Cara Menggunakan Cylinder Bore Gauge Lengkap Dengan Gambar Alat

Cara Menggunakan Cylinder Bore Gauge Lengkap Dengan Gambar Alat

Masih membahas mengenai alat ukur yang biasa digunakan di bidang otomotif, karena memang bisa dikatakan industri otomotif ini dari tahun ke tahun semakin berkembang. Produk dengan segala kelebihan baik dari fitur maupun teknologinya mereka tawarkan demi memanjakan pelanggan.

Namun tentunya dibalik produk tersebut ada sistem pengukuran untuk menjamin segala sesuatunya, terlebih komponen-komponen di dalam mesin otomotif tersebut bekerja sebagaimana mestinya. Sehingga ketelitian / tingkat akurasi dari komponen tersebut merupakan hal yang sangat penting dan harus kita perhatikan.

Salah satu komponen yang penting di dalam otomotif tersebut adalah silinder mesin. Nah kali ini kita akan belajar bersama mengenai cara membaca cylinder bore gauge dalam pengukuran silinder mesin.

Singkatan :

CBG : Cylinder Bore Gauge

Pengertian dan Fungsi Cylinder Bore Gauge

Cylinder Bore Gauge merupakan alat ukur mekanik yang berfungsi untuk mengukur diameter dan juga mengetahui keausan bagian dalam dari sebuah benda kerja. Fungsi Cylinder Bore Gauge di bidang otomotif yaitu biasa digunakan untuk mengukur diameter dalam dari silinder mesin.

Bagian-bagian pada Cylinder Bore Gauge

bagian bagian cylinder bore gauge

CBG terdiri dari beberapa komponen yaitu :

  • Dial Gauge
  • Grip atau batang CBG
  • Replacement Rod
  • Replacement Washer
  • Measuring Point

Di bagian atas CBG terdapat dial gauge yang berfungsi untuk mengetahui hasil pembacaan pengukuran. Dial gauge ini terpasang pada komponen kedua yaitu grip atau batang CBG.

Dial gauge dapat terpasang atau terlepas dari batang dengan mengatur kekencangan dari dial gauge screwing position pada batang CBG. Batang CBG juga berfungsi sebagai pegangan saat melakukan pengukuran. Untuk komponen-komponen yang ada pada dial indikator gauge telah dibahas di dalam artikel sebelumnya.

Baca Juga : Cara Menggunakan Dial Indikator dan Bagian-Bagiannya

dial bore gauge securing position

Di sisi bawah batang CBG terdapat measuring point atau titik pengukur yang akan bergerak apabila tertekan dan akan menggerakkan jarum pada dial sejauh 0 s/d 2 mm dari ukuran standarnya. Gambar diatas merupakan contoh cylinder bore gauge memiliki tingkat ketelitian sebesar 0.01 mm dimana 1 skala dial setara dengan 0.01 mm.

measuring point

Dibalik measuring point terdapat Replacement Rod dan replacement washer yang berfungsi untuk menambah panjang bidang sentuh pada silinder yang akan diukur.

replacement rod and washer

Replacement rod dan replacement washer memiliki panjang yang bervariasi tergantung kebutuhannya, dalam satu CBG terdapat beberapa macam ukuran yang bisa kita gunakan.

Kombinasi Replacement rod dan replacement washer yang sudah kita pilih akan dipasang pada batang CBG dan dikunci dengan Replacement Rod Securing Tread.dial bore gauge securing position

Cara menggunakan Cylinder Bore Gauge

Dalam contoh kali ini kita akan belajar melakukan pengukuran cylinder block engine mesin motor.

cylinder mesin

Tahap Persiapan

Alat-alat yang diperlukan untuk melakukan pengukuran dengan menggunakan cylinder bore gauge adalah :

  • 1 set cylinder bore gauge
  • Cylinder blok sebagai object pengukuran
  • Mikrometer sekrup beserta standnya
  • Jangka Sorong
  • Tisu atau kain lap

Langkah Kerja

  • Sebelum kita mulai pengukuran, bersihkan setiap alat yang akan digunakan terlebih dahulu yaitu pada permukaan anvil dan spindel mikrometer sekrup, permukaan benda kerja atau cylinder block mesin, dan permukaan ukur jangka sorong.
  • Setelah seluruh alat dibersihkan persiapan selanjutnya yang harus kita lakukan adalah mengukur object pengukuran secara kasar terlebih dahulu menggunakan jangka sorong untuk mengukur diameter dalam cylinder block mesin.

Catatan : Untuk cara pengukuran dan pembacaan jangka sorong sudah pernah dibahas di artikel sebelumnya.

Baca : Cara Membaca Jangka Sorong Dengan Mudah

  • Dari hasil pengukuran dengan menggunakan jangka sorong didapatkan hasil ukurnya ada pada kisaran 52 mm.
  • Hasil pengukuran kasar inilah yang akan kita gunakan sebagai acuan dalam memilih variasi panjang dari replacement rod + replacement washer.

Total panjang replacement rod + replacement washer harus lebih besar dari 52 mm sehingga dipilih rod 50 mm dan washer 3 mm.

 

Merangkai CBG

Untuk merangkai CBG coba perhatikan langkah-langkah berikut ini :

  • Memasang dial gauge pada grip / batang CBG, Pada saat pemasangan dial gauge posisikan jarum pendek pada angka 1 (pada gambar dibawah ditandai lingkaran berwarna biru) supaya kita dapat memastikan kalau dial gauge dengan batang CBG telah terhubung dengan sempurna.

cara menggunakan cylinder bore gauge

  • Pastikan juga posisi dial gauge menghadap depan.
  • Selanjutnya rangkai bagian bawah CBG
  • Pilih kombinasi replacement rod + washer yang total panjang lebih besar dan paling mendekati 52 mm.
  • Kombinasi yang paling mendekati adalah pasangan replacement rod dengan ukuran 50 mm dan replacement washer dengan ukuran 3 mm sehingga total panjangnya adalah 53 mm (lihat gambar dibawah).

rod

  • Selanjutnya coba perhatikan replacement rod dibawah ini dimana replacement rod memiliki dua sisi yaitu sisi persegi dan sisi tumpul.

replacemen rod permukaan tumpul dan rata

  • Rangkai rod dengan washernya. Ingat untuk memasang replacement washer pada bagian bawah atau sisi tumpul dari replacement rod.
  • Apabila rod dan washer sudah terangkai selanjutnya buka replacement rod securing thread dengan memutarnya dan pasangkan rangkaian tadi.
  • Jangan lupa kunci kembali

Seting CBG

Setelah Cylinder Bore Gauge terangkai langkah selanjutnya adalah melakukan setting CBG dengan cara sebagai berikut :

  • Buka rahang mikrometer sekrup dengan jarak sesuai panjang total dari replacement rod dan replacement washer yaitu 53 mm.
  • Pasang measuring point dari CBG pada mikrometer sekrup.
  • Amati dial gauge pada CBG kemudian posisikan angka nol dial gauge pada jarum panjangnya. Angka nol inilah yang nanti menjadi acuan hasil ukur CBG sebesar 53 mm.

cara menggunakan dial bore gauge

  • Catat nilai acuan tersebut pada lembar data pengamatan
  • Setelah Cylinder bore gauge terangkai dan telah disetting maka kita dapat mulai pengukuran.

Pengukuran Cylinder Block Mesin

Untuk mengukur diameter silinder, ada 6 titik yang perlu kita ukur untuk bisa mengetahui ketirusan atau keovalan dari silinder tersebut. 6 titik tersebut terdiri dari 3 titik pada sumbu X dan 3 titik pada sumbu Y

pengukuran cylinder dengan bore gauge

Untuk memulai proses pengukuran :

