6 Jenis elektrode pH Meter Horiba

Horiba merupakan salah satu brand ternama dimana salah satu produk yang dihasilkan adalah pH meter untuk berbagai macam aplikasi. Ada beberpa tipe dari pH meter horiba tersebut antara lain tipe 70 series yang banyak digunakan di laboratorium, tipe 50 Series yang banyak digunakan di lingkungan / lapangan dan lain sebagainya. Untuk mensupport berbagai macam tipe pH meter tersebut maka horiba pun mengeluarkan elektroda pH meter yang dapat digunakan untuk berbagai macam aplikasi. Pemilihan elektroda pH meter ini tentunya berdasarkan URS (User Requirement Specification) yang dirancang pada saat akan melakukan pembelian yang tentunya disesuaikan dengan kebutuhan / aplikasinya.

Baca Juga : Tahapan Kualifikasi pH Meter Laboratorium

Berikut ini adalah 6 jenis eletkrode pH meter horiba yang paling banyak digunakan :

1. Standar toupH 9615S-10D

elektroda ph meter horiba 9615S-10D Standard

Elektrode ini sangat cocok digunakan laboratorium untuk pengukuran pH secara umum. Elektrode ini mempunyai respon yang cepat serta bagian ujung dari elektrode tersebut yang lebih kuat dibandingkan dengan seri sebelumnya. Banyak industri / laboratorium penelitihan yang sudah menggunakan elektroda model ini.

2. Sleeve touph 9681S-10D

Sleeve touph 9681S-10D

Elektrode ini didesain untuk sampel yang mempunyai viscositas yang tinggi seperti sampel protein, ataupun beberapa sampel khusus yang dianalisa di industri makanan.

3. Micro Touph 9618S-10D

9618S-10D Micro ToupH electrode

Elektroda ini didesain untuk pengukuran sampel pada jumlah yang sangat sedikit. Sampel yang dibutuhkan hanyalah 50 mikro liter. Sesuai dengan namanya, elektroda ini banyak kita temui di laboratorium biologi.

4. Long Touph 9680S-10D

9680S-10D Long ToupH electrode

Dengan dimensi panjang 283 milimeter (hampir 30 cm) serta diameter 8 milimeter maka elektrode ini sangat sesuai digunakan pada pengukuran pH dimana larutan terdapat pada wadah yang besar.

5. Flat Isfet 0040 – 10D

Horiba 0040-10D

Dengan permukaan ujung elektroda yang datar, elektrode ini banyak digunakan untuk pengukuran daging, pakaian, serta permukaan kertas. Cara pemakainnyapun sederhana yaitu cukup dengan menempelkannya saja.

6. Needle Isfet 0030-10D

Horiba Needle ISFET pH Electrode - 0030-10DElektrode ini sangat cocok untuk pengukuran buah-buahan misalnya jeruk dll.

elektroda pH meter horiba mana yang cocok untuk kebutuhan teman-teman? Silakan dikonsultasikan ke suplier sebelum dilakukan pembelian.

Cara Merawat Elektroda pH Meter :

Diakui atau tidak, masalah yang sering terjadi pada pengukuran derajat keasaman dengan menggunakan pH meter adalah dikarenakan elektroda pH meter itu sendiri. Memang elektrode ini mempunyai sifat yang sangat sensitif sehingga penanganannyapun harus benar-benar diperhatikan.

Untuk beberapa brand dan tipe tertentu pH meter terkadang jika terjadi suatu masalah mereka memberikan suatu petunjuk bagaimana cara mengatasi masalah tersebut. Misalnya pada saat kalibrasi pH meter ternyata dari nilai slope yang dihasilkan tidak sesuai spesifikasi dari alatnya maka pada display akan tertera petunjuk atau tahapan yang harus kita lakukan dalam mengatasi hal tersebut.

Apa saja yang harus diperhatikan yang barkaitan dengan elektroda pH meter tersebut?

1. Kalibrasi Berkala

Lakukan kalibrasi ph meter secara berkala pada setiap hari sebelum digunakan, atau jika pH meter digunakan secara continue 24 jam lakukan pada interval 8 jam (atau setiap shift), teman-teman bisa memanfaatkan fitur calibration reminder yang terdapat pada unit alat dimana alat akan memberikan sinyal alarm jika kalibrasi sudah lewat 8 jam. Gunakan paling tidak 2 larutan standar buffer dimana rentang pengukuran akan dilakukan, lebih baik lagi jika kita menggunakan 3 larutan buffer. Untuk larutan buffer tersebut dapat mudah kita dapatkan di suplier, yang perlu kita perhatikan adalah larutan standar yang kita beli tersebut apakah merujuk ke standar NIST atau USA.

Baca Juga : Cara Kalibrasi pH Meter Laboratorium

2. Penyimpangan Elektrode pH meter

Jika pH meter tidak digunakan, Ujung elektrode harus kita kondisikan dalam kondisi tetap basah dan direndam dalam larutan elektrolit KCl 3 M untuk mencegah larutan reference terdifusi keluar.

3. Perawatan Elektroda pH meter

Secara rutin misalnya 1 bulan sekali, elektrode harus dibersihkan dengan menggunakan larutan pencuci, ada beberapa brand yang menjual cleaning solution khusus untuk elektrode pH meter ini. Untuk reference solution yang ada di elektroda juga diperlukan penggantian secara berkala, pastikan kita mempunyai stock untuk reference solution tersebut.

Referensi :

https://www.horiba.com/en_en/

Alat Ukur Humidity dan Temperature Datalogger Kimo KH 210 AO

Alat Ukur Humidity kimo

Temperatur dan humidity (kelembaban) merupakan 2 parameter penting dalam laboratorium atau industri. Di laboratorium kedua parameter ini merupakan parameter yang wajib dipantau dan di dokumentasikan karena sedemikian kritikalnya. Bahan bahan-bahan kimia / bahan baku yang akan rusak jika disimpan di dalam ruangan yang kelembabannya tidak terkendali. Di industri, khususnya di area gudang, temperatur dan kelembabanpun menjadi faktor yang penting, bahkan terkadang di gudang farmasi diperlukan adanya mapping area untuk menentukan di area mana temperatur dan humidity yang paling besar sehingga nanti pada saat pemantauan alat ukur humidity dan temperatur tersebut di letakkan pada posisi tersebut. Kali ini kita akan mengulas spesifikasi KIMO KH 210 AO sebagai salah satu alat ukur humidity dan temperature.

Spesifikasi Alat Ukur Humidity dan Temperature Kimo KH 210 AO

Kimo KH 210 AO, selain dapat digunakan sebagai alat ukur humidity dan temperature juga terintegrasi dengan internal light dengan rentang ukur 0 s/d 10.000 lux. Sedangkan untuk rentang ukur humidity dan temperaturenya sendiri berturut-turut adalah -20 s/d +70 °C, 5 s/d 95 %RH. Alat ini sangat cocok digunakan di ruangan indoor misalnya laboratorium atau pergudangan, server, ataupun museum dimana area tersebut tidak berdebu karena IP rating yang dimilikinya hanya IP 40.

Dengan adanya magnetic fixing membuat alat ini mudah di mounting atau ditempelkan di dinding namun sebelumnya pastikan bracket termasuk dalam paket pembelian anda. Seperti umumnya dataloger alat ini mampu merekam data pengukuran sampai dengan 20 ribu data.

Mengenai spesifikasinya Alat Ukur Humidity dan Temperature Datalogger Kimo KH 210 AO mempunyai akurasi ± 2 %RH (untuk pengukuran dari 15°C s/d 25°C) dimana nilai ini tergolong sangatlah kecil untuk akurasi suatu humidity relative. Sedangkan untuk akurasi temperaturenya adalah 0,5 °C (untuk pengukuran dari 0 s/d 30 °C). Hampir sama dengan Kimo KH 50, untuk respon pembacaan humidity alat ini hanya membutuhkan waktu 50 detik untuk lingkungan yang mempunyai kecepatan aliran udara 2 m /s.

Untuk dimensi, Kimo KH 210 AO mempunyai ukuran panjang dan lebar 98.7 x 67.8 x 34.7 mm dan ukuran dimensi LCD 45 x 28.5 mm, meskipun tidak terlalu besar namun 2 display pengukuran humidity dan temperature mampu terlihat jelas. Untuk komunikasi dengan menggunakan PC, Kimo KH 210 menyediakan 1 digital input for male jack connector 3.5 sedangkan untuk power alat ini didukung dengan bateray lithium 3.6 V ½ AA. Hampir sama dengan KIMO KH 50 berdasarkan IP rating alat ini tidak direkomendasikan di area berdebu karena hanya mempunyai IP rating IP 40.

Seperti halnya alat ukur yang lainnya, untuk menjamin tingkat akurasi alat ini, maka perlu dilakukan kalibrasi secara berkala. Untuk melakukan kalibrasi alat ukur humidity ini teman-teman bisa melakukannya di laboratorium kalibrasi, atau bisa juga menghubungi kami.

Email :
admin@sentrakalibrasiindustri.com

Semoga bermanfaat.

IP Rating (Ingress Protection), Apa Artinya?

pengertian ip rating adalah

IP Rating atau yang biasa disebut dengan Ingress Protection merupakan 2 digit angka yang dikeluarkan oleh International Electro Technical Commission yang digunakan untuk memberikan rating perlindungan terhadap peralatan elektronik. Untuk digit pertama merupakan rating terhadap perlindungan terhadap masuknya benda padat, sedangkan untuk digit kedua merupakan rating terhadap perlindungan terhadap masuknya cairan. Lalu apa hubungan dengan alat ukur ? Dan seberapa pentingkah IP rating ini ?

Sebelum membahas tentang kedua hal tersebut berikut ini adalah digit dalam IP rating tersebut.

Arti Angka dalam IP Rating (Ingress Protection)

Digit pertama (ingress of solid objects) :

0 : No protection
1 : Protected against solid objects over 50mm e.g. hands, large tools.
2 : Protected against solid objects over 12.5mm e.g. hands, large tools.
3 : Protected against solid objects over 2.5mm e.g. wire, small tools.
4 : Protected against solid objects over 1.0mm e.g. wires.
5 : Limited protection against dust ingress. (no harmful deposit)
6 : Totally protected against dust ingress.
7 : NA
8 : NA
9k : NA

Digit kedua ( Ingress of liquids) :

0 : No protection
1 : Protected against vertically falling drops of water or condensation.
2 : Protected against falling drops of water, if the case is disposed up to 15 from vertical.
3 : Protected against sprays of water from any direction, even if the case is disposed up to 60from vertical.
4 : Protected against splash water from any direction..
5 : Protected against low pressure water jets from any direction. Limited ingress permitted.
6 : Protected against high pressure water jets from any direction. Limited ingress permitted.
7 : Protected against short periods of immersion in water.
8 : Protected against long, durable periods of immersion in water.
9k : Protected against close-range high pressure, high temperature spray downs.

Contoh dari keterangan diatas, jika ada spesifikasi alat ukur mempunyai housing IP rating IP 61 itu berarti alat tersebut Dilindungi masuknya debu secara total serta Dilindungi dari pengembunan.

Kembali lagi ke design kualifikasi pada saat project pembelian alat ukur yang telah dibahas sebelumnya (baca : IQ, OQ, PQ Dalam Pembelian Alat Ukur), Jika didalam artikel tersebut design kualifikasi ditinjau dari akurasi dan resolusi alat yang akan kita beli, maka ada satu pertimbangan lagi yang harus kita pikirkan yaitu di area mana alat tersebut akan kita gunakan.

Misalnya : Kita akan membeli sebuah thermohigrometer, maka kita harus memastikan apakah di area tersebut berdebu atau tidak. Jika IP rating dari thermohigrometer tersebut tidak sesuai dengan kondisi lingkungan dimana alat akan digunakan maka akibatnya sensor thermohigrometer tersebut cepat menurun responnya dan akan cepat rusak. Hal ini mungkin juga berlaku untuk pembelian timbangan, dll.

So, silakan tanyakan IP rating tersebut ke suplier dimana anda akan membeli alat ukur tersebut.

Ulasan pH Meter Horiba Tipe F 72

ph meter horiba tipe F72

Pengukuran derajat keasaman / pH merupakan kegiatan rutin yang sering dilakukan di laboratorium kimia. Alat yang digunakan untuk pengukuran tersebut adalah pH meter. Ada banyak brand serta tipe dari pH meter, namun pada kesempatan kali ini kami akan mereview pH meter Horiba Tipe F 72, salah satu brand / tipe yang bisa dibilang sangat bagus untuk sebuah pH meter. Tidak hanya dari sisi unitnya saja, namun dari support yang diberikan oleh agent nya juga sangat cepat terutama dari sisi penanganan keluhan pelanggan (complain) sehingga membantu pekerjaan kita sebagai user.

Lalu apa sih kelebihan pH meter Horiba Tipe F 72 ini ? Berikut ulasannya :

Tipe F72 mempunyai display layar sentuh serta navigasi menu yang sangat sederhana sehingga lebih nyaman digunakan bagi operator. Rentang ukur 0 – 14 dengan resolusi yang dapat dipilih yaitu 0.01 atau 0.001 sesuai dengan kebutuhan anda di lapangan. masuk di menu kalibrasi, tipe F 72 ada 3 pilihan standar yang dapat kita gunakan yaitu NIST, USA, ataupun Custom. Untuk paket pembelian biasanya juga ditawarkan 1 paket larutan buffer yang terdiri dari 3 nilai pH ditambah dengan 1 larutan KCl yang dapat kita gunakan untuk penggantian reference solution di elektrode pH meter anda dimana hal ini merupakan perawatan rutin pada elektrode. Cara kalibrasi horiba tipe F72 ini juga terbilang sangat mudah. Bagaimana cara kalibrasinya serta tips pemilihan larutan standar / buffer solutionnya telah diulas secara detil melalui link berikut.

Baca Juga : Cara Kalibrasi pH Meter Laboratorium

Keunggulan lain yang mungkin akan sangat berguna bagi user di laboratorium adalah “troubleshooting navigation”. Fitur akan sangat membantu operator di lapangan ketika terjadi masalah / error pada unit pH meter tersebut karena akan ada semacam guide / panduan yang dapat kita ikuti mengenai masalah yang terjadi serta bagaimana cara mengatasinya. Apakah masaah terjadi pada elektroda pH meter, Reference Solution yang perlu diganti, Atau mungkin masalah justru terjadi di dalam unitnya, semua akan ditunjukkan pada menu “troubleshooting navigation tersebut. Hal ini tentunya akan memangkas waktu, karena tipe-tipe sebelumnya ketika terjadi masalah pada alat laboratorium, maka yang kita lakukan pertama kali adalah membuka manual book yang tentunya lebih memeakan waktu.

