Prosedur Cek Antara Moisture Analyzer Untuk Menjamin Kinerjanya

Prosedur Cek Antara Moisture Analyzer Untuk Menjamin Kinerjanya

Pernahkah berpikir jika hasil analisa kandungan air di dalam sampel yang dianalisa dengan menggunakan moisture analyzer tersebut masih memberikan data yang valid? Atau malah sudah meragukan hasilnya?

Hal ini terkadang menjadi masalah di dalam laboratorium, terlebih jika kalibrasi terakhir terhadap unit moisture analyzer tersebut sudah dilakukan beberapa bulan yang lalu.. Jangan-jangan unit alatnya sudah mengalami penurunan kinerjanya nih..

Buat teman-teman yang mungkin mengalami hal tersebut, cek antara terhadap unit alat bisa dijadikan solusinya.

Cek antara itu sendiri sebenarnya disarankan dilakukan pada interval waktu tertentu di dalam rentang waktu kalibrasi, misalnya : Kalibrasi moisture analyzer dilakukan pada bulan januari 2021 dan akan dilakukan kalibrasi ulang pada bulan januari 2022, maka dalam rentang waktu tersebut bisa dilakukan cek antara, misalnya pada bulan mei dan september.

Lalu bagaimana caranya? Berikut ini adalah prosedurnya.

Catatan :

Pada contoh prosedur ini kita akan mengilustrasikan dengan menggunakan unit moisture analyzer mettler toledo HR 83, Untuk lebih detil mengenai produk ini bisa langsung dilihat di websitenya : https://www.mt.com/

Instruksi Kerja Melakukan Cek Antara Pada Moisture Analyzer :

Sebelum melakukan cek antara tentunya perlu disiapkan terlebih dahulu alat dan bahannya.

  1. Peralatan yang digunakan :
    • Moisture Analyser
    • Thermohigrometer
    • Spatula
  2. Bahan-bahan yang diperlukan :
    • Smartcal Mettler Toledo Nomor Katalog ME30005793

Langkah Kerja :

  • Hubungkan stop kontak moisture analyser dengan sumber arus listrik.
  • Hidupkan alat moisture analyser dengan menekan tombol ON pada panel moisture analyzer
  • Perhatikan gambar dibawah ini :

smartcal untuk cek antara

Gambar Smartcal

  • Sebelum melakukan cek antara dengan menggunakan smartcal (1), perhatikan hal-hal berikut ini :
    Catatan : Cek antara boleh dilakukan setahun 2 kali dengan jadwal pengerjaan setiap 4 bulan terhitung dari bulan dimana alat tersebut dikalibrasi.
    Misalnya : kalibrasi dilakukan di bulan januari, maka cek antara dilakukan di bulan mei dan september.
  • Pastikan stop kontak alat moisture analyser sudah terhubung dengan sumber arus listrik minimal 60 menit untuk melakukan pemanasan.
  • Pastikan heating module (4) pada moisture analyser dalam kondisi dingin sesuai dengan suhu ruangan.

heating module moisture analyzer

Gambar Heating Module Moisture Analyzer

  • Pastikan smartcal (1) yang digunakan belum kadaluwarsa atau expired date (2).
    Catatan : Bulan kadaluwarsa smartcal dapat dilihat melalui COA (Certificate of Analysis) yang disertakan oleh supplier pada saat pembelian. COA (Certificate of Analysis) tersebut juga dapat didownload di website mettler toledo dengan memasukkan nomor lot (3) ke dalam kolom pencarian(5) COA (Certificate of Analysis) Smartcal.

coa smartcal

Gambar Cara download COA (Certificate of Analysis) Smartcal.

  • Pastikan alumunium sample pan (6) masih dalam kondisi yang bagus dan rata.

Alumunium sample pan

Gambar Alumunium Sample Pan

  • Pastikan protective glass (7) dalam keadaan bersih.

protective glass moisture

Gambar protective glass moisture

  • Buat Metode untuk cek antara moisture analyser.

Catatan : Metode yang digunakan untuk cek antara moisture analyser adalah sebagai berikut :

Drying Program : Standard

Drying Temperature : 70, 100, 130, or 160 °C

Switch of Criterion : Time, 10 Menit

Display : % MC

Untuk setingan suhu dipilih yang paling berdekatan dengan suhu analisa yang digunakan alat moisture analyser.
Misalnya : Moisture Analyser Mettler Toledo digunakan untuk analisa bahan dengan suhu 105, maka untuk cek antara moisture analyser tersebut menggunakan suhu 100 °C.
Cek antara Moisture Analyser dapat dilakukan di satu titik suhu atau lebih.

  • Catat temperatur dan kelembaban ruangan dengan menggunakan thermohigrometer yang sudah dikalibrasi.
  • Lakukan cek antara dengan menggunakan smartcal (1) dengan cara sebagai berikut :

Pastikan metode yang digunakan untuk analisa smartcal (1) sudah benar.

Pastikan printer alat dalam kondisi menyala.

Buka Automatic Sample Chamber (8)dengan menekan tombol open / close auto sample chamber (9)

hr 83

Gambar Moisture Analyzer Mettler Toledo Type HR 83

  • Tekan tombol tare (10) sehingga display (11) menunjukkan angka 0.000
  • Buka sachet smartcal (1) kemudian distribusikan isinya secara merata di alumunium sample pan (6)

analisa smartcal

Gambar Analisa Smartcal

  • Tekan tombol start (12) untuk melakukan analisa terhadap smartcal (1).
  • Bandingkan hasil moisture (% MC) yang didapatkan pada tahap 15 tersebut diatas dengan tabel smartcal control limit seperti tabel dibawah ini.

batas atas smartcal untuk check antara

Tabel cSmartcal dan Smartcal Control Limits pada suhu 20 °C dan kelembaban ruangan 50 % RH

Catatan :  Jika analisa tidak dilakukan pada suhu 20 °C dan kelembaban ruangan 50 % RH, maka gunakan tabel koreksi dibawah ini

tabel koreksi smartcal

Tabel Faktor Koreksi Hasil Analisa Smartcal berdasarkan suhu dan kelembaban.

  • Buat laporan cek antara dengan melampirkan data print out hasil analisa smartcal.
  • Jika cek antara tidak memenuhi smartcal control limits seperti pada tabel faktor koreksi diatas maka lakukan kalibrasi ulang terhadap moisture analyser.

Moisture analyzer merupakan unit yang harus di kalibrasi dengan 2 parameter yaitu temperature dan massa nya.

Untuk kalibrasi massa dilakukan dengan standar anak timbangan, sedangkan untuk parameter temperature biasanya menggunakan temperature toll kit bawaan dari principlenya.

Dengan melakukan cek antara terhadap moisture analyzer tersebut, kita tidak perlu ragu lagi dengan hasil analisa sampel di dalam laboratorium kita.

Penggunaan Uji T Test Untuk Membandingkan Hasil Analisa Alat Baru dan Alat Lama

uji t test untuk membandingkan hasil analisa
Proses perhitungan data mentah kedalam file excel.

Pernah mengalami kejadian dimana di dalam laboratorium melakukan analisa dengan menggunakan alat brand A, kemudian karena banyaknya lot pekerjaan sehingga diperlukan pengadaan alat baru sejenis, namun oleh departemen pembelian justru yang dibeli alat dengan brand B. Masalah muncul ketika kita analisa terhadap sampel menunjukkan hasil yang berbeda meskipun alat ukur Brand A dan Brand B tersebut telah kita atur dengan parameter yang sama. 

Tentunya bikin bingung dan pusing kan? 

Nah Pada artikel kali ini, kita akan bersinggungan dengan beberapa istilah statistik antara lain : standar deviasi, rata-rata, uji t test dan lain sebagainya untuk mengatasi masalah tersebut diatas. Namun sebagai catatan, cara ini hanyalah berdasarkan pengalaman kami saja, jika ada referensi-referensi yang lebih mudah diikuti silakan saja.

Contoh kasusnya adalah ketika perusahaan / laboratorium biasa melakukan analisa sampel menggunakan misalnya “Moisture Analyzer Brand A” kemudian terdapat alat baru “Moisture Analyzer Brand B” Maka bagaimana kita bisa menyimpulkan bahwa hasil analisa antara “Brand A” dengan “Brand B” tersebut tidak berbeda secara signifikan?

Berikut ini adalah tahapan penggunaan Uji T Test Untuk Mengatasi Masalah Tersebut :

1. Pastikan kondisi setingan parameter dalam keadaan sama.
Contoh : Jika ada suatu moisture analyser baru dan akan dibandingkan dengan moisture analyser yang sudah ada, maka pastikan kondisi analisa sampel dilakukan pada setingan parameter yang sama.

2. Lakukan analisa terhadap sampel yang sama dengan menggunakan alat baru (Alat A) dan (Alat B) masing-masing sebanyak 30 kali dan catat hasil analisa di dalam file excel dengan langkah sebagai berikut :

2.1. Tulis “Data Ke-“ kedalam cell A1 dan diikuti nomor urut dari 1 s/d 30 dibawah cell tersebut yang menandakan bahwa pada kolom A tersebut adalah nomor urut data pengamatan (lihat no. 1 diatas).

2.2. Tulis “Alat A (X1)” kedalam cell B1 dan diikuti dengan data hasil analisa yang didapatkan dengan menggunakan alat baru (Alat A) dibawah cell tersebut (lihat no. 2 diatas)

2.3. Tulis “Alat B (X2)” kedalam cell C1 dan diikuti dengan data hasil analisa yang didapatkan dengan menggunakan alat yang sudah ada (Alat B) dibawah cell tersebut  (lihat no. 3 diatas)

2.4. Tulis “X1 – X2” kedalam cell D1 dan diikuti dengan pengurangan hasil analisa menggunakan Alat Baru (Alat A (X1)) dengan hasil analisa menggunakan Alat yang sudah ada (Alat B (X2)) (lihat no. 4 diatas)
Catatan : Pengurangan dilakukan pada data yang sama. Contoh hasil analisa sampel analisa pertama (Data Ke-1) dengan menggunakan Alat Baru (Alat A (X1)) dikurangkan dengan hasil analisa sampel analisa pertama (Data Ke-1) dengan menggunakan alat yang sudah ada (Alat B(X2))

2.5. Jumlahkan hasil pengurangan nilai yang didapatkan pada tahap 2.4 tersebut (lihat no. 5 diatas)

2.6. Tulis “(X1 – X2)2” kedalam cell E1 dan diikuti dengan pengkuadratan hasil pengurangan nilai yang didapatkan pada tahap 2.4 (lihat no. 6 diatas)

2.7. Jumlahkan hasil pengkuadratan nilai yang didapatkan pada tahap 2.6 (lihat no. 7 diatas)

2.8. Gambar dari perhitungan data dengan menggunakan file excel dapat dilihat seperti pada gambar dibawah ini.

Catatan : pada gambar dibawah ini diberikan contoh pengambilan data yang hanya dilakukan 10 kali.

3. Hitung standar error mean (Std Err Mean) dengan cara sebagai berikut :

3.1. Rumus yang dipakai untuk menghitung standar error mean adalah sebagai berikut :

 

standar deviasi

Dimana :

Std err Mean = Standar Error Mean

X1 = Hasil analisa yang didapatkan dengan menggunakan alat baru (Alat A)

X2 = Hasil analisa yang didapatkan dengan menggunakan alat yang sudah ada (Alat B)

n = Jumlah pengambilan data

3.2. Kuadratkan nilai yang didapatkan pada tahap 2.5

3.3. Bagi nilai yang didapatkan pada tahap 3.2 tersebut dengan jumlah pengamatan.

3.4. Kuadradkan nilai yang didapatkan pada tahap 2.7

3.5. Kurangkan nilai yang didapatkan pada tahap 2.7 dengan nilai yang didapatkan pada tahap 2.5 untuk mendapatkan nilai pembilang pada rumus standar error mean.

3.6. Kalikan jumlah pengamatan dengan Jumlah pengamatan – 1 untuk mendapatkan penyebut pada rumus standar error mean.

3.7. Bagi nilai yang yang didapatkan pada tahap 3.5 dengan nilai yang didapatkan pada tahap 3.6

3.8. Standar error mean adalah akar kuadrat dari hasil yang didapatkan pada tahap 3.7.

4. Tetapkan pengujian hipotesis dengan cara sebagai berikut :

4.1. Hipotesis Nol (Ho) merupakan kondisi dimana tidak ada perbedaan antara analisa sampel dengan menggunakan alat baru atau dengan menggunakan alat yang sudah ada.

4.2. Hipotesis Alternatif (Ha) merupakan kondisi dimana ada perbedaan antara analisa sample dengan menggunakan alat baru atau dengan menggunakan alat yang sudah ada.

5. Hitung nilai thitung dengan cara sebagai berikut :
5.1. Rumus yang dipakai untuk menghitung thitung adalah sebagai berikut :
t hitung

5.2. Bagi nilai yang didapatkan pada tahap 2.5 dengan jumlah pengamatan untuk mendapatkan selisih rata-rata pasangan.

5.3. Bagi nilai selisih rata-rata pasangan yang didapatkan pada tahap 5.2 dengan standar error mean yang didapatkan pada tahap 3.8

6. Tentukan nilai t tabel dengan cara sebagai berikut :

6.1. Kurangkan jumlah pengamatan dengan 1 untuk mendapatkan nilai variabel bebas (v)

6.2. Untuk tingkat kepercayaan 95% maka nilai tingkat kesalahan adalah 5 % = 0.05.

6.3. Untuk uji 2 arah maka tingkat kesalahan adalah 0.025

6.4. Tentukan nilai t tabel dengan cara menghubungkan nilai derajat bebas (v) dengan tingkat kesalahan pada tabel distribusi t.

7. Ambil kesimpulan dari perbandingan analisa pada alat baru dengan alat sejenis yang sudah ada dengan cara sebagai berikut ini :

7.1. Jika t hitung (data yang didapatkan pada tahap 5.3)  lebih besar dari t tabel (data yang didapatkan pada tahap 6.4) maka Ho ditolak sehingga dan Ha diterima atau dengan kata lain ada perbedaan antara hasil analisa antara menggunakan alat baru (Alat A) dengan alat yang sudah ada (Alat B)

7.2. Jika t hitung (data yang didapatkan pada tahap 5.3) lebih kecil dari t tabel (data yang didapatkan pada tahap 6.4) maka Ho diterima dan Ha ditolak atau dengan kata lain tidak ada perbedaan anatara hasil analisa antara menggunakan alat baru (Alat A) dengan alat yang sudah ada (Alat B)

8. Jika tidak ada perbedaan pada analisa antara alat baru (Alat A) dengan alat yang sudah ada (Alat B) maka alat baru dapat langsung digunakan.

9. Jika ada perbedaan pada analisa antara alat baru (Alat A) dengan alat yang sudah ada (Alat B) maka lakukan kalibrasi ulang terhadap alat yang sudah ada (Alat B) dan ulangi tahap perbandingan hasil analisa dari awal.

Demikian cara membandingkan hasil analisa 2 alat yang berbeda dengan menggunakan uji t test.

Semoga bermanfaat.

Pangkas Budget Perusahaan Dengan Program Kalibrasi Suhu / Temperature

Suhu merupakan salah satu parameter yang kritis dalam berbagai macam industri. Hal-hal yang berkaitan dengan panas ini hampir bisa kita temui di berbagai macam bidang. Di restaurant cepat saji, proses memasak saat ini distandarisasi menggunakan panas dengan suhu dan waktu tertentu untuk menghasilkan cita rasa makanan yang sama antara gerai satu dengan yang lainnya, Di industri farmasi proses pemanasan diperlukan untuk pencampuran berbagai macam bahan baku supaya lebih cepat homogen selain digunakan juga pada proses granulasi untuk membuat granul dari serbuk melalui proses penyemprotan larutan pengikat, Di bagian pengemasan, proses pemanasan juga diperlukan untuk menghasilkan kemasan produk yang berkualitas dan tidak bocor, di bagian packaging juga pasti mememerlukan panas untuk menempelkan produk jadi di dalam kemasan skunder baik itu kemasan hanger, inner dll. TIdak sebatas hanya dalam industri, bahkan di pusat perbelanjaan sekalipun saat ini kondisi freezer yang digunakan untuk menyimpan produk makanan / daging juga mereka pantau secara berkala suhunya. Sedemikian pentingnya suhu tersebut, maka sangatlah perlu dilakukan kalibrasi suhu terhadap sensor / alat pengukur tersebut.

Ruang Lingkup Kalibrasi Suhu / Temperature yang bisa teman-teman gunakan untuk menghemat budget pengeluaran di perusahaan.

1. Thermometer

Termometer ini banyak macamnya, dari termometer gelas yang banyak digunakan di laboratorium kimia, thermometer klinik yang sering dipakai di dalam klinik / rumah sakit, thermometer non contact yang saat ini sering kita temua di berbagai tempat untuk pengukuran suhu badan, thermometer probe, dll

thermometer probe

2. Thermocouple

Thermocouple banyak digunakan di dalam dunia industri, ada berbagai tipe thermocouple antara lain tipe K, J, T, E dll. Penggunaan thermocouple juga sangat luas. Sensor ini bersama dengan thermometer channel juga dapat digunakan untuk kalibrasi enclosure (oven, inkubator, dll). Selain thermometer dalam bentuk wire / kabel, thermocouple juga dapat berbentuk stick yang biasa digunakan untuk kalibrasi furnace pada suhu tinggi atau berupa surface thermocouple yang sering digunakan untuk kegiatan kalibrasi suhu heater pada mesin produksi (mesin filling, mesin wrapping, mesin molding, dll)

thermocouple

3. Thermometer Datalogger

Seiring dengan perkembangan jaman, alat ini banyak kita temui di dalam dunia industri. Dengan sistem logger yang dapat merekam suhu ruangan dengan inverval serta waktu mulai dan waktu selesai yang sebelumnya kita atur melalui software yang biasanya sudah termasuk dalam paket penjualan. Jika pengukuran sudah selesai data yang dihasilkan tinggal kita download melalui PC yang sudah terinstal software datalogger tersebut. Tampilan dari data pengukuran juga bisa kita lihat grafiknya sehingga bisa memberi gambaran yang jelas trend data dari hasil pengukuran. Data tersebut juga bisa kita konversi langsung ke dalam file excel. Hal ini tentunya sangat membantu karena bisa di bukan di komputer manapun dengan menggunakan progrom excel biasa.

thermometer logger

4. Thermohigrometer

Unit ini merupakan alat ukur dengan 2 parameter, yaitu temperature dan kelembaban yang terukur secara bersamaan, Sama halnya dengan unit alat ukur lainnya, temperature di dalam thermohigrometer ini juga perlu dilakukan kalibrasi untuk tetap menjamin akurasinya.

thermohigrometer

5. Freezer

Freezer banyak digunakan di dalam laboratorium mikrobiologi sebagai tempat untuk menyimpan media sebelum digunakan. Terkait dengan standar yang telah ditetapkan tentunya suhu di dalam freezer tersebut harus kita ketahui penyimpangannya, sehingga banyak perusahaan yang melakukan kalibrasi suhu terhadap freezer tersebut.

freezer

6. Oven dan Inkubator

Oven banyak terdapat di laboratorium kimia, alat ini masih banyak digunakan untuk analisa kadar air bahan baku dan analisa lainnya. Sedangkan untuk inkubator banyak kita temukan di laboratorium biologi. Sesuai dengan namanya, alat ini berfungsi untuk melakukan inkubasi. Kedua alat ini juga harus di kalibrasi suhunya dengan cara melakuakn pengukuran di berbagai titik di dalam area alat tersebut. Standar yang digunakan untuk kalibrasi oven dan inkubator ini adalah thermocouple.

kalibrasi suhu inkubator

7. Waterbath

Alat yang banyak terdapat di laboratorium ini berfungsi untuk pemanasan cairan melalui proses perendaman pada air yang terdapat di dalam waterbath yang sebelumnya telah dipasanaskan dimana tujuan perendaman tersebut adalah untuk menghindari penguapan cairan itu sendiri. Untuk spesifikasi dari waterbath itu sendiri bermacam-macam, namun rentang ukur temperature biasanya s/d 100 derajat celsius

waterbath

8. Hotplate

Sesuai dengan namanya, alat ini berfungsi sebagai pemanas ini sering digunakan dalam pembuatan media mikrobiologi, Lempeng pemanas yang terbuat dari logam pipih bisa membuat alat ini bekerja sampai dengan suhu 400 derajat celsius.

hotplate

9. Autoclave

Alat ini digunakan sterilisasi media, peralatan mikrobiologi, serta limbah mikrobiologi sebelum dilakukan pembuangan. Untuk autoclave sendiri sebenarnya yang tidak dilakukan kalibrasi suhu saja, namun alat pressure gauge yang ada di autoclave terebut juga harus dilakukan kalibrasi.

autoclave-hirayama-hve50

10. Temperature Sensor Mesin Mixer

Khususnya dalam industri farmasi, di dalam proses produksi pembuatan granul, tentunya ada proses pembuatan larutan pengikat dimana beberapa bahan baku dicampur kemudian dilarutan dengan purified water dan dipanaskan pada suhu tertentu. Beberapa perusahaan juga melakukan kalibrasi terhadap sensor suhu di mesin mixer ini supaya larutan yang mereka buat memenuhi standar yang telah ditentukan sehingga tidak terjadi gagal produk.

kalibrasi mesin mixer plp

11. Temperature sensor mesin FBD Glatt

Masih berlanjut di pada proses granulasi tersebut, namun kali ini sensor temperature yang dilakukan kalibrasi adalah di bagian mesin pembuat granulnya / mesin FBD / mesin glatt

kalibrasi temperatur mesin fbd glatt

12. Mesing Filling Topack

Pada proses filling, dimana bahan jadi dikemas menggunakan foil atau sejenisnya, tentunya terdapat proses pelekatan pada foil tersebut supaya produk jadi dalam kemasan tidak bocor, Proses pelekatan foil / sejenisnya tersebut terjadi karena adanya lempengan heater yang bertugas melekatkan foil tersebut. Kita bisa bayangkan jika temperature heater tersebut menyimpang, maka akan menghasilkan kemasan yang tidak sesuai dengan standar (bocor) dan tentunya biaya yang ditanggung perusahaan akan menjadi tinggi (sampah foil, sampah produk jadi, dll)

mesin topack

13. Mesin wrapping

Hampir mirip dengan mesin filling, namun untuk mesin wrapping ini biasanya terdapat di area pengemasan tersier dimana produk yang sudah terkemas ke dalam kemasan hanger / inner dibungkus dengan menggunakan plastik yang dipanaskan dengan mesin wrapping ini sehingga pada waktu produk di edarkan di pasaran tidak dipengaruhi oleh adanya perubahan cuaca baik hujan maupun panas.

mesin wrapping tokiwa

14. Climatic Chamber

Unit alat ini adalah chamber yang bisa dikondisikan temperature dan kelembabannya. Climatic chamber ini di dalam industri digunakan untuk uji shelf life dari sampel.

climatic chamber

15. Moisture Analyzer

Alat ini digunakan untuk mengukur kandungan air di dalam sampel, banyak digunakan sebagai pengganti metode oven yang memakan waktu analisa 2 – 3 jam. Dengan menggunakan alat ini maka waktu lamanya analisa bisa dipangkas menjadi hanya 5 menit saja. Pemanas yang digunakan dalam alat moisture analyzer ini bisa bermacam-macam, namun yang paling sering diguanakan adalah batang besi atau lampu halogen. Selain parameter suhu yang dikalibrasi, alat ini juga dikalibrasi untuk parameter massanya dengan menggunakan batu timbangan.

alat-ukur-kadar-air-murah

16. Furnace

Bagi teman-teman yang bekerja di laboratorium kimia tentunya tidak asing lagi dengan alat ini, Biasa disebut dengan tanur yang digunakan untuk analisa bahan yang memerlukan pemanasan yang cukup tinggi bahkan s/d 850 derajat celsius.

furnace

Nah itulah beberapa Ruang lingkup kalibrasi suhu (temperature) yang kami sediakan..

Semoga bermanfaat.

Cara Menggunakan dan Kalibrasi pH Meter Laboratorium

ukuran keasaman ph meter pada makanan

Di dalam sebuah laboratorium, sering kita temui unit alat pH meter. Sebenarnya untuk apa sih alat ini? Bagaimana cara menggunakannya? Serta bagaimana cara melakukan kalibrasi pH meter laboratorium sehingga alat ini tetap terjaga keakuratannya?

pH Meter adalah sebuah alat laboratorium yang digunakan untuk mengukur tingkat keasaman dari suatu larutan. jika ditinjau dari dasar teori pH meter, suatu larutan bisa mempunyai 3 sifat yaitu :

  • Asam dengan pH < 7
  • Netral dengan pH = 7
  • Basa dengan pH > 7

gambar diatas adalah gambaran nilai derajat keasaman untuk beberapa makanan dan minuman yang sering kita konsumsi.

Semakin rendah angka pH nya, maka bersifat semakin asam demikian sebaliknya. 

Beberapa dekade yang lalu sekitar tahun 2000 an, pengukuran derajat asam ini dilakukan menggunakan kerta lakmus, dimana kerta dicelupkan di dalam larutan, dan perubahan warna pada kertas tersebut akan mengindikasikan nilai pH nya. saat ini cara tersebut cenderung ditinggalkan mengingat harga pH meter yang semakin murah dan tentunya tingkat ketelitian yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengukuran derajat keasaman dengan menggunakan kertas lakmus.

Beberapa Tipe pH Meter

Ditinjau dari tipenya, pH meter bisa dibedakan menjadi beberapa macam, oya untuk tipe-tipe berikut yang kita bahas adalah untuk pH meter horiba, salah satu brand yang sangat direkomendasikan untuk pengukuran kualitas air :

1. Jenis Pocket (ph-11 ; ph-22 ; ph-33)

Sesuai dengan namnya, unit ph meter ini mempunyai ukuran yang paling kecil dibandingkan dengan tipe yang lainnya, bisa dimasukkan ke kantong serta dibawa langsung ke lapangan. Banyak digunakan sebagai pengukur pH air langsung di lingkungan. Meskipun kecil, alat ini mempunyai beberapa unggulan antara lain bersifat water proof / tahan terhadap air, sehingga kita tidak perlu khawatir pada saat menggunakannya di lingkungan, bisa dikalibrasi s/d 5 titik point (untuk horiba tipe ph-33), minimum sampel yang dibutuhkan untuk pengukuran yang relatif sedikit yaitu hanya 0.1 ml, umur bateray yang dapat mencapai 400 jam dengan disertai indicator jika bateray tersebut akan habis, dan untuk paket pembelian biasanya sudah disertai dengan kotak / case nya dan juga larutan buffer pH 4,01 dan 7,00 yang bisa kita gunakan untuk kalibrasi unit tersebut.

pH Meter Pocket

2. Jenis Bench Meters (Horiba LAQUA F-72 ; F-73 ; F-74 ; PH-1100 ; PH-1200 ; PH-1300)

Tipe ini sangatlah cocok digunakan di laboratorium, unit sudah dilengkapi dengan adanya stand base, stopper, stand arm, serta stand shaft sehingga memudahkan kita untuk memasang dan menggerakkan elektroda sehingga lebih aman dari kerusakan (pecah) serta lebih nyaman pada saat digunakan.

DIbandingkan dengan tipe pocket, pH meter tipe bench ini tentunya lebih banyak mempunyai fitur antara lain dapat menyimpan data lebih dari 2000 pengukuran serta bisa dihubungkan ke PC. untuk titik kalibrasinya juga bisa kita atur sampai dengan 5 titik, hal ini tentunya akan sangat berguna sekali jika rentang pengukuran sampel yang kita lakukan di dalam laboratorium bervariasi dari pH rendah s/d pH tinggi.

tipe benchtop

3. Jenis Handheld Meter (Horiba LAQUA WQ-300 Series)

Secara sederhana tipe ini adalah versi canggihnya dari tipe pocket yang telah dibahas sebelumnya, bisa dijadikan sebuah solusi sebagai alat ukur kualitas air yang ada di lingkungan. Alat ini tidak hanya dapat kita andalkan untuk pengukuran pH meter saja, namun bisa juga kita gunakan untuk mengukur conductivity, salinity, resistivity, TDS, dan DO,

Unit ini tahan terhadap air (waterproof) dan tahan debu (dust  proof) dengan ukuran layar 70 x 52 cm sehingga hasil pengukuran dapat terlihat dengan jelas. Kenyamanan pengukuran juga di support dengan adanya foldable meter stand. Juga terdapat indikator terhadap status sensor dari elektroda sehingga kita bisa memutuskan apakah dengan kinerja elektrode unit tersebut masih bisa kita gunakan atau kita ganti dengan yang baru. Data kalibrasi juga bisa kita lihat secara detil di unit ini, dan tentunya masih banyak fitur yang lainnya. 

handheld

Harga pH Meter Laboratorium

Harga pH meter tentunya tergantung dengan tipenya, untuk tipe jenis pocket misalnya horiba ph-33 tersebut diatas 3 – 5 jutaan, untuk tipe bench meter misalnya horiba F 72 berkisar antara 20 – 30 jutaan

Catatan : harga ph meter tersebut diatas adalah beberapa harga yang kami rangkup dari beberapa marketplace yang ada di indonesia, harga mungkin akan berbeda tergantung dengan kelengkapan assesories (stand, buffer solution, KCl solution, dll) yang diikutkan pada paket pembelian.

Untuk detil harga bisa langsung menghubungi principle / distribusi resmi dari produk tersebut.

Tahapan / Cara Kalibrasi pH Meter

Untuk melakukan kalibrasi pH meter, maka diperlukan adanya larutan standar (buffer), jumlah titik pH yang dikalibrasi umumnya adalah 3 titik atau tergantung dengan penggunaan / sampel yang akan dianalisa dengan menggunakan pH meter tersebut.

Untuk larutan standar yang digunakan bisa menggunakan brand apa saja, salah satunya adalah brand merck, karena brand ini mempunyai expired date yang relatif lama (2 tahun) sehingga bisa kita simpan untuk kegiatan kalibrasi selanjutnya.

Sebelum melakukan kalibrasi pastikan kita memilih tipe standar solution yang digunakan, apakah USA, NIST, ataukah custom. Cara tersebut bisa kita lakukan dengan merubah pengaturan yang ada di dalam pH meter tersebut (berikut ini adalah contoh untuk pengaturan pH meter horiba tipe F52). Biasanya yang kami pilih adalah custom, karena pilihan ini memberikan kita kemudahan dalam meilih larutan standar (buffer) yang akan kita gunakan untuk kalibrasi.

calibration seting
calibration seting

Berikut ini adalah beberapa larutan standar yang dapat digunakan untuk kalibrasi pH meter :

Larutan standar merck SRM dari NIST dan PTB 

  • pH 4.00 (20°C) Certipur No. Katalog 109435
  • pH 7.00 (20°C) Certipur No. Katalog 109439
  • pH 9.00 (20°C) Certipur No. Katalog 109461

Berikut ini adalah tahapan untuk melakukan kalibrasi pH meter tersebut :

Untuk tipe pocket :

a. pastikan sensor dalam kondisi bersih sebelum dilakukan kalibrasi ph meter tipe pocket ini, jika kotor maka bersihkan sensor dengan menggunakan air. 

b. teteskan larutan standar pH meter kemudian tekan tombol cal, proses kalibrasi pH meter selesai ketika ditandai munculnya icon smiley.

cara kalibrasi ph meter tipe pocket
Tahap b

Untuk tipe bench meter (Misalnya : horiba tipe F72)

a. Tekan icon Channel Setting dan Measurement, pastikan pada bagian tersut terdisplay “CH1” dan “pH”

b. Tekan tombol CAL sehingga display menunjukkan tampilan PH Cal Screen

c. Cuci elektroda pH meter dengan menggunakan air pw / destilat (lakukan dengan hati-hati / cukup lakukan dengan cara menyemportkan air destilat tersebut ke elektroda dengan menggunakan botol semport)

d. Usap secara hati-hati elektroda pH dengan menggunakan tissue.

e. Celupkan elektroda pH meter tersebut ke dalam larutan standar pH 7 (titik pertama)

f. Tekan tombol start untuk memulai kalibrasi pada titik pH 7 tersebut

pada tahapan tersebut nilai pH akan tertera di dalam layar, dan indikator hold akan berkedip yang menandakan pembacaan telah stabil

g. tekan tombol stop dan kemudian lanjutkan kalibrasi pH meter di titik ke dua

h. Ulangi kembali langkat c – d untuk membersihkan elektroda pH meter

i. Celupkan elektroda pH meter tersebut ke dalam larutan standar pH 4 (titik kedua)

j. Tekan tombol start untuk memulai kalibrasi pada titik pH 4 tersebut 

k. Ulangi tahapan h – j tersebut dengan menggunakan larutan standar pH 9 (titik ketiga)

l. Jika kalibrasi sudah selesai dilakukan, maka hasil kalibrasi akan terlihat di layar, tekan tombol close untuk kembali ke CAL screen.

m. Untuk kembali ke mode pengukuran tekan tombol MEAS

n. Selesai

tampilan layar pada saat kalibrasi horiba f 72
tahap persiapan
kalibrasi dengan larutan standar ph 7
kalibrasi pada pH 7
kalibrasi dengan larutan standar ph 4
kalibrasi pada ph 4

Setelah kalibrasi selesai dilakukan, maka alat sudah siap untuk digunakan. Berikut ini adalah cara menggunakan pH Meter :

Untuk tipe Pocket

a. Untuk melakukan pengukuran sampel kita bisa meneteskan sampel ke dalam sensor, proses pengukuran selesai jika ditandai dengan munculnya icon smiley

b. Bersihkan sensor dengan tissue non residual jika pengukuran telah selesai.

 

cara menggunakan ph meter pocket

Untuk tipe bench meter

a. Bersihkan elektroda pH meter dengan menggunakan air destilat kemudian usap dengan menggunakan tissue

b. celupkan elektroda pH meter sedalam kurang lebih 3 cm ke dalam sampel yang akan dianalisa 

c. Tekan tombol MEAS pada icon channel setting dan measurement item sehingga terpilih “CH1” dan “pH”

d. Tekan tombol start untuk memulai pengukuran, dan indikator “hold” akan berkedip yang menandakan pembacaan telah stabil.

cara memakai ph meter benchtop horiba

Jika teman-teman merasa kesulitan untuk melakukan kalibrasi pH meter tersebut / mempunyai kendala dalam hal pengadaan larutan standar (buffer) untuk melakukan kalibrasi, maka bisa juga menggunakan laboratorium penyedia jasa layanan kalibrasi.

Semoga bermanfaat.

Referensi :

Manual book dan Website : https://www.horiba.com/