Dalam dunia bisnis dan akuntansi, pengelolaan persediaan memegang peranan penting untuk menentukan informasi keuangan perusahaan serta mengoptimalkan pengeluaran dan pendapatan. Dua metode yang sering digunakan dalam manajemen persediaan adalah FIFO (First In, First Out) dan LIFO (Last In, First Out).
Dalam postingan kali ini kita akan belajar mengenai pengertian fifo dan lifo dan contohnya dalam perusahaan.
FIFO, singkatan dari “First In, First Out”, berarti barang yang pertama kali masuk ke dalam persediaan adalah barang yang pertama kali dikeluarkan. Dengan kata lain, persediaan yang telah lama dibeli atau diproduksi adalah yang pertama kali dijual atau digunakan. Metode ini sangat relevan dalam industri dimana barang-barang memiliki risiko kedaluwarsa, seperti makanan atau obat-obatan.
Di sisi lain, LIFO, singkatan dari “Last In, First Out”, berarti barang yang terakhir masuk ke dalam persediaan adalah barang yang pertama kali dikeluarkan. Dalam konteks ini, persediaan yang baru saja dibeli atau diproduksi adalah yang pertama kali dijual atau digunakan. Metode ini sering diterapkan dalam kondisi inflasi, di mana biaya barang cenderung naik dari waktu ke waktu, sehingga bisa menghasilkan laba kotor yang lebih rendah dan pajak yang lebih rendah.
Pemilihan antara FIFO dan LIFO bukan hanya soal teknik akuntansi. Keputusan ini memiliki dampak langsung terhadap laporan keuangan, termasuk laba kotor, aset, dan pajak yang harus dibayar oleh perusahaan. Oleh karena itu, memahami kedua metode ini dan kapan sebaiknya menerapkannya merupakan langkah krusial bagi setiap pebisnis dan akuntan.
Daftar Isi
Sejarah dan Latar Belakang
Sejak awal munculnya konsep bisnis dan perdagangan, para pedagang dan pebisnis selalu berhadapan dengan tantangan bagaimana cara terbaik menghitung dan melaporkan persediaan mereka. Kemunculan metode FIFO dan LIFO dapat ditelusuri kembali ke era dimana para pebisnis mulai memahami pentingnya pelaporan keuangan yang akurat sebagai alat untuk mengambil keputusan bisnis yang tepat.
FIFO (First In, First Out) mungkin merupakan metode tertua dalam pengelolaan persediaan. Konsep ini muncul berdasarkan observasi sederhana bahwa dalam banyak kasus, terutama pada barang yang dapat membusuk atau kedaluwarsa, barang yang dibeli atau diproduksi lebih dulu harus dijual lebih dulu. Metode ini telah ada sejak zaman pertukaran barang dan telah berkembang menjadi standar dalam banyak industri.
Sementara itu, LIFO (Last In, First Out) muncul sebagai respons terhadap perubahan ekonomi dan kondisi pasar. Di saat inflasi menghantam ekonomi, para pebisnis menyadari bahwa dengan menjual barang yang baru dibeli atau diproduksi terlebih dahulu, mereka bisa melaporkan biaya barang yang dijual yang lebih tinggi, yang pada gilirannya menghasilkan laba kotor yang lebih rendah dan, sebagai hasilnya, pajak yang lebih rendah.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan Metode
Beberapa faktor mempengaruhi penerapan metode FIFO atau LIFO dalam industri, di antaranya:
- Karakteristik Produk: Barang yang mempunyai risiko tinggi kedaluwarsa atau membusuk cenderung menggunakan metode FIFO. Contohnya adalah industri makanan dan obat-obatan.
- Kondisi Ekonomi: Seperti yang telah disebutkan, inflasi dapat mempengaruhi pemilihan metode. LIFO seringkali menjadi pilihan di saat inflasi tinggi.
- Keperluan Pelaporan Keuangan: Dalam beberapa jurisdiksi, regulasi pelaporan keuangan mungkin memfavoritkan satu metode dibandingkan yang lain atau bahkan membatasi penggunaan salah satu metode.
- Strategi Manajemen: Terkadang, keputusan pemilihan metode berdasarkan strategi manajemen dalam mengoptimalkan laporan laba atau aset.
- Kompleksitas Operasi: Bisnis yang memiliki berbagai lini produk atau beroperasi di banyak lokasi mungkin memerlukan metode yang lebih kompleks atau kombinasi dari kedua metode.
Sebagai kesimpulan, sejarah pengembangan FIFO dan LIFO dan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode tersebut mencerminkan kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh bisnis dalam berbagai era dan kondisi. Memahami latar belakang dan pertimbangan ini penting untuk memastikan penerapan metode yang paling sesuai dengan kebutuhan dan realitas bisnis tertentu.
Pengertian Fifo dan Lifo dan Contohnya
Untuk memudahkan pemahaman, mari kita kupas tuntas terkait dengan kedua metode ini :
Pengertian FIFO (First In, First Out)
FIFO, yang merupakan singkatan dari “First In, First Out”, adalah metode akuntansi persediaan di mana barang atau bahan baku yang pertama kali masuk ke dalam persediaan adalah yang pertama kali dikeluarkan atau dijual. Dengan kata lain, biaya dari persediaan yang paling lama dimiliki oleh perusahaan akan diakui terlebih dahulu dalam laporan keuangan.
Misalkan sebuah toko menjual jenis roti yang sama dan menerima pengiriman setiap hari. Jika toko tersebut menerapkan prinsip FIFO, maka roti yang dijual pertama kali adalah roti yang pertama kali diterima. Ini memastikan bahwa roti lama terjual sebelum roti baru, mengurangi risiko kerugian akibat roti yang kedaluwarsa.
Kelebihan Penerapan FIFO:
- Sederhana dan Intuitif: FIFO mudah dipahami dan diterapkan karena meniru alur fisik persediaan dalam banyak operasi bisnis.
- Persediaan Terkini: Di bawah FIFO, nilai persediaan yang dilaporkan dalam neraca biasanya mencerminkan harga pasar terkini, memberikan gambaran yang lebih realistis tentang nilai aset perusahaan.
- Kecenderungan Laba Lebih Tinggi: Dalam kondisi inflasi, metode FIFO cenderung menghasilkan laba kotor yang lebih tinggi karena biaya barang yang dijual lebih rendah dibandingkan dengan harga jual saat ini.
- Kurangnya Manipulasi Laba: FIFO kurang rentan terhadap manipulasi laba dibandingkan dengan beberapa metode lain.
Kekurangan Penerapan FIFO:
- Pajak Lebih Tinggi: Dalam kondisi inflasi, FIFO bisa menghasilkan laba yang lebih tinggi, yang berarti pajak yang lebih tinggi.
- Tidak Maksimal dalam Inflasi Tinggi: Di negara atau periode dengan inflasi yang sangat tinggi, FIFO mungkin tidak memberikan representasi biaya yang akurat karena biaya barang yang dijual berdasarkan harga beli lama.
- Distorsi Laba: Jika ada fluktuasi besar dalam harga persediaan, FIFO bisa menyebabkan distorsi dalam laba dari waktu ke waktu.
Dalam prakteknya, pemilihan FIFO sebagai metode akuntansi persediaan harus didasarkan pada analisis mendalam tentang karakteristik bisnis dan lingkungan operasional perusahaan.
Contoh Penerapan FIFO
Skenario Bisnis:
Sebuah toko buah lokal membeli jeruk setiap minggu untuk dijual di toko mereka. Harga jeruk mungkin berbeda setiap minggu tergantung pada kondisi pasar dan musim. Mari kita asumsikan toko tersebut melakukan pembelian jeruk dalam tiga minggu berturut-turut dengan detail sebagai berikut:
- Minggu 1: 100 kg jeruk dengan harga $1 per kg.
- Minggu 2: 150 kg jeruk dengan harga $1.10 per kg.
- Minggu 3: 120 kg jeruk dengan harga $1.20 per kg.
Pada akhir Minggu 3, toko tersebut telah menjual 200 kg jeruk. Bagaimana kita menghitung biaya barang yang dijual dengan metode FIFO?
Ilustrasi Penghitungan Persediaan Menggunakan FIFO:
- Mengidentifikasi Persediaan yang Terjual:Menggunakan prinsip FIFO, kita akan mengambil 100 kg pertama dari persediaan Minggu 1, dan sisanya (100 kg) dari persediaan Minggu 2.
- Menghitung Biaya Barang yang Dijual:
- Dari Minggu 1: 100 kg × $1/kg = $100
- Dari Minggu 2: 100 kg × $1.10/kg = $110
Total Biaya Barang yang Dijual: $100 + $110 = $210
- Menghitung Persediaan Akhir:
- Sisa dari Minggu 2: 50 kg × $1.10/kg = $55
- Seluruh persediaan dari Minggu 3: 120 kg × $1.20/kg = $144
Total Persediaan Akhir: $55 + $144 = $199
Dengan metode FIFO, biaya barang yang dijual dalam contoh ini adalah $210, sementara nilai persediaan akhirnya adalah $199.
Penting untuk diingat bahwa metode FIFO tidak memerlukan pergerakan fisik persediaan sesuai urutan masuk. Ini hanya merupakan metode penghitungan untuk tujuan akuntansi. Dalam prakteknya, toko buah bisa saja menjual jeruk dari persediaan Minggu 3 terlebih dahulu, tetapi untuk keperluan akuntansi, mereka akan tetap menggunakan urutan FIFO.
Pengertian LIFO (Last In, First Out)
LIFO, singkatan dari “Last In, First Out”, merupakan metode akuntansi persediaan yang mengasumsikan bahwa barang atau bahan baku yang paling baru masuk ke dalam persediaan adalah yang pertama kali dikeluarkan atau dijual. Dalam konteks ini, biaya persediaan yang paling baru diakui pertama kali dalam laporan keuangan saat barang atau bahan baku tersebut dijual.
Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan memproduksi barang dalam beberapa batch dengan biaya produksi yang berbeda-beda, dan mereka memilih metode LIFO, maka saat menjual produk tersebut, mereka akan menganggap produk yang dijual berasal dari batch produksi terakhir.
Kelebihan Penerapan LIFO:
- Pajak yang Lebih Rendah: Di saat inflasi, LIFO cenderung menghasilkan biaya barang yang dijual yang lebih tinggi, yang berarti laba kotor yang lebih rendah dan, sebagai hasilnya, pajak yang lebih rendah.
- Penyesuaian Biaya Terkini: LIFO dapat memberikan gambaran yang lebih akurat mengenai biaya penggantian persediaan terkini dalam laporan keuangan.
- Pengaruh Inflasi: Dalam kondisi inflasi, LIFO cenderung memberikan representasi biaya yang lebih akurat daripada FIFO, karena mengakui biaya barang yang dijual berdasarkan harga beli atau produksi terbaru.
Kekurangan Penerapan LIFO:
- Tidak Mengikuti Alur Fisik: Dalam banyak operasi bisnis, LIFO tidak mencerminkan aliran fisik sebenarnya dari persediaan.
- Persediaan Usang: Karena LIFO mengasumsikan bahwa barang pertama yang masuk adalah yang terakhir keluar, ada risiko bahwa barang yang lebih lama (dari pembelian atau produksi awal) mungkin tidak pernah dijual dan menjadi usang.
- Kompleksitas: LIFO mungkin memerlukan pemantauan yang lebih ketat dan sistem pelaporan yang lebih kompleks dibandingkan dengan FIFO.
- Penerimaan Global: Beberapa standar akuntansi internasional, seperti IFRS (International Financial Reporting Standards), tidak mengizinkan penggunaan LIFO, sehingga perusahaan multinasional mungkin akan menemui kendala dalam penerapannya.
Pemilihan antara FIFO dan LIFO seringkali tergantung pada pertimbangan strategis, termasuk manfaat pajak, kebutuhan pelaporan, dan karakteristik unik dari bisnis dan industri tertentu. Penting bagi perusahaan untuk memahami dampak dari pilihan metode ini dan memastikan penerapannya konsisten dan sesuai dengan regulasi yang berlaku.
Contoh Penerapan LIFO
Skenario Bisnis:
Asumsikan Anda memiliki sebuah perusahaan manufaktur yang memproduksi baterai. Karena fluktuasi harga bahan baku, biaya produksi baterai mungkin berbeda setiap bulan. Mari kita lihat tiga bulan terakhir:
- Bulan 1: 500 unit baterai dengan biaya produksi $5 per unit.
- Bulan 2: 600 unit baterai dengan biaya produksi $5.50 per unit.
- Bulan 3: 550 unit baterai dengan biaya produksi $6 per unit.
Pada akhir Bulan 3, Anda telah menjual 1,200 unit baterai. Bagaimana kita menghitung biaya barang yang dijual dengan metode LIFO?
Ilustrasi Penghitungan Persediaan Menggunakan LIFO:
- Mengidentifikasi Persediaan yang Terjual:Menggunakan prinsip LIFO, kita akan mengambil 550 unit pertama dari persediaan Bulan 3, kemudian 600 unit dari persediaan Bulan 2, dan sisanya (50 unit) dari persediaan Bulan 1.
- Menghitung Biaya Barang yang Dijual:
- Dari Bulan 3: 550 unit × $6/unit = $3,300
- Dari Bulan 2: 600 unit × $5.50/unit = $3,300
- Dari Bulan 1: 50 unit × $5/unit = $250
Total Biaya Barang yang Dijual: $3,300 + $3,300 + $250 = $6,850
- Menghitung Persediaan Akhir:
- Sisa dari Bulan 1: 450 unit × $5/unit = $2,250
Total Persediaan Akhir: $2,250
Menggunakan metode LIFO, biaya barang yang dijual dalam contoh ini adalah $6,850, sementara nilai persediaan akhirnya adalah $2,250.
Seperti halnya dengan FIFO, penting untuk diingat bahwa LIFO hanyalah metode penghitungan untuk tujuan akuntansi. Baterai yang sebenarnya dijual mungkin berasal dari produksi Bulan 1 atau Bulan 2, tetapi untuk keperluan akuntansi, perusahaan akan menggunakan urutan LIFO.
Perbandingan FIFO dan LIFO
Kedua metode ini, FIFO (First In, First Out) dan LIFO (Last In, First Out), memiliki dampak yang berbeda pada laporan keuangan, terutama dalam hal biaya barang yang dijual (COGS atau Cost of Good Sale), nilai persediaan, laba kotor, dan pajak. Berikut adalah perbandingan kedua metode tersebut:
Biaya Barang yang Dijual (COGS) dan Nilai Persediaan
- FIFO:
- Dalam kondisi inflasi (harga naik), metode FIFO akan menghasilkan COGS yang lebih rendah karena mengambil biaya barang yang lebih lama (yang biasanya lebih rendah) terlebih dahulu. Akibatnya, persediaan yang dilaporkan di neraca akan cenderung lebih tinggi.
- Dalam kondisi deflasi (harga turun), FIFO akan menghasilkan COGS yang lebih tinggi, dan persediaan yang lebih rendah.
- LIFO:
-
- Dalam kondisi inflasi, LIFO akan menghasilkan COGS yang lebih tinggi karena mengambil biaya barang yang lebih baru (yang biasanya lebih tinggi) terlebih dahulu. Ini menghasilkan persediaan yang dilaporkan lebih rendah di neraca.
- Dalam kondisi deflasi, LIFO akan menghasilkan COGS yang lebih rendah, dan persediaan yang lebih tinggi.
-
Laba Kotor
- FIFO:
- Dalam kondisi inflasi, karena COGS lebih rendah, laba kotor (penjualan minus COGS) cenderung lebih tinggi dengan metode FIFO.
- Dalam kondisi deflasi, laba kotor cenderung lebih rendah dengan FIFO.
- LIFO:
- Dalam kondisi inflasi, laba kotor cenderung lebih rendah dengan LIFO karena COGS lebih tinggi.
- Dalam kondisi deflasi, laba kotor cenderung lebih tinggi dengan LIFO.
Pajak
- FIFO:
- Dalam kondisi inflasi, laba kotor yang lebih tinggi akan menghasilkan laba sebelum pajak yang lebih tinggi, sehingga potensi pajak yang harus dibayar juga lebih tinggi.
- Dalam kondisi deflasi, potensi pajak akan cenderung lebih rendah dengan FIFO.
- LIFO:
- Dalam kondisi inflasi, laba kotor yang lebih rendah akan menghasilkan laba sebelum pajak yang lebih rendah, sehingga potensi pajak yang harus dibayar juga lebih rendah.
- Dalam kondisi deflasi, potensi pajak akan cenderung lebih tinggi dengan LIFO.
Pilihan antara FIFO dan LIFO akan mempengaruhi bagaimana perusahaan melaporkan profitabilitasnya dan nilai persediaannya. Keputusan ini harus mempertimbangkan dampak pajak, kebutuhan pelaporan keuangan, dan realitas operasional bisnis. Selain itu, dalam konteks global, penting untuk mempertimbangkan bahwa beberapa standar akuntansi internasional, seperti IFRS, tidak mengizinkan penggunaan LIFO.
Faktor-faktor yang Harus Dipertimbangkan dalam Memilih Metode Persediaan
Kondisi Ekonomi Makro
- Inflasi :
- Dalam kondisi inflasi, harga barang cenderung naik. Menggunakan LIFO dapat menghasilkan COGS yang lebih tinggi dan, oleh karena itu, laba kotor dan pajak yang lebih rendah. Di sisi lain, FIFO akan mencerminkan biaya historis yang lebih rendah dalam COGS dan laba kotor yang lebih tinggi.
- Pilihan antara FIFO dan LIFO dalam kondisi inflasi mungkin bergantung pada apakah perusahaan lebih memprioritaskan mengurangi beban pajak atau menampilkan laba yang lebih tinggi.
Karakteristik Industri dan Jenis Produk
- Umur Produk:
- Untuk produk yang cepat usang atau memerlukan rotasi cepat (seperti makanan segar), FIFO mungkin lebih sesuai karena mencerminkan aliran fisik barang.
- Stabilitas Harga Barang:
- Dalam industri di mana harga bahan baku atau produk sangat stabil, pilihan antara FIFO dan LIFO mungkin kurang berdampak pada laporan keuangan.
- Standar Industri:
- Dalam beberapa industri, ada norma atau praktik umum tentang metode persediaan yang digunakan. Misalnya, industri tertentu mungkin dominan menggunakan FIFO. Memilih metode yang berbeda dari norma industri dapat menyebabkan laporan keuangan perusahaan sulit dibandingkan dengan pesaingnya.
Tujuan Manajemen dalam Pelaporan Keuangan
- Optimasi Pajak:
- Jika tujuan utama adalah mengurangi beban pajak, perusahaan mungkin memilih LIFO di saat inflasi untuk menunjukkan COGS yang lebih tinggi dan laba kotor yang lebih rendah.
- Penampilan Profitabilitas:
- Jika manajemen ingin menampilkan profitabilitas yang lebih tinggi untuk pemangku kepentingan, mereka mungkin memilih FIFO, khususnya dalam kondisi inflasi.
- Kepatuhan dengan Standar Akuntansi Internasional:
- Jika perusahaan beroperasi di banyak negara atau berencana untuk melisting sahamnya di bursa internasional, mereka harus mempertimbangkan bahwa LIFO tidak diterima di bawah beberapa standar akuntansi internasional, seperti IFRS.
- Transparansi dan Sederhana:
- Beberapa perusahaan mungkin memilih metode yang paling sederhana dan mudah dipahami oleh pemangku kepentingan, terutama jika perbedaan antara FIFO dan LIFO tidak signifikan bagi laporan keuangan mereka.
Dalam praktiknya, pilihan metode persediaan harus didasarkan pada kombinasi dari semua faktor di atas. Penting untuk berkonsultasi dengan akuntan atau penasihat keuangan untuk membuat keputusan yang tepat bagi perusahaan.
Resume dan Saran :
Dari apa yang telah dipaparkan diatas, kita telah memahami pengertian fifo dan lifo dan contohnya.
Pemilihan metode persediaan, baik FIFO (First In, First Out) maupun LIFO (Last In, First Out), memainkan peran kunci dalam pelaporan keuangan perusahaan dan memiliki dampak langsung terhadap biaya barang yang dijual, laba kotor, dan pajak yang dibayarkan.
- Kondisi Ekonomi Makro: Dalam kondisi inflasi, LIFO cenderung menghasilkan COGS yang lebih tinggi, laba kotor yang lebih rendah, dan potensi pajak yang lebih rendah, sementara FIFO mencerminkan biaya historis yang lebih rendah dalam COGS dan laba kotor yang lebih tinggi.
- Karakteristik Industri dan Jenis Produk: Karakteristik spesifik dari industri dan jenis produk, seperti umur produk dan stabilitas harga barang, bisa mempengaruhi keputusan metode persediaan.
- Tujuan Manajemen dalam Pelaporan Keuangan: Tujuan-tujuan seperti optimasi pajak, penampilan profitabilitas, kepatuhan standar akuntansi, dan transparansi dapat mempengaruhi pilihan metode.
Saran untuk Bisnis:
- Evaluasi Kebutuhan Anda: Perusahaan harus mengevaluasi karakteristik operasional dan kebutuhan pelaporan keuangannya. Pertimbangkan apakah Anda beroperasi di industri dengan barang cepat usang atau stabilitas harga.
- Pertimbangkan Kondisi Ekonomi: Dalam periode inflasi atau deflasi, perusahaan harus memahami dampak dari masing-masing metode persediaan terhadap laporan keuangan dan beban pajaknya.
- Konsultasi dengan Ahli: Sangat penting untuk berkonsultasi dengan seorang akuntan atau penasihat keuangan yang berpengalaman dalam memilih metode persediaan yang paling sesuai untuk bisnis Anda.
- Jangan Takut untuk Menyesuaikan: Kebutuhan bisnis berubah seiring waktu. Jika Anda menemukan bahwa satu metode tidak lagi sesuai, pertimbangkan untuk beralih ke metode lain yang lebih cocok untuk kondisi bisnis Anda saat ini.
Dengan pemahaman mendalam tentang kedua metode ini dan pertimbangan faktor-faktor kunci yang mempengaruhi keputusan, perusahaan dapat membuat pilihan yang tepat yang mendukung keberlanjutan dan pertumbuhan bisnisnya.
Simak juga artikel terkait dengan pergudangan :
www.sentrakalibrasiindustri.com/prosedur-sop-penerimaan-dan-penyimpanan-barang-di-gudang/
www.sentrakalibrasiindustri.com/checklist-audit-gudang-bahan-baku-dan-bahan-jadi/