Dalam melakukan pembelian unit pH meter horiba F 72 ini pastikan untuk meminta dokumen IQ dan OQ alat tersebut. Dokumen ini merupakan rangkaian kegiatan yang membuktikan bahwa unit pH meter yang anda beli terinstal dengan lengkap di lapangan dan berjalan dengan normal, dokumen ini juga merupakan dokumen yang sangat penting karena terkadang akan ditanyakan pada saat audit.

Baca Juga : Kualifikasi pH Meter Laboratorium

Semoga Bermanfaat.

Referensi :

https://www.horiba.com/usa/water-quality/detail/action/show/Product/laqua-f-72-974/

Kualifikasi pH Meter Laboratorium (KD, KI, KO, KK – Design, Instalasi, Operasional, Kinerja)

Kualifikasi pH Meter Laboratorium (KD, KI, KO, KK – Design, Instalasi, Operasional, Kinerja)

Seperti kita ketahui, tahap desain kualifikasi merupakan bagian terpenting dalam setiap pembelian alat ukur / alat laboratorium. Dimana tahap ini merupakan tahap rancangan untuk apa alat tersebut kita beli, spesifikasinya seperti apa, aplikasinya akan kita gunakan dimana, dll.

Di dunia industri hal-hal tersebut terkadang kita sebut dalam dokumen URS (user requirement specification). Salah penentuan dalam desain kualifikasi ini menyebabkan kesalahan pembelian alat atau kurang lebih membeli alat yang tidak sesuai dengan penggunaannya.

Dalam artikel berikut kita akan membahas mengenai tahapan design kualifikasi pH meter yang diikuti dengan tahapan Kualifikasi Instalasi, Kualifikasi Operasional, Kualifikasi Kinerja dari pH Meter, salah satu unit alat yang hampir pasti ada di dalam laboratorium.

4 Tahapan Kualifikasi pH Meter Laboratorium (KD, KI, KO, dan KK)

kualifikasi pH Meter - IQ OQ PQ

Tahapan ini bisa digunakan untuk berbagai macam brand pH meter, karena yang kami tulis disini adalah gambaran besarnya saja.

A. Pelaksanaan Kualifikasi Design

  • Penentuan Parameter yang Diukur (Kualifikasi Design)

Parameter apa saja yang akan kita ukur, Alat pH meter terkadang juga bisa digunakan untuk pengukuran conductivity, DO, TDS, dll. Contoh : pH meter Hanna Tipe HI2040, selain bisa digunakan untuk mengukur pH juga bisa digunakan untuk mengukur DO, TDS, maupun salinity.

Apakah kita hanya akan melakukan pengukuran PH meter saja atau juga digunakan untuk mengukur parameter yang lainnya.

Jika kita misalnya ingin melakukan pengukuran untuk parameter pH dan Dissolved oxygen (DO) tentu disarankan membeli satu unit alat yang mampu mengukur kedua parameter tersebut karena akan dirasa lebih efisien dibandingkan dengan membeli 2 unit alat yang masing-masing digunakan untuk mengukur pH dan Dissolved oxygen (DO).

Prinsipnya adalah, Petakan kebutuhan teman-teman, dari parameter ini maka anda akan dapat menyimpulkan tipe yang mana alat yang akan anda beli.

  • Penentuan Tipe Elektrode (Kualifikasi Design)

Pikirkan mengenai aplikasi dari pengukuran anda, pH meter akan anda gunakan untuk mengukur sampel apa?

Apakah sampel berbentuk solution / liquid atau gel, atau mungkin teman-teman gunakan untuk mengukur keasaman buah atau daging.

Tanyakan ke vendor / Suplier alat ukur besangkutan mengenai jenis unit atau elektroda yang mana yang sesuai dengan aplikasi pengukuran di tempat anda. Mereka mempunyai referensi yang lebih lengkap karena didukung oleh principle nya langsung.

Secara berkala terkadang suplier tersebut juga melakukan training / pelatihan secara gratis mengenai pengenalan fitur-fitur pH meter beserta dengan kelebihan serta kekurangan elektrodanya.

  • Larutan Buffer (Kualifikasi Design)

TIpe Unit dan Elektroda sudah ketemu, Selanjutnya adalah kelengkapan asesories dari unit yang akan kita beli.

Apakah kita akan membeli kelengkapan pendukung seperti larutan buffer, larutan reference, dan lain sebagainya?

Jika kita ingin membeli langsung pastikan juga kita memilih tipe yang sesuai dalam satu paket, apakah mengikuti standar NIST, standar USA, atau yang lainnya.

Tipe standar yang kita pilih ini juga akan berpengaruh pada pengaturan menu kalibrasi di dalam unit pH meter tersebut. Pembelian elektrode satu paket secara langsung dengan unit sangat disarankan sehingga dapat dalam aplikasi di lapangan lebih efisien.

Sekali lagi, tanyakan ke vendor / suppliernya terkait hal tersebut.

B. Pelaksanaan Kualifikasi Instalasi

Setelah semuanya lengkap, pastikan kepada vendor / suplier apakah paket pembelian tersebut termasuk dengan kelengkapan dokumen IQ OQ serta pelaksanaannya.

Pelaksanaan Kualifikasi Instalasi merupakan pemeriksaan pada tahapan penginstalan, hal-hal yang harus diperhatikan dalam tahapan kualifikasi instalasi ph meter ini antara lain adalah :

  • Unit pH meter
  • Elektroda pH meter
  • Stand pH Meter
  • Larutan Buffer pH Meter

Apakah komponen-komponen tersebut ada?

Tentunya pada tahapan antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya bisa berbeda mengingat tergantung dengan Purchase Order (PO) yang diterbitkan oleh departemen pembelian di perusahaan teman-teman.

C. Pelaksanaan Kualifikasi Operasional

Pada tahapan ini, biasanya dilakukan dengan cara kalibrasi pH meter terhadap beberapa larutan standar buffer.

Apakah hasil slope kalibrasi pH meter tersebut memenuhi standar? Catat jika terjadi penyimpangan.

Tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting mengingat penyimpangan paling besar pada saat kalibrasi pH meter biasanya sebagian besar disebabkan oleh faktor elektrodanya.

D. Pelaksanaan Kualifikasi Kinerja pH Meter

Tahapan ini merupakan tahapan yang terakhir, dimana setelah kalibrasi pH meter pada tahapan kualifikasi operasional masuk spesifikasi yang telah ditentukan, maka kita aplikasikan unit pH meter tersebut ke dalam sampel laboratorium yang akan kita lakukan analisa sehari-hari.

Tips Memilih Supplier pH Meter

pH Meter hanna

Nah kita sudah mengetahui pentingnya tahapan DQ, IQ, OQ, PQ pH meter diatas, ada beberapa tahapan dimana memang support dari vendor atau supplier pH meter sangatlah kita butuhkan.

Memilih supplier pH meter yang tepat sangat penting untuk memastikan Anda mendapatkan produk berkualitas dengan layanan purna jual yang baik. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda dalam memilih supplier pH meter:

  1. Tentukan Kebutuhan Anda:
    • Spesifikasi yang dibutuhkan (range pengukuran, akurasi, resolusi).
    • Jenis pH meter (portable, benchtop, atau in-line).
    • Fitur tambahan yang diperlukan (kompensasi suhu, data logging).
  2. Reputasi Supplier:
    • Cari tahu sejarah dan pengalaman supplier di industri.
    • Baca ulasan dan testimoni pelanggan.
    • Periksa sertifikasi dan lisensi yang dimiliki oleh supplier.
  3. Kualitas Produk:
    • Pastikan produk memiliki sertifikasi internasional (misalnya, ISO, CE).
    • Periksa material dan teknologi yang digunakan dalam pH meter.
    • Pastikan pH meter memiliki fitur kalibrasi dan elektroda berkualitas tinggi.
  4. Layanan Purna Jual:
    • Tanyakan tentang garansi produk dan durasinya.
    • Periksa ketersediaan suku cadang dan aksesoris.
    • Pastikan adanya dukungan teknis.
  5. Harga dan Kebijakan Pembayaran:
    • Bandingkan harga dari beberapa supplier untuk mendapatkan penawaran terbaik.
    • Periksa apakah ada diskon untuk pembelian dalam jumlah besar.
    • Tinjau kebijakan pembayaran, apakah tersedia opsi pembayaran bertahap atau kredit.
  6. Pengiriman dan Waktu Pengiriman:
    • Pastikan supplier dapat mengirimkan produk ke lokasi Anda.
    • Tanyakan tentang estimasi waktu pengiriman.
  7. Dukungan Teknis dan Pelatihan:
    • Tanyakan apakah supplier menyediakan pelatihan penggunaan pH meter.
    • Periksa ketersediaan manual pengguna.
    • Pastikan adanya layanan dukungan teknis yang mudah dihubungi.
  8. Keamanan dan Kebijakan Pengembalian:
    • Tinjau kebijakan pengembalian produk jika terjadi kerusakan atau ketidakpuasan.
    • Pastikan supplier memiliki sistem keamanan yang baik untuk transaksi online.

Dengan mengikuti tips di atas, Anda dapat memilih supplier pH meter yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan Anda, serta memastikan mendapatkan produk berkualitas dengan layanan purna jual yang memadai.

Salah satu brand pH meter yang mempunyai berbagai macam tipe atau aplikasi untuk berbagai kebutuhan pengukuran pH meter adalah hanna instrument. Tim support yang kompeten juga akan senantiasa memberikan penjelasan terkait dengan kebutuhan teman-teman sehingga teman-teman tidak akan salah pilih dalam menentukan unit yang sesuai.

Untuk mengetahui lebih lengkap berbagai tipe dari pH meter tersebut teman-teman bisa kontak langsung ke Distributor Hanna Instruments di link tersebut.

Semoga Bermanfaat.

Service Alat Laboratorium, Lebih Murah Daripada Beli Alat Baru!

service alat laboratorium murah

Tak bisa dipungkiri, unit alat laboratorium jika ditinjau dari sisi harga tidaklah murah, terkadang bisa berkisar di angka puluhan s/d ratusan juta. Sehingga untuk melakukan pengadaan alat baru terkadang menjadi masalah tersendiri. Maka tak jarang perusahaan yang melakukan kontrak perawatan alat-alat yang ada di laboratorium untuk mensiasati hal tersebut, dimana kontrak tersebut sudah termasuk pekerjaan service alat laboratorium jika mengalami kerusakan. Diakui atau tidak hal ini cukup menekan pengeluaran di perusahaan.

Berikut ini adalah beberapa service alat laboratorium yang seringkali terjadi di perusahaan :

  • Timbangan

  1. Mati total

    Kondis ini terkadang diawali dengan masalah yang sepele, contohnya menggunakan adaptor timbangan yang bukan aslinya, Dikarenakan voltase pada adaptor yang berbeda maka bisa menyebabkan komponen elektrikal nya yang terbakar sehingga menyebabkan timbangan mati total.

  2. Keypad yang tidak berfungsi dengan baik

    Kerusakan jenis ini sebenarnya dikarenakan karena pemakaian yang sudah terlalu lama saja, sehingga tombol-tombol pada timbangan menjadi aus dan terkadang pada saat menekan diperlukan tenaga yang berlebih, hal ini tentunya sangat mengganggu aktivitas pekerjaan di dalam laboratorium sehingga disarankan dilakukan penggantian terhadap keypad timbangan tersebut.

  3. Drifting

    Kerusakan ini hampir terjadi di semua jenis timbangan karena umur pemakaiannya yang sudah bertahun-tahun, kerusakan jenis ini ditandai dengan ketidakstabilan nilai yang muncul di display timbangan.

  • Oven / Inkubator

  1. Upgrade Panel dari Analog Ke Digital

    Untuk oven / inkubator keluaran tahun 2000 an, terkadang tombol-tombol panelnya masih analog. Salah satu kelemahan sistem analog ini adalah pada saat seting point resolusi menjadi lebih besar (misalnya : per 2.5 atau 5 derajat celsius), hal ini juga akan berdampak pada saat dilakukan kalibrasi terhadap unit tersebut, maka sangat di sarankan untuk melakukan upgrade tombol panel oven / inkubator tersebut dari analog menjadi digital.

  2. Distribusi temperature yang tidak merata

    Sebaran temperature pada oven dan inkubator terkadang juga menjadi masalah jika jarak antara suhu maksimal dengan minimal pada saat dilakukan kalibrasi mempunyai nilai yang besar. Untuk mengetahui hal ini sangatlah mudah karena kita cukup melihat nilai overall temperature pada sertifikat kalibrasinya.

  3. Penggantian Heater Pada Oven / Inkubator

    Heater pada oven dan inkubator merupakan elemen penghasil panas, jika heater ini bermasalah maka kinerja oven / inkubator juga akan menjadi masalah. Maka disarankan untuk dilakukan penggantian.

Baca Juga : Pangkas Budget perusahaan dengan program kalibrasi suhu temperature

  • Autoclave

  1. Karet pada pintu autoclave

    Fungsi di karet di dalam pintu autoclave ini adalah untuk menahan supaya tekanan di dalam autoclave tidak keluar karena jika ini terjadi maka proses sterilisasi akan terganggu, jika karet di dalam pintu autoclave tersebut sudah rusak maka sebaiknya dilakukan penggantian.

  2. Penggantian Heater Autoclave

    Sama halnya pada oven / inkubator, heater merupakan elemen penghasil panas, dengan semakin berumurnya unit autoclave maka elemen ini terkadang mengalami kerusakan sehingga perlu dilakukan penggantian.

  • Climatic Chamber

  1. Nilai RH yang tidak tercapai

    Kondisi tersebut biasanya terjadi karena kinerja nebulizer yang kurang maksimal sehingga terkadang diperlukan penggantian terhadap nebulizer tersebut

  2. Controller RH & Temperature yang mengalami kerusakan

    Seperti kita ketahui climatic chamber merupakan unit yang terdiri dari 2 parameter yaitu temperature dan humidity. Dengan berjalannya waktu terkadang controller baik pada RH / temperature tersebut mengalami kerusakan sehingga diperlukan penggantian.

Jika teman-teman ada mempunyai kebutuhan akan service alat laboratorium dengan kerusakan yang mungkin tidak bisa diperbaiki oleh internal di perusahaan maka silakan hubungi kami untuk melakukan konsultasi terlebih dahulu.

Bisa melalui email di :
admin@sentrakalibrasiindustri.com

Atau bisa menggunakan form berikut.

Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Sesuai Standar ISO 17025

Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Sesuai Standar ISO 17025

Bagaimana kita bisa menyakinkan kepada assesor / auditor bahwa kita cukup kompeten dalam melakukan kalibrasi? Hal ini tentunya harus kita pikirkan mengingat persyaratan umum kompetensi merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh laboratorium dalam menerapkan standar SNI ISO / IEC 17025 : 2017

Terkadang kita hanya berfokus pada memberikan bukti persyaratan kompetensi kepada auditor misalnya catatan pelatihan / training, pendidikan, serta pengalaman yang tertuang di dalam daftar riwayat hidup, namun hal tersebut belumlah cukup, karena apa yang tertera di dalam dokumen-dokumen tersebut perlu kita buktikan.

