Prosedur Cek Antara Moisture Analyzer Untuk Menjamin Kinerjanya

Pernahkah berpikir jika hasil analisa kandungan air di dalam sampel yang dianalisa dengan menggunakan moisture analyzer tersebut masih memberikan data yang valid? Atau malah sudah meragukan hasilnya? Hal ini terkadang menjadi masalah di dalam laboratorium, terlebih jika kalibrasi terakhir terhadap unit moisture analyzer tersebut sudah dilakukan beberapa bulan yang lalu.. Jangan-jangan unit alatnya sudah mengalami penurunan kinerjanya nih.. Buat teman-teman yang mungkin mengalami hal tersebut, cek antara terhadap unit alat bisa dijadikan solusinya.

Cek antara itu sendiri sebenarnya disarankan dilakukan pada interval waktu tertentu di dalam rentang waktu kalibrasi, misalnya : Kalibrasi moisture analyzer dilakukan pada bulan januari 2021 dan akan dilakukan kalibrasi ulang pada bulan januari 2022, maka dalam rentang waktu tersebut bisa dilakukan cek antara, misalnya pada bulan mei dan september. Lalu bagaimana caranya? Berikut ini adalah prosedurnya.

Catatan :

Pada contoh prosedur ini kita akan mengilustrasikan dengan menggunakan unit moisture analyzer mettler toledo HR 83, Untuk lebih detil mengenai produk ini bisa langsung dilihat di websitenya : https://www.mt.com/

Instruksi Kerja Melakukan Cek Antara Pada Moisture Analyzer :

Sebelum melakukan cek antara tentunya perlu disiapkan terlebih dahulu alat dan bahannya.

  1. Peralatan yang digunakan :
    • Moisture Analyser
    • Thermohigrometer
    • Spatula
  2. Bahan-bahan yang diperlukan :
    • Smartcal Mettler Toledo Nomor Katalog ME30005793

Langkah Kerja :

1. Hubungkan stop kontak moisture analyser dengan sumber arus listrik.

2. Hidupkan alat moisture analyser dengan menekan tombol ON pada panel moisture analyzer

3. Perhatikan gambar dibawah ini :

smartcal untuk cek antara

Gambar Smartcal

4.  Sebelum melakukan cek antara dengan menggunakan smartcal (1), perhatikan hal-hal berikut ini :
Catatan : Cek antara boleh dilakukan setahun 2 kali dengan jadwal pengerjaan setiap 4 bulan terhitung dari bulan dimana alat tersebut dikalibrasi.
Misalnya : kalibrasi dilakukan di bulan januari, maka cek antara dilakukan di bulan mei dan september.

5. Pastikan stop kontak alat moisture analyser sudah terhubung dengan sumber arus listrik minimal 60 menit untuk melakukan pemanasan.

6. Pastikan heating module (4) pada moisture analyser dalam kondisi dingin sesuai dengan suhu ruangan.

heating module moisture analyzer

Gambar Heating Module Moisture Analyzer

7. Pastikan smartcal (1) yang digunakan belum kadaluwarsa atau expired date (2).
Catatan : Bulan kadaluwarsa smartcal dapat dilihat melalui COA (Certificate of Analysis) yang disertakan oleh supplier pada saat pembelian. COA (Certificate of Analysis) tersebut juga dapat didownload di website mettler toledo dengan memasukkan nomor lot (3) ke dalam kolom pencarian(5) COA (Certificate of Analysis) Smartcal.

coa smartcal

Gambar Cara download COA (Certificate of Analysis) Smartcal.

8. Pastikan alumunium sample pan (6) masih dalam kondisi yang bagus dan rata.

Alumunium sample pan

Gambar Alumunium Sample Pan

9. Pastikan protective glass (7) dalam keadaan bersih.

protective glass moisture

Gambar protective glass moisture

10. Buat Metode untuk cek antara moisture analyser.
Catatan : Metode yang digunakan untuk cek antara moisture analyser adalah sebagai berikut :

  • Drying Program : Standard
  • Drying Temperature : 70, 100, 130, or 160 °C
  • Switch of Criterion : Time, 10 Menit
  • Display : % MC

Untuk setingan suhu dipilih yang paling berdekatan dengan suhu analisa yang digunakan alat moisture analyser.
Misalnya : Moisture Analyser Mettler Toledo digunakan untuk analisa bahan dengan suhu 105, maka untuk cek antara moisture analyser tersebut menggunakan suhu 100 °C.
Cek antara Moisture Analyser dapat dilakukan di satu titik suhu atau lebih.

11. Catat temperatur dan kelembaban ruangan dengan menggunakan thermohigrometer yang sudah dikalibrasi.

12. Lakukan cek antara dengan menggunakan smartcal (1) dengan cara sebagai berikut :

  • Pastikan metode yang digunakan untuk analisa smartcal (1) sudah benar.
  • Pastikan printer alat dalam kondisi menyala.
  • Buka Automatic Sample Chamber (8)dengan menekan tombol open / close auto sample chamber (9)

hr 83

Gambar Moisture Analyzer Mettler Toledo Type HR 83

13. Tekan tombol tare (10) sehingga display (11) menunjukkan angka 0.000
14. Buka sachet smartcal (1) kemudian distribusikan isinya secara merata di alumunium sample pan (6)

analisa smartcal

Gambar Analisa Smartcal

15. Tekan tombol start (12) untuk melakukan analisa terhadap smartcal (1).
16. Bandingkan hasil moisture (% MC) yang didapatkan pada tahap 15 tersebut diatas dengan tabel smartcal control limit seperti tabel dibawah ini.

batas atas smartcal untuk check antara

Tabel cSmartcal dan Smartcal Control Limits pada suhu 20 °C dan kelembaban ruangan 50 % RH

Catatan :  Jika analisa tidak dilakukan pada suhu 20 °C dan kelembaban ruangan 50 % RH, maka gunakan tabel koreksi dibawah ini

tabel koreksi smartcal

Tabel Faktor Koreksi Hasil Analisa Smartcal berdasarkan suhu dan kelembaban.

