Teori Dasar HPLC Kromatrografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

istilah dalam HPLC

Setelah sebelumnya membahas mengenai macam macam / jenis dari kromatografi, kali ini saya akan membahas mengenai dasar teori mengenai kromatrografi cair kinerja tinggi (KCKT) atau yang lebih lazim disebut dengan HPLC (High Performance Liquid Chromatography).

Gambar tersebut diatas merupakan ilustrasi dari sebuah kromatogram yang biasanya dihasilkan dari hasil analisa menggunakan HPLC, tentunya dalam kenyatannya peak yang dihasilkan tidak sebagus dalam gambar tersebut.

Mari kita bahas satu persatu pengertian dari gambar kromatogram diatas :

1. Lebar peak (W) merupakan jarak antara awal dan akhir peak) sedangkan W 1/2 adalah lebar peak pada setengah tinggi peak itu sendiri.

peak hplc

Didalam peak itu sendiri kita jika kita bagi 2 kita bisa melihat lebar peak pada ketinggian 10 % dihitung mulai dari awal peak sampai dengan puncak peak (di dalam gambar dilambangkan dengan huruf A dan B),Kedua parameter ini (A dan B) akan muncul dalam perhitungan peak asymetri, apakah peak tersebut simetric, fronting, atau tailing.

peak tailing dan fronting

Peak Asymetri dihasilkan dari angka banding B/A (lihat gambar diatas)

2. Waktu Retensi

waktu retensi

to (dead time) merupakan waktu retensi dimana senyawa tidak terpengaruh oleh kolom atau dengan kata lain waktu yang diperlukan senyawa yang tidak berinteraksi dengan fase diam dalam kolom mulai injeksi sampel sampai ke detektor.

tr1 dan tr2 merupakan waktu retensi total senyawa pertama dan kedua atau waktu yang diperlukan senyawa sejak injeksi sample sampai muncul tinggi peak maksimum yang terdeteksi di dalam detektor.

t’r1 dan t’r2 merupakan waktu retensi sebenarnya dari senyawa pertama dan kedua atau selisih waktu retensi total untuk senyawa bersangkutan dengan dead time. Jika dirumuskan maka

t’r1 = tr1 – to dan
t’r2 = tr2 – to

Dimana waktu tersebut dalam satuan menit.

3. Faktor Kapasitas

Dilambangkan dengan huruf k’ yang menyatakan suatu ukuran dari posisi senyawa yang bersangkutan didalam kromatogram terhadap senyawa inert dan tergantung dari fase diam, fase gerak, temperature serta kualitas dari kolom itu sendiri. RUmus dari faktor kapasitas adalah

K’ = (tr – to) / to

Nilai k’ ini selalu dihubungkan dengan efektifitas metode analisa. nilai k rendah berarti peak tersebut terlalu cepat keluar demikian juga sebaliknya.

4. Retensi Relatif

Merupakan perbandingan dari 2 faktor kapasitas yang sudah dijelaskan dalam nomor 3. Sering juga disebut sebagai faktor pemisahan atau selektifitas dimana mengindikasikan kemampuan fase diam dan fase gerak dalam memisahkan 2 senyawa.

Retensi relatif = k’2 / k’1

5. Resolusi

Merupakan besarnya pemisahan diantara senyawa yang berturutan dan dirumuskan seperti dibawah ini

6. Laju alir linier fase gerak

Dilambangkan dengan huruf “u” dan dirumuskan dengan

u = L / to

7. Permeabilitas (K)

Ukuran dari kemampuan kolom untuk melewatkan fase gerak dan menentukan ketahanan kolm tersebut terhadap tekanan dimana nilainya ditentukan oleh fase gerak, temperature, panjang kolom dan tekanannya.

8. Plat Teoritis

Jumlah plat teoritis ini menunjukkan kualitas bahan packing. nilai plat teoritis yang besar menunjukkan kemampuan memisahkan campuran yang komplek juga semakin besar.

9. HETP

Satuan panjang dimana terjadi keseimbangan kromatografi dirumuskan dengan L (panjang kolom) / n (plat teoritis).

Peak Tailing dan Fronting

Peak tailing dan Peak fronting dalam suatu analisa dengan menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) merupakan hal yang sering kita jumpai.

Suatu peak dikatakan tailing jika jika memiliki asimetri > 1.2. Untuk mengetahui apa itu asimetri dan istilah lainnya silakan klik disini.

Peak tailing tersebut tentu ada sebabnya, dan berikut ini adalah diantaranya :

1. Guard coloum yang sudah mulai rusak.

2. Fase gerak yang mulai rusak.

3. Partikel silika ang dipakai di dalam bahan pendukung bukanlah partikel silika yang baik

4. Adanya komponen lain ang keluar tepat setelah peak.

Point nomor 4 tersebut dapat diatasi dengan cara memilih panjang gelombang alternatif atau dengan menggunakan lebih dari 2 panjang gelombang sekaligus untuk memonitor kromatogram.

Apabila ternyata peak tailing tersebut terjadi pada jika kita menggunakan kolom yang relatif baru maka kemungkinan disebabkan oleh hal berikut :

1. Sampel bereaksi dengan gugus silanol pada partikel silika

2. pH fase gerak yang tidak tepat

3. Pemilihan kolom yang tidak tepat dengan senyawa yang menjadi target analisa

4. Pelarut yang digunakan untuk melarutkan sampel tidak kompatible dengan fase gerak.

Peak fronting ini memiliki nilai peak asymetri kurang dari 0.8. Hal hal yang dapat menyebabkan peak menjadi fronting adalah sebagai berikut :

1. Overload pada coloum.

Jika sampel terlalu banyak / volume injeksi yang terlalu besar / konsentrasi sample terlalu pekat maka semua fase diam aktif pada kolom akan mengikat analit. Analit yang tidak terikat tersebut akan terbawwa kembali oleh fase diam mengalir menuju ketengah kolom dan terikat pada permukaan fase diam yang masih bebas.

2. Pelarut tidak sesuai dengan fase gerak.

3. Adanya komponen yang keluar tepat sebelum peak yang akan dideteksi.

4. Seting time constant yang kurang tepat.

Seting time constan sangat penting untuk mencegah adanya peak fronting dan tergantung dari beberapa faktor antara lain laju alir, panjang serta diameter kolom dsb.

Mudah-mudahan dengan sedikit gambaran diatas kita dapat mengatasi masalah jika terjadi adanya peak tailing dan peak fronting dalam suatu analisa dengan menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

Patologi Anatomi dan Patologi Klinik

patologi anatomi dan patologi klinik

Patologi Anatomi

Patologi anatomi merupakan salah satu bidang spesialisasi medis yang berhubungan dengan diagnosis penyakit yang bisa dilakukan dengan pemeriksaan kasar / visual, mikroskopik, ataupu molekuler dari sel, jaringan, serta organ. Kanker adalah salah satu penyakit yang menjadi fokus dari patalogi anatomi ini, kanker adalah penyakit yang merusak sel dan membuat kondisi tubuh menjadi menurun juga memblokir jaringan yang dibutuhkan oleh tubuh. Pakar / ahli dari pakar patalogi ini bekerja untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit kanker. Banyak sekali yang sudah di hasilkan oleh ahli patalogi dan sangat dibutuhkan dalam dunia kesehatan untuk membantu mencegah maraknya penyakit kanker.

Saat ini, Dokter Patologi anatomi masih sangat sedikit, bahkan masih bisa dihitung. Padahal kalau dipikirkan kembali dokter ini sangat dibutuhkan oleh para penderita penyakit kanker.Dengan semakin berkembangnya dunia teknologi dan juga dengan adanya banyak penelitian, maka Patologi anatomi banyak memberikan konstribusi dalam hal penemuan untuk mengobati aneka jenis kanker.

Ada saat dimana para dokter patologi memerlukan bantuan dalam mencari informasi mengenai masalah khusus dan juga kondisi pasiennya. Salah satu cara untuk memastikan kondisi salah satu pasien dari meraka yang dianggap sudah sangat penting untuk mengetahui kondisi yang mereka rasakan adalah dengan mengambil salah satu sample dari cairan tubuhm ereka, hal ini untuk memastikan sebenarnya penyakit yang mereka derita, supaya pasien lebih dini mengenal dan memberikan pengobatan pada penyakitnya tersebut.

Peran dokter patologi sangat penting dan sangat dibutuhkan namun biasanya para pakar patologi ini bekerja di laboratorium dan bertugas untuk menganalisis dan sebagai konsultan dari pasien yang sakit,mereka juga berperan dalam mengenali dan menentukan jenis penyakit apa yang di derita oleh pasien.

Menjadi dokter patologi anatomi bukanlah hal yang mudah dan satu hal lagi yang harus anda ketahui jika anda memutuskan untuk menjadi dokter ini anda akan sangat dibutuhkan oleh banyak orang,danbesar kemungkinan anda akan menjadi salah satu dokter yang terkenal dan banyak dicari.

Tidak ada penyakit yang tidak bisa disembuhkan,itu adalah hal yang di ajarkan oleh patalogi anatomi, apapun bisa terjadi di dunia ini,para dokter mengusahakan yang terbaik dan semaksimal mungkin, maka kemungkinan untuk sembuh juga akan semakin besar, hal inilah yang selalu diyakini oleh para dokter. Jika anda mengalami beberapa keluhan atau sakit,maka sebaiknya anda berkonsultasi dengan dokter ahlinya. Nah untuk penyakit kanker ahli Patologi anatomi adalah dokter yang tepat untuk membicarakan langkah apa saja yang harus anda ambil untuk proses penyembuhannya.

Selain sebagai salah satu dokter yang berfokus pada penyakit tertentu,Patologi anatomi juga dapat bekerja dibidang forensic. Meskipun sebenarnya cara kerja patologi anatomi adalah terlibat dengan diagnosis penyakit berdasarkan pada pemeriksaan dan analisis berbagai organ, jaringan, dan seluruh tubuh, namun mereka bekerja dengan lebih baik dan lebih banyak bidang dari dokter yang lainnya.

Patologi Klinik

Bagi teman-teman yang bukan dari dunia kedokteran mungkin akan kebingungan dengan istilah patologi klinik. Biar lebih mudah memahaminya kita urai kalimat tersebut menjadi 2 kata yaitu patologi dan klinik. Patologi itu sendiri dari sumber yang kami kutip dari wikipedia mempunyai pengertian yaitu salah satu cabang ilmu kedokteran yang berhubungan dengan ciri dan perkembangan penyakit melalui suatu analisis perubahan fungsi atau keadaan bagian tubuh.

Studi dengan menggunakan cabang ilmu tersebut diatas dalam diagnosa dan pengobatan suatu penyakit disebut dengan palologi klinik. Contoh yang mungkin kita sering temua adalah penelitian lab terhadap sampel urin, feses, darah, atau suatu sampel jaringan. Lebih jauh lagi patologi klinik ini bercabang lagi menjadi hematologi (dimana mempelajari tentang darah, kelainan / gangguan penyakit yang berkaitan dengan darah, serta jaringan yang menhasilkan darah), bakteriologi (tentang bakteri), virologi (tentang virus).

Untuk mendukung semua hal tersebut diatas tentu tidaklah lepas dari suatu alat ukur yang digunakan. Bebarapa peralatan yang lazim digunakan dalam suatu laboratorium patologi klinik adalah sebagai berikut :

1. Centrifuges

2. Microscope binokuler dan microscope labophot

3. Analyser kimia

4. Cardionas Colonis

5. Biologi safety forma scientific

6. Burnet

7. Refrigerator

8. Oven

9. Autoklaf

10. Inkubator

11. Transformator

12. Cystoscopy

13. Miraplus

14. Diff Cell COunter

15. Fibre Clasifier

16. Dimension

17. Refrigerated centrifuge

18. Temperature controle C/W

19. Reach Infrezzer

20. Cold Room Freezzer

21. Autowell Gamma System

22. Coagulation Meter

23 Elecrophosis Chamber

24. Heating Bloet / Test Tube Heater

Semoga bermanfaat

Standar Acuan dan Bahan Acuan

Standar Acuan dan Bahan Acuan

Standar acuan atau yang biasa disebut dengan reference standar merupakan standar yang memiliki mutu metrologi tertinggi pada suatu lokasi tertentu yang pengukurannya dilakukan pada lokasi tersebut. Sehingga suatu perusahaan yang melakukan kalibrasi internal dengan menggunakan standar acuan harus mempunyai program ataupun prosedur untuk mengkalibrasi standar-standar acuan yang dimilikinya tersebut oleh suatu laboratorium kalibrasi yang mampu menjamin rantai ketertelusurannya tidak terputus dan standar acuan yang anda miliki tersebut sebaiknya hanya digunakan untuk kalibrasi saja.

Sedangkan bahan acuan atau yang biasa disebut dengan reference material merupakan suatu bahan / zat yang salah satu / lebih sifat-sifatnya telah dan diperoleh datanya secara akurat. Berbicara tentang bahan acuan, maka tidak dapat dilepaskan dengan bahan acuan bersertifikat atau certified reference material yang merupakan bahan acuan yang salah satu / lebih sifat-sifatnya diberi sertifikat dengan prosedur teknis yang telah baku, disertai dengan / dapat ditelusuri ke suatu sertifikat . dokumen lain yang diterbitkan oleh badan sertifikasi.

Proses penetapan nilai bahan acuan biasanya melalui suatu nilai konsensus dari hasil uji banding antar laboratorium yang sering menggunakan berbagai prosedur pengujian. Pada umumnya, proses sertifikasi dilakukan oleh suatu pemasok yang mempunyai kompetensi yang memadai. Bahan acuan haru tertelusur ke satuan pengukuran SI / bahan acuan bersertifikat. Sedangkan bahan acuan internal harus dicek secara teknis dan ekonomis sejauh memungkinkan.

Sebelum bahan acuan atau standar acuan yang dibeli dari pemasok digunakan untuk melakukan kalibrasi, maka harus dilakukan verivikasi untuk memeastikan bahwa bahan tersebut tertelusur ke sistem satuan internasional dengan bukti adanya sertifikat dan penggunaanya harus oleh personel yang berwenang dan hanya digunakan untuk kalibrasi peralatan instrumen, pengecekan antara untuk memelihara kepercayaan pada statas kalibrasi, validasi, verifikasi metode, dan pengendalian mutu internal.

Semoga artikel pendek tentang standar acuan dan bahan acuan ini bermanfaat untuk anda. O ya, jika teman teman ada yang ingin di diskusikan mengenai hal hal seputar kalibrasi, ISO 17025, Sistem manajemen lingkungan, ataupun kebututuhan akan jasa kalibrasi instrument jangan sungkan untuk menghubungi kami.

Salam sukses untuk teman teman.

Suhu dan kalor

Sebelum berbicara jauh tentang suhu dan kalor mari kita terlebih dahulu membahas tentang suhu. Istilah suhu sendiri hadir di dalam ilmu fisika melalui panca indra manusia. Kita dapat mengatakan dingin jika jika kita menggenggam sebuah bongkahan es, sedangkan kita terkadang merasa kepanasan jika berdiri dibawah terik sinar matahari. Sensasi panas dan dingin inilah yang dalam kehidupan sehari hari kita sebut dengan suhu.

Sedangkan dalam ilmu fisika suhu itu sendiri diartikan sebagai suatu besaran yang dapat menjadi faktor penentu kesetimbangan formal.

Kenyataan yang sangat mendasar dari suhu (sensasi panas atau dingin) seperti yang telah disebutkan diatas adalah Bila 2 buah benda, berbeda suhu (dengan kata lain yang satu panas dan yang lainnya dingin) disinggungkan satu sama lain, maka pada akhirnya kedua benda tersebut menjadi sama panas atau sama dinginnya. Pada saat ini penentuan panas atau dingin inilah yang dahulu hanya diukur secara kualitatif yang mungkin tidak dapat diandalkan diterjemahkan dengan suatu alat ukur pengukur suhu yang disebut termometer. Untuk satuan dasar dari suhu adalah kelvin meskipun dalam penggunaannya sehari hari kita lebih familiar dengan satuan celcius.

Tabel dibawah ini merupakan konversi suhu untuk konversi celsius ke fahrenheit karena kedua satuan ini paling lazim digunakan di dalam pengukuran :

suhu dan kalor konversi suhu

Suhu dan kalor merupakan hal yang sangat berkaitan erat karena kalor sangat dipengaruhi oleh suhu. Dari kenyataan suhu yang telah diuraikan diatas mengenai benda panas dan dingin jika disentuhkan, maka kalor adalah jumlah energi yang berpindah dari benda panas (yang suhunya lebih tinggi) ke benda yang dingin (yang suhunya lebih rendah). Kita mengenal satuan kalor yang umum sering digunakan yaitu Joule dan Kalori. Dimana 1 kalori adalah 4.2 Joule dan dalam ilmu fisika dilambangkan dengan Q.

Untuk rumus dari kalor tersebut adalah :

Q = M x C x (T2-T1)

Untuk lebih mudah memahaminya mari kita beri contoh studi kasus hubungan antara suhu dan kalor berdasarkan rumus diatas.

Massa sebuah air adalah 20 gram pada 25 derajat celcius, jika diketahui kalor jenis air adalah 2, maka berapakah jumlah kalor yang diperlukan agar suhunya menjadi 60.

Kalor yang dibutuhkan dalam contoh sederhana kasus diatas dapat kita hitung dari rumus :

Q = M x C x (T2-T1)

Q = 20 x 2 x (60 – 25)

Q = 1400 kalori

Sederhana bukan..?

Semoga artikel tentang suhu dan kalor ini mengingatkan teman teman dalam belajar ilmu fisika.

Mengenal Jenis Kromatografi dan Kolom HPLC

jenis kromatografi

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai macam macam kromatografi ada baiknya kita mengenal lebih dekat dari kromatografi itu sendiri. Teknik kromatografi saat ini merupakan teknik pemisahan yang sangat populer dan banyak digunakan di laboratorium kimia modern entah itu metode kromatografi konvensional seperti kromatografi lapis tipis, kromatografi gas (GC), atau low presure chromatografi sampai dengan HPLC itu sendiri atau yang terkadang kita sebut dengan kromatografi Cair Kinerja TInggi (KCKT)

Kromatografi itu sendiri pertama kali diperkenalkan oleh Mikhail Tswet, seorang ahli botani yang berasal dari rusia pada tahun 1906. Dia melaporkan adanya pemisahan warna pigmen daun yang terjadi ketika dia melewatkan ekstrak daun tersebut melalui sebuah kolom yang diisi dengan calcium carbonat.

Secara sederhana HPLC aliran fase gerak (cair) dialirkan melalui suatu kolom dengan bantuan suatu pompa bertekanan tinggi, hal ini berbeda dengan prinsip dari kromatografi kolom dimana aliran dari fase gerak karena adanya pengaruh gaya grafitasi.

Jika dilihat dari interaksi antara fase gerak dan fase diam, macam macam kromatografi dapat dikelompokkan menjadi 5 golongan besar.

Jenis-Jenis Kromatografi

Kromatografi adsorbsi

Pada jenis ini, senyawa yang dianalisa terbawa oleh fase gerak terikat karena adanya interaksi dipol dipol dengan permukaan fase diam yang bersifat padat. Pemisahan terjadi karena setiap senyawa mempunyai kekuatan dipol yang berbeda sehingga molekul yang berbeda akan mempunyai waktu tinggal yang berbeda pula.

Fase diam dalam kromatografi ini merupakan fase diam padat, sedangkan fase gerak yang digunakan adalah dapat berupa fase gerak cair (liquid solid chromatografi) atau fase gerak gas (gas solid chromatografi). Kromatografi lapis tipis pada dasarnya adalah pengembangan dari kromatografi jenis ini.

Kromatografi Partisi

Kromatografi jenis ini menggunakan fase diam cair yang dilapiskan pada bahan pendukung padat (polimer / silika) sedangkan fase geraknya dapat berupa cair (liquid liquid chromatografi) ataupun gas (gas liquid chromatografi). Prinsip kerja dari kromatografi partisi adalah perbedaan kelarutan senyawa yang dianalisa dalam fase gerak dan fase diam.

Jika ditinjau dari polaritas fase gerak dan fase diam maka kromatografi ini dikelompokkan menjadi 2 yaitu :

  • Kromatografi partisi fase normal

Dimana fase diam lebih polar dibandingkan dengan fase geraknya. Hal ini menyebabkan senyawa yang lebih tidak polar akan memiliki waktu retensi yang lebih cepat dibanding senyawa yang lebih polar.

  • Kromatografi partisi fase terbalik

Yang tentunya kebalikan dari kromatografi fase normal.

Kromatografi partisi ini merupakan kromatografi yang paling luas penggunaanya untuk saat ini.

Kromatografi Pertukaran Ion

Seperti namanya kromatografi ini didasarkan adanya interaksi ion anatar ion yang berada dalam fase gerak dengan ion yang berada dalam fase diam. Ion ion tersebut akan mempunyai waktu tinggal yang berbeda di dalam kolom karena perbedaan kekuatan daya tarik.

Fase diam yang digunakan dalam kromatografi jenis ini umumnya adalah bahan pendukung silika gel / resin penukar ion yang dilapis dengan bahan yang bersifat ionik baik dengan gugus fungsional asam maupun basa.

Kromatografi pasangan ion

Kromatografi jenis ini adalah pengembangan dari kromatografi partisi dan alternatif bagi kromatografi pertukaran ion. Fase diam yang digunakan dalam kromatografi pertukaran ion sama dengan yang digunkana dalam kromatografi partisi fase terbailik.

Pada teknik kromatografi ini, kedalam sampel ditambahkan suatu senyawa organik ionik.\ yang akan mengikat senyawa yang ada di dalam sampel yang memiliki muatan berlawanan sehingga membentu suatu pasangang ion.

Kromatografi pemeasi gel

Pada kromatografi ini fase diam yang digunakan adalah suatu bahan porous yang dapat dilalui fase gerak yang bersifat cair. Senyawa dengan berat molekul kecil akan terperangkap di dalam pori pori fase diam sedangkan molekul dengan ukuran yang lebih besar akan keluar dari kolom terlebih dahulu.

Salah satu jenis kromatografi yang saat ini paling luas digunakan baik itu di laboratorium pendidikan untuk penelitian atau bahkan di berbagai macam jenis industri seperti industri famasi adalah HPLC karena mempunyai banyak keunggulan dan aplikasi yang sangat luas.

Secara besar unit alat HPLC ini terdiri dari beberapa bagian. antara lain sebagai berikut.

bagian alat hplc dan fungsinya

Wadah Fase gerak

Wadah ini baiknya mempunyai volume 2 – liter dan mempunyai sifat innert,

Pompa

Seperti halnya wadahnya, pompa juga harus bersifat innert, biasanya terbuat dari bahan gelas, baja tahan karat, Teflon, dan batu nilam dan harus mampu memberikan tekanan sampai dengan 5000 psi serta mengalirkan fase gerak dengan kecepatan alir 3 mL/menit.

Kolom HPLC

Untuk kolom HPLC akan kita bahas lebih mendetil di ulasan di bawah ini karena merupakan bagian yang sangat penting dalam sistem HPLC itu sendiri.

Detector HPLC

Berfungsi untuk mendeteksi hasil analisa, detektor ini juga bermacam-macam jenisnya sesuai dengan zat yang akan kita analisa.

Kolom HPLC

Kolom HPLC merupakan bagian di dalam sistem HPLC dimana terjadi pemisahan senyawa yang dianalisa. Kolom tersebut saat ini tersedia dalam berbagai macam ukuran serta bahan-bahan pendukungnya. Hal ini lah yang menjadi tantangan terbesar oleh departemen riset untuk memilih suatu kolom sehingga analisa berjalan dengan efektif (dilihat dari segi waktu analisa yang tentunya berhubungan dengan terdeteksi nya peak oleh detektor karena waktu analisa yang lama tentu juga mengakibatkan cost fase gerak yang lebih banyak, serta bagaimana kolom tersebut mampu memisahkan senyawa yang dianalisa).

Umur dari kolom HPLC ini sangat tergantung dari berbagai hal misalnya kemurnian sampel, pH sampel, komposisi fase gerak serta perawatan kolom itu sendiri.

Hal mendasar dan wajib yang harus dilakukan untuk memperpanjang umur kolom ini adalah dengan menyaring sample yang akan dianalisa dengan menggunakan filter yang berukuran 0.45 mikron meter dengan bantuan pompa vacuum ataupun dengan syringe. Filter yang digunakan tersebut tentunya harus sesuai dengan senyawa yang dianalisa. Karena kesalahan dalam memilih filter ini akan berdampak pada tertahannya senyawan yang sebenarnya kita target untuk dianalisa di dalam filter tersebut. Konsultasi dengan vendor filter tersebut merupakan langkah yang bijak sebelum melakukan pemilihan filter karena mereka pasti mempunyai daftar dimana filter yang mereka jual compatible terhadap senyawa apa saja. Pemakaian guard coloum juga sangat dianjurkan untuk menghindari terjadinya akumulasi partikel dan bahan penggangu di dalam kolom itu sendiri.

Dengan dipakainya kolom HPLC secara terus menerus yang mungkin dapat menyebabkan kolom tersebut terakontaminasi tentu mengakibatkan kemampuan kolom tersebut menurun yang ditandai dengan hal hal sebagai berikut :

Indikasi Menurunnya Performa Kolom HPLC

1. Kromatogram yang terdeteksi oleh detektor mempunyai peak yang tiddak tajam

2. Resolusi kolom yang menurun

3. Terbentukknya peak bayangan / tailing

4. Peak yang terbelah

5. Waktu retensi yang berkurang

6. Tekanan balik yang tinggi

Hal tersebut diatas selain disebabkan oleh kolom HPLC yang terkontaminasi juga terkadang disebabkan oleh fase diam di dalam kolom yang telah rusak / larut / mengalami pemampatan. Secara umum kolom HPLC dengan ukuran bahan pendukung yang lebih kecil memerlukan penanganan yang ekstra hati hati dalam hal perawatannya.

Sama halnya dengan instrumen laboratorium lainnya, Kualifikasi / Kalibrasi HPLC ini tentunya sangat diperlukan untuk memastikan kinerja alat sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan. Untuk melakukan hal tersebut, teman-teman bisa kontak langsung ke supliernya atau juga bisa menggunakan laboratorium kalibrasi yang sudah biasa teman-teman gunakan atau juga bisa menggunakan layanan berikut.

Titrasi Asam Basa

titrasi asam basa

Sebelum membahas tentang titrasi asam basa sekedar mengingatkan bahwa asam mempunyai ph < 7, basa mempunyai pH > 7, sedangkan untuk pH = 7 disebut dengan pH netral. Kenapa hal ini penting karena pada judulnya saja sudah melibatkan kata asam dan basa, dan seperti yang telah dibahas di dalam artikel sebelumnya mengenai teori pH meter serta alat ukur yang digunakan untuk mengentahui nilai pH ini adalah pH meter.

Titrasi asam basa menurut pengertian adalah proses menetralkan larutan yang tidak diketahui (UNKNOWN) dengan cara meneteskan (titrasi) suatu asam kuat dan basa kuat yang telah diketahui konsentrasinya kedalam larutan UNKNOWN tersebut.

Penetralan merupakan kata kunci yang harus dipahami dalam titrasi jenis ini dimana ion hidrogen yang menyebabkan suatu larutan bersifat asam bereaksi dengan ion hidroksida yang dalam suatu menyebabkan suatu larutan bersifat basa sehingga membentuk suatu molekul air. Sehingga untuk mengetahui konsentrasi sampel UNKNOWN yang bersifat basa, maka standar yang digunakan untuk proses titrasi adalah standar asam (Metode ini lebih jauh dikenal dengan istilah asidimetri), demikian juga sebaliknya standar basa digunakan untuk mengetahui konsentrasi sampel UNKNOWN yang bersifat basa (yang dikenal dengan istilah alkalimetri).

Biar tidak bingung mari kita gambarkan dengan contoh secara langsung :

Jika misalnya suatu larutan tak dikenal bersifat asam dan kita titrasikan dengan menggunakan basa kuat NaOH yang konsentrasinya sudah diketahui, katakanlah 0.5 M.

pH larutan yang tak dikenal tersebut akan perlahan lahan meningkat. Dan pada titik akhir, ketika asamnya dinetralkan, pH meningkat dengan cepat yang ditandai dengan perubahan warna dari suatu indikator kimia.

Dari hal tersebut diatas kita bisa mencari berapa ekuivalen yang ada dalam larutan awalnya. Misalnya kita anggap 50 ml larutan asam tak dikenal tersebut menetralkan 9.3 ml NaOH. Maka ion hidroksida yang dikonsumsi adalah :

(0.0093 L) x (0.5 mol/L) = 0.0047 mol

Jadi terdapat 0.0047 ekuivalen asam dalam 50 ml larutan UNKNOWN tersebut atau 0.094 ekuivalen (0.0047 x 1.000 / 50) dalam 1 liter.

Perlu diingat bahwa dalam suatu titrasi asam basa pH tidak perlu 7 pada titik akhir. Dengan kata lain titrasi bisa jadi berakhir dengan garam yang memiliki sifat asam / basa.

Sekian Semoga bermanfaat.

Pengertian dan Kegunaan UPS

Kegunaan UPS

Dalam suatu laboratorium terkadang kita berhadapan dengan instrument yang memerlukan supply listrik yang stabil. Kebutuhan listrik tersebut juga harus tetap kita jaga agar terhindar dari hilangnya data hasil analisa. alat-alat laboratorium tersebut antara lain HPLC, Spektrofotometer UV Vis, dan lain sebagainya.

Untuk mensupport kinerja dari instrument tersebut diperlukan adanya UPS. UPS singkatan dari Uninteruptible Power Supply. Ini merupakan perangkat output catu daya yang tidak terpengaruh oleh kekurangan, kelebihan, dan putusnya aliran arus listrik yang digunakan saat mengoperasikan perangkat ini. Dengan kata lain, perangkat ini mampu bekerja tanpa dipengaruhi oleh interupsi.

Lalu, apakah kegunaan UPS?

Memberikan Energi Listrik Sementara

Saat ini banyak pengguna instrument kimia tersebut diatas yang menggunakan UPS untuk mengantisipasi saat mati listrik. Pasalnya, kegunaan UPS yang utama adalah untuk memberikan energi sementara saat listik dari PLN terputus.

Memberikan Kesempatan Backup Data

Ketika listrik putus, operator masih memiliki kesempatan untuk menghidupkan genset untuk pengganti listrik PLN. Atau, analis dapat membackup data hasil analisa mereka kemudian mematikan komputer sesuai dengan prosedur.

Mencegah Kerusakan Pada Komputer dan Instrument Kimia

Kegunaan UPS yang utama adalah untuk mengamankan sistem komputer dan instrument kimia tersebut. Jika tidak menggunakan UPS, pada saat listrik padam komputer juga akan ikut padam dengan program yang sedang berjalan. Hal ini sangat beresiko terhadap hardware maupun software komputer tersebut. Oleh sebab itu, kehadiran UPS dapat mencegah terjadinya kerusakan komputer dan instrument akibat listrik padam.

Stabilisasi Tegangan

Saat terjadi perubahan tegangan pada input, UPS mampu melakukan stabilisasi tegangan secara otomatis sehingga tegangan output yang digunakan komputer tetap stabil dan tidak menyebabkan komputer mati. Hal ini juga sangat penting pada beberapa analisa karena dapat menggangu dari analisa yang biasa dilakukan di laboratorium.

Demikian beberapa kegunaan UPS untuk komputer dan instrument kimia. Melihat kegunaannya yang cukup penting, maka UPS menjadi salah satu perangkat yang perlu ditambahkan pada komputer dan instrument untuk mengantisipasi saat listrik padam.

Pengertian Data Dalam Ilmu Statistika

pengertian data statistika

Pengertian data dalam ilmu statistika sangatlah penting, karena hampir semua keputusan tentu kita ambil berdasarkan pengolahan data ini. Penerapan lebih lanjut tentu dapat diaplikasikan di berbagai ilmu pengetahuan, tidak terbatas pada statistika saja, misalnya : ilmu sosial, ekonomi, bisnis, analisa pada hasil kalibrasi dan lain sebagainya.

Contoh Aplikasi Data dalam Berbagai Pekerjaan

Contoh yang paling sederhana penggunaan dari data ini mungkin yang paling dekat adalah dalam lingkungan pekerjaan misalnya :

1. Mengetahui siapa saja yang akan pensiun tahun depan, dari bagian apa, lama kerja, serta jabatannya, sehingga perlu budget berapa besar untuk memberikan dana pensiun dan pengganti karyawan baru.

2. Mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap produk yang kita pasarkan, bagaimana respon mereka mengenai harga dan pelayanan kita.

3. Mengetahui apakah proses produksi dalam perusahaan kita saat ini masih terkendali, berapa persen produk yang kita tolak karena tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.

4. Mengetahui banyaknya waste di setiap aktivitas proses perusahaan sehingga bisa diambil kesimpulan apakah proses yang kita terapkan sudah efektif atau belum.

5. Kebutuhan man power dari suatu departemen untuk pekerjaan yang harus dilakukan sehingga dapat diambil keputusan apakah perlu dilakukan penambahan karyawan / cukup hanya dengan menambah jam lembur terhadap karyawan yang sudah ada, dll.

Semua pengambilan keputusan diatas tentu harus didasari dengan adanya data yang valid / akurat.

Lalu apa sih pengertian data itu sendiri..?

Data adalah kumpulan informasi yang diperoleh dari pengamatan, dapat berupa angka, lambang ataupun sifat. Data itulah yang nantinya akan kita olah sehingga dapat kita tarik kesimpulan. Data yang tidak baik / tidak valid jika kita olah tentu juga akan memberikan kesimpulan yang tidak baik.

Bagaimana data disebut baik?

Pada dasarnya data yang baik adalah data yang mempunyai sifat representatif (dapat mewakili), obyektif (sesuai dengan apa yang ada dan terjadi), serta relevan (berhubungan dengan persoalan yang akan dihadapi dan ingin dipecahkan, serta mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi atau standar error yang kecil.

Penggolongan Data

Data itu sendiri sebenarnya digolongkan menjadi 2 yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Apa bedanya ? Berikut ini adalah penjelasannya.

Data Kuantitatif

Data ini berbentuk angka atau bilangan, misalnya : jumlah penduduk, luas tanah, dan lain sebagainya. Untuk data kuantitatif dapat dilakukan perhitungan-perhitungan dan operasi matematika seperti penambahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dll. Data kuantitatif nilainya dapat berubah-ubah sehingga sering disebut dengan variabel. Data kuantitatif itu sendiri dibagi menjadi menjadi data interval dimana data mempunyai interval contohnya berat badan antara 50 – 60 kg, dan data rasio dimana data berupa angka dalam arti yang sebenarnya sehingga mempunyai nilai nol. Data rasoo diperoleh melalui pengukuran dan memiliki tingkat pengukuran paling tinggi diantara jenis data lainnya.

Data Kualitatif

Data ini tidak berbentuk angka atau bilangan. Contoh data kualitatif ini adalah tingkat kepuasan pelanggan misalnya digolongkan dalam sangat puas, puas, tidak puas dan lain sebagainya. Jenis data ini disebut dengan atribut karena tidak dapat dilakukan operasi matematika terhadap data tersebut.

Sama dengan data kuantitatif, data kualitatif juga digolongkan menjadi 2 yaitu data nominal dimana ukuran datanya adalah kategori misalnya jenis kelamin, tempat tinggal, dan lain sebagainya. Dan Jenis kedua dari data kualitatif adalah data ordinal, hampir sama dengan data nominal hanya saja dalam data ordinal mempunyai tingkatan urutan kelas dalam arti ada yang lebih tinggi ada yang lebih rendah. COntoh data ini adalah indikator kepuasan seperti yang telah saya sebutkan ditas yaitu sangat puas, puas, tidak puas dan lain sebagainya.

Dalam pengolahannya, data kualitatif diolah dengan menggunakan statistik non parametik sedangkan untuk data kuantitatif diolah dengan menggunakan statistik parametik.

Besaran dan Satuan dalam Pengukuran

Besaran dan Satuan, 2 konsep mendasar ini sebenarnya haruslah kita pahami terlebih dahulu dalam suatu kegiatan pengukuran atau lebih jauh lagi kalibrasi. Meskipun hal ini bisa dibilang sederhana dan mungkin sudah diulas pada waktu kita duduk di bangku SMP di dalam pelajaran fisika tidak ada salahnya jika kita kembali merefresh / mengingat kembali mengenai makna dari 2 kata ini.

Besaran berdasarkan definisi diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dihitung atau diukur dengan nilai / angka, dan tentunya mempunyai satuan. Ketiga point yang saya garis bawahi tersebut merupakan hal wajib dimiliki dari suatu besaran. Jika tidak, maka tidak dapat dikategorikan sebagai besaran. Setiap besaran mempunyai satuan yang unik, dimana tidak mungkin dari 2 besaran yang berlainan mempunyai satuan yang sama.

Didalam ilmu fisika besaran itu sendiri terbagi menjadi 2 yaitu :

1. Besaran pokok

Besaran pokok merupakan besaran yang berdiri sendiri dimana satuannya didefinisikan terlebih dahulu serta tidak tergantung satu sama lain.

Sistem mutu metrik yang menjadi tulang punggung sistem satuan internasional (SI) menetapkan 7 besaran pokok yang bisa dilihat pada tabel dibawah ini.

besaran pokok dan satuan

2. Besaran Turunan

Besaran turunan merupakan besaran yang diturunkan dari satu atau lebih besaran pokok yang sudah didefinisikan diatas.

Tabel dibawah ini merupakan contoh besaran turunan serta satuan dasarnya dimana dari satuan dasar tersebut diharapkan teman-teman langsung dapat mengenali dari besaran pokok apa saja besaran turunan tersebut didapatkan.

besaran turunan

Kita ambil contoh besaran turunan “LUAS”

Luas mempunyai satuan dasar meter persegi yang didapatkan dari hasil perkalian panjang dan lebar. Sehingga luas ini bisa dikatakan besaran yang diturunkan dari besaran pokok panjang.

Contoh lain adalah kecepatan yang merupakan hasil bagi antara jarak (besaran pokok panjang) dengan waktu (besaran pokok waktu) atau bisa dikatakan kecepatan merupakan besaran yang diturunkan dari besaran pokok panjang dan waktu.

Semoga artikel pendek tentang besaran dan satuan ini dapat digunakan sebagai pondasi utama sebelum melangkah lebih jauh belajar tentang pengukuran dan teknik kalibrasi.

Setelah mengetahui sedikit tentang pengertian besaran, lalu apa itu pengertian satuan ?

Dari paragraph kedua di dalam artikel ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa satuan adalah salah satu komponen dari besaran, Satuan standar sistem satuan merupakan sistem satuan yang telah disepakati oleh para ahli untuk menghindari kesulitan akibat timbulnya berbagai macam satuan untuk besaran yang sama.

Pada dasarnya satuan dibagi menjadi 2 yaitu satuan baku dimana satuan ini ditetapkan sama untuk semua tempat. Sedangkan yang lainnya adalah satuan tidak baku dimana satuan ini adalah kebalikan dari satuan baku yaitu tidak sama di semua tempat.

Semoga artikel pendek tentang besaran dan satuan ini dapat digunakan sebagai pondasi sebelum melangkah lebih jauh belajar tentang pengukuran dan teknik kalibrasi.

Anda Customer Lab Kalibrasi? Inilah Hak Anda!

hak lab kalibrasi

“Customer is the king” Anda seorang customer maka andalah rajanya, tak terkecuali sebagai pengguna jasa laboratorium kalibrasi. Dalam menggunakan jasa kalibrasi sebenarnya banyak yang bisa kita dapatkan dari hanya sekedar selembar sertifikat yang mungkin sebagian besar perusahaan disiapkan hanya untuk menghadapi proses audit ISO.

Kepuasan pelanggan bagi kami penyedia jasa layanan kalibrasi alat ukur merupakan kemampuan kami dalam memenuhi harapan anda. Ketika harapan anda tidak terpenuhi maka anda berhak untuk melakukan complain mengenai masalah yang anda dapati sepanjang masih berhubungan dengan kegiatan kalibrasi alat ukur anda. Dan hal tersebut sebenarnya merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi kami karena dengan adanya keluhan pelanggan, kami dapa senantiasa melakukan peningkatan / perbaikan secara terus menerus dalam siklus PDCA (Plan Do Check Action)

Pada dasarnya suatu laboratorium kalibrasi sedapat mungkin dapat memuaskan kebutuhan pelanggan dengan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh pelanggan yang berhubungan langsung dengan laboratorium / pihak berkepentingan.

Bagaimanapun pengguna jasa kalibrasi dengan suatu laboratorium kalibrasi merupakan suatu jalinan kerjasama dimana kerjasama tersebut haruslah menguntungkan kedua belah pihak.

Kerja sama antara pelanggan dengan laboratorium kalibrasi dapat meliputi antara lain :

1. Menyediakan akses kepada pelanggan ke bagian yang relevan dari laboratorium berkaitan dengan kebutuhan pelanggan.
Contohnya : Menyaksikan kegiatan kalibrasi alat pelanggan
Kegiatan tersebut tentunya harus tetap mengikuti aturan main yang berlaku yang tertuang dalam form tertentu yang menyatakan hal-hal yang harus dipatuhi oleh pelanggan misalnya : dilarang untuk membocorkan informasi mengenai rahasia / informasi pelanggan lainnya.

2. Alat ukur yang anda kalibrasi harus senantiasa terjaga dalam kondisi baik dengan cara adanya identifikasi, terlindungi dari adanay kontaminasi, degradasi, decomposisi, deteriorasi, ataupun kerusakan lainnya.

3. Penjelasan mengenai hasil kalibrasi terhadap alat ukur anda.
Pada kenyataannya masih banyak diantara customer yang acuh terhadap hasil kalibrasi, bagi mereka yang terpenting adalah alat mereka sudah dikalibrasi. Hal ini sangatlah disayangkan karena kalibrasi ini merupakan salah satu parameter dalam memberikan suatu jaminan mutu produk yang baik bagi perusahaan anda.