Memahami Arti Kompetensi

Kompeten secara sederhana dapat diartikan sebagai memenuhi syarat melakukan pekerjaan yang ditugaskan. Kualifikasi personel dapat ditunjukkan melalui pengetahuan, keterampilan, serta pengalaman yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas laboratorium yang diberikan. Proses assesment laboratorium itu sendiri dianggap sebagai evaluasi dari kompetensi laboratorium dimana laboratorium dianggap kompeten jika memenuhi persyaratan-persyaratan dalam standar SNI ISO 17025. Persyaratan umum kompetensi personel di dalam laboratorium itu sendiri dijabarkan secara detil di dalam klausul 6.2 SNI ISO 17025

Baca Juga : Persyaratan Personel Laboratorium Sesuai Standari ISO 17025

Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian / Kalibrasi :

  • Semua personel laboratorium yang dapat mempengaruhi kegiatan laboratorium harus kompeten.
  • Laboratorium harus memastikan bahwa personel memiliki kompetensi untuk melakukan kegiatan laboratorium yang menjadi tanggung jawabnya
  • Laboratorium harus mendokumentasikan persyaratan kompetensi setiap fungsi yang mempengaruhi hasil kegiatan laboratorium
  • Laboratorium harus memiliki prosedur untuk menentukan persyaratan kompetensi
  • Laboratorium harus memiliki prosedur untuk memantau kompetensi personel

Persyaratan umu kompetensi dari standar SNI ISO 17025 adalah untuk memastikan kompetensi personel melalui prosedur evaluasi kompetensi, pelatihan, pemantauan, dan pengembangan, setelah selesai maka dokumen-dokumen rekaman tersebut akan dijadikan bukti pada saat dilakukan assesment oleh badan akreditasi. Persyaratan kompetensi ini tentunya juga bergantung pada ruang lingkup laboratorium yang akan di akreditasi.

Contoh dari Persyaratan Umum Kompetensi Personel Laboratorium

Kompetensi dapat ditunjukkan melalui bukti kesanggupan melakukan pekerjaan seara efektif dan efisien sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang telah di persyaratankan di dalam uraian pekerjaan / Job deskripsi. Contohnya sebagai berikut :

  • Melakukan pengujian / kalibrasi terhadap alat tertentu
  • Mengoperasikan alat ukur / standar kalibrator
  • Melakukan perhitungan atau evaluasi dari hasil kalibrasi
  • Mengembangkan / melakukan validasi metode kalibrasi
  • dll

Baca Juga : Tugas Manajer Teknis dan Manajer Mutu di dalam Laboratorium

Bagiamana Auditor Meminta Persyaratan Kompetensi?

Umumnya selain meminta bukti sertifikat pelatihan pengujian / kalibrasi, terkadang mereka juga akan memeriksa prosedur kalibrasi serta jika diperlukan akan meminta personel yang bertanggung jawab melakukan kalibrasi untuk mendemontrasikan prosedur tersebut. Assesor terebut akan melihat apakah yang kita demokan sudah sesuai dengan prosedur yang seharusnya.

Dokumen-dokumen pendukung seperti ijasah, sertifikat workshop, sertifikat training sebaiknya juga disiapkan secara rapi.

Prosedur Untuk Menentukan Kompetensi Personel :

Berikut ini adalah 6 langkah dalam menentukan kompetensi personel

  • Identifikasi Kompetensi Personel
  • Verifikasi Awal Kompetensi
  • Program Training
  • Evaluasi Kompetensi Teknis / Assesment
    1. Bukti Kualifikasi
    2. Penilaian Kinerja
    3. Evaluasi Berdasarkan Level Kompetensi
  • Otorisasi
  • Pemantauan Kompetensi
  • Rekaman Sebagai Bukti Kompetensi

Tahap 1 : Identifikasi Kompetensi Personel

Langkah awal untuk menentukan kompetensi personel di dalam laboratorium adalah dengan mengidentifikasi persyaratan kompetensi yang diperlukan untuk melakukan kegiatan / tugas personel tersebut di dalam laboratorium. Hal ini akan menjadi dasar dalam pemilian personel pada saat perekrutan, kriteria apa saja yang harus dipenuhi personel tersebut.

Berikut ini adalah contoh persyaratan kompetensi personel :

  • Mampu melakukan kalibrasi
  • Mampu mengevaluasi data hasil kalibrasi
  • Mampu melakukan audit internal
  • dll

Setelah tahap identifikasi personel tersebut sudah kita jabarkan maka tahap selanjutnya pada tahap 1 ini adalah mengidentifikasi kualifikasi personel dilihat dari :

  • Pendidikan
  • Skill
  • Pengalaman
  • Training
  • Pengetahuan teknis

Tahap 2 : Pemilihan Personel

Setelah persyaratan kompetensi pada tahap 1 kita definisikan, maka saatnya ke tahap ke 2 yaitu kita mencari kandidat untuk melakukan pekerjaan tersebut. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pencarian kandidat adalah sebagai berikut :

  • Melakukan review terhada daftar riwayat hidup yang mereka kirimkan
  • Wawancara terkait dengan background pendidikan serta pengalaman kerja
  • Review dari sertifikat training yang telah mereka ikuti.

Tahap 3 : Program Training

Training dan kompetensi merupakan dua hal yang saling terkait. Kegiatan training dilakukan untuk mencapai ketrampilan, pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan sehingga menjadi kompeten. Sehingga dalam suatu laboratorium prosedur program pelatihan sebaikannya dibuat dan dilaksanakan. Prosedur program pelatihan ini berguna untuk melatih karyawan baru sehingga paham tentang SOP laboratorium serta kemampuan untuk memahami berbagai macam prosedur yang ada di laboratorium.

Di dalam program training ini ada beberapa form yang terlibat yang harus kita dokumentasikan antara lain sbb :

  • Rencana Pelatihan
  • Daftar Hadir
  • Evaluasi Pelatihan
  • dll

Tahap 4 : Evaluasi Kompetensi Teknis Personel

Tujuan dari tahap ini adalah melakukan evaluasi setelah dilakukan training kepada personel bersangkutan dan mengevaluasi hasil kerja rutin harian. Selama melakukan evaluasi kita juga kita juga melakukan verifikasi apakah kriteria yang kita tentukan untuk kompetensi tersebut terpenuhi / tidak.

Ada 3 cara untuk mengevaluasi kompetensi personel :

  • Evaluasi bukti kualifikasi

Kita mengumpulkan bukti kualifikasi berdasarkan aktivitas aktual di laboratorium, misalnya :

  1. Bukti partisipasi tes profisiensi personel
  2. Bukti pada saat mendomentrasikan pekerjaan / prosedur kalibrasi
  3. Bukti pada saat dilakukan tanya jawab dengan personel
  4. Bukti analisis statistik seperti repeatability dan reproducibility
  5. Bukti hasil pengamatan langsung terhadap kompetensi personel pada saat melakukan aktivitas kerja harian
  • Evaluasi Berdasarkan Kinerja

Contohnya :

  1. Apalah pelaksana kalibrasi kompeten melakukan kalibrasi sesuai prosedur serta mampumembuat SOP kalibrasi
  2. Apakah pelaksana kalibrasi mampu melakukan tindakan preventive
  • Evaluasi berdasarkan level kompetensi

Level kompetensi bisa dibedakan misalnya menjadi 3 kategori yaitu :

  1.  Level 1 : Personel baru tahap training
  2. Level 2 : Personel yang masih memerlukan supervisi pada saat bekerja
  3. Level 3 : Personel yang sudah mahir dan mampu memberikan pelatihan kepada personel yang lainnya.