pengukuran cylinder block mesin

  1. Pada tahap pertama, kita akan melakukan pengukuran pada titik X1 dengan cara memposisikan measurement point pada sumbu X bagian atas dari silinder.
  2. Kemudian cari simpangan terjauh pengukuran dengan cara menggerakkan cylinder bore gauge secara perlahan-lahan. Misalnya hasil pengukuran menunjukkan simpangan terjauh pada titik X1 adalah 0,58 mm
  3. Catat hasilnya pada form data pengamatan.
  4. Selanjutnya kita akan mengukur pada titik X2 yaitu posisi measurement point pada sumbu X dengan kedalaman pengukuran kurang lebih setengah ketinggian silinder. Misalnya simpangan terjauh pada titik X2 adalah 0,58 mm juga.
  5. Selanjutnya melakukan pengukuran pada titik X3 dimana posisi measurement point pada sumbu X dan ada pada bagian bawah dari silinder. Misalnya simpangan terjauh pada titik X3 adalah 0,58 mm juga.
  6. Setelah kita memperoleh nilai simpangan terjauh pada sumbu X maka kita akan mencari nilai simpangan terjauh pada sumbu Y.
  7. Lakukan hal yang sama untuk ketiga titik pada sumbu Y dan catat hasilnya
  8. Selanjutnya kita akan menghitung nilai diameter silinder untuk masing-masing titik. Cara menghitungnya adalah dengan mengurangkan nilai acuan dengan nilai simpangan masing-masing titik. Contoh untuk titik X1 hasil ukurnya adalah 53 – 0.58 = 52.42 mm

Kesimpulan

hasil pengukuran cylinder mesin

Karena seluruh titik memiliki nilai simpangan yang sama yaitu 0,58 mm, maka hasil ukur diameter untuk semua titik adalah sama yaitu 52.42 mm.

Apabila silinder memiliki nilai yang sama pada setiap titik seperti perhitungan diatas, maka menandakan bahwa permukaan silinder tidak memiliki keovalan ataupun ketirusan dan apabila nilai diameternya masih sesuai dengan standar silinder yang kita ukur hal itu menandakan silinder belum mengalami keausan.

Kalibrasi Cylinder Bore Gauge

Seperti kita ketahui bersama, dalam contoh diatas, cylinder bore gauge memiliki tingkat ketelitian sebesar 0.01 mm, nilai yang bisa dibilang sangat kecil. Selain itu dampak pengukuran cylinder mesin dengan menggunakan alat inipun sangat penting, sehingga tingkat keakuratan dari unit cylinder bore gauge inipun harus kita ketahui tentunya dengan cara dikalibrasi. Kalibrasi cylinder bore gauge sendiri dilakukan dengan menggunakan metode JIS B 7515:1982 : Cylinder gauges

Semoga bermanfaat.

Referensi :

Sahabat Satu Hati

Cara Menggunakan Dial Indikator dan Bagian-Bagian Alatnya

Cara Menggunakan Dial Indikator dan Bagian-Bagian Alatnya

Dalam suatu industri khususnya yang bergerak di bidang otomotif, pengukuran dengan tingkat presisi yang tinggi sangatlah diperlukan, mengingat komponen-komponen yang ada di dalam mesin otomotif tersebut sangat penting, misalnya : silinder, cakram, gear box. dll.

Untuk melakukan aktifitas pengukuran tersebut tentunya juga dibutuhkan alat ukur dengan tingkat akurasi yang tinggi, misalnya : mikrometer, jangka sorong, dial indikator, dll.

Kali ini kita akan membahas tentang dial Indikator baik dari fungsi, cara menggunakan, membaca, serta harga dial indikator yang ada di pasaran.

Pengertian dan Fungsi Dial Indikator

 

Dial indikator merupakan alat ukur yang berbentuk seperti jam analog, dengan 2 jarum yang menunjukkan skala utama dan skala dial serta batang penunjuk pada bagian bawah yang dapat ditekan dan bersentuhan langsung dengan permukaan benda yang ingin diukur.

Sebagian orang menyebut alat ini dengan nama “dial gauge”

Kelebihan dari dial indikator adalah mempunyai akurasi yang relatif tinggi dan harganya yang relatif terjangkau. Di pasaran kita bisa menemukan dial indikator dengan akurasi s/d 0.0002 mm.

Untuk harga dial indicator juga masih di kisaran 500 ribuan, sehingga tak heran alat ini banyak digunakan di berbagai macam industri.

Dial indicator berfungsi untuk :

  • Mengukur kerataan atau kerataan permukaan benda datar.
  • Mengukur tingkat kerataan pada bidang miring.
  • Mengukur tingkat kerataan dan sisi bulat / silindris.

Aplikasi Penggunaan Dial Indikator di Industri misalnya Untuk pengecekan kerataan rem cakram pada industri otomotif / perbengkelan.

