Berbagai strategi dan cara tentunya akan diterapkan oleh perusahaan untuk mendapatkan produk yang berkualitas yang dapat memenuhi harapan pelanggan. Baik itu dari identifikasi resiko peluang, penggunaan fishbone diagram untuk mencari akar permasalahan, poka yoke, FMEA (Failure mode and effects analysis), dll.
Kali ini kita akan membahas mengenai poka yoke, baik dari pengertian, prinsip, manfaat, sampai ke tahapan penerapannya.
Daftar Isi
Pengertian Poka Yoke
Poka yoke berasal dari bahasa Jepang yang artinya “mistake proofing” atau “error proofing”. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia maka poka yoke diartikan sebagai anti salah.
- Poka berarti kesalahan
- Yoke atau yokeru berarti mencegah
Jadi poka yoke adalah mencegah kesalahan
Poka yoke merupakan :
- Suatu cara untuk mencegah terjadinya defect.
- Suatu teknik untuk mengeliminasi error apapun.
- Suatu cara sehingga tidak mungkin membuat suatu kesalahan.
Prinsip Poka Yoke
Prinsip dalam penerapan poka yoke adalah :
- Sama sekali tidak diperkenankan membuat defect atau cacat ataupun defective atau reject sekecil apapun.
- Mengambil alih tugas-tugas berulang yang bergantung kepada kewaspadaan.
Maksudnya adalah pekerjaan yang sama dan berulang untuk memproduksi barang secara masal rentan terhadap berbagai kesalahan, karenanya dibutuhkan poka yoke.
- Zero defect atau tanpa cacat sama sekali.
Manfaat Poka Yoke
Apa saja sih manfaat dari pokayake tersebut?
- Tidak diperlukan program pelatihan formal.
Jika teman-teman tidak ada poka yoke, karena memproduksi secara massal tentu secara berkala dibutuhkan pelatihan-pelatihan kepada operator, baik itu operator produksi, operator laboratorium, atau pada petugas lainnya untuk penyegaran atau paling tidak untuk mengingatkan mereka tentang pekerjaan.
Dengan poka yoke, hal tersebut bisa kita kurangi atau mungkin ditiadakan sama sekali.
- Menghilangkan banyak pekerjaan inspeksi.
Jika teman-teman memproduksi barang, maka tentunya teman-teman melakukan inspeksi terhadap barang apabila kapabilitas prosesnya sangat rendah.
Jadi teman-teman tidak percaya diri untuk melepas barang setelah dibuat, dan teman-teman melakukan inspeksi.
Nah inspeksi tersebut membutuhkan banyak tenaga, tempat, dan juga menyita waktu yang tentunya membutuhkan biaya yang besar atau biasa kita sebut dengan aktivitas yang tidak memiliki nilai tambah.
Dengan adanya poka yoke pekerjaan inspeksi tersebut bisa kita reduksi, bahkan kita eliminir.
- Meringankan operator dari tugas-tugas yang berulang-ulang
Misalnya : tugas untuk pemeriksaan, tugas untuk pencegahan, dll dimana tugas tersebut sudah diambil alih oleh poka yoke.
- Meningkatkan value added
Dengan adanya poka yoke, inspeksi bisa kita kurangi, ini berarti dapat meningkatkan value added atau nilai tambah dalam proses.
- Bebas defect
Tentunya defect adalah hal yang tidak diinginkan oleh suatu usaha.
- Memberikan tindakan segera ketika kita menemukan masalah yang timbul.
Defect vs Error
Pada uraian diatas kita menemukan dua kata yaitu defect atau cacat dan error atau kesalahan.
Apa hubungan dua kata tersebut?
Defect adalah merupakan hasil dari error.
“Jadi cacat merupakan hasil dari kesalahan atau error adalah penyebab dari defect”
Jika error terjadi tentu kita bertanya kenapa hal tersebut bisa terjadi?
Beberapa penyebab bisa terjadinya error :
- Karena prosedur yang tidak benar.
Jadi operator melakukan pekerjaan tidak sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan atau prosedur itu sendiri perlu ditinjau ulang.
- Input yang masuk ke dalam proses sangat bervariasi.
Maksudnya variasi berlebihan tersebut adalah satu sama lain tidak sama atau berbeda jauh.
- Proses memiliki variasi yang berlebihan.
Misalnya pada proses kegiatan produksi, kita menginginkan temperaturnya ruangan produksi ± 2 °Cs, tapi faktanya melebihi dari toleransi yang ditetapkan. Inilah yang disebut variasi yang berlebihan.
- Adanya alat ukur yang tidak akurat
Hal tersebut juga bisa menimbulkan kesalahan. Oleh karena itu maka tak jarang banyak standar, contohnya ISO 9001, dll mewajibkan untuk kalibrasi alat ukur yang digunakan dalam proses produksi maupun pemantauan pengukuran.
- Kesalahan yang ditimbulkan oleh manusia sendiri atau operator atau pekerja.
Dengan memahami hal-hal diatas, maka untuk mencegah error atau kesalahan dibutuhkan teknik-teknik poka yoke yang harus kita pikirkan dan terapkan.
Human Error
Nah, kita akan bahas penyebab error yang terakhir, yaitu kesalahan yang disebabkan oleh manusia.
Ada 10 tipe human error, yaitu :
- Tidak konsentrasi
Untuk melatih konsentrasi dalam bekerja, teman-teman bisa menggunakan ilustrasi dalam studi kasus berikut :
Misalnya seseorang akan mematikan motor listrik dari panel, dimana terdapat beberapa motor dengan masing-masing tombol stop yang berjejer di panel tersebut.