Tahap 5 : Otorisasi

Setelah berbagai macam bukti kompetensi kita dapatkan pada tahap-tahap sebelumnya, maka saatnya memberikan otorisasi pekerjaan kepada personel bersangkutan. Beberapa pekerjaan yang bisa diberikan sesuai dengan klausul 6.2.6 adalah :
Mengembangkan, memodifikasi, verifikasi, serta validasi metode
Analisis hasil kalibrasi
Membuat serta melakukan review terhadap laporan hasil kalibrasi

Tahap 6 : Monitoring Kompetensi

Kompetensi personel merupakan seusatu yang sifatnya dinamis, maka kita harus membuat prosedur untuk melakukan monitoring kompetensi tersebut.

Semoga bermanfaat.

Persyaratan Personel sesuai dengan standar SNI ISO – IEC 17025 : 2017

Persyaratan Personel sesuai dengan standar SNI ISO – IEC 17025 : 2017

Seperti kita ketahui, tujuan utama dari penerapan standar SNI ISO / EIC 17025 : 2017 ini adalah untuk mencapai kompetensi laboratorium yang secara konsisten mampu menghasilkan data yang tepat dan teliti.

Untuk mencapai hal tersebut maka tentunya salah satu faktornya adalah diperlukan sumber daya untuk mendukung pelaksanaan kegiatan laboratorium tersebut. Maka tak heran persyaratan sumber daya ini dibahas tersendiri di dalam klausul 6 SNI ISO 17025 : 2017.

Berbicara mengenai sumber daya maka ada beberapa yang harus dipenuhi, antara lain sbb :

  • Personel
  • Fasilitas dan Lingkungan
  • Peralatan
  • Ketertelusuran Metrologi
  • Produk dan Jasa yang disediakan secara Eksternal

Dalam artikel ini kita akan membahas tentang persyaratan personel sesuai dengan standar SNI ISO 17025 : 2017

Persyaratan Personel di Dalam Laboratorium Pengujian / Kalibrasi

persyaratan kompetensi laboratorium

Personel dalam sebuah laboratorium kalibrasi atau pengujian merupakan sumber daya laboratorium yang paling strategis dan paling menentukan apakah lab tersebut bisa menjadi lab yang kompeten / tidak, sehingga manajemen puncak / wakil manajemen / direktur harus memastikan bahwa personel yang direkrut baik internal maupun eksternal di semua bagian baik manajemen, bagian teknis, penyelia, analis, pelaksana kalibrasi, dll yang dapat mempengaruhi kegiatan laboratorium harus bertindak secara tidak memihak, kompeten, serta mampu bekerja sesuai dengan sistem manajemen laboratorium.

Baca Juga : Analisis Resiko Ketidakberpihakan pada SNI ISO / IEC 17025 : 2017

Kompetensi personel yang bekerja di dalam laboratorium tersebut, harus sesuai dengan persyaratan serta tuntutan tugas yang ditetapkan laboratorium, seperti kemampuan dalam mengoperasikan alat / standar kalibrasi, mengevaluasi data hasil kalibrasi, melakukan verifikasi metode, merencanakan, mengembangkan dan modifikasi metode serta validasinya, menandatangani sertifikat kalibrasi, dll.

Untuk membuktikan hal tersebut, maka laboratorium dianggap perlu untuk membuat prosedur dan rekaman tentang penentuan persyaratan kompetensi sesuai dengan tugas, seleksi, pelatihan, supervisi, otorisasi, monitoring, mutasi, sampai dengan pensiun / pengunduran diri.

Kita bisa bayangkan jika prosedur tersebut tidak ada di laboratorium dan tiba-tiba ada yang mengundurkan diri, maka tentunya ini akan mengganggu laboratorium dalam penerapan sistem manajemen yang ada.

Oleh karena itu di dalam prosedur tersebut juga harus dijelaskan irisan waktu yang diperlukan jika ada penggantian personel untuk memastikan bahwa transfer skill berjalan secara efektif dan efisien.

Laboratorium harus mendokumentasikan persyaratan kompetensi untuk tiap fungsi yang mempengaruhi hasil pengujian / kalibrasi termasuk persayaratn pendidikan, kualifikasi, pelatihan, pengetahuan teknis, keterampilan, dan pengalaman. Selain itu laboratorium harus memiliki prosedur dan menyimpan catatan untuk :

  • Penentuan persyaratan kompetensi
  • Pemilihan personel
  • Pelatihan Personel
  • Penyeliaan personel
  • Otorisasi personel
  • Pemantauan kompetensi personel

Salah satu kriteria terkait dengan kompetensi tersebut adalah harus bisa ditunjukkan bukti terkait dengan pendidikan, bukti pelatihan, serta pengalaman yang relevan untuk tugas dan tanggung jawab yang diberikan oleh laboratorium. Jika sertifikat kompetensi personel diperlukan, maka laboratorium juga harus dapat memenuhinya.

Laboratorium harus memastikan bahwa personel memiliki kompetensi untuk melakukan kegiatan laboratorium yang menjadi tanggung jawabnya dan untuk mengevaluasi signifikansi penyimpangan.

Apabila evaluasi kinerja personel sudah dilakukan, kemudian ditemukan ketidakmampuan personel laboratorium khususnya bidang teknis, maka laboratorium harus meningkatkan kemampuan persenel teknis tersebut melalui program pelatihan.

Selain itu, kompetensi personel merupakan sesuatu yang sifatnya dinamis, maka harus senantiasa dipelihara di di update sehingga sejalan dengan kemajuan teknologi, sehingga wakil manajemen laboratorium harus membuat program, merumuskan sasaran serta memilih jenis pelatihan dan menunjuk personel untuk mengikuti pelatihan sesuai dengan kebutuhan laboratorium.

Baca Juga : Uraian Tugas Wakil Manajemen, Manajer Teknis, dan Manajer Mutu di Laboratorium

Peningkatan kompetensi personel dapat dilakukan melalui pelatihan diantaranya :

a. Internal Training

  • On the Job Training
  • In House Training

b. Eksternal Training
c. Initial Training

Manajemen laboratorium haruslah melakukan evaluasi efektifitas setiap personel yang telah mengikuti pelatihan untuk mengukur capaian kompetensi yang ditargetkan dan mengukur dampak positifnya terhadap peningkatan dan pengembangan laboratorium.

Personel laboratorium yang disebutkan diatas haruslah mendapatkan perlakukan yang sama, antara lain : pegawai tetap, kontrak, pendukung inti tambahan, dll. Untuk pelatihan yang sifatnya peningkatan wawasan, pengetahuan, dan pemahaman, model pre dan post test masih dianggap relevan untuk mengetahui efektifitas pelatihan, namun untuk pelatihan yang sifatnya peningkatan keterampilan maka harus dilakukan uji kompetensi terhadap personel bersangkutan.

Kegiatan lain yang harus dilakukan untuk memelihara kompetensi personel adalah dengan cara melakukan pengujian sampel / kalibrasi alat milik pelanggan. Laboratorium perlu menetapkan batas waktu ketiadaaan sampel / alat yamg dikalibrasi sehingga kompetensi personel tetap terjaga, dalam artian apa yang akan dilakukan laboratorium jika pada rentang waktu tertentu tidak ada sampel / alat yang akan dikalibrasi.

Personel pendukung tambahan dan personel magang harus di supervisi untuk memastikan kemampuan mereka dalam bekerja sesuai dengan sistem manjemen laboratorium.

Managemen Laboratorium harus mengkomunikasikan kepada seluruh personel tentang tugas, tanggung jawab, dan wewenang. Dokumentasi mengenai tugas dan tanggung jawab dan wewenang ini tentunya sudah tertuang dalam persyaratan struktural klausul 5 SNI ISO / IEC 17025 : 2017 antara lain sebagai berikut :

  • Pengembangan, modifikasi, verifikasi, validasi metode
  • Analisis hasil termasuk persyaratan kesesuaian atau pendapat dan interpretasinya
  • Pelaporan, pengkajian dan otorisasi hasil

Laboratorium juga harus menjamin sistem mutu yang telah ditetapkan dan diterapkan serta mengatur pendelegasian tugas.

Demikian penjelasan singkat mengenai persyaratan personel dalam klaususl 6 SNI ISO / IEC 17025 : 2017

Baca Juga :

https://sentrakalibrasiindustri.com/konsultan-iso-17025-2017-tingkatkan-profit-laboratorium-anda/

Referensi :

https://perpustakaan.bsn.go.id/repository/dcdf4bfc61c524fb89f0c7474778199a.pdf
Implementasi SNI ISO / IEC 17025 : 2017 Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian dan Laboratorium Kalibrasi

Jasa Konsultasi Penerapan SNI ISO / IEC 17025 Silakan hubungi kami melalui email :

admin@sentrakalibrasiindustri.com

Tugas Manajer Teknis dan Manajer Mutu di Dalam Laboratorium

Tugas Manajer Teknis dan Manajer Mutu di Dalam Laboratorium

Di dalam laboratorium kalibrasi, uraian tugas dari masing-masing personel merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi khususnya di dalam klausul 5 : persyaratan struktural dari sistem manajemen laboratorium SNI ISO / IEC 17025 : 2017.

Lalu apa saja tugas dari personel kunci di dalam laboratorium tersebut khususnya tugas manager teknis beserta manajer mutu? Berikut ini adalah ulasannya.

Tugas Direktur

Direktur merupakan pucuk pimpinan laboratorium yang mempunyai tanggung jawab penuh terhadap semua kegiatan laboratorium untuk mencapai tingkat prestasi yang paling baik. Dalam memimpin laboratorium, direktur dibantu oleh manajer mutu, manajer teknis, dan manajer administrasi.

Direktur mempunyai wewenang membuat keputusan terahadap kebijakan maupun sumber daya laboratorium untuk mencapai mutu data kalibrasi sesuai dengan kebutuhan dan kepuasan pelanggan.

Tugas Direktur sebagai berikut :

  1. Mengesahkan panduan mutu laboratorium kalibrasi atau pengujian.
  2. Menyelenggarakan kaji ulang system manajemen mutu minimal 12 bulan sekali.
  3. Menetapkan dan memelihara kebijakan dan sasaran mutu laboratorium.
  4. Mempromosikan kebijakan mutu dan sasaran mutu kepada seluruh personel laboratorium untuk meningkatkan kesadaran, motivasi, serta keterlibatan.
  5. Memastikan focus perhatian pada persyaratan pelanggan di seluruh organisasi laboratorium.
  6. Memastikan bahwa proses yang sesuai diterapkan dan memungkinkan persyaratan pelanggan atau pihak lain yang berkepentingan dipenuhi dan sasaran mutu dicapai.
  7. Memastikan bahwa suatu system amanjemen mutu yang efektif dan efisien telah ditetapkan, diimplementasikan dan dipelihara untuk mencapai sasaran mutu.
  8. Memastikan tersedianya sumber daya yang diperlukan.
  9. Meninjau sistem manajemen mutu secara periodik.
  10. Memutuskan tindakan berkenaan dengan kebijakan mutu dan sasaran mutu.
  11. Memutuskan tindakan bagi perbaikan sistem manajemen mutu.
  12. Memberikan delegasi kepada manajer terkait apabila berhalangan.

Tugas Manajer Mutu

Manajer mutu merupakan personel yang independen yang mempunyai akses langsung ke direktur serta memiliki tanggung jawab dan wewenang untuk memastikan system manjemen mutu yang sesuai dengan ruang lingkup kegiatan laboratorium dikomunikasikan, dimengerti, diterapkan, dan dipelihara oleh seluruh personel pada semua tingkatan organisasi pada setiap waktu.

Tugas Manajer Mutu adalah sebagai berikut :

  1. Merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengevaluasi penyususnan serta melakukan kaji ulang dokumentasi system manajemen mutu laboratorium.
  2. Mengesahkan dokumen system manajemen mutu yang meliputi prosedur, instruksi kerja, dokumen pendukung, dan formulir.
  3. Merencanakan, mengorganisasikan, dan mengevaluasi pelaksanaan program audit internal laboratorium terhadap semua elemen system manajemen mutu termasuk kegiatan kalibrasi.
  4. Menyiapkan dokumen yang berhubungan dengan pelaksanaan audit internal.
  5. Apabila diperlukan, melaksanakan kaji ulang terhadap temuan ketidaksesuaian dan rekomendasi tindakan perbaikan yang dilakukan oleh tim audit internal dalam pelaksanaan program audit internal.
  6. Melaksanakan audit tindak lanjut untuk memverifikasi penerapan dan efektifitas tindakan perbaikan yang dilakuakn oleh auditee apabila diperlukan..
  7. Memberikan delegasi kepada manajer terkait apabila berhalangan.

Tugas Manajer Administrasi

Manajer administrasi bertanggung jawab langsung kepada direktur dalam hal merencanakan, menerapkan, dan mengevaluasi semua aspek yang berkaitan dengan administrasi dan pengembangan personel laboratorium.

Tugas Manajer Adminstrasi adalah sebagai berikut :

  1. Menyelesaikan semua aspek administrasi yang dibutuhkan antara laboratorium dan pihak lain serta memelihara dokumen administrasinya
  2. Memindahkan data hasil kalibrasi ke dalam format laporan atau sertifikat serta menyampaikannnya kepada pelanggan
  3. Menerima pengaduan atau keluhan termasuk umpan balik pelanggan dan berkoordinasi dengan manajer terkait untuk penyelesaiannya.
  4. Merencanakan dan melaksanakan pengadaan peralatan, instrumentasi, bahan habis pakai serta perlengkapan laboratorium lainnya
  5. Melakukan pemeriksaan atau menverifikasi secara administrasi terhadap barang atau peralatan yang telah dibeli sebelum digunakan
  6. Berkoordinasi dengan personel terkait di laboratorium untuk menentukan jenis pelatihan bagi seluruh personel laboratorium
  7. Memelihara rekaman kualifikasi seluruh personel laboratorium
  8. Memberikan delegasi kepada personel yang menjadi tanggung jawabnya apabila berhalangan.

Tugas Manajer Teknis

Manajer Teknis bertanggung jawab kepada direktur atas semua aspek operasional teknis dan kelengkapan sumber daya yang dibutuhkan untuk memastikan bahwa mutu data hasil kalibrasi sesuai dengan kebutuhan dan kepuasan pelanggan.

Tugas Manajer Teknis adalah sebagai berikut :

  1. Merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengevaluasi kegiatan kalibrasi baik di laboratorium maupun di lapangan
  2. Mengkoordinasikan penerapan jaminan mutu dan pengendalian mutu untuk semua jenis kalibrasi
  3. Merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengevaluasi partisipasi uji profesiensi atau uji banding antar laboratorium
  4. Memilih dan menentukan sub kontraktor laboratorium yang kompeten.
  5. Menandatangani laporan hasil kalibrasi
  6. Melakukan penelusuran terhadap pengaduan atau keluhan dari pelanggan yang berkaitan dengan mutu dan hasil kalibrasi
  7. Memberikan pendapat dan interpretasi hasil kalibrasi apabila diperlukan
  8. Memberikan delegasi kepada deputi manajer teknis apabila berhalangan.

Deputi Manajer Teknis

Deputi manajer teknis bertanggung jawab kepada manajer teknis dalam hal pelaksanaan operasional kalibrasi.

Tugas Deputi Manajer Teknis adalah sebagai berikut :

  1. Mengidentifikasi akar penyebab masalah atas penyimpangan atau ketidaksesuaian dalam pelaksanaan kalibrasi
  2. Melaksanakan tindakan pencegahan dengan meminimalisasi penyimpanan atau ketidaksesuaian berkaitan dengan kalibrasi
  3. Mengkoordinasikan pengembangan dan validasi metode kalibrasi
  4. Melakukan validasi metode kalibrasi
  5. Melakukan kaji ulang permintaan, tender, dan kontrak secara teknis
  6. Menandatangai laporan atau sertifikat kalibrasi apabila manajer teknis berhalangan
  7. Menjamin bahwa instruksi kerja yang mutakhir untuk penggunaanya dan pemeliharaan peralatan dan mengawasi penerapan jaminan mutu dan pengendalian mutu di lapangan
  8. Melakukan verifikasi terhadap data hasil pengukuran di lapangan
  9. Meminimalisasi penyimpangan yang dapat mengakibatkan menurunnya mutu data hasil pengukuran di lapangan dan melakukan tindakan perbaikan apabila ditemukan ketidaksesuian

Baca Juga :

https://sentrakalibrasiindustri.com/konsultan-iso-17025-2017-tingkatkan-profit-laboratorium-anda/

Referensi :

Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian & Laboratorium Kalibrasi ISO/IEC 17025: 2017

Analisis Resiko Ketidakberpihakan Pada Klausul 4 SNI ISO / IEC 17025 : 2017

Analisis Resiko Ketidakberpihakan Pada Klausul 4 SNI ISO / IEC 17025 : 2017

Jika berbicara mengenai ketidakberpihakan, maka hal tersebut merupakan salah satu klausul SNI ISO / IEC 17025 : 2017 (tepatnya klausul 4.1) yang harus dipenuhi oleh laboratorium kalibrasi atau pengujian yang ingin mengakreditasi laboratoriumnya.

Namun, di standar SNI ISO / IEC 17025 : 2017 itu sendiri tidak menyatakan cara menentukan atau cara melakukan analisis resiko ketidakberpihakan tersebut, dalam artian cara / strateginya dikembalikan ke laboratorium masing-masing.

Laboratorium tidak juga diharuskan melakukan analisis resiko berdasarkan ISO 31000 atau menggunakan alat manajemen resiko Failure Mode and Effects Analysis (FMEA), analisis diagram tulang ikan, atau menggunakan diagram pareto, dsb.

Parameter Analisis Resiko Ketidakberpihakan

Berikut ini salah satu contoh analisis resiko dengan mempertimbangkan 3 parameter yang bisa dijadikan salah satu referensi meskipun tidak harus sama dengan yang akan dijabarkan di artikel berikut.

Ketiga parameter untuk analisis resiko ketidakberpihakan tersebut adalah :

  • Frekuensi Terjadinya Resiko
  • Tingginya Terjadinya Resiko
  • Kategori Resiko

Contoh :

Pada saat identifikasi ketidakberpihakan dari pemberian jasa konsultasi oleh personel laboratorium.

Untuk parameter frekuensi terjadinya resiko dinilai sebagai berikut :

  • A : Sering >>> Lebih dari 3 kali / Tahun
  • B : Kadang-kadang >>> 1 s/d 2 kali / Tahun
  • C : Jarang >>> Kurang dari 1 kali / Tahun

Untuk parameter tingginya resiko dinilai sebagai berikut :

  • I : Kritis dapat berpengaruh pada hasil
  • II : Penting, perlu intervensi manajemen
  • III : Tidak signifikan / Dapat diabaikan, tidak ada resiko ketidakberpihakan

Dari Penilaian parameter tersebut diatas, maka dibuatlah kategori resiko seperti pada gambar dibawah ini.

Analisis Resiko Ketidakberpihakan SNI ISO IEC 17025 - 2017

Sebagai catatan pemeringkatan diatas hanyalah contoh saja dalam memberikan ilustrasi pendekatan yang diambil dalam analisis resiko ketidakberpihakan.

Tindakan Pencegahan & Perbaikan Analisis Resiko Ketidakberpihakan

Sesuai dengan standar SNI ISO / IEC 17025 : 2107 setelah dilakukan analisis resiko ketidakberpihakan, maka diperlukan langkah untuk meminimalkan / menghilangkan resiko tersebut. Berikut ini adalah contoh dari tindakan pencegahan & tindakan perbaikan pada analisis resiko ketidakberpihakan pada tabel diatas.

  • Resiko Potensial
    Staff pengujian yang memberikan konsultasi
  • Sumber Resiko
    Personel Pengujian
  • Frekuensi Terjadinya Resiko
    C – Jarang
  • Tingginya Resiko
    I – Kritis
  • Evaluasi Faktor Resiko
    Resiko Tidak dapat diterima
  • Tindakan Pencegahan
    1. Seluruh staff laboratorium menandatangani pernyataan benturan kepentingan ketika mulai bekerja di perusahaan, mengidentifikasi pekerjaan sebelumnya dan kerjasama dengan pelanggan selama 3 tahun terakhir.
    2. Mengingatkan kebijakan tertulis tentang benturan kepentingan setiap tahunnya
    3. Memisahkan anggota staff yang memberikan konsultasi dari kegiatan pengujian
    4. Jika digunakan sub kontraktor, dipastikan dalam kontrak bahwa benturan kepentingan yang ada akan diungkapkan dan tidak adanya benturan kepentingan dan tidak adanya benturan kepentingan akan dinyatakan, keduanya secdara tertulis sebelum diterimakan pekerjaan subkontrak.

Baca Juga : Sub Kontrak Kalibrasi Sesuai Dengan Standar Sistem Manajemen Laboratorium

  • Pemantauan
    1. Kaji ulang benturan kepentingan setiap tahun
    2. Pemutakhiran dan kaji ulang daftar anggota staff yang melakukan konsultasi
    3. Kaji ulang kontrak dengan sub kontraktor dan pemantauan pernyataan benturan kepentingan
  • Tindakan perbaikan
    1. Berdasarkan hasil deteksi benturan kepentingan, staff diedukasi ulang tentang pentingnya keterbukaan
    2. Dari deteksi benturan kepentingan karena konsultasi, personel bersangkutan tidak dilibatkan dalam pengujian tertentu

Baca Juga :

https://sentrakalibrasiindustri.com/konsultan-iso-17025-2017-tingkatkan-profit-laboratorium-anda/

Referensi :

https://perpustakaan.bsn.go.id/repository/dcdf4bfc61c524fb89f0c7474778199a.pdf
Implementasi SNI ISO / IEC 17025 : 2017 Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian dan Laboratorium Kalibrasi