17. Buat laporan cek antara dengan melampirkan data print out hasil analisa smartcal.
18 Jika cek antara tidak memenuhi smartcal control limits seperti pada tabel faktor koreksi diatas maka lakukan kalibrasi ulang terhadap moisture analyser.

Moisture analyzer merupakan unit yang harus di kalibrasi dengan 2 parameter yaitu temperature dan massa nya.

Baca Juga : https://www.sentrakalibrasiindustri.com/pangkas-budget-perusahaan-dengan-program-kalibrasi-suhu-temperature/

Dengan melakukan cek antara terhadap moisture analyzer tersebut, kita tidak perlu ragu lagi dengan hasil analisa sampel di dalam laboratorium kita.

Penggunaan Uji T Test Untuk Membandingkan Hasil Analisa Alat Baru dan Alat Lama

uji t test untuk membandingkan hasil analisa
Proses perhitungan data mentah kedalam file excel.

Pernah mengalami kejadian dimana di dalam laboratorium melakukan analisa dengan menggunakan alat brand A, kemudian karena banyaknya lot pekerjaan sehingga diperlukan pengadaan alat baru sejenis, namun oleh departemen pembelian justru yang dibeli alat dengan brand B. Masalah muncul ketika kita analisa terhadap sampel menunjukkan hasil yang berbeda meskipun alat ukur Brand A dan Brand B tersebut telah kita atur dengan parameter yang sama. 

Tentunya bikin bingung dan pusing kan? 

Nah Pada artikel kali ini, kita akan bersinggungan dengan beberapa istilah statistik antara lain : standar deviasi, rata-rata, uji t test dan lain sebagainya untuk mengatasi masalah tersebut diatas. Namun sebagai catatan, cara ini hanyalah berdasarkan pengalaman kami saja, jika ada referensi-referensi yang lebih mudah diikuti silakan saja.

Contoh kasusnya adalah ketika perusahaan / laboratorium biasa melakukan analisa sampel menggunakan misalnya “Moisture Analyzer Brand A” kemudian terdapat alat baru “Moisture Analyzer Brand B” Maka bagaimana kita bisa menyimpulkan bahwa hasil analisa antara “Brand A” dengan “Brand B” tersebut tidak berbeda secara signifikan?

Berikut ini adalah tahapan penggunaan Uji T Test Untuk Mengatasi Masalah Tersebut :

1. Pastikan kondisi setingan parameter dalam keadaan sama.
Contoh : Jika ada suatu moisture analyser baru dan akan dibandingkan dengan moisture analyser yang sudah ada, maka pastikan kondisi analisa sampel dilakukan pada setingan parameter yang sama.

2. Lakukan analisa terhadap sampel yang sama dengan menggunakan alat baru (Alat A) dan (Alat B) masing-masing sebanyak 30 kali dan catat hasil analisa di dalam file excel dengan langkah sebagai berikut :

2.1. Tulis “Data Ke-“ kedalam cell A1 dan diikuti nomor urut dari 1 s/d 30 dibawah cell tersebut yang menandakan bahwa pada kolom A tersebut adalah nomor urut data pengamatan (lihat no. 1 diatas).

2.2. Tulis “Alat A (X1)” kedalam cell B1 dan diikuti dengan data hasil analisa yang didapatkan dengan menggunakan alat baru (Alat A) dibawah cell tersebut (lihat no. 2 diatas)

2.3. Tulis “Alat B (X2)” kedalam cell C1 dan diikuti dengan data hasil analisa yang didapatkan dengan menggunakan alat yang sudah ada (Alat B) dibawah cell tersebut  (lihat no. 3 diatas)

2.4. Tulis “X1 – X2” kedalam cell D1 dan diikuti dengan pengurangan hasil analisa menggunakan Alat Baru (Alat A (X1)) dengan hasil analisa menggunakan Alat yang sudah ada (Alat B (X2)) (lihat no. 4 diatas)
Catatan : Pengurangan dilakukan pada data yang sama. Contoh hasil analisa sampel analisa pertama (Data Ke-1) dengan menggunakan Alat Baru (Alat A (X1)) dikurangkan dengan hasil analisa sampel analisa pertama (Data Ke-1) dengan menggunakan alat yang sudah ada (Alat B(X2))

2.5. Jumlahkan hasil pengurangan nilai yang didapatkan pada tahap 2.4 tersebut (lihat no. 5 diatas)

2.6. Tulis “(X1 – X2)2” kedalam cell E1 dan diikuti dengan pengkuadratan hasil pengurangan nilai yang didapatkan pada tahap 2.4 (lihat no. 6 diatas)

2.7. Jumlahkan hasil pengkuadratan nilai yang didapatkan pada tahap 2.6 (lihat no. 7 diatas)

2.8. Gambar dari perhitungan data dengan menggunakan file excel dapat dilihat seperti pada gambar dibawah ini.

Catatan : pada gambar dibawah ini diberikan contoh pengambilan data yang hanya dilakukan 10 kali.

3. Hitung standar error mean (Std Err Mean) dengan cara sebagai berikut :

3.1. Rumus yang dipakai untuk menghitung standar error mean adalah sebagai berikut :

 

standar deviasi

Dimana :

Std err Mean = Standar Error Mean

X1 = Hasil analisa yang didapatkan dengan menggunakan alat baru (Alat A)

X2 = Hasil analisa yang didapatkan dengan menggunakan alat yang sudah ada (Alat B)

n = Jumlah pengambilan data

3.2. Kuadratkan nilai yang didapatkan pada tahap 2.5

3.3. Bagi nilai yang didapatkan pada tahap 3.2 tersebut dengan jumlah pengamatan.

3.4. Kuadradkan nilai yang didapatkan pada tahap 2.7

3.5. Kurangkan nilai yang didapatkan pada tahap 2.7 dengan nilai yang didapatkan pada tahap 2.5 untuk mendapatkan nilai pembilang pada rumus standar error mean.

3.6. Kalikan jumlah pengamatan dengan Jumlah pengamatan – 1 untuk mendapatkan penyebut pada rumus standar error mean.

3.7. Bagi nilai yang yang didapatkan pada tahap 3.5 dengan nilai yang didapatkan pada tahap 3.6

3.8. Standar error mean adalah akar kuadrat dari hasil yang didapatkan pada tahap 3.7.

4. Tetapkan pengujian hipotesis dengan cara sebagai berikut :

4.1. Hipotesis Nol (Ho) merupakan kondisi dimana tidak ada perbedaan antara analisa sampel dengan menggunakan alat baru atau dengan menggunakan alat yang sudah ada.

4.2. Hipotesis Alternatif (Ha) merupakan kondisi dimana ada perbedaan antara analisa sample dengan menggunakan alat baru atau dengan menggunakan alat yang sudah ada.

5. Hitung nilai thitung dengan cara sebagai berikut :
5.1. Rumus yang dipakai untuk menghitung thitung adalah sebagai berikut :
t hitung

5.2. Bagi nilai yang didapatkan pada tahap 2.5 dengan jumlah pengamatan untuk mendapatkan selisih rata-rata pasangan.

5.3. Bagi nilai selisih rata-rata pasangan yang didapatkan pada tahap 5.2 dengan standar error mean yang didapatkan pada tahap 3.8

6. Tentukan nilai t tabel dengan cara sebagai berikut :

6.1. Kurangkan jumlah pengamatan dengan 1 untuk mendapatkan nilai variabel bebas (v)

6.2. Untuk tingkat kepercayaan 95% maka nilai tingkat kesalahan adalah 5 % = 0.05.

6.3. Untuk uji 2 arah maka tingkat kesalahan adalah 0.025

6.4. Tentukan nilai t tabel dengan cara menghubungkan nilai derajat bebas (v) dengan tingkat kesalahan pada tabel distribusi t.

7. Ambil kesimpulan dari perbandingan analisa pada alat baru dengan alat sejenis yang sudah ada dengan cara sebagai berikut ini :

7.1. Jika t hitung (data yang didapatkan pada tahap 5.3)  lebih besar dari t tabel (data yang didapatkan pada tahap 6.4) maka Ho ditolak sehingga dan Ha diterima atau dengan kata lain ada perbedaan antara hasil analisa antara menggunakan alat baru (Alat A) dengan alat yang sudah ada (Alat B)

7.2. Jika t hitung (data yang didapatkan pada tahap 5.3) lebih kecil dari t tabel (data yang didapatkan pada tahap 6.4) maka Ho diterima dan Ha ditolak atau dengan kata lain tidak ada perbedaan anatara hasil analisa antara menggunakan alat baru (Alat A) dengan alat yang sudah ada (Alat B)

8. Jika tidak ada perbedaan pada analisa antara alat baru (Alat A) dengan alat yang sudah ada (Alat B) maka alat baru dapat langsung digunakan.

9. Jika ada perbedaan pada analisa antara alat baru (Alat A) dengan alat yang sudah ada (Alat B) maka lakukan kalibrasi ulang terhadap alat yang sudah ada (Alat B) dan ulangi tahap perbandingan hasil analisa dari awal.

Demikian cara membandingkan hasil analisa 2 alat yang berbeda dengan menggunakan uji t test.

Semoga bermanfaat.

Cara Menggunakan dan Kalibrasi pH Meter Laboratorium

ukuran keasaman ph meter pada makanan

Di dalam sebuah laboratorium, sering kita temui unit alat pH meter. Sebenarnya untuk apa sih alat ini? Bagaimana cara menggunakannya? Serta bagaimana cara melakukan kalibrasi pH meter laboratorium sehingga alat ini tetap terjaga keakuratannya?

pH Meter adalah sebuah alat laboratorium yang digunakan untuk mengukur tingkat keasaman dari suatu larutan. jika ditinjau dari dasar teori pH meter, suatu larutan bisa mempunyai 3 sifat yaitu :

  • Asam dengan pH < 7
  • Netral dengan pH = 7
  • Basa dengan pH > 7

gambar diatas adalah gambaran nilai derajat keasaman untuk beberapa makanan dan minuman yang sering kita konsumsi.

Semakin rendah angka pH nya, maka bersifat semakin asam demikian sebaliknya. 

Beberapa dekade yang lalu sekitar tahun 2000 an, pengukuran derajat asam ini dilakukan menggunakan kerta lakmus, dimana kerta dicelupkan di dalam larutan, dan perubahan warna pada kertas tersebut akan mengindikasikan nilai pH nya. saat ini cara tersebut cenderung ditinggalkan mengingat harga pH meter yang semakin murah dan tentunya tingkat ketelitian yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengukuran derajat keasaman dengan menggunakan kertas lakmus.

Beberapa Tipe pH Meter

Ditinjau dari tipenya, pH meter bisa dibedakan menjadi beberapa macam, oya untuk tipe-tipe berikut yang kita bahas adalah untuk pH meter horiba, salah satu brand yang sangat direkomendasikan untuk pengukuran kualitas air :

1. Jenis Pocket (ph-11 ; ph-22 ; ph-33)

Sesuai dengan namnya, unit ph meter ini mempunyai ukuran yang paling kecil dibandingkan dengan tipe yang lainnya, bisa dimasukkan ke kantong serta dibawa langsung ke lapangan. Banyak digunakan sebagai pengukur pH air langsung di lingkungan. Meskipun kecil, alat ini mempunyai beberapa unggulan antara lain bersifat water proof / tahan terhadap air, sehingga kita tidak perlu khawatir pada saat menggunakannya di lingkungan, bisa dikalibrasi s/d 5 titik point (untuk horiba tipe ph-33), minimum sampel yang dibutuhkan untuk pengukuran yang relatif sedikit yaitu hanya 0.1 ml, umur bateray yang dapat mencapai 400 jam dengan disertai indicator jika bateray tersebut akan habis, dan untuk paket pembelian biasanya sudah disertai dengan kotak / case nya dan juga larutan buffer pH 4,01 dan 7,00 yang bisa kita gunakan untuk kalibrasi unit tersebut.

pH Meter Pocket

2. Jenis Bench Meters (Horiba LAQUA F-72 ; F-73 ; F-74 ; PH-1100 ; PH-1200 ; PH-1300)

Tipe ini sangatlah cocok digunakan di laboratorium, unit sudah dilengkapi dengan adanya stand base, stopper, stand arm, serta stand shaft sehingga memudahkan kita untuk memasang dan menggerakkan elektroda sehingga lebih aman dari kerusakan (pecah) serta lebih nyaman pada saat digunakan.

DIbandingkan dengan tipe pocket, pH meter tipe bench ini tentunya lebih banyak mempunyai fitur antara lain dapat menyimpan data lebih dari 2000 pengukuran serta bisa dihubungkan ke PC. untuk titik kalibrasinya juga bisa kita atur sampai dengan 5 titik, hal ini tentunya akan sangat berguna sekali jika rentang pengukuran sampel yang kita lakukan di dalam laboratorium bervariasi dari pH rendah s/d pH tinggi.

tipe benchtop

3. Jenis Handheld Meter (Horiba LAQUA WQ-300 Series)

Secara sederhana tipe ini adalah versi canggihnya dari tipe pocket yang telah dibahas sebelumnya, bisa dijadikan sebuah solusi sebagai alat ukur kualitas air yang ada di lingkungan. Alat ini tidak hanya dapat kita andalkan untuk pengukuran pH meter saja, namun bisa juga kita gunakan untuk mengukur conductivity, salinity, resistivity, TDS, dan DO,

Unit ini tahan terhadap air (waterproof) dan tahan debu (dust  proof) dengan ukuran layar 70 x 52 cm sehingga hasil pengukuran dapat terlihat dengan jelas. Kenyamanan pengukuran juga di support dengan adanya foldable meter stand. Juga terdapat indikator terhadap status sensor dari elektroda sehingga kita bisa memutuskan apakah dengan kinerja elektrode unit tersebut masih bisa kita gunakan atau kita ganti dengan yang baru. Data kalibrasi juga bisa kita lihat secara detil di unit ini, dan tentunya masih banyak fitur yang lainnya. 

handheld

Harga pH Meter Laboratorium

Harga pH meter tentunya tergantung dengan tipenya, untuk tipe jenis pocket misalnya horiba ph-33 tersebut diatas 3 – 5 jutaan, untuk tipe bench meter misalnya horiba F 72 berkisar antara 20 – 30 jutaan

Catatan : harga ph meter tersebut diatas adalah beberapa harga yang kami rangkup dari beberapa marketplace yang ada di indonesia, harga mungkin akan berbeda tergantung dengan kelengkapan assesories (stand, buffer solution, KCl solution, dll) yang diikutkan pada paket pembelian.

Untuk detil harga bisa langsung menghubungi principle / distribusi resmi dari produk tersebut.

Tahapan / Cara Kalibrasi pH Meter

Untuk melakukan kalibrasi pH meter, maka diperlukan adanya larutan standar (buffer), jumlah titik pH yang dikalibrasi umumnya adalah 3 titik atau tergantung dengan penggunaan / sampel yang akan dianalisa dengan menggunakan pH meter tersebut.

Untuk larutan standar yang digunakan bisa menggunakan brand apa saja, salah satunya adalah brand merck, karena brand ini mempunyai expired date yang relatif lama (2 tahun) sehingga bisa kita simpan untuk kegiatan kalibrasi selanjutnya.

Sebelum melakukan kalibrasi pastikan kita memilih tipe standar solution yang digunakan, apakah USA, NIST, ataukah custom. Cara tersebut bisa kita lakukan dengan merubah pengaturan yang ada di dalam pH meter tersebut (berikut ini adalah contoh untuk pengaturan pH meter horiba tipe F52). Biasanya yang kami pilih adalah custom, karena pilihan ini memberikan kita kemudahan dalam meilih larutan standar (buffer) yang akan kita gunakan untuk kalibrasi.

calibration seting
calibration seting

Berikut ini adalah beberapa larutan standar yang dapat digunakan untuk kalibrasi pH meter :

Larutan standar merck SRM dari NIST dan PTB 

  • pH 4.00 (20°C) Certipur No. Katalog 109435
  • pH 7.00 (20°C) Certipur No. Katalog 109439
  • pH 9.00 (20°C) Certipur No. Katalog 109461

Berikut ini adalah tahapan untuk melakukan kalibrasi pH meter tersebut :

Untuk tipe pocket :

a. pastikan sensor dalam kondisi bersih sebelum dilakukan kalibrasi ph meter tipe pocket ini, jika kotor maka bersihkan sensor dengan menggunakan air. 

b. teteskan larutan standar pH meter kemudian tekan tombol cal, proses kalibrasi pH meter selesai ketika ditandai munculnya icon smiley.