Kemudian yang bersangkutan menunjuk satu tombol sambil berucap begini :
Saya akan mematikan motor nomor 10 dengan menekan tombol nomor 10 ini, kemudian telunjuknya diangkat ke atas dan setelah itu kembali mengarah ke tombol 10 tersebut sambil bertanya sendiri dengan kalimat :
Benarkah?
Kemudian dia sendiri yang menjawab.
Benar…
Barulah kemudian tombol ditekannya.
- Gagal paham
Mungkin seorang operator tidak memahami SOP atau instruksi kerja secara utuh tentang apa yang sudah diberikan.
Oleh karena itu, instruksi atau SOP yang ada hendaknya dibuat sedemikian rupa dan di periksa feedbacknya dari yang bersangkutan apakah dia paham atau tidak.
Tentunya hal tersebut menjadi tugas atasannya.
Ada beberapa yang menerapkan dengan sosialisasi dokumen, dimana setelah operator bersangkutan membaca SOP atau instruksi kerja tersebut, baru mereka membubuhkan tanda tangan di belakang SOP atau Instruksi kerja tersebut.
- Salah identifikasi
Untuk hal ini diperlukan adanya pelatihan-pelatihan kepada operator atau pekerja.
- Pekerja tidak terlatih
Tentu untuk mengantisipasi hal seperti ini perlu dilakukan pelatihan-pelatihan secara berkala.
Perlu menjadi perhatian, banyak sekali kejadian apabila merekrut karyawan baru untuk operator, biasanya langsung diserahkan kepada operator yang lama atau operator senior untuk melatihnya.
Hal diatas tidaklah disarankan.
Sebaiknya pelatihan terpusat oleh pelatih yang memang bertanggung jawab untuk melatih operator.
Baca Juga : Program Upgrade Kompetensi Dengan Training Kalibrasi
- Mengabaikan aturan
Tidak dapat dipungkiri, dalam dunia kerja memang selalu ada operator atau pekerja yang tidak peduli dengan aturan yang ada dan cenderung suka-sukanya dia.
- Kelelahan
Yang tahu siapa yang lelah adalah tentu atasannya.
Jadi atasan juga harus punya keahlian untuk melihat bawahannya atau operator yang menjadi bawahnya apakah dalam kondisi fit atau tidak.
Perlu diperhatikan juga jika misalnya tipe pekerjaannya adalah shift, jangan sampai dari shift pagi sampai shift malam dia bekerja terus.
- Keputusan lambat datangnya
Jadi operator menunggu keputusan tapi keputusan itu tidak datang / terlambat datangnya sehingga kesalahan bisa terjadi atau bahkan berlanjut kesalahan tersebut.
- Kurangnya standar berupa tertulis atau visual
Nah untuk mencegahnya, kita bisa membuat seperti misalnya OPL atau One Point Lesson yang isinya berupa tulisan dan gambar tentang satu hal dengan cukup satu lembar sehingga mudah ditemukan, mudah dibaca, mudah dilihat, dan mudah dipahami.
- Mesin tidak mampu atau Malfunctions
Tentunya kita harus memikirkan bagaimana kita bisa menerapkan agar mesin selalu memiliki kemampuan yang baik untuk memproses sesuatu
- Disengaja atau sabotase
Meskipun tidak umum tapi bukan sesuatu yang tidak mungkin terjadi untuk kesalahan karean disengaja atau sabotase ini.
Prediksi dan Deteksi
Terkait dengan poka yoke bisa dikelompokkan menjadi 2, yaitu prediksi dan deteksi.
Jika sebelum terjadi maka kita sebut prediksi atau berupa pencegahan sebelum error terjadi.
Namun jika setelah terjadi maka disebut sebagai deteksi.
Deteksi adalah setelah terjadi.
Ada beberapa teknik poka yoke, yaitu :
- Shutdown
Artinya mematikan atau menghentikan.
Jadi untuk prediksi atau pencegahan maka shutdown ini kita lakukan ketika akan terjadi kesalahan.
Contohnya : ada kamera yang tidak akan bisa berfungsi atau tombol menghidupkannya tidak berfungsi apabila cahaya yang masuk kurang sehingga tidak bisa digunakan untuk mengambil gambar
Namun shutdown juga dilakukan setelah kita mendeteksi ketika kesalahan atau defect sudah terjadi.
Cntohnya : mesin akan mati apabila misalnya mesin terdeteksi terlalu panas atau panasnya melebihi spesifikasi.
- Control atau pengendalian
Untuk prediksi atau pencegahan maka tidak mungkin error akan terjadi.
Contohnya sehari-hari kita bisa lihat di SPBU dimana nozzle untuk pengisian bahan bakar yang berbeda bentuknya dan diameternya atau warnanya itu berbeda.
Kemudian untuk deteksi yaitu barang yang reject tidak mengalir ke tahap berikutnya. Misalnya saringan atau ayakan untuk menyaring sesuatu barang atau produk dengan diameter tertentu.
- Peringatan atau warning
Untuk mencegah atau prediksi.
Ada sesuatu yang akan salah terjadi, contohnya seat belt di mobil dimana jika seat belt tidak terpasang muncul lampu di panel untuk memberitahukan atau mungkin bahkan mobil tidak bisa di start mesinnya.
Untuk deteksi
Seketika saat kesalahan berlangsung. Misalnya alat atau detektor asap yang menandakan akan terjadi kebakaran.
Tahapan poka yoke
Ada beberapa tahapan poka yoke :
- Mengidentifikasi masalah
- Buat skala prioritas untuk masalah-masalah yang ada
- Cari akar dari masalah tersebut, misalnya : diagram tulang ikan atau fishbone diagram atau FMEA (Failure mode and effects analysis), dll
- Carikan solusinya
- Periksa hasil dari teknik-teknik poka yoke yang anda buat tadi hasilnya seperti apa.
Semoga Bermanfaat