Dalam penggunaannya dial indikator, kita memerlukan alat bantu yaitu dial stand ataupun magnetic stand yang berfungsi sebagai holder / pemegang unit dial indikator tersebut untuk mengatur tinggi, rendah, dan kemiringan sesuai dengan benda yang diukur.

dial stand

Gambar dial stand

magnetic stand

Gambar Magnetic Stand

Perbedaan dial stand dengan magnet stand adalah pada dial stand tidak terdapat magnet pada bagian dasarnya (base) melainkan hanya meja rata, sedangkan pada magnetic stand sesuai dengan namanya terddapat magnetinya.

Bagian-Bagian Dial Indikator

Berikut ini adalah bagian-bagian dari dial indikator :

bagian-bagian dial indikator

  1. Limit Marker, Untuk menandai rentang penerimaan pengujian Lulus / Gagal
  2. Pointer (Jarum panjang) Indikator Skala Utama
  3. Main Scale / Indicator Face / Skala Utama
  4. Bazel clamp screw, Klem Skala untuk mencegah rotasi
  5. Revolution Counter, Pointer (Jarum pendek) yang menunjukkan Skala Utama x 100
  6. Revolution Counter Scale, Setiap divisi adalah Skala Utama x 100
  7. Stem, Untuk memegang dan memasang dial indikator
  8. Spindle, Poros bergerak ke atas dan ke bawah dengan pengukuran, jika bagian ujung spindle ini tersentuh maka spindel juga akan bergerak naik turun
  9. Contact Point, Ujung yang dapat diganti dalam kontak dengan benda kerja
  10. Bezel, Putar untuk mengubah Skala Utama
  11. Flat Rear Plate, Penutup belakang standar
  12. Lug, Untuk pemasangan dial indikator
  13. Mounting Hole, Untuk pemasangan dial indikator
  14. Rear Plate With Lug, aksesori Penutup belakang untuk pemasangan dial indikator menggunakan Lug

Cara Menggunakan Dial Indicator

Dalam menggunakan dial indikator biasanya kita memerlukan alat bantu berupa magnetic stand sebagai pemegang dial indikator.

Dapat dilihat pada gambar diatas, magnetic stand tersebut terdiri dari :

  • Magnetic switch yang bisa kita ON-oFF kan magnetnya
  • Batang penyangga
  • Locking, Jika Locking ini kita kendorkan maka kita bisa mengatur posisi batang penyangga, dan jika posisinya sudah pas maka Locking tersebut kita kunci sehingga batang penyangga sudah tidak dapat bergerak.
  • Screw / Baut, Untuk mengatur / fine adjustment screw posisi ballpoin / contact point tertekan seberapa dalam.
  • Locking dial, Untuk mengunci dial indikator pada magnetic stand.

Sebelum kita lanjut ke pengukuran kita perlu memahami skala Skala yang dial indikator / dial gauge :

cara pembacaan dial gauge

Dapat dilihat pada jarum pendek / skala utama (ditandai dengan panah merah) dimana terdapat angka 1 s/d 9 yang artinya menunjukkan 1 s/d 9 mili meter (mm) dan jika satu putaran sampai kembali ke garis nol lagi artinya 10 mm.

Kemudian jarum panjang itu menunjukkan ke skala dial, dimana skala dial pada dial gauge digambar dapat kita lihat ketelitiannya 0,01 mm (ditandai lingkaran orange) setiap satu garis pada skala dial.

Jadi jika :

  • 10 garis skala dial (lingkaran warna biru) maka sama dengan 0,01 mm x 10 garis = 0.10 mm
  • Setiap angka 10 pada skala dial = 0.1 mm.
  • Untuk angka 20 pada skala dial artinya 0,20 mm.
  • Untuk angka 30 pada skala dial artinya 0,30 mm.
  • Dst

Catatan Penting :

Yang harus kita perhatikan adalah pada dial gauge sebenarnya pembacaan skala itu hanya digunakan sebagai referensi untuk perhitungan, karena sebenarnya yang kita cari disini adalah nilai deviasi antara titik yang kita pakai sebagai referensi dan titik yang hasil pengukuran kita menggunakan dial gauge / dial indikator.

Jadi bukan skalanya yang menjadi hasil pengukuran tapi devisiasinya yang akan kita gunakan sebagai hasil pengukuran.

Contoh Pembacaan Kerataan Dengan Dial Gauge

Sebagai contoh untuk pengukuran kerataan suatu benda kerja seperti pada gambar dibawah.

contoh pembacaan dial indikator

Kita setting referensi dititik R dengan skala utama pada 3.00 dan skala dialnya 0.00

titik r pada dial gauge

Kenapa tadi kita setting awal referensi tersebut di 3.00 ?

  • Karena kita mau mengukur deviasi sehingga bisa jadi nilainya naik atau turun, jika kita setting nilainya di angka 0 baik itu di skala utama atau skala dial maka jika ada penurunan yang signifikan tidak akan terbaca. Sehingga setting referensi 0 sebaiknya diangka 3,0

Kita akan mengukur deviasi yang ada di titik A terhadap titik referensi atau titik R seperti gambar dibawah.

titik a dial gauge

Pada hasil pembacaan dial indikator di titik A seperti pada gambar dibawah, maka hasilnya kurang lebih terbaca di skala utama melebihi angka 5 atau bisa dikatakan skala utamanya adalah 5 mm, dan untuk skala dial itu ada di 0,26.  Jadi pada titik A nilai yang terbaca adalah 5,26 mm.

skala dial

Perhitungan Pembacaan Dial Gauge

perhitungan hasil pembacaan dengan dial indikator

Seperti telah disebutkan diatas dimana titik referensi ada di 3,0, kemudian titik A hasil pembacaannya adalah 5,26

Dan yang akan kita cari adalah deviasi di titik A.

Jika kita ilustrasikan dengan gambar kurang lebih seperti gambar diatas :

  • Titik referensi (R) berada di skala 3,00 mm
  • Kemudian titik A dari hasil pengukuran menunjukkan 5,26 mm
  • Maka jika kita tarik garis dari titik A ke titik R tersebut (garis warna merah) adalah kontur dari permukaan benda kerja yang kita ukur.

Sedangkan yang kita cari adalah deviasinya / gapnya yaitu selisih antara dua titik tersebut (titik R dan titik A)

Bagaimana rumusnya ?

Rumus umumnya adalah 

R + DA = A

Maka

DA = A – R = 5.26 – 3.00 = + 2.26 mm

Dengan tanda + karena deviasinya adalah naik, jadi nilainya adalah + 2.26 mm.

Dengan cara yang sama kita akan mengukur deviasi di titik C dengan titik R seting di 3.00.

pembacaan titik c

Dan hasil pembacaannya adalah sebagai berikut :

hasil pembacaan titik c

kemudian kita akan membaca skala yang ada di tiap indikator :
skala utama jarum pendek sudah melewati angka 4 jadi 4 mm dan Jarum panjangnya adalah 0,56 mm

Sehingga totalnya adalah 4,56 mm.

Gambar ilustrasi masih sama dengan gambar yang diatas, cuma kita menggunakan sisi yang sebelah kanan.

  • Titik R = 3,00 mm
  • Titik C hasil pengukuran adalah 4,56 mm

Sedangkan yang kita cari adalah deviasi di titik C

Rumusnya adalah :

R + DC = C maka

DC = C – R = 4.56 – 3.00 = + 1.56 mm

Nah dari hasil titik-titik yang kita ukur tadi jika kita gambar maka akan membentuk suatu kurva atau kontur permukaan benda sehingga kita bisa mengetahui jika kontur / permukaan yang kita ukur tadi adalah cekung karena titik A dan C lebih tinggi daripada titik R (referensi).

Nah terkadang dalam pengukuran menggunakan dial indikator ini kita mendapatkan kontur / permukaan yang cembung atau bahkan miring.

Kalibrasi Dial Indikator

Seperti mikrometer sekrup atau alat ukur dimensi pada umumnya, mengingat dial gauge ini mempunyai akurasi yang tinggi maka diperlukan kalibrasi secara berkala. Metode yang biasa digunakan untuk kalibrasi dial indikator adalah JIS B 7503:2017 Mechanical dial gauges.

Semoga bermanfaat.