Masker Kain Sesuai Persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI)

Masker Kain Sesuai Persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI)

Bagi pengguna masker kain terkadang ada kesulitan untuk mengetahui jenis masker dari kain yang baik dan sesuai dengan standar untuk digunakan.

Untuk memberikan kepastian mutu masker dari kain, pemerintah dalam hal ini Badan Standarisasi Nasional (BSN) pada tahun 2020 telah menerbitkan Standar Nasional Indonesia (SNI) nomor 8914 tahun 2020 mengenai “tekstil masker dari kain”.

Dengan terbitnya SNI tersebut diharapkan masker yang berasal dari kain yang beredar di indonesia dapat memenuhi persyaratan mutu yang telah ditetapkan.

Dan dengan adanya pemahaman persyaratan terhadap standar SNI tersebut tentu saja akan dapat membantu bagi para pembuat masker dari kain tadi untuk lebih memahami syarat-syarat mutu masker dari kain. Demikian halnya dengan pembeli atau pengguna masker dari kain, mereka dapat memilih masker dari kain dengan tepat.

Standar SNI tersebut disusun untuk memberikan standar kain yang digunakan untuk pembuatan masker non-medis dari kain dimana dapat berasal dari kain tenun, kain rajut, dan minimal dua lapis kain.

Saat ini kita banyak melihat jenis masker kain dengan berbagai model dan bahan, Lalu apa saja standar yang harus dipenuhi masker kain tersebut?

Yuk kita pelajari bersama…

Pengertian Masker Kain

standar masker dari kain

 

Masker kain adalah masker yang terdiri dari minimal dua lapis kain yang terpisah atau menyatu dengan teknik tertentu. Ada beberapa teknik untuk menyatukannya, antara lain : dengan cara penjahitan, laminasi, rajut double knit, kain tenun double face, pengeleman, dll.

Masker kain ini merupakan salah satu bentuk dari alat pelindung diri atau APD atau PPE (personal protective equipment) yang biasanya ini digunakan untuk keperluan perlindungan dari penularan penyakit infeksi saluran pernafasan.

Masker medis lebih efektif untuk menyaring partikel, virus, dan bakteri dibandingkan dengan masker dari kain, namun masker dari kain juga bisa berfungsi dengan efektif jika digunakan dengan benar

Masker dari kain dibuat dari berbagai macam jenis kain baik itu kain tenun, kain rajut, dan dari berbagai macam jenis serat. Masker kain yang beredar di pasaran ada yang terdiri dari satu lapis, ada yang dua lapis, dan ada yang tiga lapis,

Penggunaan masker dari kain itu tentu saja memiliki kelebihan yaitu dapat dicuci dan digunakan berulangkali.

Ruang Lingkup Standar SNI 8914 tahun 2020

SNI 8914 tahun 2020

  • Merupakan persyaratan mutu masker yang terbuat dari kain, baik kain tenun maupun kain rajut.
  • Hanya berlaku untuk masker yang terdiri dari dua lapis kain dan dapat dicuci ulang beberapa kali.
  • Tidak berlaku untuk masker dari kain non woven dan tidak berlaku masker bagi bayi.

Klasifikasi Masker Dari Kain

Masker dari kain ada 3 klasifikasi, yaitu :

  • Tipe A

Masker kain ini tujuannya untuk penggunaan umum.

Parameter dan pengujian yang dilakukan itu mengenai daya tembus udara harus dalam rentang 15 – 65 cm³/cm²/detik

  • Tipe B

Master kain ini tujuannya untuk penggunaan filtrasi bakteri.

Parameternya pengujian yang ditentukan adalah mengenai efisiensi filtrasi bakteri dimana harus lebih besar dari 60 %.

Selain itu juga harus ada pengujian tentang tekanan diferensial harus lebih kecil atau sama dengan 15 mmH2O/cm².

  • Tipe C

Masker kain yang ditujukan untuk penggunaan filtrasi partikel.

Parameter dan pengujian yang ditetapkan yaitu tentang efisiensi filtrasi partikelnya terutama yang ukurannya 0,1 mikron atau lebih besar dimana efisiensinya harus sama dengan atau lebih besar 60 %

Selain itu juga parameter pengujian tentang tekanan diferensial harus lebih kecil atau sama dengan 21 mmH2O/cm².

Efektivitas Penggunaan Masker dari Kain

efektivitas penggunaan masker dari kain

Berikut ini yang mempengaruhi efektivitas penggunaan masker dari kain, yaitu :

  • Bahan

Efektivitas penyaringan pada masker kain itu sangat tergantung dari jumlah lapisan dan kerapatan tenunan kainnya

Di standar menyatakan bahwa kombinasi bahan paling efektif yaitu menggunakan lapisan kain dari serat alam seperti kain katun ditambah dengan dua lapisan kain chiffon berpoliester spandex. Kombinasi tersebut mampu menyaring memulai 80 – 99 % partikel yang tentu saja tergantung ukuran partikelnya.

  • Pedoman penggunaan

Master kain sebaiknya tidak dipakai lebih dari 4 jam karena masker kain tidak seefektif masker medis dalam hal menyaring partikel, virus, dan bakteri, sehingga setelah 4 jam masker dari kain tersebut perlu dicuci.

    • Untuk penggunaan masyarakat yang sehat

Ketika digunakan di tempat umum atau fasilitas lainnya harus tetap menjaga jarak 1 – 2 meter.

    • Bagi tenaga medis

Masker kain ini tidak direkomendasikan sebagai alat pelindung diri (APD) untuk tingkat keparahannya tinggi seperti paramedis atau tenaga medis tersebut.

Dan masker kain ini idealnya perlu dikombinasikan dengan pelindung wajah yang menutupi seluruh bagian depan dan sisi wajahnya.

Baca Juga : Jenis dan Fungsi Kacamata Safety dalam Pekerjaan

Untuk masker kain sendiri yang direkomendasikan adalah yang 3 lapis dimana masing-masing lapisan tersebut mempunyai sifat dan fungsinya sendiri-sendiri.

bahan masker kain 3 layers

  • Lapisan luar dari kain

Mempunyai sifat kedap air atau tahan air dan berfungsi untuk mencegah masuknya droplet dari luar ke pemakai masker. Lapisan luar dari masker ini dianjurkan terbuat dari bahan yang tidak menyerap air sehingga dapat mencegah partikel-partikel dari luar untuk masuk melewati masker tersebut.

Baca Juga : Particle Counter Untuk Clean Room di dalam Industri Farmasi

  • Lapisan kedua (yang di tengah)

Mempunyai densitas yang tinggi dan berfungsi sebagai filter kuman. Disarankan terbuat dari bahan non woven seperti polypropylene yang berfungsi sebagai penyaring.

  • Lapisan paling dalam

Lapisan yang menempel langsung pada kulit kita yang berfungsi sebagai penyerap cairan berukuran besar yang keluar dari pemakainya, misalnya : ketika batuk, bersin

Pemilihan Bahan Masker Dari Kain

fungsi setiap lapisan masker kain 3 lapis

Pemilihan bahan untuk pembuatan masker dari kain itu sangat penting karena filtrasi dan kemampuan bernafas sangat bervariasi tergantung pada jenis bahannya.

Jadi efisiensi filtrasi tergantung dari kerapatan kainnya, jenis seratnya, dan juga anyamannya. Filtrasi pada masker dari kain sangat bervariasi dari 0,7 % sampai 60 %. Semakin banyak lapisannya tentu saja agar semakin tinggi efisiensi.

Kemampuan bernafas

Pengukuran kemampuan bernafas dilakukan dengan mengukur perbedaan tekanan udara yang melewati kain. Untuk masker medis di bawah 49 Pascal/cm². Sedangkan untuk masker non medis perbedaan tekanan yang bisa diterima harus dibawah 100 Pa.

Persyaratan Mutu Masker Kain

  • Daya tembus udara

Syarat daya tembus udara harus sekitar 15 – 65 cm³/cm²/detik

Daya tembus udara didefinisikan sebagai kecepatan aliran udara yang melewati contoh uji dengan luas tertentu secara tegak lurus dan terus-menerus terhadap penurunan tekanan dan waktu dalam waktu tertentu

Atau pada prinsipnya besarnya aliran udara yang melewati secara tegak lurus pada area tertentu pada kain tersebut, diukur perbedaan tekanannya

  • Daya serap

Persyaratan daya serap itu lebih kecil dari 60 detik, dimana persyaratan ini berlaku untuk lapisan dalam semua tipe masker baik itu tipe A, tipe B, dan tipe C.

Daya serap dikatakan sebagai waktu pembasahan dalam detik.

  • Kadar formaldehida bebas

Persyaratan kadar formaldehida bebas maksimum 75 mg/kg untuk semua jenis masker

  • Ketahanan luntur warna

Ada tiga macam ketahanan luntur yaitu :

    • Ketahanan luntur terhadap pencucian

Ketahanan terhadap pencucian berlaku untuk masker yang berwarna.

    • Ketahanan terhadap keringat asam dan basa

Ketahanan luntur terhadap keringat berlaku untuk lapisan dalam yang berwarna dan pengujian tahan luntur warna ini dilakukan terhadap keringat.

    • Ketahanan terhadap saliva

Ketahanan terhadap saliva atau air ludah kita dan berlaku untuk lapisan dalam yang berwarna

Jadi pengujian tahan luntur warna ini dilakukan terhadap saliva

Tahan luntur warna didefinisikan sebagai perpindahan zat warna dari contoh yang diuji ke kertas saring menggunakan larutan buatan.

Saliva didefinisikan sebagai air yang keluar dari mulut kita.

Setelah pengujian tadi dilakukan dengan mengamati pernodaan warna pada kertas saring dengan membandingkannya terhadap kertas saring yang asli.

  • Azo karsinogen

Ini berlaku untuk Lapisan dalam yang berwarna.

Pengujian zat warna Azo karsinogen ini berlaku semua jenis masker dengan batasan tidak boleh lebih dari 30 mg/ kg, karena seperti kita ketahui azo ini bersifat karsinogen yang dapat menyebabkan kanker.

  • Kadar logam berat

Parameter ini juga untuk semua jenis masker dan lapisan yang dalam yang berwarna. karena logam berat tersebut juga mempunyai sifat toksik atau racun sehingga perlu dibatasi jumlahnya.

Misalnya : arsen, timbal, kadmium, tembaga, nikel, merkuri, dll.

Baca Juga : Perbedaan Unsur Logam dan Non Logam Serta Contohnya

  • Ketahanan terhadap pembasahan permukaan (uji siram)

Pengujian uji siram berlaku untuk masker yang melalui proses penyempurnaan tahan air dan berlaku untuk lapisan yang luar.

  • Kadar PFOS dan PFOA

Berlaku untuk masker yang melalui proses penyempurnaan tahan air dan berlaku untuk lapisan yang luar.

  • Aktivitas Antibakteri

Seperti kita ketahui, masker tipe B memang khusus untuk filtrasi bakteri.

Nilai Aktivitas antibakteri ini berlaku untuk masker yang melalui proses penyempurnaan antibakteri.

  • Efisiensi filtrasi bakteri

Persyaratannya hanya untuk masker tipe B dengan efisiensi filtrasi bakteri harus lebih besar atau sama dengan 60 %.

  • Tekanan diferensial

Yang berlaku hanya untuk type B dan C

jadi persyaratannya untuk masker tipe B itu harus lebih kecil dari 15 mmH2O / cm², sedangkan untuk type C Itu harus lebih kecil 21 mmH2O/cm² mm H2o/ cm2

Tekanan diferensial didefinisikan sebagai daya tembus udara pada masker yang diukur dengan menentukan perbedaan tekanan masker pada kondisi aliran udara, temperatur, kelembaban tertentu.

Tekanan diferensial ini merupakan indikator kemampuan bernafas dari masker.

  • Efisiensi filtrasi partikel

Persyaratan efisiensi filtrasi partikel hanya khusus untuk masker yang tipe C yaitu harus lebih besar dari 60 % untuk partikel yang ukurannya 0,1 Micron ke atasnya.

Pengujian penetapan efisiensi filtrasi partikel ini dilakukan dengan daya tembusnya dari partikel tersebut.

Pengemasan Masker Dari Kain

pengemasan masker kain

Masker dari kain harus dikemas per buah, dengan cara dilipat dan atau dibungkus dengan plastik. Penandaan pada kemasan masker dari kain tersebut setidak-tidaknya harus mencantumkan :

  • Merk
  • Negara pembuat
  • Jenis serat dari setiap lapisannya. Misalnya : ada 3 lapis maka setiap lapisan tersebut seratnya apa saja.
  • Antibakteri jika masker kain tersebut memang melalui penyempurnaan antibakteri
  • Tahanan tahan air apabila memang masker tersebut melalui proses penyempurnaan bahan air
  • Label untuk cuci sebelum dipakai dan petunjuk pencucian
  • Tipe atau jenis masker tersebut, misalnya : apakah tipe A, tipe B, atau tipe C.

Karena masing-masing tujuan penggunaan jenis masker tersebut berbeda-beda sehingga jika tidak dicantumkan maka  kita bisa memilih masker kain sesuai dengan yang kita inginkan auat harapkan dari fungsi masker tersebut.

Semoga Bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *