Panduan dan Peraturan Dalam Membuat Label Kemasan Makanan

Label Kemasan Makanan

Suatu produk khususnya produk pangan, selain rasa dan khasiat, maka kita sebagai produsen juga harus mempertimbangkan mengenai label kemasan karena hal ini akan sangat mempengaruhi penjualan produk tersebut. Pada artikel kali ini kita akan belajar hal-hal terkait dengan kemasan dan label, mulai dari hal-hal yang harus diperhatikan ketika mendesain kemasan serta peraturan BPOM tentang label pangan olahan.

Panduan Mendesain Kemasan Produk Pangan

  • Bagaimana Kemasan Tersebut Akan Melindungi Produk

Terlepas baik itu kemasan primer, sekunder, atau tersier, beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu material apa yang harus kita gunakan (plastik, kertas, alumunium foil, kardus, kaca, dll). Selain materialnya kita juga harus mempertimbangkan tentang bentuk dari kemasan tersebut, apakah berbentuk kotak, botol, atau hanya cukup dengan kemasan plastik saja.

Material kemasan juga perlu diperhatikan karena selain berfungsi untuk pelindung produk pangan dari kerusakan, material tersebut juga bisa menjadi strategi marketing. kita bisa membedakan kualitas produk dan sasaran pasarnya (target market) hanya dari jenis material kemasannya, karena material yang berbeda akan memberikan sensasi / cara pandang pelanggan terhadap produk tersebut yang berbeda pula.

label kemasan produk pangan

Contohnya : 2 Produk yang sama (Misalnya : Coklat), diproduksi dari perusahaan yang sama, dengan material dan mesin produksi yang sama pula. Namun bets pertama dikemas dengan menggunakan kemasan primer plastik tentunya akan berbeda secara harga jika produk tersebut dikemas dalam kemasan box dengan design yang menarik.

Target pasarnya juga berbeda, untuk coklat yang dikemas dalam kemasan plastik cenderung mempunyai konsumen yang mungkin akan mereka konsumsi sendiri sehingga kemasan plastikpun tidak masalah yang penting dari sisi harga relatif lebih murah. Sedangkan untuk coklat yang dikemas dalam bentuk box, secara konsumen mau membayar lebih mahal yang penting mereka mendapatkan produk yang menerut mereka lebih berkualitas (meskipun secara produk kualitasnya sama).

Konsumen dengan tipe yang kedua ini akan rela membayar lebih mahal coklat dengan label kemasan di box meskipun secara kuantitas lebih sedikit dibandingkan dengan yang dikemas dengan plastik, karena persepsi konsumen adalah produk dengan kemasan box terlihat lebih mewah sehingga mereka berasumsi bahwa produk yang didalamnya juga memiliki kualitas yang lebih tinggi terlebih jika mereka sedang mempunyai acara tertentu atau untuk hadiah maka kemasan box ini tentunya akan lebih mereka pilih.

Material kemasan ini juga dibedakan berdasarkan pada ukuran dari produknya.

misalnya : Produk Air mineral.

Seperti kita ketahui kemasan air mineral tersebut ada yang menggunakan plastik / kaca. Untuk plastiknya pun berbagai macam, untuk air mineral biasanya menggunakan bahan polietilena tereftalat. Namun terkadang kita juga menemukan air mineral yang dikemas dalam kemasan kaca.

Harga untuk air mineral dengan kemasan yang berbeda tersebut tentunya juga berbeda.

Misalnya :

    • Air mineral kemasan plastik dengan volume 1500 ml mempunyai harga Rp. 5.000.-
    • Air mineral kemasan kaca dengan volume 350 ml mempunyai harga Rp. 10.000,-

Dengan perbandingan harga terebut, tetap air mineral dalam kemasan kaca laku terjual karena mempunyai pasar tersendiri, misalnya : digunakan untuk acara training / seminar di hotel, dll. Sedangkan untuk air mineral dengan kemasan plastik relatif digunakan untuk kebutuhan sehari-hari yang tidak membutuhkan suatu kemewahan.

  • Bagaimana Kemasan ini Nanti Terlihat

Jadi secara visual hasil kemasan tersebut nanti seperti apa, Hal ini penting untuk meningkatkan daya tarik konsumen terhadap produk yang kita jual sehingga konsumen tertarik untuk mencoba dan membelinya.

  • Sudut Pandang Distributor dan Retailer Produk Kita

Distributor atau penjual merupakan bagian penting dari rangkaian bisnis kita. Produk dengan khasiat sehebat apapun dan dengan harga semurah apapun kalau tidak ada penjualan pastinya juga akan berdampak buruk bagi bisnis. Sehingga sudat pandang distributor dan penjual produk kita tersebut harus benar-benar diperhatikan. Distributor dan Retailer umumnya sudah punya gudang sendiri serta rak sendiri untuk mendisplay / memajang produk-produk yang mereke pasarkan.

Secara umum, ukuran dari gudang / rak mereka tersebut biasanya standar, sehingga produk dengan kemasan yang tidak lazim (terlalu tinggi, terlalu lebar, atau tebal) justru akan menyulitkan distributor atau penjual untuk menampilkan produk kita yang tentunya akan berdampak ke penjualan kita.

  • Bagaimana Pertimbangan dari Segi Biaya

Tentunya kita harus memastikan harga / biaya kemasan tersebut apakah masih masuk dalam budget produksi. Jangan sampai kemasan ini tidak sesuai dengan harga produknya walaupun memang banyak kita temui di perusahaan manufacturer bahwa kemasan bisa jadi jauh lebih mahal daripada biaya produk yang akan dijual. Hal tersebut banyak terjadi di industri pangan dimana biaya produksi yang paling tinggi justru berada di label kemasan nya.

Sehingga tak heran jika di dalam perusahaan selalu melakukan improvement untuk melakukan efisiensi biaya dari sisi label kemasan yang mereka gunakan, misalnya melalui penggantian supplier / pemasok. Namun tetap yang harus kita perhatikan adalah dengan adanya penggantian pemasok tersebut apakah menurunkan kualitas label kemasan dari produk kita atau tidak.

Misalnya jika kita berbicara kemasan alumunium foil, apakah dari sisi tebalnya sama dengan yang sebelumnya (bisa diukur dengan menggunakan thickness gauge), jika itu untuk kemasan karton, apakah dari gramature nya mempunyai spesifikasi yang sama, jika kemasan botol, apakah kekuatan tutupnya sesuai spesifikasinya (bisa diukur dengan alat ukur uji puntir), dll.

Secara prinsip meskipun kemasan bisa menjadi biaya paling tinggi dalam produksi, namun produk tersebut tetap bisa dijual dan mampu bersaing di pasaran maka hal tersebut mungkin tetap bisa dilakukan.

  • Pertimbangan Desain Label Kemasan

Desain, logo, tagline, merupakan beberapa point penting dalam label kemasan karena bisa dikatakan sebagai long term description yang bisa menjadi branding atau identitas suatu produk pangan yang dikemas itu sendiri.

Mungkin kita bisa mengambil contoh beberapa produk ternama yang sudah beredar di di Indonesia, bahkan hanya mengenai warna dan sedikit bagian dari desain pada label kemasannya tersebut kita bisa mengetahui bahwa produk tersebut bernama apa / dari perusahaan mana.

Desain Label Kemasan

Contoh Label Kemasan

Dalam membuat desain label kemasan, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, antara lain :

Warna

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih warna :

  • Target pasar
    Jika target pasar produk yang kita buat adalah anak-anak, maka kemasan dengan warna warni cerah akan lebih disukai, misalnya dengan memberikan unsur warna merah, hijau, biru, kuning. Namun untuk target pasar perempuan tentunya warnanya juga harus kita sesuaikan misalnya : pink atau ungu. Sedangkan produk yang ditujukan untuk para laki-laki, maka menggunakan warna hitam, hijau tua, biru tua dirasa lebih cocok. Untuk produk / barang yang dari sisi harga relatif mahal bisa menggunakan warna silver, emas, dll

Jadi prinsip dalam desain label kemasan adalah kita tetap harus berorientasi kepada hal yang disukai konsumen.

  • Identitas Suatu Merk / Produk

Jadi pemilik warna kemasan pangan jika sudah mempunyai konsumen yang loyal kemudian dari sisi warna kemasan dirubah maka bisa berdampak signifikan pada penjualan produk itu sendiri. Sehingga sangat disarankan untuk mematenkan desain ataupun warna dari suatu merk dagang supaya tidak diserupai oleh produk sejenis dari kompetitor.

  • Identifikasi Varian / Rasa

COntoh label minuman botol

Warna juga menunjukkan rasa, biasanya konsumen itu mengkorelasikan antara warna dengan rasa. misalnya : untuk produk susu dengan kemasan warna pink diidentikkan dengan rasa strawberry, warna biru identik dengan rasa original / vanilla, warna orange identik rasa jeruk / mangga.

  • Spesifikasi Produk

Warna juga bisa menunjukkan spesifikasi suatu produk. Misalnya : warna hijau itu untuk produk organik  hijau yang menunjukkan produk tersebut lebih sehat.

Ukuran

Jika kita membuat suatu produk dengan variasi ukuran kemungkinan bisa berdampak pada meningkatkan pasar. Karena kita memberikan pilihan lebih kepada konsumen. Contoh : kemasan air mineral, meskipun hanya mempunyai satu produk yaitu air mineral, namun kemasannya bermacam-macam, ada kemasan botol yang tentunya lebih flexibel dibawa kemana-mana / berpergian, ada kemasan galon yang lebih cocok untuk kebutuhan rumah tangga.

Beberapa manfaat adanya variasi ukuran dalam kemasan antara lain :

  • Ukuran Bisa Untuk Mengatur Cara Penyajian

Misalnya kopi instan, maka dalam kemasan 1 sachet kopi instant tersebut sudah dinyatakan untuk penyajian dengan air 200 ml. Hal tersebut tentunya memudahkan konsumen untuk menakar sesuai dengan kebutuhannya.

  • Ukuran Bisa Meningkatkan Kenyamanan Konsumen

Contohnya, air mineral kemasan gelas / botol. Dengan adanya kemasan tersebut maka konsumen tidak perlu report membawa kemasan yang lebih besar yang mungkin akan dirasa sulit.

Logo, Tipe & Ukuran Huruf

Untuk logo dan huruf pada label kemasan juga perlu untuk di desain karena merupakan branding. Jika kita pernah bermain aplikasi logo quiz, maka pada permainan tersebut hanya memperlihatkan logonya saja tanpa ada namanya.

logo wikipedia

 

Misalnya logo pada gambar diatas, hampir semua orang tahu kalau logo diatas merupakan logo wikipedia. Kurang lebih seperti itulah pentingnya logo yang terkadang orang hanya melihat sekilas sudah mengetahui produk / perusahaan yang mempunyai logo tersebut. Meskipun terkadang produknya bertambah varian, kemasannya juga terkadang sudah berubah bentuk, namun banyak perusahaan tetap memertahankan bentuk logonya.

Untuk desain logo, font, warna tersebut tentunya bisa kita patenkan untuk menghindari adanya penjiplakan dari kompetitor. Karena seperti kita ketahui konsumen itu seringnya melihat logo / design dibandingkan dengan membaca tulisannya.

Peraturan Label Produk Pangan

contoh label makanan lengkap

Apa saja isi dari label aturannya di peraturan badan pengawas obat dan makanan Nomor 31 tahun 2018 tentang Label Pangan olahan dimana aturan tersebut membahas secara detail apa saja yang harus kita cantumkan dalam label kemasan.

Kewajiban mencantumkan label tersebut berlaku untuk :

  • Pangan dalam kemasan eceran
  • Pangan impor yang diperdagangkan dalam kemasan eceran
  • Pangan olahan yang diedarkan untuk tujuan donasi dan atau program pemerintah

Syaratnya dari label :

  • Mudah dilihat dan dibaca
  • Tidak mudah lepas, tidak mudah luntu,r dan atau rusak.
  • Benar dan tidak menyesatkan
  • Dapat berbentuk tulisan, gambar, kombinasi keduanya / bentuk lainnya.
  • Wajib berbahasa Indonesia, untuk bahasa asing bersifat opsional, kecuali tidak ada padanan bahasa indonesianya.
  • Boleh menggunakan latar belakang berupa gambar atau desain lainnya sepanjang tidak mengaburkan tulisan

Isi Label, Minimal :

  • Nama produknya
  • Daftar bahan yang digunakan / komposisi
  • Berat bersih atau isi bersih
  • Nama dan alamat pihak yang memproduksi atau mengimpor
  • Logo halal bagi yang dipersyaratkan
  • Tanggal dan kode produksi
  • Keterangan kadaluwarsa
  • Nomor Ijin edar
  • Asal-usul bahan pangan tertentu

Untuk ini berwarna merah ini harus ditempatkan pada bagian label yang paling mudah dilihat dan dibaca.

Misalnya di bagian depan atau belakang yang mudah dibaca.

untuk dalam hal pangan olahan yang jual kepada pelaku usaha untuk diolah kembali menjadi pangan olahan lainnya, label harus memuat keterangan paling sedikit mengenai :

  • Nama produk
  • Berat bersih / Isi Bersih
  • Nama dan alamat pihak yang memproduksi atau mengimpor
  • Tanggal dan kode produksi
  • Keterangan kadaluwarsa

Semoga bermanfaat.

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *