Uji Kuat Tekan Beton Sesuai Standar SNI 1974 Tahun 2011

Uji Kuat Tekan Beton Sesuai Standar SNI 1974 Tahun 2011

Perkembangan infrastruktur di indonesia sangatlah pesat pada 20 tahun terakhir. Perkembangan kawasan industri dari tahun ke tahun juga terus meningkat. Pembangunan pabrik maupun struktur jalan, jembatan, dll dapat kita lihat dimana-mana.

Pembangunan tersebut tentunya memerlukan material baik itu besi, pasir, kerikil, ataupun beton yang sudah jadi. Beton saat ini merupakan bahan bangunan yang paling banyak dipakai di dunia. Nah pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai pengertian beton, kelebihan dan kekurangannya, termasuk sifat beton, serta cara melakukan uji kuat tekan beton.

Pengertian Beton

Beton pada umumnya adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi aggregat kerikil, pasir, air, dan pengikat semen. Biasanya dipercayai bahwa beton mengering setelah pencampuran dan peletakkan.

Sebenarnya beton tidak menjadi padat karena air menguap, tetapi semen berhidrasi merekatkan komponen lain bersama dan akhirnya membentuk material seperti batu. Beton digunakan untuk membuat pekerjaan Jalan, struktur bangunan, pondasi, jalan layang, jembatan penyeberangan, dan lain-lain.

Saat ini dalam perkembangannya, banyak ditemukan beton baru hasil modifikasi, seperti beton ringan, beton semprot / shotcrete, beton fiber, beton berkekuatan tinggi, beton mampat sendiri, dan lain-lain.

Kelebihan dan Kekurangan Beton

Kelebihan beton adalah dapat mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi. Selain itu pula beton juga mempunyai kekuatan mumpuni, tahan terhadap temperatur yang tinggi, dan biaya pemeliharaan yang relatif murah.

Sedangkan kekurangannya adalah bentuk yang telah dibuat sulit diubah tanpa kerusakan. Pada struktur beton jika ingin dilakukan penghancuran maka akan mahal, karena tidak dapat dipakai lagi. Berbeda dengan struktur baja yang akan tetap bernilai.

Beton memiliki kekuatan tekan yang tinggi namun lemah dalam tariknya. Nilai kuat tariknya beton Sekitar 5 s/d 9 % kuat tekannya. Sehingga perkuatan sangat diperlukan dalam struktur beton. Perkuatan yang umum adalah dengan menggunakan tulangan baja yang jika dipadukan dan sering disebut dengan beton bertulang.

Sifat Beton

Beton memiliki kekuatan tekan yang tinggi namun kuat tarik yang lemah. Untuk kuat tekan di Indonesia sering digunakan satuan kg/cm2 dengan simbol K untuk benda uji kubus dan Fc untuk benda uji silinder.

5 Macam Beton yang Sering Ditemui

macam-macam beton

Beton Mortar

Sering juga disebut sebagai beton semen karena beton ini terbuat dari campuran antara mortar semen, air, dan pasir dengan perbandingan tertentu. Beton ini dilengkapi dengan anyaman tulangan baja di dalamnya.

Beton Non-Pasir

Sesuai dengan namanya, jenis beton ini tidak menggunakan pasir dalam proses pembuatannya, namun hanya menggunakan semen, kerikil, dan air. Beton ini banyak digunakan pada struktur ringan, kolom, dan bata beton, buis beton, dan dinding sederhana.

Beton Ringan

Beton jenis ini dibuat dengan menggunakan agregat yang berbobot ringan. Zat aditif sering ditambahkan pada beton ini untuk membentuk gelembung udara di dalam beton sehingga dengan ukuran yang sama bobot beton jenis ini lebih ringan dibandingkan dengan jenis beton lainnya.

Beton Hampa

Pada proses pembuatan beton jenis ini dilakukan penyedotan dengan menggunakan vacuum khusus pada air pengencer yang terdapat pada adukan beton sehingga beton yang mengandung air yang sudah bereaksi dengan semen saja.

Beton Bertulang

Merupakan jenis beton yang terbuat dari kombinasi adukan beton dengan tulangan baja yang sengaja ditanamkan ke dalamnya agar kekuatan beton terhadap gaya tarik meningkat.

Faktor yang Mempengaruhi Kuat Hancur Beton

Kuat hancur dari beton sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor :

  • Jenis dan Kualitas Semen
  • Jenis lekak lekul bidang permukaan agregat.

Kenyataannya menunjukkan bahwa penggunaan agregat akan menghasilkan beton dengan kekuatan tekan dan kuat tarik lebih besar daripada penggunaan kerikil halus dari sungai.

  • Perawatan

Kehilangan kekuatan sampai dengan sekitar 40 % dapat terjadi bila pengeringan diadakan sebelum waktunya. Perawatan adalah hal yang sangat penting bagi pekerjaan lapangan dan pada pembuatan benda uji.

  • Suhu

Pada umumnya kecepatan pengerasan beton bertambah dengan bertambahnya suhu. Pada titik beku kuat tekan akan tetap rendah untuk waktu yang lama.

  • Umur

Pada keadaan yang normal kekuatan beton bertambah dengan umurnya.

Standar Mutu Beton di Indonesia

Terdapat dua istilah mutu beton yang berlaku di Indonesia yaitu mutu beton K atau karakteristik dan FC

Standar mutu beton K dengan satuan kg/cm² mengacu pada peraturan beton bertulang Indonesia 1971 N.1.-2 dimana standar ini mengacu kepada standar Uni Eropa.

Pada sisi lain mutu beton FC dengan satuan MPa mengacu kepada peraturan SNI. Standar ini digunakan dalam proyek yang berkaitan dengan pemerintah Indonesia. Jika terdapat hal yang belum terkait dengan SNI terkait beton maka merujuk kepada peraturan beton bertulang Indonesia disingkat PBI.

Benda uji yang digunakan pada mutu beton K berbentuk kubus dengan ukuran panjang 15 cm lebar 15 cm tinggi 15 cm.

Perhitungan kuat tekan beton menggunakan satuan kg/cm².

Benda uji yang digunakan pada mutu beton FC berbentuk silinder dengan ukuran diameter 15 cm tinggi 30 centimeter. Perhitungan kuat tekan beton menggunakan satuan MPA atau Mega Pascal.

Uji Kuat Tekan Beton dengan Benda Uji Silinder (SNI 1974:2011)

uji tekan beton

  1. Benda uji diangkat dari kolam perawatan (curing), kemudian dilap dan diangin-anginkan (kering udara).
  2. Benda uji diukur diameter dan ketinggiannya. Diameter dan ketinggian adalah hasil rata-rata dari 2 kali pengukuran pada titik yang berbeda. Benda uji juga ditimbang dan dicatat beratnya.
  3. Selanjutnya benda uji dikaping pada permukaan yang akan menerima beban. Bahan kaping yang digunakan adalah mortar sulfur, pasta gypsum atau pasta semen.
  4. Setelah kaping mengeras, benda uji diletakkan pada alat uji tekan, dengan bagian kaping diatas (menerima beban). Mesin tekan dijalankan hingga menyentuh ujung atas benda uji dan indikator bebas bergerak.
  5. Mesin dioperasikan dengan kecepatan konstan hingga mencapai beban puncak dan benda uji hancur.
  6. Catat beban maksimum saat benda uji hancur dan tentukan pola hancur / pola retak dari benda uji.
  7. Hitung kuat tekan beton dengan membagi beban maksimum dengan luas uji penampang benda uji.
  8. Angkat benda uji dan bersihkan. Lanjutkan untuk benda uji selanjutnya.

Cara Menghitung Kuat Tekan Beton

Cara menghitung hasil kuat tekan beton umur 28 hari untuk benda uji silinder

kalau selama ini kita monophone pengetesan kuat tekan beton hasil bebannya berapa

Terus kita akan menghitung kuat tekannya apakah masuk atau tidak

Misalnya mutu beton K-300 satuannya kg/cm², hasil kuat tekan beton setelah dilakukan pengetesan yaitu 550 KN.

Berapakah nilai kuat tekannya ?

jadi dari beban 550k ini kita hitung kuat tekannya.

Rumus kuat tekan

P = F / A

Dimana

P adalah tekanan satuannya kg/cm² (Sesuai dengan kuat tekan beton)

F adalah gaya kg

A adalah luas penampang atau luas benda uji luas benda uji satuannya cm²

Untuk benda uji silinder ukuran diameternya 15 cm tingginya 30 cm.

Disini kita harus konversikan dulu

F (bebannya) 550 kita jadikan Kg

1 KN = 101,1971 kg

jadi 550 KN = 550 x 101,1971 = 55658,405 Kg

Luas penampang = 3.14 x r2 = 3.14 x 7.5 cm x 7.5 cm = 176.625 cm²

P = F / A

P = 55658,405 Kg / 176.625 cm² = 315.121 Kg/cm²

Hasil diatas masih dalam silinder.

Kita konversi ke kubus

ukuran 15 x 15 cm.

Dimana konversinya adalah 0,83

P = 315.121 / 0.83 = 379.65 kg/cm²

jadi hasilnya 379.65 kg/cm2 lebih besar dari K300, sehingga hasilnya Ok

Jadi kalau kita melakukan pengetesan K 300 – 28 hari beban 550 KN dengan benda uji silinder hasilnya adalah sesuai.

Semoga bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *