa/water-quality/detail/action/show/Product/laqua-f-72-974/