Dalam suatu industri makanan / farmasi, hasil uji mikrobiologi merupakan salah satu parameter kritis yang harus diperhatikan sebelum meluluskan suatu produk. Uji mikrobiologi tersebut tentunya dilakukan melalui serangkaian analisa dengan menggunakan berbagai macam bahan baik itu media pertumbuhan (contohnya : Tryptic Soya Agar – TSA, MacConkey Agar, Nutrient Agar – NA, Nutrient Broth, Tryptic Soya Broth – TSB, media agar darah , dll) sampai ke dalam peralatan dari cawan petri, botol laboratorium, hotplate, autoclave, inkubator, lemari asam, sampai dengan laminar air flow. Pada artikel kali ini kita akan belajar mengenai peralatan inkubator laboratorium mikrobiologi baik dari prinsip kerja, fungsi, jenis, serta metode yang digunakan untuk melakukan kalibrasi inkubator laboratorium tersebut.
Daftar Isi
Pengertian dan Fungsi Inkubator Laboratorium
Pengertian inkubator adalah alat laboratorium berbentuk kubus yang dapat mengkondisikan / mengatur suhu dan kelembaban secara presisi dan konsisten. Alat ini banyak kita temukan di laboratorium mikrobiologi maupun laboratorium kesehatan / rumah sakit.
Fungsi Inkubator Laboratorium ini adalah untuk menginkubasi atau mengembangbiakkan bakteri, jamur dan mikroba lainnya. Sampel yang dimasukkan ke dalam inkubator antara lain sampel yang sudah ditaruh dengan media pertumbuhan untuk bakteri, jamur, atau mikroba yang akan dianalisa, misalnya : media agar yang sudah ditaruh di dalam cawan petri.
Karena memang fungsinya untuk memeriksa bakteri baik itu sampel atau produk makanan atau produk medis kita dapat mengetahui dengan mengembangbiakan bakteri, jamur, mikroba tersebut menggunakan inkubator, tanpa inkubator bakteri itu tidak akan bisa berkembang dengan baik. Untuk lama inkubasi bakteri / mikroba / jamur tersebut tentunya tergantung dengan metode analisa / standar acuannya, misalnya pada industri farmasi / makanan yang biasanya menggunakan standar USP, dll. Ada beberapa analisa yang membutuhkan waktu 3 – 5 hari, ada juga yang sampai 5 – 7 hari, dll.
Contoh aplikasi dalam suatu industri makanan adalah digunakan untuk analisa bakteri E. Coli dalam suatu sampel, atau dilakukan untuk analisa coliform pada suatu sistem purified water yang digunakan dalam produksi.
Prinsip Kerja Inkubator Mikrobiologi
Prinsip kerja inkubator mikrobiologi secara umum adalah alat ini mengubah energi listrik menjadi energi panas. Dengan adanya kawat nikelin / resistor menghambat aliran elektron yang berjalan sehingga meningkatkan panas di dalam ruang / chamber inkubator tersebut.
Rentang ukur temperature inkubator ini bermacam-macam tergantung tipe dan merk, namun umumnya berkisar antara temperature ambient + 5 °C s/d 70 °C, karena seperti kita ketahui pemakaian inkubator itu sendiri biasanya di suhu 37 °C / temperature lainnya tergantung dengan acuan / referensi metode analisa yang kita gunakan.
Perbedaan Oven dengan Inkubator
Kita ambil salah satu contoh brand memmert, untuk oven tipe UNE dan inkubator tipe INE. Kedua tipe tersebut mempunyai bentuk dan control panel yang serupa. Cara seting temperature serta pengaturan waktu analisa juga sama.
Lalu apa bedanya antara oven dengan inkubator ini ?
Perbedaan Fungsi
Oven dan Inkubator mempunyai perbedaan secara fungsi, jika oven itu akan kita gunakan untuk mengeringkan alat laboratorium seperti glass ware / sampel dengan uap panas dari oven, rentang temperature oven juga relatif tinggi antara 250 – 300 °C. Jika kita merujuk ke spesifikasi oven memmert tipe UNE 500 saja mempunyai rentang temperature dari ambient + 5 derajat celsius s/d 250 °C. Sedangkan inkubator seperti yang sudah disebutkan di awal, berfungsi untuk mengembangbiakkan bakteri, jamur, mikroba dll sehingga penggunaannya pada temperature yang relatif lebih rendah misalnya : 30 atau 37 °C, sehingga rentang temperaturenyapun juga lebih rendah yaitu antara temperature ambient + 5 °C s/d 70 °C.
Perbedaan Pada Tutup Kaca / Glass Door
Secara fisik, pada inkubator terdapat tutup kaca (glass door) pada bagian sebelum pintu inkubator, dimana dengan adanya tutup kaca ini suhu di dalam inkubator laboratorium tidak terganggu dan tetap stabil serta terjaga dari kontaminasi suhu luar. Dengan adanya tutup kaca ini, kita bisa melihat perkembangan mikroorganisme yang sedang kita inkubasi tersebut. Hal ini tentunya juga menjadi pembeda dengan oven dimana pada oven tidak terdapat tutup kaca / glass door. Jika tutup oven tersebut dibuka, maka uap panas bisa langsung keluar dan tentunya akan berpengaruh pada kestabilan temperature oven tersebut.
Perbedaan Secara Akurasi
Inkubator mempunyai tingkat akurasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan oven, yaitu ± 0,1 °C, sedangkan oven ± 1 °C. Resolusi dari unit inkubator ini juga relatif lebih kecil (biasanya 0.1 °C) sedangkan untuk oven terkadang kita temukan dengan resolusi 0.5 °C, bahkan ada yang 1 °C. Hal ini dikarenakan memang untuk kegiatan inkubasi kita memerlukan suhu yang lebih presisi dan juga konsisten . Jika temperature di dalam inkubator tidak presisi, hal ini bisa mengakibatkan gagalnya proses inkubasi pada bakteri / jamur / mikroba yang ingin kita analisa karena suhu optimum untuk mengembangbiakan bakteri itu sangat penting dan tingkat keakurasian inkubator tersebut harus benar-benar kita pertimbangkan,
Cara Membersihkan Inkubator Mikrobiologi
Pembersihan inkubator merupakan tahapan yang penting supaya tidak terjadi kontaminasi bakteri / mikroba / jamur sehingga berdampak buruk bagi hasil analisa. Untuk membersihkannya inkubator ini relatif mudah, berikut ini adalah tahapannya :
- Matikan unit inkubator setelah selesai digunakan analisa
- Tarik / copot rak / tray inkubator kemudain lap ruang inkubator berikut dengan tray / raknya dengan menggunakan kain basah. Perlu diperhatikan terkait dengan rak / tray inkubator dimana setiap merk / tipe tentunya mempunyai spesifikasi yang berbeda / beda terkait dengan jumlah rak / tray serta beban maksimal sampel yang ditaruh di dalam setiap rak tersebut. Disarankan membaca spesifikasi yang terdapat di dalam manual book alatnya.
- Sterilkan ruangan inkubator berikut rak nya dengan menyemprotkan desinfektan alkohol 70 %
- Lap kembali ruang inkubator dan rak-raknya dengan kain kering.
- Pasang kembali tray / rak ke dalam inkubator.
Jenis Inkubator Laboratorium
Ada 3 jenis inkubator yang mungkin salah satunya atau bahkan ketiga-tiga nya sudah kita kenal. Perbedaan tersebut tentunya dikarenakan salah satunya adalah bakteri yang kita tangani juga berbeda-beda.
3 Jenis inkubator tersebut adalah :
- General Inkubator
Inkubator ini biasa kita gunakan untuk bakteri secara umum untuk inkubasi pada suhu 37 °C
- Inkubator berpendingin
Inkubator ini khusus untuk bakteri atau mikroba yang penanganannya di bawah suhu ambient, misalnya : jamur yang perlu diinkubasi pada suhu 20 °C.
- Inkubator CO2
Inkubator CO2 ini terdapat penambahan gas CO2 di mana bakteri yang kita tangani bersifat an areob dimana bakteri tersebut tidak menggunakan oksigen untuk inkubasinya. Inkubator ini mampu menyediakan keadaan kaya karbondioksida.
Kalibrasi Inkubator Laboratorium
Hampir sama dengan oven, prinsip dari kalibrasi inkubator laboratorium ini adalah enclosure, dimana beberapa standar thermocouple diletakkkan di dalam inkubator, kemudian dilakukan pembacaan pada thermometer loggernya Dari hasil kalibrasi ini kita akan mengetahui temperature spasial, temperature temporal, temperature overall, serta ketidakpastian pengukuran yang didapatkan.
Metode acuan yang bisa digunakan untuk melakukan kalibrasi inkubator laboratorium ini adalah AS 2853 : 1986 Enclosures Temperature-controlled Performance testing and grading. Namun karena standar ini sudah ditarik oleh pembuatnya, sehingga jika kita sudah menerapkan sistem manajemen ISO 17025 maka standar ini haruslah divalidasi jika kita tetap ingin menggunakannya. Atau jika teman-teman ingin lebih efektif / efisien, mungkin bisa dipertimbangkan dengan menggunakan layanan laboratorium kalibrasi.