Sekilas Tentang Jenis, Tingkat Akurasi, Serta Kalibrasi Surface Plate

kalibrasi surface plate murah

Dalam industri manufacturing, keberadaan surface plate seringkali terintegrasi dengan mesin CMM (Coordinate Measuring Machine), perakitan optik, atau mesin lainnya yang membutuhkan presisi tinggi. Di dalam industri, banyak sekali brand untuk surface plate / meja rata / meja datar ini serta dengan ukuran yang bervariasi yang tentunya disesuaikan dengan kebutuhan di dalam industri manufacturing bersangkutan.

Berikut ini adalah beberapa ukuran yang sering kita temui di dalam industri :

  • 500 x 500 mm
  • 750 x 1000 mm
  • 1000 x 1000 mm
  • 1500 x 1500 mm
  • 2000 x 2000 mm

Surface plate ini pada prinsipnya merupakan sebuah meja datar yang sering digunakan untuk mengukur keakuratan permukaan bidang dalam beberap hal antara lain :

  • Tata letak dan kerataan benda kerja
  • Pengaturan dan penyetingan alat uji dan alat ukur presisi
  • Metode aplikasi pengukuran

Di pasaran paling tidak ada 2 jenis surface plate ini yaitu sebagai berikut :

  • Surface plate granit
  • Surface plate besi cor

Dari kedua jenis tersebut, surface plate granit dianggap lebih baik dibandingkan dengan surface plate besi cor karena ditinjau dari kekerasan permukaan, tahan terhadap korosi, ekspansi thermal yang rendang, mempunyai sedikit lengkungan serta mempunyai masa pakai yang lebih lama sehingga lebih menghemat budget pengadaan di perusahaan. Surface plate granit juga dianggap mampu menghasilkan keakuratan, kestabilan, dan kepresisian di dalam bidang permukaannya.

Tingkat Akurasi Surface Plate

Jika berbicara mengenai tingkat akurasi surface plate, maka tidak akan bisa dilepaskan dengan 2 hal yaitu pengulangannya dan kerataannya atau dengan kata lain pengukuran yang dilakukan di area mana saja di dalam surface plate ini akan berada dalam toleransi yang disebutkan.

Surface plate baik itu yang granit maupun yang besi mempunyai tingkat keakuratan AA, A, B dan kelas workshop jika ditinjau dari standari ISO. Sedangkan jika ditinjau dari standar JIS (Japan Industrial Standard) maka terbagi menjadi grade 0 yang digunakan sebagai komparator, grade 1 yang banyak digunakan di dalam laboratorium serta grade 2 yang setara dengan standar workshop. Untuk grade 00 sendiri biasanya digunakan sebagai referensi untuk kalibrasi surface plate tersebut.

Kalibrasi Surface Plate / Meja Datar

Untuk tetap menjamin keakurasian dari surface plate ini maka tetap harus dilakukan kalibrasi. Standar yang digunakan untuk kalibrasi surface plate ini adalah LASER INTERFEROMETER (RENISAW) dimana standar tersebut mampu mengkalibrasi surface plate untuk grade 00 ; grade 0, serta grade 1.

Bagi teman-teman yang sedang mencari suplier kalibrasi surface plate bisa menggunakan form penawaran harga berikut.

Referensi :

https://www.mitutoyo.com/wp-content/uploads/2015/08/E-Section-US-1003-Granite-Face-Plate.pdf

Teori Dasar dan Tahapan Kalibrasi Water Activity (Aw) Meter

Air merupakan komponen yang keberadaannya perlu dipantau dalam sebuah industri makanan, farmasi, kosmetik, dll karena keberadaan air tersebut akan mempengaruhi tekstur, penampilan, rasa, serta kestabilan dari produk itu sendiri. Jika berbicara mengenai kandungan air di dalam suatu produk maka seringnya melibatkan 2 tipe pengukuran, yaitu :

1. Moisture Content
Moisture content menunjukkan adanya jumlah kandungan air di dalam suatu sampel, metode yang biasa digunakan untuk menentukan kandungan air ini adalah melalui loss of drying dengan menggunakan alat moisture analyzer serta penentuan kandungan air dengan menggunakan karl fisher titration.
Penentuan loss of dryining dengan menggunakan moisture analyzer di jadikan solusi dalam analisa In Process Control (IPC) karena waktu analisa yang relatif singkat yaitu hanya memakan waktu kurang lebih 5 menit saja.

2. Water Activity (Aw)
Water activity (Aw) mengukur status energi air di dalam sistem. Nilai yang ditampilkan pada alat aw meter adalah seberapa kuat ikatan air yang terdapat di dalam sampel yang diukur. Hal ini berkaitan erat dengan prediksi pertumbuhan mikroba yang akan terjadi di dalam sampel yang dianalisa tersebut. Analisa water activity meter ini juga tidak memakan waktu yang lama, kurang lebih berkisar antara 3 – 4 menit saja sehingga juga banyak digunakan untuk analisa In Process untuk mengetahui tingkat aktivitas kekuatan ikatan air di dalam sampel bahan tersebut.

Alat Untuk Mengukur Aw Meter (Water Activity Meter)

water activity meter

Untuk mengukur water activity (Aw) maka diperlukan alat yang namanya Aw meter, banyak brand / tipe dari alat ukur aw meter ini, salah satunya adalah aqualab decagon 4 TE. Keunggulan dari unit alat ini adalah pengoperasiannya dan perawatannya yang relatif mudah dilakukan. Detil spesifikasi alat ini bisa dilihat langsung di websitenya.

Mengenal Bagian-Bagian Aw Meter Aqualab decagon 4 TE

bagian-bagian water activity meter aqualab 4 te

cara kalibrasi aw meter water activity meter

sampel cup aw meter

Berikut ini adalah komponen utama yang ada di dalam alat Aw meter :

  1. Display yang menunjukkan hasil pembacaan nilai water activity dari sampel
  2. Lever yang berfungsi untuk melakukan pembacaan pada sampel bila posisi level tersebut di geser ke kiri
  3. Sampel chamber untuk menempatkan sampel cup yang telah terisi dengan sampel sebelum dilakukan pembacaan
  4. mirror
  5. thermophile yang berfungsi sebagai sensor pembacaan dari sampel
  6. Sampel cup sebagai tempat sampel

Cara Pengoperasion Aw Meter Aqualab 4 TE

untuk pengoperasion Aw meter ini terbilang sederhana, berikut ini adalah tahapannya :

  1. Tuang sampel yang akan dianalisa ke dalam sample cup dengan volume kurang lebih setengahnya.
  2. Letakkan sampel cup yang sudah terisi sampel ke dalam chamber Aw meter aqualab 4 TE
  3. Geser lever ke arah kiri untuk melakukan pembacaan sampel tersebut
  4. Analisa akan membutuhkan kurang lebih sekitar 3 menit, hasil analisa water activity (Aw) akan muncul di dalam display alat dengan disertai bunyi beep yang menandakan pembacaan sampel sudah stabil.

Selain pembacaan sampel tersebut diatas, hal lain yang perlu diperhatikan pada alat Aw meter ini adalah perlunya dilakukan kalibrasi sehingga tetap menjamin keakuratan pembacaannya.

Tahapan Kalibrasi Aw Meter (Water Activity Meter)

Sebelum melakukan kalibrasi Aw Meter, ada beberapa bahan yang perlu kita siapkan antara lain sebagai berikut :

  • Cleaning kit solution
  • Charcoal Pellet
  • Larutan standar sesuai dengan penggunaanya, larutan standar ini antara lain sebagai berikut : LiCl 13.41 molal in H2O 0.250 Aw ; NaCl 6.0 molal in H2O 0.760 Aw ; H2O 1000 Molal 1.000 Aw

Cara Kerja :

  1. Nyalakan AW Meter aqualab decagon 4TE dengan menekan tombol power yang ada dibelakang alat ke posisi ON sehingga display (1) menyala.
  2. Biarkan alat dalam kondisi standby selama kurang lebih 15 menit.
  3. Bersihkan bagian mirror (4) dan thermophile (5) dengan menggunakan cleaning kit solution.
  4. Tuang Charcoal pellet ke sample cup (6) kemudian masukkan ke dalam sample chamber (3) dan lakukan pembacaan dengan cara menggeser lever (2) ke posisi read.
    Catatan : Pembacaan charcoal dilakukan untuk menyerap air yang tersisa pada sample chamber AW Meter aqualab decagon tipe 4TE
  5. Jika pembacaan charcoal pellet sudah selesai dengan ditandai dengan bunyi beep ambil dan simpan kembali charcoal pellet tersebut di tempat yang telah ditentukan.
  6. Perhatikan gambar berikut untuk melakukan kalibrasi aw meterkalibrasi aw meter water activity
  7. Pilih document icon (8) dengan menggunakan tombol perintah yang ada dibawahnya (9) sehingga display (1) menunjukkan tampilan seperti dibawah ini :tampilan menu aw meter
  8. Tekan tombol keatas atau kebawah (10) sehingga tulisan temperature (11) akan tersorot kemudian pilih enter (13) dengan menekan tombol perintah yang ada dibawahnya (9)seting temperature aw meter
  9. Ubah temperature menjadi 25 °C dengan menggunakan tombol keatas atau kebawah (10) kemudian pilih save (14) dengan menggunakan tanda perintah dibawahnya (9)
  10. Tekan kembali tombol keatas atau kebawah (10) sehingga tulisan Temp. Eq (12) akan tersorot kemudian pilih enter (13) dengan menggunakan tombol perintah yang ada dibawahnya (9).
  11. Ubah Temp. Eq menjadi < Δ1.0 °C dengan menggunakan tombol keatas atau kebawah (10) kemudian pilih save (14) dengan menggunakan tombol perintah dibawahnya (9)temp equivalent aw meter
  12. Pilih kembali document icon (8) sehingga tulisan calibration tersorot seperti tampilan gambar configuration diatas dan pilih enter (13) dengan menggunakan tombol perintah yang ada dibawahnya (9) sehingga display (1) menunjukkan tampilan gambar seperti dibawah ini :tahapan kalibrasi aw meter water activity meter
  13. Tuang larutan verivication standar NaCl 6 molal in H2O 0.760 Aw ke sample cup (6) dan masukkan ke dalam sample camber (3).
  14. Pilih enter (13) dengan menggunakan tombol perintah yang ada dibawahnya (9) sehingga display (1) menunjukkan tampilan gambar seperti dibawah ini :proses kalibrasi aw meter
  15. Pilih tanda √ (15) dengan menggunakan tombol perintah dibawahnya (9) sehingga proses pembacaan verification standard berjalan.
    Catatan : Analisa selesai dengan disertai dengan bunyi beep dan menunjukkan nilai dari verification standard NaCL 6 molal in H2O 0.760 Aw seperti pada tampilan gambar dibawah ini :adjustment kalibrasi water activity
  16. Lakukan adjustment nilai Aw meter dengan menekan tombol keatas atau kebawah (10) sehingga nilai sesuai dengan nilai verification standard NaCl 6 molal in H2O 0.760 Aw
  17. Jik sudah selesai lakukan kalibrasi dengan menggunakan larutan water activity (Aw) dengan konsentrasi yang lainnya.

Jika teman-teman ada kendala dalam hal kalibrasi water activity (Aw) meter karena mungkin ketiadaan larutan standarnya maka bisa juga menggnakan jasa layanan kalibrasi aw meter melalui form penawaran harga berikut.

Panduan Penggunaan dan Cara Kalibrasi Alat Ukur Ion Meter

Keberadaan ion-ion di dalam tanah merupakan salah satu penentu kualitas tanaman / buah-buahan yang kita budi dayakan, sehingga sangatlah penting untuk melakukan monitoring terhadap ion tersebut secara berkala. Untuk melakukan aktifitas tersebut tentunya diperlukan suatu alat yang disebut ion meter.

Nah artikel kali ini kita akan membahas mengenai kualitas nutrisi di dalam tanah terhadap produktifitas buah strawberry.

Budidaya buah strawberry di dalam perkebunan memerlukan kondisi lingkungan yang berkualitas untuk mendapatkan pertumbuhan makanan, serta buah yang berkualitas. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kondisi pH / keasaman di dalam tanah itu sendiri yang tentunya mempengaruhi ketersediaan unsur hara seperti ion Calsium (Ca 2+), Kalium (K+), dan ion nitrat (NO3-).

Jika dikaitkan dengan budidaya buah strawberry ketiga ion tersebut sangatlah penting karena :

  • Calsium untuk mempengaruhi tingkat kekerasan dari buah
  • Ion Kalium yang akan mempengaruhi rasa dari buah
  • Ion Nitrat yang akan mempengaruhi ukuran buah

Selain ketiga ion tersebut, pH tanah juga harus dipantau untuk menjamin ketersediaan unsur hara yang ada di dalam tanah tersebut dan nilai conductivity juga harus dibuat tidak terlalu tinggi untuk menjaga pertumbuhan tanaman buah strawberry itu sendiri.

Baca juga : Cara Menggunakan dan Kalibrasi pH Meter Laboratorium

Macam-macam Alat Ukur Ion Meter

1. Ion Nitrat

alat ukur ion meter nitrate

Ion ini mempunyai rumus kimia NO3- mempunyai sifat larut ke dalam air dan merupakan salah satu ion yang penting untuk tumbuhan sehingga tak jarang keberadaannya kita temukan pada pupuk urea.

Salah satu Alat ukur yang bisa digunakan untuk ion ini adalah LAQUAtwin NO3-, dengan model pocket dengan rentang pengukuran 6 to 9900 ppm (mg/L)

2. Ion Calsium

alat ukur ion meter calsium

Ion calsium merupakan salah satu ion logam yang alkali yang terdapat di dalam tanah, Ion ini merupakan salah satu unsur hara penting yang dibutuhkan tanamanan sehingga keberadaan di dalam budi daya tanaman perlu dipantau secara berkala.

Untuk mengukur kandungan ion calsium ini bisa menggunakan LAQUAtwin Ca-11

3. Ion Natrium

alat ukur ion meter natrium

Ion Natrium mempunyai rumus kimia Na+, di dalam tanah berfungsi sebagai mikronutrien yang membantu metabolisme, khususnya dalam regenerasi fosfoenolpiruvat dan sintesis klorofil.

Salah satu alat yang bisa digunakan untuk mengukur ion Natrium ini adalah LAQUAtwin Na-11

4. Ion Kalium

alat ukur ion meter kalium

Ion Kalium atau biasa di simbolkan dengan K+ merupakan salah satu unsur hara primer yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tananan. Manfaat dari ion ini bagi tanaman addalah :

  • Sebagai aktivator enzim. Sekitar 80 jenis enzim yang aktivasinya memerlukan unsur K.
  • Membantu penyerapan air dan unsur hara dari tanah oleh tanaman
  • Membantu transportasi hasil asimilasi dari daun ke jaringan tanaman

LAQUAtwin K-11 merupakan salah satu alat yang bisa kita gunakan untuk mengukur ion K+ ini

.

Cara Menggunakan Alat Ukur Ion Meter :

Untuk keempat alat ukur ion meter tipe pocket yang kami sebutkan diatas mempunyai cara penggunaan yang hampir sama dan relatif sederhana yaitu sebagai berikut :

1. Buka Cover dari alat ukur ion meter kemudian teteskan sampel ke dalam sensor dan tutup kembali cover alat tersebut.

2. Proses pengukuran ion meter selesai dengan ditandainya icon smiley.

.

Cara Kalibrasi Alat Ukur Ion Meter :

Pada dasarnya pada waktu pembelian alat ukur ion meter tersebut, akan disertakan beberapa ampul / sachet larutan standar ion meter yang bisa kita gunakan untuk melakukan kalibrasi ion meter tersebut, mengenai caranya juga relatif mudah yaitu sebagai berikut :

1. sebelum melakukan kalibrasi ion meter, pastikan sensor dalam keadaan bersih, jika kotor bisa dibersihkan dengan menggunakan air.

2. Teteskan larutan standar ion meter sesuai dengan nominal yang akan dikalibrasi, kemudian tekan tombol cal, proses kalibrasi selesai jika ditandai dengan munculnya icon smiley.

Cukup mudah kan?

Jika teman-teman ada kendala untuk melakukan kalibrasi ion meter tersebut, maka bisa menggunakan jasa layanan kalibrasi ion meter disini.

Referensi :

https://www.horiba.com/en_en/

Cara Membuat Program Kalibrasi Alat Ukur di Perusahaan

Jika berbicara mengenai program kalibrasi, hal ini seakan-akan menjadi pertanyaan wajib auditor ketika melakukan audit baik itu sistem manajemen mutu ISO 9001 / sistem manajemen laboratorium ISO 17025, karena memang untuk program tersebut masuk dalam klausul tersendiri, tepatnya di klausul 7.1.5 di ISO 9001 dan di klausul 6.4.6 di 17025.

Untuk memenuhi klausul tersebut, perusahaan / laboratorium haruslah membuat program kalibrasi untuk semua peralatan yang berpengaruh pada hasil pengukuran / pengujian. Dengan adanya program tersebut, maka dapat dipastikan bahwa pengukuran yang kita lakukan tertelusur ke satuan internasional (SI). Program kalibrasi ini merupakan salah satu bagian dari pengelolaan pelaratan yang dimiliki oleh perusahaan atau laboratorium.

Lalu bagaimana cara membuat program ini?

Cara Membuat Program Kalibrasi Alat Ukur :

program-kalibrasi-alat-ukur

Tabel dengan program excel dapat kita andalkan dalam membuat program ini dengan beberapa isi kolom sebagai berikut :

1. Nomor Urut

2. Nama Alat di dalam perusahaan / laboratorium yang direncanakan akan dikalibrasi

3. Merk ; Tipe ; dan Nomer Seri
Hal tersebut digunakan untuk membedakan alat satu dengan yang lainnya jika terdapat peralatan sejenis. Berikut ini adalah contoh merk, tipe, dan nomer seri untuk unit alat thermometer infra red.

Baca Juga : Jasa Kalibrasi Termometer Infra Red

https://www.sentrakalibrasiindustri.com/jasa-kalibrasi-termometer-infrared-terpercaya/

tipe dan nomer seri thermometer infra red

Untuk nomer 4 tersebut adalah model / tipenya, sedangkan untuk nomor 5 merupakan nomer serinya.

4. Lokasi
Jika alat di dalam perusahaan mencapai ratusan bahkan ribuan, penambahan kolom lokasi di dalam program kalibrasi sangatlah membantu ketika kita melakukan pencarian alat.

5. Interval Kalibrasi
Kolom ini kita gunakan untuk mengantisipasi supaya tidak terjadi keterlambatan kalibrasi jika semua pekerjaan kalibrasi di dalam perusahaan kita lakukan secara internal. Namun jika kita melakukan kontrak kalibrasi ke vendor / perusahaan kalibrasi maka biasanya perusahaan kalibrasi tersebut bersedia memberikan info jika unit alat akan jatuh tempo kaibrasinya.

Untuk melakukan kontrak kalibrasi bisa dibaca disini :

https://sentrakalibrasiindustri.com/

6. Rentang Ukur dan Toleransi
Kolom ini memberikan informasi kepada kita unit alat tersebut maksimal bisa digunakan di rentang ukur berapa beserta toleransinya, selain itu juga akan berguna untuk memilih laboratorium kalibrasi yang digunakan untuk mengkalibrasi alat tersebut.

Pada gambar diatas, rentang ukur bisa kita lihat di nomer 6, sedangkan untuk toleransi biasanya bisa kita dapatkan di datasheet spesifikasi alat / manual book nya.

7. Personel yang bertanggung jawab
PIC yang bertanggung jawab tentunya perlu ditunjuk supaya tidak saling menyalahkan jika kegiatan kalibrasi tersebut tidak berjalan dengan baik.

8. Tanggal Kalibrasi Terakhir dan tanggal kalibrasi berikutnya.
Hal ini bisa kita jadikan acuan untuk penjadwalan kegiatan kalibrasi selanjutnnya sehingga tidak terjadi keterlambatan.

9. Keterangan

Kolom ini diisi jika terjadi hal-hal tertentu, misalnya : alat rusak, kalibrasi tidak masuk standar, dll

.

Di point 5 kita melihat kata “interval kalibrasi”, Lalu bagaimana sih caranya menentukan interval kalibrasi tersebut?

Banyak faktor yang mempengaruhi panjang / pendeknya interval kalibrasi antara lain sebagai berikut :

  1. Ketidakpastian pengukuran yang diperlukan / dinyatakan oleh laboratorium.
  2. Biaya tindakan korektif yang dibutuhkan jika alat tersebut tidak sesuai dalam jangka waktu yang panjang.
  3. Resiko alat ukur melebihi batas kesalahan laboratorium yang diizinkan ketika digunakan.
  4. Jenis alat
  5. Kecenderungan mengalami aus.. (pergeseran drift dari tahun ke tahun)
  6. Rekomendasi pabrikan yang bisa dilihant pada manual book
  7. Lama ddan kerasnya penggunaanya
  8. Kondisi lingkungan yang biasanya dipantau dengan menggunakan thermohigrometer.
  9. History kalibrasi dari tahun ke tahun
  10. History perbaikan serta perawatan mesin
  11. Hasil dari pengecekan antara
  12. Pengaturan resiko transportasi
  13. Tingkat pelatihan personel
  14. dll

Semoga bermanfaat.

Pengertian Barcode Batang dan Cara Pembacaannya Dengan Menggunakan Scan Barcode Motorola Tipe MC 3190

Pengertian Barcode Batang dan Cara Pembacaannya Dengan Menggunakan Scan Barcode Motorola Tipe MC 3190

Barcode merupakan salah satu gambar yang sering kita temui jika kita bekerja di area pergudangan, karena gambar barcode ini hampir pasti terdapat di dalam kemasan baik itu kemasan bahan baku raw material maupun bahan baku kemasan.

Penggunaan barcode di area gudang itu sendiri memberikan keuntungan antara lain dalam hal akurasi dimana aktifitas gudang yang biasanya ditulis secara manual maka bisa ditekan tingkat kesalahannya dengan menggunakan barcode karena input data dilakukan secara otomatis.

Dari sisi waktu juga terbilang lebih cepat, hanya dibutuhkan waktu beberapa menit saja kita sudah bisa melakukan registrasi beberapa bahan baku di area gudang.

Dengan adanya barcode ini sistem pelayanan juga bisa kita tingkatkan karena jumlah stock secara real time bisa kita lihat. Dan yang paling penting adalah penggunaan barcode yang relatif mudah sehingga hanya dengan sekali training operator / personel di area gudang sudah bisa memahaminya.

Jenis Jenis Barcode Batang / 1 Dimensi

Untuk barcode 1 Di ini, jumlah karakter biasanya hanya 8-15 saja. Ada beberapa jenis dari barcode 1 D ini antara lain :

  • Code 39

Jenis barcode ini dapat menyandikan angka 0 – 9 dan huruf A – Z dan beberapa symbol lainnya yang sering kita lihat di keyboard komputer antara lain spasi, -, $,  /, +, %.. barcode ini merupakan salah satu barcode yang tertua yang masih kita temui sampai saat ini dan banyak digunakan di beberapa industri otomotif, kesehatan, sampai dengan pemerintahan.

  • Code 128

Barcode jenis ini dapat menyandikan angka 0 – 9 dan huruf A – Z  dan semua simbol ASCII standar serta beberapa karakter khusus serta banyak digunakan di industri pengemasan dan pengiriman hampir di semua negara di seluruh dunia.

  • Interleaved 2 of 5

Barcode batang jenis ini mempunyai toleransi yang tinggi, sehingga banyak digunakan produk kemasan, misalnya di kemasan karton yang secara tekstur cenderung bergelombang. Jumlah digit yang ada di dalam barcode jenis interleaved 2 of 5 ini haruslah genap supaya bisa berfungsi.

  • Kode produk Universal

Biasa dikenal dengan barcode UPC (Universal Product Codes) dan banyak kita temukan pada produk ritel. Awalnya barcode UPC ini dibuat untuk toko grosir untuk pelacakan invetaris yang cepat.

  • Nomor Artikel Internasional

Borcode batang jenis ini biasa disebut dengan barcode EAN yang pada dasarnya adalah superset dari barcode UPC / kode produk universal. barcode ini digunakan di universitas, perpustakaan, sampai penjual buku untuk penelusuran buku. 13 Digit di dalam barcode ini dibuat dari ISBN (Nomor buku standar internasional) sehingga keberadaan setiap buku dapat dilacak dengan mudah.

Cara Membaca Barcode Batang Dengan Menggunakan Scan Barcode Motorola Tipe MC 3190

Scan Barcode Motorola Tipe MC 3190

  • Peralatan yang digunakan :
    Scan Barcode Motoroloa Tipe MC 3190
    Bahan-bahan yang diperlukan :
    Sampel Kemasan
  • Langkah Kerja :
    1. Lihat gambar dibawah ini :

alat pembaca barcode batang

Scan Barcode Motorola Tipe MC 3190 Tampak Dari Depan

scan barcode tampak belakan

Scan Barcode Motorola Tipe MC 3190 Tampak Dari Belakang

2. Hidupkan alat dengan menekan tombol PWR (1) sehingga display (2) menyala dan menunjukkan ICON MENU seperti gambar dibawah ini :

barcode motorolla

Tampilan Menu Pada Scan Barcode Motorola Tipe MC 3190

3. Ambil stylus (4) dari sylus holder (6) yang ada dibelakang alat kemudian tekan icon menu Sample. C (7) sebanyak 2 kali sehingga display (2) menunjukkan sub menu sample application seperti tampilan dibawah ini :

sample aplication barcode

Tampilan Sub Menu Sample Aplication pada Scan Barcode Motorola Tipe MC 3190 S

4. Tekan icon menu SCAN (8) sebanyak 2 kali sehingga display (2) menunjukkan menu scan sampel example seperti gambar dibawah ini.

menu barcode motorolla

Tampilan Menu Scan Sampel Example pada Scan Barcode Motorola Tipe MC 3190 S

5. Tekan tombol OK (9) sehingga display menunjukkan tampilan gambar seperti dibawah ini :

scan barcode

Tampilan Menu Scan Sampel Example pada Scan Barcode Motorola Tipe MC 3190 S

6. Arahkan scan window (5) ke barcode (10) sampel kemasan, kemudian tekan tombol Scan Button (3) sampai terdengar bunyi “beep” dan layar menunjukkan hasil pemeriksaan barcode seperti pada gambar dibawah ini :

Catatan : Pastikan laser scanner (11) mengenai seluruh barcode (10) yang akan dibaca dan dengan posisi horisontal seperti gambar dibawah ini.

posisi pembacaan barcode yang benar

Posisi pembacaan barcode yang benar

pembacaan barcode batang

Hasil Pembacaan Barcode Pada Scan Barcode Motorola Tipe MC 3190 S

7. Jika alat telah selesai digunakan, matikan alat dengan menekan tombol PWR (1).

Demikian cara membaca barcode batang dengan menggunakan Scan Barcode Motorola Tipe MC 3190..

Jika ada masukan, kritik, atau saran silakan berikan melalui kolom komentar dibawah atau jika teman-teman ada pertanyaan terkait dengan kalibrasi alat ukur juga bisa menghubungi kami.

Sub Kontrak Kalibrasi Sesuai Dengan Standar Sistem Manajemen Laboratorium

Sub Kontrak Kalibrasi Sesuai Dengan Standar Sistem Manajemen Laboratorium

Ruang lingkup sebuah laboratorium kalibrasi satu dengan yang lainnya terkadang tidaklah sama. Ada laboratorium A bisa mengkalibrasi alat dengan parameter tertentu, namun tidak bisa melakukan kalibrasi alat dengan parameter yang lainnya, demikian sebaliknya.

Hal tersebut merupakan sesuatu yang wajar dan masih bisa diterima.

Ketika customer melakukan permohonan penawaran harga, namun terkadang laboratorium bersangkutan tidak bisa melakukan kalibrasi sesuai dengan permintaan customer tersebut maka dalam kondisi inilah biasa terjadi sub kontrak kalibrasi, dimana laboratorium tersebut menggandeng laboratorium rekanan untuk melakukan kalibrasi unit customer.

Pengertian tidak bisa mengerjakan tersebut tentunya berdasarkan kaji ulang terhadap permintaan tender, baik secara administrasi maupun teknik.

Kendala Teknik Utama Penyebab Sub Kontrak Kalibrasi

Penyebab Sub Kontrak Kalibrasi

A. Beban kerja laboratorium yang cukup berat

Apabila peralatan yang harus dikalibrasi melebihi kapasitas kemampuan laboratorium tentu akan mengakibatkan beban kerja yang cukup berat, hal ini bisa berdampak pada kinerja personel laboratorium yang dikhawatirkan akan mempengaruhi mutu hasil kalibrasi / pengujian.

Sehingga terkadang sub kontrak kalibrasi perlu dilakukan untuk tetap mempertahankan mutu hasil kalibrasi.

B. Kalibrasi diluar kemampuan laboratorium

Terkadang ada beberapa ruang lingkup kalibrasi dimana laboratorium belum mampu untuk melakukan pekerjaannya baik ditinjau dari sarana / peralatan, kondisi akomodasi / lingkungan, dam sumber daya yang dipersyaratkan oleh metode kalibrasi berkaitan dengan permintaan dalam tender atau kontrak.

Namun ketika pekerjaan kalibrasi di sub kontrakan, ada baiknya laboratorium juga melakukan pengadaan sarana serta sumber daya sehingga bisa memenuhi persyaratan di kemudian hari. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi penerimaan pekerjaan kalibrasi yang sama di kemudian hari.

C. Ketidakmampuan sementara

Ketidakmampuan sementara bisa bersumber dari sarana, misalnya kondisi pendingin udara baru rusak, standar kalibrator sedang rusak atau di kalibrasi keluar, atau dari sumber daya, misalnya petugas kalibrasi sedang dalam kondisi sakit / cuti sehingga berhalangan hadir dll.

D. Kalibrasi belum pernah dilakukan sebelumnya

Ada kalanya laboratorium mendapatkan customer yang memberikan persyaratan khusus untuk melakukan kalibrasi terhadap alatnya, dan hal ini tidak dapat dipenuhi oleh laboratorium karena memerlukan keterampilan dan keahlihan tertentu terkait dengan kalibrasi tersebut.

Dalam hal ini, pihak laboratorium dapat mensub kontrakkan kalibrasi ke laboratorium yang lebih kompeten sehingga kebutuhan customer tetap bisa terpenuhi.

E. Pelanggan menetapkan sub kontrak kalibrasi

Dengan alasan tertentu, pelanggan dapat menghendaki pekerjaan kalibrasi di sub kontrakkan ke laboratorium kalibrasi yang lain. Seringkali kondisi ini dilakukan karena alat tidak dapat dikalibrasi secara keseluruhan oleh satu laboratorium saja atau terkadang karena sudah lamanya terjadi kerjasama antara customer dengan laboratorium tersebut sehingga tingkat kepercayaan customer tersebut sudah tinggi.

Cara Memilih Sub Kontrak Kalibrasi yang Kompeten

  • Pilihlah laboratorium kalibrasi yang sudah terakreditasi oleh komite akreditasi nasional (KAN) untuk ruang lingkup yang akan di sub kontrakkan. sertifikat akreditasinya tentunya mengacu ke standar ISO 17025 : 2017
  • Jika ternyata laboratorium yang di sub kontrakkan belum terakreditasi, maka bisa dilakukan audit terlebih dahulu untuk mengetahui sistem manajemen mutu yang telah ditetapkan oleh laboratorium tersebut.

Audit bisa meliputi :

    • Audit sistem manajemen mutu
    • Audit unjuk kerja.

Demikian bahasan singkat mengenai sub kontrak kalibrasi. Jika ada masukan silakan tinggalkan komentar melalui kolom di bawah.

Referensi :
Buku pemahaman dan penerapan ISO / IEC 17025 : 2005 karangan Bp. Anwar Hadi

Hirarki Dokumen di Dalam Sistem Manajemen Laboratorium ISO 17025 : 2017

Hirarki Dokumen di Dalam Sistem Manajemen Laboratorium ISO 17025 : 2017

Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi laboratorium jika ingin diakreditasi oleh KAN (Komite Akreditasi Nasional) adalah dokumentasi dari sistem manajemen mutu di dalam laboratorium tersebut,

Dalam pembuatan dokumen tersebut baiknya seluruh personel laboratorium dilibatkan dari proses pengumpulan, pemilihan, pengolahan dan penyimpanan informasi sehingga setiap personel merasa memiliki, memahami, menerapkan dan memelihara sistem tersebut.

Saat ini dimana perkembangan teknologi semakin cepat, bentuk dokumen pun sudah tidak kaku lagi seperti 2 – 3 dekade yang lalu, dokumen bisa berbentuk prosedur pelaksanaan (SOP), Instruksi Kerja (IK / WI), spesifikasi, standar acuan, memo, gambar, poster, dll. Bahkan pelatihan / training, rapat tinjauan manajemen serta audit yang dilakukan secara online via zoom pun bisa kita anggap sebagai dokumen yang siap ditunjukkan ketika dibutuhkan pada saat audit ISO 17025 : 2017.

Karena banyaknya dokumen tersebut, maka laboratorium harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk merekam dan mengendalikan dokumen yang merupakan bagian dari sistem manajemen mutu.

Hirarki Dokumen Sistem Manajemen Mutu

hirarki-dokumen

Ditinjau dari hirarkinya, dokumen dalam sistem manajemen mutu terdiri dari 4 tingkatan :

Tingkat I : Panduan Mutu / Quality Manual

Dokumen ini berisi antara lain kebijakan mutu, sasaran mutu, serta penjelasan dari sistem manajemen mutu berikut klausul-klausul dari standar ISO yang akan diterapkan. Jika berbicara mengenai laboratorium kalibrasi ataupun pengujian, panduan mutu merupakan dokumen yang menyatakan kebijakan mutu dan menguraikan sistem manajemen mutu.

Dokumen ini digunakan untuk perencanaan menyeluruh kegiatan operasional laboratorium yang dapat mempengaruhi mutu data hasil pengujian atau kalibrasi.

Dokumen ini haruslah menjabarkan kegiatan operasional laboratorium, pengendaliannya, tanggung jawab, wewenang, dan hubungan timbal balik personel yang mengatur, melaksanakan, menverifikasi atau mengkaji ulang pekerjaan yang dapat mempengaruhi mutu.

selain itu panduan mutu itu sendiri dapat digunakan oleh laboratorium untuk memberikan informasi pada pelanggan, pemasok, assesor, dan personelnya, bahwa kebijakan dan sasaran sistem manajemen mutu telah diterapkan sesuai dengan standar yang di adopsi.

Manfaat adanya panduan mutu / quality manual tersebut adalah antara lain :

  • Digunakan sebagai dokumen acuan untuk internal / eksternal audit sistem manajemen mutu serta digunakan sebagai bahan pelatihan seluruh personel di dalam laboratorium
  • Merupakan sistem komunikasi informasi yang positif, terencana, dan dapat dipercaya sehingga memberikan dasar yang kuat bahwa sistem manajemen mutu dapat diterapkan secara berhasil di dalam laboratorium
  • Untuk memenuhi persyaratan akresditasi dari badan akreditasi
  • Dapat digunakan sebagai alat pemasaran karena dapat meyakinkan pelanggan bahwa laboratorium memiliki kemampuan untuk memenuhi persyaratan sistem manajemen mutu

Dokumen panduan mutu itu sendiri biasa terdiri dari :

  • Halaman Judul
  • Halaman Pengesahan
  • Daftar Distribusi
  • Daftar amandemen / Status Revisi
  • Daftar Isi
  • Profil Laboratorium
  • Kebijakan, sasaran, serta komitmen manajemen
  • Ruang lingkup penerapan sistem manajemen
  • Acuan
  • Devinisi dan istilah
  • Penjabaran Organisasi, Tanggung Jawab dan wewenang
  • Penjabaran elemen-elemen sistem manajemen yang mengacu pada ISO / IEC 17025 : 2017
  • Lampiran dan daftar prosedur pelaksanaan

Tingkat II : Prosedur Pelaksanaan

Banyak yang mengenalnya sebagai SOP (Standar Operating Procedure). Dokumen ini merupakan pelengkap dari panduan mutu dimana tujuannya adalah memberikan penjelasan untuk kegiatan yang berbeda-beda yang dilaksanakan dalam laboratorium sehingga sistem manajemen berjalan efektif, dapat diterapkan, serta dipelihara oleh masing-masing fungsi / bagian yang ada.

Prosedur pelaksanaan atau SOP ini adalah suatu rangkaian atau tahapan dalam suatu kegiatan tertentu yang bertujuan untuk memberi petunjuk bagi personel dalam malaksanakan suatu kegiatan / proses.

Secara umum prosedur pelaksanaan ini menjabarkan :

  • Apa yang harus dilaksanakan
  • Siapa yang melaksanakan
  • Dimana kegiatan tersebut dilaksanakan
  • Mengapa harus dilaksanakan
  • Kapan dilaksanakan
  • Tanggung jawab dan wewenang, dan hubungan kerja antara personel yang mengatur, melaksanakan, dan menverifikasi
  • Dokumentasi yang terkait serta rekaman mutu dan atau rekaman teknis yang harus dipelihara
  • Bagaimana kegiatan yang berbeda harus dilakukan

Contoh prosedur di dalam laboratorium kalibrasi yang menerapkan standar ISO 17025 : 2017 adalah :

  • Prosedur pengendalian dokumen
  • Prosedur internal audit
  • Prosedur manajemen review
  • Prosedur Ketidakpastian pengukuran
  • Prosedur verifikasi metode kalibrasi
  • dll

Cara membuat SOP / Prosedur pelaksanaan :

a. Tujuan
Memberikan gambaran / informasi serta alasan dibuatnya prosedur terkait

b. Ruang Lingkup
Menyebutkan penerapan, kegunaan, dan pada bagian mana prosedur pelaksanaan akan diimplmentasikan

c. Acuan / Referensi
Menyebutkan daftar referensi yang digunakan dalam pembuatan SOP

d. Definisi
Daftar istilah dan mendefinisikan kata-kata penting dalam SOP

e. Tanggung Jawab
Menyebutkan jabatan dan posisi di dalam perusahaan yang bertanggung jawab melakasanakan prosedur

f. Tahapan
Menyebutkan langkah demi langkah secara detil mengenai siapa, apa, kapan, dan dimana SOP tersebut dilaksanakan

g. Rekaman
Menjabarkan segala kegiatan yang harus direkam berkaitan dengan penerapan prosedur pelaksanaan yang bersangkutan termasuk waktu simpan rekaman serta personel yang bertanggung jawab memusnahkan

h. Lampiran
Menjabarkan sistem pemeliharaan prosedur pelaksanaan yang disimpan serta contoh formulir pendukungnya.

Tingkat III : Instruksi Kerja

Instruksi kerja atau terkadang di beberapa perusahaan disebut sebagai work instruction (WI) sifatnya lebih kearah menguraikan kegiatan operasional laboratorium dari salah satu prosedur yang bersifat teknis atau petunjuk detil dan rinci tentang bagaiman suatu prosedur di dokumen tingkat II diatas dilaksanakan.

Sehingga fungsi instruksi kerja itu sendiri adalah sebagai pelengkap prosedur serta dapat membantu dalam hal pengendaliannya. Bentuk instruksi kerja bisa bermacam-macam antara lain : diagram alir, gambar, atau uraian tentang suatu kegiatan.

Di dalam laboratorium kalibrasi, instruksi kerja itu bisa dibuat oleh pelaksana yang setiap hari melaksanakan kegiatan operasional yang bersangkutan, namun tetap memerlukan bimbingan dari penyelia / atasan langsungnya.

Penulisan Instruksi kerja yang baik adalah :
a. Tulis secara tahapan demi tahapan
b. Jelasakan secara rinci setiap tahapan tersebut serta dokumen pendukung / dokumen terkait yang diperlukan
c. Lakukan uji coba sebelum diterapkan / disahkan.

Contoh Instruksi kerja yang paling mudah adalah instruksi kerja pemakaian alat standar kalibrator.

Tingkat IV : Form

Dalam menjalankan aktifitas di dalam laboratorium baiknya dicatat dan didokumentasikan pada form-form yang telah ditetapkan oleh laboratorium.

Fungsi form ini adalah untuk mengurangi kesenjangan informasi serta ketertelusuran dari kegiatan perusahaan sehingga jika di kemudian hari diperlukan maka form tersebut bisa di buka kembali.

Form yang telah diisi oleh personel laboratorium menjadi rekaman / bukti bahwa kegiatan operasional telah dilakukan dan sistem manajemen mutu telah berhasil diterapkan secara efektif.

Contoh form di dalam laboraratorium kalibrasi antara lain sebagai berikut :

  • Form Struktur organisasi
  • Form Hasil meeting manajemen
  • Form penawaran harga
  • Form Serah terima alat
  • Form Surat Jalan
  • Form keluhan pelanggan
  • Form data pengamatan kalibrasi
  • Form Audit internal
  • Form verifikasi metode kalibrasi
  • Form Purchase Order
  • Form Daftar alat standar
  • FOrm Kaji ulang manajemen
  • dll

Demikian Penjelasan Hirarki Dokumen di dalam sistem manajemen & semoga bermanfaat. Untuk mengetahui bagaimana cara menulis Panduan mutu, Prosedur Pelaksanaan, Instruksi Kerja sesuai dengan Kaidah Good documentation Practice maka bisa dilihat di artikel berikut :

https://www.sentrakalibrasiindustri.com/cara-penulisan-dokumen-sesuai-dengan-kaidah-good-documentation-practice/

Oiya, bagi teman-teman yang membutuhkan pembimbing untuk proeses akreditasi ISO 17025 bisa langsung mengunjungi link berikut.

Referensi :

Buku pemahaman dan penerapan ISO / IEC 17025 : 2005 persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi karangan bapak anwar hadi

Prosedur Cek Antara Moisture Analyzer Untuk Menjamin Kinerjanya

Prosedur Cek Antara Moisture Analyzer Untuk Menjamin Kinerjanya

Pernahkah berpikir jika hasil analisa kandungan air di dalam sampel yang dianalisa dengan menggunakan moisture analyzer tersebut masih memberikan data yang valid? Atau malah sudah meragukan hasilnya?

Hal ini terkadang menjadi masalah di dalam laboratorium, terlebih jika kalibrasi terakhir terhadap unit moisture analyzer tersebut sudah dilakukan beberapa bulan yang lalu.. Jangan-jangan unit alatnya sudah mengalami penurunan kinerjanya nih..

Buat teman-teman yang mungkin mengalami hal tersebut, cek antara terhadap unit alat bisa dijadikan solusinya.

Cek antara itu sendiri sebenarnya disarankan dilakukan pada interval waktu tertentu di dalam rentang waktu kalibrasi, misalnya : Kalibrasi moisture analyzer dilakukan pada bulan januari 2021 dan akan dilakukan kalibrasi ulang pada bulan januari 2022, maka dalam rentang waktu tersebut bisa dilakukan cek antara, misalnya pada bulan mei dan september.

Lalu bagaimana caranya? Berikut ini adalah prosedurnya.

Catatan :

Pada contoh prosedur ini kita akan mengilustrasikan dengan menggunakan unit moisture analyzer mettler toledo HR 83, Untuk lebih detil mengenai produk ini bisa langsung dilihat di websitenya : https://www.mt.com/

Instruksi Kerja Melakukan Cek Antara Pada Moisture Analyzer :

Sebelum melakukan cek antara tentunya perlu disiapkan terlebih dahulu alat dan bahannya.

  1. Peralatan yang digunakan :
    • Moisture Analyser
    • Thermohigrometer
    • Spatula
  2. Bahan-bahan yang diperlukan :
    • Smartcal Mettler Toledo Nomor Katalog ME30005793

Langkah Kerja :

  • Hubungkan stop kontak moisture analyser dengan sumber arus listrik.
  • Hidupkan alat moisture analyser dengan menekan tombol ON pada panel moisture analyzer
  • Perhatikan gambar dibawah ini :

smartcal untuk cek antara

Gambar Smartcal

  • Sebelum melakukan cek antara dengan menggunakan smartcal (1), perhatikan hal-hal berikut ini :
    Catatan : Cek antara boleh dilakukan setahun 2 kali dengan jadwal pengerjaan setiap 4 bulan terhitung dari bulan dimana alat tersebut dikalibrasi.
    Misalnya : kalibrasi dilakukan di bulan januari, maka cek antara dilakukan di bulan mei dan september.
  • Pastikan stop kontak alat moisture analyser sudah terhubung dengan sumber arus listrik minimal 60 menit untuk melakukan pemanasan.
  • Pastikan heating module (4) pada moisture analyser dalam kondisi dingin sesuai dengan suhu ruangan.

heating module moisture analyzer

Gambar Heating Module Moisture Analyzer

  • Pastikan smartcal (1) yang digunakan belum kadaluwarsa atau expired date (2).
    Catatan : Bulan kadaluwarsa smartcal dapat dilihat melalui COA (Certificate of Analysis) yang disertakan oleh supplier pada saat pembelian. COA (Certificate of Analysis) tersebut juga dapat didownload di website mettler toledo dengan memasukkan nomor lot (3) ke dalam kolom pencarian(5) COA (Certificate of Analysis) Smartcal.

coa smartcal

Gambar Cara download COA (Certificate of Analysis) Smartcal.

  • Pastikan alumunium sample pan (6) masih dalam kondisi yang bagus dan rata.

Alumunium sample pan

Gambar Alumunium Sample Pan

  • Pastikan protective glass (7) dalam keadaan bersih.

protective glass moisture

Gambar protective glass moisture

  • Buat Metode untuk cek antara moisture analyser.

Catatan : Metode yang digunakan untuk cek antara moisture analyser adalah sebagai berikut :

Drying Program : Standard

Drying Temperature : 70, 100, 130, or 160 °C

Switch of Criterion : Time, 10 Menit

Display : % MC

Untuk setingan suhu dipilih yang paling berdekatan dengan suhu analisa yang digunakan alat moisture analyser.
Misalnya : Moisture Analyser Mettler Toledo digunakan untuk analisa bahan dengan suhu 105, maka untuk cek antara moisture analyser tersebut menggunakan suhu 100 °C.
Cek antara Moisture Analyser dapat dilakukan di satu titik suhu atau lebih.

  • Catat temperatur dan kelembaban ruangan dengan menggunakan thermohigrometer yang sudah dikalibrasi.
  • Lakukan cek antara dengan menggunakan smartcal (1) dengan cara sebagai berikut :

Pastikan metode yang digunakan untuk analisa smartcal (1) sudah benar.

Pastikan printer alat dalam kondisi menyala.

Buka Automatic Sample Chamber (8)dengan menekan tombol open / close auto sample chamber (9)

hr 83

Gambar Moisture Analyzer Mettler Toledo Type HR 83

  • Tekan tombol tare (10) sehingga display (11) menunjukkan angka 0.000
  • Buka sachet smartcal (1) kemudian distribusikan isinya secara merata di alumunium sample pan (6)

analisa smartcal

Gambar Analisa Smartcal

  • Tekan tombol start (12) untuk melakukan analisa terhadap smartcal (1).
  • Bandingkan hasil moisture (% MC) yang didapatkan pada tahap 15 tersebut diatas dengan tabel smartcal control limit seperti tabel dibawah ini.

batas atas smartcal untuk check antara

Tabel cSmartcal dan Smartcal Control Limits pada suhu 20 °C dan kelembaban ruangan 50 % RH

Catatan :  Jika analisa tidak dilakukan pada suhu 20 °C dan kelembaban ruangan 50 % RH, maka gunakan tabel koreksi dibawah ini

tabel koreksi smartcal

Tabel Faktor Koreksi Hasil Analisa Smartcal berdasarkan suhu dan kelembaban.

  • Buat laporan cek antara dengan melampirkan data print out hasil analisa smartcal.
  • Jika cek antara tidak memenuhi smartcal control limits seperti pada tabel faktor koreksi diatas maka lakukan kalibrasi ulang terhadap moisture analyser.

Moisture analyzer merupakan unit yang harus di kalibrasi dengan 2 parameter yaitu temperature dan massa nya.

Untuk kalibrasi massa dilakukan dengan standar anak timbangan, sedangkan untuk parameter temperature biasanya menggunakan temperature toll kit bawaan dari principlenya.

Dengan melakukan cek antara terhadap moisture analyzer tersebut, kita tidak perlu ragu lagi dengan hasil analisa sampel di dalam laboratorium kita.

Penggunaan Uji T Test Untuk Membandingkan Hasil Analisa Alat Baru dan Alat Lama

uji t test untuk membandingkan hasil analisa
Proses perhitungan data mentah kedalam file excel.

Pernah mengalami kejadian dimana di dalam laboratorium melakukan analisa dengan menggunakan alat brand A, kemudian karena banyaknya lot pekerjaan sehingga diperlukan pengadaan alat baru sejenis, namun oleh departemen pembelian justru yang dibeli alat dengan brand B. Masalah muncul ketika kita analisa terhadap sampel menunjukkan hasil yang berbeda meskipun alat ukur Brand A dan Brand B tersebut telah kita atur dengan parameter yang sama. 

Tentunya bikin bingung dan pusing kan? 

Nah Pada artikel kali ini, kita akan bersinggungan dengan beberapa istilah statistik antara lain : standar deviasi, rata-rata, uji t test dan lain sebagainya untuk mengatasi masalah tersebut diatas. Namun sebagai catatan, cara ini hanyalah berdasarkan pengalaman kami saja, jika ada referensi-referensi yang lebih mudah diikuti silakan saja.

Contoh kasusnya adalah ketika perusahaan / laboratorium biasa melakukan analisa sampel menggunakan misalnya “Moisture Analyzer Brand A” kemudian terdapat alat baru “Moisture Analyzer Brand B” Maka bagaimana kita bisa menyimpulkan bahwa hasil analisa antara “Brand A” dengan “Brand B” tersebut tidak berbeda secara signifikan?

Berikut ini adalah tahapan penggunaan Uji T Test Untuk Mengatasi Masalah Tersebut :

1. Pastikan kondisi setingan parameter dalam keadaan sama.
Contoh : Jika ada suatu moisture analyser baru dan akan dibandingkan dengan moisture analyser yang sudah ada, maka pastikan kondisi analisa sampel dilakukan pada setingan parameter yang sama.

2. Lakukan analisa terhadap sampel yang sama dengan menggunakan alat baru (Alat A) dan (Alat B) masing-masing sebanyak 30 kali dan catat hasil analisa di dalam file excel dengan langkah sebagai berikut :

2.1. Tulis “Data Ke-“ kedalam cell A1 dan diikuti nomor urut dari 1 s/d 30 dibawah cell tersebut yang menandakan bahwa pada kolom A tersebut adalah nomor urut data pengamatan (lihat no. 1 diatas).

2.2. Tulis “Alat A (X1)” kedalam cell B1 dan diikuti dengan data hasil analisa yang didapatkan dengan menggunakan alat baru (Alat A) dibawah cell tersebut (lihat no. 2 diatas)

2.3. Tulis “Alat B (X2)” kedalam cell C1 dan diikuti dengan data hasil analisa yang didapatkan dengan menggunakan alat yang sudah ada (Alat B) dibawah cell tersebut  (lihat no. 3 diatas)

2.4. Tulis “X1 – X2” kedalam cell D1 dan diikuti dengan pengurangan hasil analisa menggunakan Alat Baru (Alat A (X1)) dengan hasil analisa menggunakan Alat yang sudah ada (Alat B (X2)) (lihat no. 4 diatas)
Catatan : Pengurangan dilakukan pada data yang sama. Contoh hasil analisa sampel analisa pertama (Data Ke-1) dengan menggunakan Alat Baru (Alat A (X1)) dikurangkan dengan hasil analisa sampel analisa pertama (Data Ke-1) dengan menggunakan alat yang sudah ada (Alat B(X2))

2.5. Jumlahkan hasil pengurangan nilai yang didapatkan pada tahap 2.4 tersebut (lihat no. 5 diatas)

2.6. Tulis “(X1 – X2)2” kedalam cell E1 dan diikuti dengan pengkuadratan hasil pengurangan nilai yang didapatkan pada tahap 2.4 (lihat no. 6 diatas)

2.7. Jumlahkan hasil pengkuadratan nilai yang didapatkan pada tahap 2.6 (lihat no. 7 diatas)

2.8. Gambar dari perhitungan data dengan menggunakan file excel dapat dilihat seperti pada gambar dibawah ini.

Catatan : pada gambar dibawah ini diberikan contoh pengambilan data yang hanya dilakukan 10 kali.

3. Hitung standar error mean (Std Err Mean) dengan cara sebagai berikut :

3.1. Rumus yang dipakai untuk menghitung standar error mean adalah sebagai berikut :

 

standar deviasi

Dimana :

Std err Mean = Standar Error Mean

X1 = Hasil analisa yang didapatkan dengan menggunakan alat baru (Alat A)

X2 = Hasil analisa yang didapatkan dengan menggunakan alat yang sudah ada (Alat B)

n = Jumlah pengambilan data

3.2. Kuadratkan nilai yang didapatkan pada tahap 2.5

3.3. Bagi nilai yang didapatkan pada tahap 3.2 tersebut dengan jumlah pengamatan.

3.4. Kuadradkan nilai yang didapatkan pada tahap 2.7

3.5. Kurangkan nilai yang didapatkan pada tahap 2.7 dengan nilai yang didapatkan pada tahap 2.5 untuk mendapatkan nilai pembilang pada rumus standar error mean.

3.6. Kalikan jumlah pengamatan dengan Jumlah pengamatan – 1 untuk mendapatkan penyebut pada rumus standar error mean.

3.7. Bagi nilai yang yang didapatkan pada tahap 3.5 dengan nilai yang didapatkan pada tahap 3.6

3.8. Standar error mean adalah akar kuadrat dari hasil yang didapatkan pada tahap 3.7.

4. Tetapkan pengujian hipotesis dengan cara sebagai berikut :

4.1. Hipotesis Nol (Ho) merupakan kondisi dimana tidak ada perbedaan antara analisa sampel dengan menggunakan alat baru atau dengan menggunakan alat yang sudah ada.

4.2. Hipotesis Alternatif (Ha) merupakan kondisi dimana ada perbedaan antara analisa sample dengan menggunakan alat baru atau dengan menggunakan alat yang sudah ada.

5. Hitung nilai thitung dengan cara sebagai berikut :
5.1. Rumus yang dipakai untuk menghitung thitung adalah sebagai berikut :
t hitung

5.2. Bagi nilai yang didapatkan pada tahap 2.5 dengan jumlah pengamatan untuk mendapatkan selisih rata-rata pasangan.

5.3. Bagi nilai selisih rata-rata pasangan yang didapatkan pada tahap 5.2 dengan standar error mean yang didapatkan pada tahap 3.8

6. Tentukan nilai t tabel dengan cara sebagai berikut :

6.1. Kurangkan jumlah pengamatan dengan 1 untuk mendapatkan nilai variabel bebas (v)

6.2. Untuk tingkat kepercayaan 95% maka nilai tingkat kesalahan adalah 5 % = 0.05.

6.3. Untuk uji 2 arah maka tingkat kesalahan adalah 0.025

6.4. Tentukan nilai t tabel dengan cara menghubungkan nilai derajat bebas (v) dengan tingkat kesalahan pada tabel distribusi t.

7. Ambil kesimpulan dari perbandingan analisa pada alat baru dengan alat sejenis yang sudah ada dengan cara sebagai berikut ini :

7.1. Jika t hitung (data yang didapatkan pada tahap 5.3)  lebih besar dari t tabel (data yang didapatkan pada tahap 6.4) maka Ho ditolak sehingga dan Ha diterima atau dengan kata lain ada perbedaan antara hasil analisa antara menggunakan alat baru (Alat A) dengan alat yang sudah ada (Alat B)

7.2. Jika t hitung (data yang didapatkan pada tahap 5.3) lebih kecil dari t tabel (data yang didapatkan pada tahap 6.4) maka Ho diterima dan Ha ditolak atau dengan kata lain tidak ada perbedaan anatara hasil analisa antara menggunakan alat baru (Alat A) dengan alat yang sudah ada (Alat B)

8. Jika tidak ada perbedaan pada analisa antara alat baru (Alat A) dengan alat yang sudah ada (Alat B) maka alat baru dapat langsung digunakan.

9. Jika ada perbedaan pada analisa antara alat baru (Alat A) dengan alat yang sudah ada (Alat B) maka lakukan kalibrasi ulang terhadap alat yang sudah ada (Alat B) dan ulangi tahap perbandingan hasil analisa dari awal.

Demikian cara membandingkan hasil analisa 2 alat yang berbeda dengan menggunakan uji t test.

Semoga bermanfaat.

Pangkas Budget Perusahaan Dengan Program Kalibrasi Suhu / Temperature

Suhu merupakan salah satu parameter yang kritis dalam berbagai macam industri. Hal-hal yang berkaitan dengan panas ini hampir bisa kita temui di berbagai macam bidang. Di restaurant cepat saji, proses memasak saat ini distandarisasi menggunakan panas dengan suhu dan waktu tertentu untuk menghasilkan cita rasa makanan yang sama antara gerai satu dengan yang lainnya, Di industri farmasi proses pemanasan diperlukan untuk pencampuran berbagai macam bahan baku supaya lebih cepat homogen selain digunakan juga pada proses granulasi untuk membuat granul dari serbuk melalui proses penyemprotan larutan pengikat, Di bagian pengemasan, proses pemanasan juga diperlukan untuk menghasilkan kemasan produk yang berkualitas dan tidak bocor, di bagian packaging juga pasti mememerlukan panas untuk menempelkan produk jadi di dalam kemasan skunder baik itu kemasan hanger, inner dll. TIdak sebatas hanya dalam industri, bahkan di pusat perbelanjaan sekalipun saat ini kondisi freezer yang digunakan untuk menyimpan produk makanan / daging juga mereka pantau secara berkala suhunya. Sedemikian pentingnya suhu tersebut, maka sangatlah perlu dilakukan kalibrasi suhu terhadap sensor / alat pengukur tersebut.

Ruang Lingkup Kalibrasi Suhu / Temperature yang bisa teman-teman gunakan untuk menghemat budget pengeluaran di perusahaan.

1. Thermometer

Termometer ini banyak macamnya, dari termometer gelas yang banyak digunakan di laboratorium kimia, thermometer klinik yang sering dipakai di dalam klinik / rumah sakit, thermometer non contact yang saat ini sering kita temua di berbagai tempat untuk pengukuran suhu badan, thermometer probe, dll

thermometer probe

2. Thermocouple

Thermocouple banyak digunakan di dalam dunia industri, ada berbagai tipe thermocouple antara lain tipe K, J, T, E dll. Penggunaan thermocouple juga sangat luas. Sensor ini bersama dengan thermometer channel juga dapat digunakan untuk kalibrasi enclosure (oven, inkubator, dll). Selain thermometer dalam bentuk wire / kabel, thermocouple juga dapat berbentuk stick yang biasa digunakan untuk kalibrasi furnace pada suhu tinggi atau berupa surface thermocouple yang sering digunakan untuk kegiatan kalibrasi suhu heater pada mesin produksi (mesin filling, mesin wrapping, mesin molding, dll)

thermocouple

3. Thermometer Datalogger

Seiring dengan perkembangan jaman, alat ini banyak kita temui di dalam dunia industri. Dengan sistem logger yang dapat merekam suhu ruangan dengan inverval serta waktu mulai dan waktu selesai yang sebelumnya kita atur melalui software yang biasanya sudah termasuk dalam paket penjualan. Jika pengukuran sudah selesai data yang dihasilkan tinggal kita download melalui PC yang sudah terinstal software datalogger tersebut. Tampilan dari data pengukuran juga bisa kita lihat grafiknya sehingga bisa memberi gambaran yang jelas trend data dari hasil pengukuran. Data tersebut juga bisa kita konversi langsung ke dalam file excel. Hal ini tentunya sangat membantu karena bisa di bukan di komputer manapun dengan menggunakan progrom excel biasa.

thermometer logger

4. Thermohigrometer

Unit ini merupakan alat ukur dengan 2 parameter, yaitu temperature dan kelembaban yang terukur secara bersamaan, Sama halnya dengan unit alat ukur lainnya, temperature di dalam thermohigrometer ini juga perlu dilakukan kalibrasi untuk tetap menjamin akurasinya.

thermohigrometer

5. Freezer

Freezer banyak digunakan di dalam laboratorium mikrobiologi sebagai tempat untuk menyimpan media sebelum digunakan. Terkait dengan standar yang telah ditetapkan tentunya suhu di dalam freezer tersebut harus kita ketahui penyimpangannya, sehingga banyak perusahaan yang melakukan kalibrasi suhu terhadap freezer tersebut.

freezer

6. Oven dan Inkubator

Oven banyak terdapat di laboratorium kimia, alat ini masih banyak digunakan untuk analisa kadar air bahan baku dan analisa lainnya. Sedangkan untuk inkubator banyak kita temukan di laboratorium biologi. Sesuai dengan namanya, alat ini berfungsi untuk melakukan inkubasi. Kedua alat ini juga harus di kalibrasi suhunya dengan cara melakuakn pengukuran di berbagai titik di dalam area alat tersebut. Standar yang digunakan untuk kalibrasi oven dan inkubator ini adalah thermocouple.

kalibrasi suhu inkubator

7. Waterbath

Alat yang banyak terdapat di laboratorium ini berfungsi untuk pemanasan cairan melalui proses perendaman pada air yang terdapat di dalam waterbath yang sebelumnya telah dipasanaskan dimana tujuan perendaman tersebut adalah untuk menghindari penguapan cairan itu sendiri. Untuk spesifikasi dari waterbath itu sendiri bermacam-macam, namun rentang ukur temperature biasanya s/d 100 derajat celsius

waterbath

8. Hotplate

Sesuai dengan namanya, alat ini berfungsi sebagai pemanas ini sering digunakan dalam pembuatan media mikrobiologi, Lempeng pemanas yang terbuat dari logam pipih bisa membuat alat ini bekerja sampai dengan suhu 400 derajat celsius.

hotplate

9. Autoclave

Alat ini digunakan sterilisasi media, peralatan mikrobiologi, serta limbah mikrobiologi sebelum dilakukan pembuangan. Untuk autoclave sendiri sebenarnya yang tidak dilakukan kalibrasi suhu saja, namun alat pressure gauge yang ada di autoclave terebut juga harus dilakukan kalibrasi.

autoclave-hirayama-hve50

10. Temperature Sensor Mesin Mixer

Khususnya dalam industri farmasi, di dalam proses produksi pembuatan granul, tentunya ada proses pembuatan larutan pengikat dimana beberapa bahan baku dicampur kemudian dilarutan dengan purified water dan dipanaskan pada suhu tertentu. Beberapa perusahaan juga melakukan kalibrasi terhadap sensor suhu di mesin mixer ini supaya larutan yang mereka buat memenuhi standar yang telah ditentukan sehingga tidak terjadi gagal produk.

kalibrasi mesin mixer plp

11. Temperature sensor mesin FBD Glatt

Masih berlanjut di pada proses granulasi tersebut, namun kali ini sensor temperature yang dilakukan kalibrasi adalah di bagian mesin pembuat granulnya / mesin FBD / mesin glatt

kalibrasi temperatur mesin fbd glatt

12. Mesing Filling Topack

Pada proses filling, dimana bahan jadi dikemas menggunakan foil atau sejenisnya, tentunya terdapat proses pelekatan pada foil tersebut supaya produk jadi dalam kemasan tidak bocor, Proses pelekatan foil / sejenisnya tersebut terjadi karena adanya lempengan heater yang bertugas melekatkan foil tersebut. Kita bisa bayangkan jika temperature heater tersebut menyimpang, maka akan menghasilkan kemasan yang tidak sesuai dengan standar (bocor) dan tentunya biaya yang ditanggung perusahaan akan menjadi tinggi (sampah foil, sampah produk jadi, dll)

mesin topack

13. Mesin wrapping

Hampir mirip dengan mesin filling, namun untuk mesin wrapping ini biasanya terdapat di area pengemasan tersier dimana produk yang sudah terkemas ke dalam kemasan hanger / inner dibungkus dengan menggunakan plastik yang dipanaskan dengan mesin wrapping ini sehingga pada waktu produk di edarkan di pasaran tidak dipengaruhi oleh adanya perubahan cuaca baik hujan maupun panas.

mesin wrapping tokiwa

14. Climatic Chamber

Unit alat ini adalah chamber yang bisa dikondisikan temperature dan kelembabannya. Climatic chamber ini di dalam industri digunakan untuk uji shelf life dari sampel.

climatic chamber

15. Moisture Analyzer

Alat ini digunakan untuk mengukur kandungan air di dalam sampel, banyak digunakan sebagai pengganti metode oven yang memakan waktu analisa 2 – 3 jam. Dengan menggunakan alat ini maka waktu lamanya analisa bisa dipangkas menjadi hanya 5 menit saja. Pemanas yang digunakan dalam alat moisture analyzer ini bisa bermacam-macam, namun yang paling sering diguanakan adalah batang besi atau lampu halogen. Selain parameter suhu yang dikalibrasi, alat ini juga dikalibrasi untuk parameter massanya dengan menggunakan batu timbangan.

alat-ukur-kadar-air-murah

16. Furnace

Bagi teman-teman yang bekerja di laboratorium kimia tentunya tidak asing lagi dengan alat ini, Biasa disebut dengan tanur yang digunakan untuk analisa bahan yang memerlukan pemanasan yang cukup tinggi bahkan s/d 850 derajat celsius.

furnace

Nah itulah beberapa Ruang lingkup kalibrasi suhu (temperature) yang kami sediakan..

Semoga bermanfaat.