cara kalibrasi ph meter tipe pocket
Tahap b

Untuk tipe bench meter (Misalnya : horiba tipe F72)

a. Tekan icon Channel Setting dan Measurement, pastikan pada bagian tersut terdisplay “CH1” dan “pH”

b. Tekan tombol CAL sehingga display menunjukkan tampilan PH Cal Screen

c. Cuci elektroda pH meter dengan menggunakan air pw / destilat (lakukan dengan hati-hati / cukup lakukan dengan cara menyemportkan air destilat tersebut ke elektroda dengan menggunakan botol semport)

d. Usap secara hati-hati elektroda pH dengan menggunakan tissue.

e. Celupkan elektroda pH meter tersebut ke dalam larutan standar pH 7 (titik pertama)

f. Tekan tombol start untuk memulai kalibrasi pada titik pH 7 tersebut

pada tahapan tersebut nilai pH akan tertera di dalam layar, dan indikator hold akan berkedip yang menandakan pembacaan telah stabil

g. tekan tombol stop dan kemudian lanjutkan kalibrasi pH meter di titik ke dua

h. Ulangi kembali langkat c – d untuk membersihkan elektroda pH meter

i. Celupkan elektroda pH meter tersebut ke dalam larutan standar pH 4 (titik kedua)

j. Tekan tombol start untuk memulai kalibrasi pada titik pH 4 tersebut 

k. Ulangi tahapan h – j tersebut dengan menggunakan larutan standar pH 9 (titik ketiga)

l. Jika kalibrasi sudah selesai dilakukan, maka hasil kalibrasi akan terlihat di layar, tekan tombol close untuk kembali ke CAL screen.

m. Untuk kembali ke mode pengukuran tekan tombol MEAS

n. Selesai

tampilan layar pada saat kalibrasi horiba f 72
tahap persiapan
kalibrasi dengan larutan standar ph 7
kalibrasi pada pH 7
kalibrasi dengan larutan standar ph 4
kalibrasi pada ph 4

Setelah kalibrasi selesai dilakukan, maka alat sudah siap untuk digunakan. Berikut ini adalah cara menggunakan pH Meter :

Untuk tipe Pocket

a. Untuk melakukan pengukuran sampel kita bisa meneteskan sampel ke dalam sensor, proses pengukuran selesai jika ditandai dengan munculnya icon smiley

b. Bersihkan sensor dengan tissue non residual jika pengukuran telah selesai.

 

cara menggunakan ph meter pocket

Untuk tipe bench meter

a. Bersihkan elektroda pH meter dengan menggunakan air destilat kemudian usap dengan menggunakan tissue

b. celupkan elektroda pH meter sedalam kurang lebih 3 cm ke dalam sampel yang akan dianalisa 

c. Tekan tombol MEAS pada icon channel setting dan measurement item sehingga terpilih “CH1” dan “pH”

d. Tekan tombol start untuk memulai pengukuran, dan indikator “hold” akan berkedip yang menandakan pembacaan telah stabil.

cara memakai ph meter benchtop horiba

Jika teman-teman merasa kesulitan untuk melakukan kalibrasi pH meter tersebut / mempunyai kendala dalam hal pengadaan larutan standar (buffer) untuk melakukan kalibrasi, maka bisa juga menggunakan laboratorium penyedia jasa layanan kalibrasi.

Semoga bermanfaat.

Referensi :

Manual book dan Website : https://www.horiba.com/

Simbol Bahan Kimia Berbahaya di Dalam Laboratorium

simbol-bahan-kimia-berbahaya- di-dalam-laboratorium

Pengenalan simbol bahan kimia berbahaya sangatlah penting untuk menerapkan keselamatan kerja di laboratorium kimia. Bagi teman teman yang bertugas di departemen HSE atau laboratorium harusnya tidak asing lagi dengan simbol simbol tersebut. Dengan mengenali simbol bahan kimia tersebut diharapkan kita bisa melakukan tindakan preventif serta memahami apa saja yang harus dilakukan jika terpapar dengan bahan-bahan tersebut. Sosialisasi terkait dengan penanganan bahan ini kepada analis juga menjadi tanggung jawab supervisor laboratorium / departemen HSE di dalam perusahaan.

Artikel ini akan memberikan contoh serta gambar simbol bahan kimia berbahaya tersebut :

1. Korosif

Merupakan bahan kimia yang dapat merusak peralatan / jaringan hidup melalui kontak. Hal terpenting bagi kita adalah jangan menghirup uap serta hindari kontak dengan kulit ataupun mata. COntoh dari bahan kimia jenis ini adalah asam sulfat, asam nitrat, asam clorida, natrium hidroksida, formaldehide, fenol, dll. Apabila dalam kondisi tidak sengaja kita terpapar dengan bahan ini maka disarankan untuk mengencerkannya dengan air mengalir.

2. Flamable / Mudah Terbakar

Untuk cairan mudah terbakar mempunyai titik nyala dibawah 60.5 derajat celcius. Sedangkan jika dalam bentuk padatan sangat disarankan untuk menjauhkan dari sumber panas, percikan api, serta api terbuka. Hal tersebut juga berlaku untuk bahan mudah terbakar dimana titik nyalat lebih besar dari 60.5 derajat celcius tetapi kurang dari 90 derajat celcius. Contoh dari bahan yang mempunyai sifat flamable / mudah terbakar ini adalah beberapa pelarut organik.

3. Oksidator

Bahan atau senyawa kimia yang bersifat pengoksidasi. Hindarkan dari bahan yang mudah terbakar, panas yang tinggi, ataupun bahan yang mempunyai sifat reduktor. Salah satu contoh senyawa yang bersifat oksidator ini adalah hidrogen peroksida.

4. Poison / Beracun

Simbol bahan kimia untuk senyawa beracun ini adalah seperti tengkorak. Sangat berbahaya bagi kesehatan kita biar kontak dengan kulit, terhirup, ataupun tertelan. Contoh senyawa / bahan ini adalah Benzena (TLV 25 ppm), Besi karbonil (TLV 0,001 ppm), Klorin TLV 1 ppm), Asam sianida (TLV 10 ppm), Hg (TLV 0,1 mg/m3), dan NO2 (TLV 5 ppm)

5. Dangerous fo the environment

Bahan kimia jenis ini sangat berbahaya bagi lingkungan sehingga dalam pembuangannya harus memenuhi ketentuan yang berlaku. Tetraklorometan merupakan salah satu bahan kimia jenis ini.

6. Mudah Meledak

Sesuai dengan namanya, bahakn kimia dengan simbol ini mempunyai sifat mudah meledak, dimana ledakan bisa dikarenakan karena benturan, pemanasan, pukulan, gesekan. Oleh karena itu penanganan bahan kimia yang mempunyai sifat ini haruslah lebih hati-hati

 

7. Iritasi

Bahan kimia dengan simbol ini sebenarnya dibagai menjadi 2 kode, yaitu kode Xn dan kode Xi. Kode Xn menunjukan adanya risiko kesehatan jika bahan masuk melalui pernafasan (inhalasi), melalui mulut (ingestion), dan melalui kontak kulit

 

Mengingat bahan kimia dengan jenis diatas sangat berbahaya maka sangat disarankan untuk terlebih dahulu membaca MSDS nya (Material Safety Data Sheet) yang biasanya dapat kita minta kepada vendor pada waktu pembelian / dengan cara mendownloadnya di website dari brand bahan kimia yang kita beli tersebut. Simbol bahan kimia Berbahaya ini juga dapat dengan mudah kita lihat di kemasan dari bahan itu sendiri.

 

Semoga bermanfaat

Cara Merawat Anak Timbangan

cara-merawat-anak-timbangan

Penting untuk kita mengetahui cara merawat anak timbanganan, karena anak timbanganan merupakan standar yang digunakan untuk mengkalibrasi timbanganan. Perlakuan yang tidak tepat / cara perawatan yang kurang baik terhadap anak timbanganan tentunya akan berdampak pada besarnya ketidakpastian pada anak timbanganan tersebut sehingga budget dari ketidakpastian yang berkontribusi pada kalibrasi timbangan dengan menggunakan anak timbangan tersebut juga akan semakin besar. Dan hal ini tentunya tidak kita inginkan.

Sebelum berlanjut kepada cara perawatannya ada baiknya dulu dibahas tentang bagaimana sih memilih anak timbangan yang benar.

Anak timbangan biasanya terbuat dari suatu bahan yang tidak bereaksi secara kimia, bersifat non magnetik dan tahan terhadap goresan karena goresan tersebut berpotensi untuk terjadinya tumpukan kotoran seperti debu dll. Anak timbangan terdiri dari berbagi macam kelas dari kelas E1 yang biasanya hanya digunakan untuk standar kalibrasi anak timbangan untuk kelas dibawahnya (E2, F1, F2) sampai kelas M2. Penggolongan penggolongan tersebut didasarkan pada densitas sesuai dengan standar OIML R111.

Untuk anak timbangan kelas E1 dan E2 haruslah terdiri dari material tinggal, sedangkan untuk kelas yang lainnya bisa bisa terbuat dari beberapa material yang digabungkan dengan suatu bahan tertentu.

BeriKut ini adalah cara merawat anak timbangan :

1. Pembersihan

Bersihkan anak timbangan menggunakan sikat berbulu lembut.

Jika teman2 membeli suatu anak timbangan (apalagi dengan jumlah 1 set) biasanya sikat untuk pembersih anak timbangan tersebut sudah termasuk dalam pembelian.

Hindari menggunakan sikat yang dengan bulu-bulu kasar karena hal ini akan menimbulkan goresan yang berpotensi untuk akumulasi kotoran.

2. Jangan pernah menyentuh anak timbangan tersebut dengan tangan langsung atau benda yang bersifat tajam. Gunakan sarung tangan yang sesuai ataupun alat bantu seperti pinset yang direkomendasikan. Pinset yang tidak sesuai akan berpotensi menimbulkan goresan.

3. Jangan pernah membenturkan anak timbangan tersebut.

4. Jangan berbicara dekat dengan anak timbangan.

He he.. terkesan aneh memang, tapi percaya atau tidak uap yang dihasilkan dari mulut kita akan mempengaruhi dari berat timbanganan tersebut.

5. Lakukan kalibrasi serta verivikasi terhadap anak timbangan tersebut secara periodik.

Apa itu itu kalibrasi, artikelnya bisa dibaca disini.

Biasanya anak timbangan dikalibrasi dalam rentang waktu 1 tahun sekali sedangkan verivikasi dapat dilakukan secara periodik 1 bulanan untuk memastikan bahwa persyaratan / ketidakpastian dari anak timbangan tersebut masih sesuai dengan kelasnya.

Untuk kalibrasi anak timbangan jika tidak dapat melakukannya sendiri maka bisa menggunakan laboratorium jasa kalibrasi kami. Silakan klik tombol dibawah ini untuk mengkalibrasi anak timbangan and

Cara Adjustment Pada Proses Kalibrasi Oven Laboratorium Merk Memmert Tipe UNE

cara-adjustment-pada-kalibrasi-oven-laboratorium

Ada kalanya pada saat kalibrasi oven laboratorium, hasil yang didapatkan pada saat pengambilan data menyimpang atau mempunyai koreksi yang besar. Namun tahukah teman-teman jika sebenarnya oven laboratorium khususnya untuk brand memmert ini sebenarnya bisa di adjust supaya peyimpangannya tidak terlalu jauh? Namun sebelum membahas cara melakukan adjustment, kita bahas sedikit mengenai cara kalibrasi oven.

Kalibrasi oven Laboratorium (enclosure) dilakukan sesuai dengan metode AS 2853. 1986. Enclosures-Temperature Controlled-Performance Testing and Grading. Standards Australia. standar yang digunakan adalah thermocouple beserta yang terangkat di dalam chamber oven tersebut. Setelah oven di seting pada temperature yang ingin dikalibrasi dan ketika temperature sudah stabil maka pembacaan thermocouple tersebut dilakukan dengan bantuan thermometer channel. Data yang didapatkan dari hasil kalibrasi oven tersebut adalah variasi temporal, variasi spasial, serta variasi total dan tentunya nilai ketidakpastian hasil kalibrasi.

Cara Adjustment Pada Kalibrasi Oven Laboratorium Merk Memmert

Oven laboratorium merk memmert pada dasarnya bisa dilakukan adjustment pada 3 temperature, yaitu pada temperature rendah (CAL 1) ; temperature sedang (CAL 2) ; temperature tinggi (CAL 3). Gambarannya jika oven tersebut kita gunakan dalam temperature 100 derajat celsius, maka kita gunakan CAL 2 untuk melakukan adjustment. DI oven memmert ini adjustment + maupun – tetap bisa dilakukan.

Contoh pada kegiatan pengambilan data dengan menggunakan thermocouple di kalibrasi oven laboratorium ini pada temperature 100 derajat celsius adalah 99.6 derajat celsius. Nah pada CAL 2 tersebut kita seting temperaturenya dengan angka -0.4 derajat celsius dimana angkat ini adalah nilai koreksi dari pembacaan. Lakukan hal yang sama untuk pemakaian temperature yang rendah serta pemakaian temperature yang tinggi. Contohnya di 50 derajat celsius dan 180 derajat celsius.

cara-kalibrasi-oven

Nah dengan mengetahui fitur ini maka kita tidak perlu khawatir lagi jika terjadi penyimpangan pada oven kita. Ternyata jika kita membaca manual book / instruksi kerja dari alat banyak hal-hal baru yang bisa kita temukan, meskipun terkadang sederhana namun sangat bermanfaat.

Buat teman-teman yang belum mempunyai thermocouple untuk standar kalibrasi oven, dan masih melakukan kalibrasi secara eksternal bisa langsung menghubungi kami.

Untuk manual book oven memmert ini bisa dilihat disini :

https://www.memmert.com/index.php?eID=dumpFile&t=f&f=2765&token=a8ca823b8d56c87cf8592cc7a0cffc446a712c64

 

Prosedur Pengoperasian Oven Laboratorium Memmert

oven-laboratorium-memmert

Oven laboratorium memmert merupakan salah satu alat yang paling sering kita temui di dalam laboratorium kimia dimana alat ini masih digunakan untuk analisa kadar air. Nah pada artikel kali ini kita akan sedikit mengupas tentang bagaimana prosedur pengoperasian oven memmert khususnya tipe UNE dan UFE.

Sebelum ke pengoperasian, perlu diingat bahwa pada saat melakukan instalasi oven memmert ini tidak boleh terlalu rapat dengan dinding, perlu diberi jarak minimal 15 cm untuk bagian belakang, dan minimal 20 cm untuk bagian atasnya, hal ini untuk memperlancar sirkulasi udara di dalam oven.

Berikut ini adalah gambaran panel oven laboratorium memmert tipe UNE dan UF

panel oven laboratorium memmert

Berikut ini adalah tahapan sederhana dalam pengoperasian oven laboratorium memmert ini :

Untuk membuka pintu oven ini, maka maka kita perlu menarik handle nya, sedangkan untuk menutup pintu oven, kita perlu menekan handlenya.

1. Nyalakan oven dengan menekan tombol main switch (push / turn control)

2. Atur pertukaran udara dengan cadra menggeser air slider

3. Pilih mode operasi dengan cara sebagai berikut :

4. Tekan dan tahan tombol set key, kemudian setelah beberapa saat (kurang lebih selama 3 detik) mode operasi yang sedang berlangsung akan berkedip pada display.

5. Pilih mode operasi yang akan digunakan dengan memutar main switch (push / turn control) sambil tetap menekan tombol Set key

6. Untuk mengubah temperatur, lakukan langkah-langkah berikut ini :

7. Tekan tombol Set Key, maka temperature display akan berkedip.

8. Atur temperature sesuai dengan yang diinginkan dengan memutar tombol main switch (push / turn control) sambil tetap menekan tombol set key. 

9. Setelah pengaturan temperatur selesai, temperature display akan menunjukkan temperature aktual yang telah tercapai.

10. Untuk memproteksi agar temperatur tidak beroperasi melebihi temperature yang kita inginkan, lakukan langkah-langkah berikut ini : 

11. Putar tombol switch (push / turn control) sampai temperature display berkedip.

12. Atur temperatur maksimal yang diinginkan dengan memutar tombol switch (push / turn control) sambil menekan tombol set key. 

13. Selesai

Cukup sederhana kan.. 

Dan yang perlu diingat maksimal rak susun yang diperbolehkan untuk Oven Memmert  Tipe UNE dan UFE adalah 5 buah, dengan kapasitas maksimal masing-masing adalah 30 kg dan kapasitas total adalah 60 kg yang tidak kalah penting oven laboratorium ini juga perlu dikalibrasi temperaturenya.

Kegunaan Labu Ukur dalam Laboratorium Kimia

5. kegunaan labu ukur di dalam lab kimia

Labu ukur merupakan salah satu peralatan gelas yang paling banyak digunakan di dalam laboratorium. Kegunaan labu ukur itu sendiri adalah sebagai tempat untuk pengenceran larutan sampai pada batas volume tertentu sesuai dengan ukuran labu ukur tersebut dan seringkali juga digunakan sebagai pembuatan larutan. Keakurasian merupakan bagian yang penting dalam suatu labu ukur, sehingga labu ukur ini biasanya terbuat dari bahan gelas borosilikat 3.3 yang tahan terhada bahan kimia maupun panas. Selain itu bahan borosilikat ini mempunyai stabilitas mekanik yang tinggi.

Labu ukur tersedia dalam 2 kelas yang dibedakan berdasarkan tingkat akurasinya, yaitu kelas A dan kelas B dimana kelas A mempunyai akurasi yang lebih tinggi hampir 2 x lipat dari akurasi labu ukur kelas B. Untuk labu ukur kelas A ini ditandai dengan skala biru untuk labu ukur yang berwarna bening, dan skala putih untuk labu ukur yang berwarna amber.

Labu ukur bisa kita jumpai dalam berbagai ukuran volume yaitu 1 ml sampai dengan 5 liter. Batas aukurasi untuk setiap ukuran volume tersebut juga berbeda beda yaitu berkisar antara 0.025 ml untuk labu ukur 1 ml sampai dengan akurasi 1,2 ml untuk labu ukur dengan volume 5 liter. Berikut adalah tabel spesifikasi dari labu ukur untuk brand duran, dimana brand ini merupakan salah satu brand yang terkenal bagus untuk produk-produk glassware nya. Dan tentunya untuk labu ukur dari brand duran ini memenuni standard internasional ISO 1042 laboratory glassware – One Mark Volumetric Flask

5. spesifikasi labu ukur merk duran

Untuk mempertahankan tingkat akurasinya, hindarkan pemanasan secara langsung pada labu ukur, karena bisa menyebabkan pemuaian pada bahan kacanya sehingga tingkat akurasinya bisa berubah.

Dalam pembelian labu ukur khususnya yang kelas A biasanya sudah disertakan dengan adanya sertifikat kalibrasi dari pabrikannya. Namun jika umur labu ukur sudah melebihi 5 tahun, ada baiknya dilakukan kalibrasi ulang terhadap labu ukur tesebut untuk mengetahui apakah tingkat akurasinya masih sama atau sudah menuruh dikarenakan pemakaian.

Cara menggunakan labu ukur ini juga relatif sederhana, berikut ini adalah tahapannya :
1. Masukkan sampel yang ingin diencerkan ke dalam labu ukur
2. Tambahkan larutan pengencer hingga tanda batas
3. Tutup labu ukur dengan menggunakan tutup PE yang didapatkan pada saat pembelian
4. Kocok labu ukur tersebut sehingga campuran akan merata
5. Larutan siap untuk digunakan.

Gunakan Form Berikut Untuk Permohonan Penawaran Harga Kalibrasi Glassware

[contact-form-7 id="103" title="Kontak Penawaran Harga"]

Fungsi Lemari Asam dan Bagian-Bagiannya

fungsi lemari asam dan bagian-bagiannya

Keberadaan lemari asam dalam sebuah laboratorium kimia sangatlah penting terutama jika ditinjau dari sisi keamanan dan keselamatan kerja, karena kita tahu di dalam laboratorium kimia lazim terdapat bahan / cairan kimia dengan konsentrasi yang tinggi. Fungsi lemari asam itu sendiri adalah digunakan untuk memindahkan bahan kimi yang mempunyai konsentrasi tinggi atau tempat mereaksikan bahan kimia yang menimbulkan uap atau gas yang berbahaya.

Gambar diatas adalah gambar lemari asam beserta bagian-bagiannya :

1. Saklar
Berfungsi untuk menghidupkan fan di dalam lemari asam yang berfungsi menyedot gas di dalam area kerja lemari asam tersebut.

2. Soket listrik

Soket listrik merupakan assesories yang sangat penting dalam lemari asam. Karena seringkali kita memerlukan panas dalam melakukan analisa suatu bahan kimia dengan alat bantu kompor listrik

3. Pintu Kaca

Biasa terbuat dari dengan kaca tempered / safety laminated / acrylic dengan dinding sliding naik turun yang dapat diatur tinggi rendahnya menurut keinginan

4. Storage cabinet

Digunakan untuk menyimpan bahan-bahan kimia sehingga meja kerja lemari asam terlihat rapi

5. Meja Kerja

Tempat dimana kita melakukan reaksi / pencampuran bahan kimia. Meja kerja ini terbuat dari bahan Multiplex 18 mm dilapis dengan plat stainless stell 316 atau special HPL sheet acid resistance atau phenolic resin atau keramik.

6. Dinding dalam

Area ini terbuat dari Triplek 10 mm dilapis dengan “HPL Sheet” sehingga mudah dibersihkan jika terkena tumpahan bahan kimia

7. Dinding luar

Bagian ini terbuat dari bahan Multiplex 18 mm dilapis dengan “HPL SHEET” (High Presure Laminate) Germany yang tahan panas, tahan kimia dan tahan gores

8. Lampu

Lampu juga termasuk bagian terpenting dalam lemari asam karena berfungsi sebagai penerang di area kerja lemari tersebut.

Disamping bagian-bagian lemari asam tersebut terkadang ada beberapa suplier / pabrikan lemari asam yang menambahkan sink dan faucet di dalam meja kerja lemari asam yang berfungsi untuk membersihkan peralatan gelas setelah dipakai dalam lemari asam tersebut

Di pasaran lemari asam dijual dalam berbagai macam ukuran atau bahkan bisa di custom sesuai dengan kondisi laboratorium teman-teman. Lemari asam lokal mempunyai harga yang lebih terjangkau dibandingkan dengan lemari asam branded dari luar.

Oya pastikan untuk melakukan kualifikasi terhadap lemari asam karena hal ini meruapakan bagian yang penting selain dari fungsi lemari asam itu sendiri.