Penggerusan sampel / bahan di dalam laboratorium merupakan hal yang lazim dilakukan dengan tujuan yang bermacam-macam, misalnya untuk pengambilan sampel dari suatu padatan yang kemudian dilakukan analisa lebih lanjut, untuk melarutkan suatu sampel agar lebih mudah dilakukan karena jika sampel masih dalam bentuk padatan maka akan susah larut, dll.
Meskipun perkembangan teknologi saat ini memberikan kita semakin banyak pilihan teradap alat untuk menggerus / menggiling suatu sampel, namun keberadaan mortar dan alu di dalam laboratorium tetap dipertahankan dan dengan mudah kita temui untuk berbagai macam aplikasi yang bertujuan untuk membuat sampel menjadi serbuk / mempunyai ukuran yang lebih kecil. Bagaimana cara menggunakan mortar dan alu ini? Apa saja jenisnya? Yuk kita simak dalam artikel berikut ini.
Daftar Isi
Sejarah Mortar dan Alu
Mortar dan alu ini sebenarnya sudah ditemukan dari zaman batu, dimana manusia pada zaman dulu menggunakan alat ini untuk mengolah makanan / bahan lainnya dengan cara menghancurkannya / menggiling menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sehingga lebih dapat dimasak dengan mudah. Seiring berjalannya waktu, dengan ditemukannya berbagai macam mortar dan alu yang terbuat dari bahan batu maka mortar alu dari bahan kayu dan tanah liat mulai terabaikan.
Sejarah juga menuliskan bahwa pada 22000 s/d 18000 SM (sebelum masehi), mortar alu dari bahan batu digunakan untuk menghancurkan biji-bijian dan bahan tanaman lain dalam suatu TRADISI KEBARAN. Mortar alu ini juga kita temukan di GUA RAQEFET di israil, dimana terdapat rongga alami di lantai gua yang dimanfaatkan oleh NATUFIAN pada 10.000 SM (sebelum masehi) sebagai mortar untuk menggililing sereal untuk membuat bir.
Namun pada abad ke 14, keberadaan mortar batu tidaklah sepopuler mortar perunggu, terutama dalam hal penggunaannya untuk aplikasi kimia pada saat itu karena mempunyai beberapa kelebihan yaitu bahan yang keras serta mudah dicetak dengan dilengkapi pegangan dan kenop sehingga lebih mudah dalam penggunaan dan penuangan. Namun beberapa kekurangan dari mortar perunggi ini juga menjadi masalah karena dapat bereaksi dengan bahan yang bersifat asam serta bahan kimia lainnya serta dapat menimbulkan korosi. Sehingga sejak akhir abad ke 17, kemunculan mortar porselen yang mengkilap menjadi sangat penting, karena mortar jenis ini selain mudah dibersihkan juga tidak akan rusak jika terkena bahan kimia.
Pengertian & Fungsi Mortar dan Alu Laboratorium
Mortar dan alu dalam aplikasinya di dalam laboratorium selalu digunakan secara bersamaan. Kedua alat ini sebenarnya sudah digunakan sejak zaman dulu untuk menghancurkan / menggiling bahan-bahan sehingga menjadi bubuk halus dan sampai saat ini aplikasinya banyak kita temukan di berbagai macam industri, misalnya :
- Dalam industri makanan untuk menghancurkan rempah-rempah, gula, dll.
- Dalam industri kosmetik untuk menghancurkan pigmen, pengikat, atau zat lainnya.
- Dalam industri keramik untuk membuat grog
- Dalam industri farmasi untuk pencampuran suatu obat.
Mortar mempunyai bentuk seperti mangkuk, yang terbuat dari kayu keras, keramik, logam, atau granit. Sedangkan alu mempunyai bentuk seperti gada. Dalam penggunaannya, sampel / bahan dimasukkan ke dalam mortar, kemudian digiling sampai mendapatkan serbuk dengan tekstur sesuai yang diinginkan.
Kelebihan menggunakan mortar dan alu jika dibandingkan dengan alat lainnya adalah bentuknya yang seperti mangkok sehingga pada saat terjadi penggilingan maka sampel atau material yang digiling tidak tumpah.
Cara Menggunakan Alu dan Mortar
- Meskipun aplikasinya luas, berikut ini adalah salah satu contoh fungsi mortar dan alu dalam pembuatan sediaan obat di dunia farmasi. Yang perlu kita siapkan selain alu dan mortar adalah kertas perkamen dan serbet. Berikut ini adalah tahapan menggunakannya :
- Sebelum melakukan penggerusan atau pembuatan sediaan obat, pastikan terlebih dahulu meja kerja dalam keadaan bersih.
- Lipat serbet dan taruh di atas meja kerja, serbet ini akan kita gunakan sebagai alas mortar.
- Taruh mortar dan alu diatas serbet, pastikan posisi mortar adalah bagian mulut mortar tepat dihadapan kita
- Pegang mortar dengan tangan kiri dengan posisi ibu jari kita berada tepat pada mulut mortar dengan tuuan supaya mortarnya tidak bergerak kemana-mana.
- Pegang alu dengan tangan kanan dengan posisi ibu jari tangan kanan berada tepat diatas alu / bisa dilakukan dengan cara ibu jari tangan kanan berada tepat disamping alu.
- Gerus sampel / bahan dengan cara memutar alu searah dengan jarum jam atau bisa juga berlawanan arah dengan jarum jam. Catatan : Pada saat menggerus / memutar alu, pastikan yang bergerak adalah pergelangan tangan, bukan bagian lengannya.
- Jika ada bahan yang belum halus yang masih menempel pada alu, bersihkan dengan kertas perkamen kemudian kita gerus kembali.
- Setelah sediaan tercampur dengan rata bersihkan kembali bagian alu supaya tidak ada bahan yang menempel.
- Letakkan alu berada di atas serbet yang sebelumnya ditaruh atau diletakkan kertas perkamen dengan posisi kepala alu menghadap / berada di depan kita.
Contoh Beberapa Jenis Mortar Laboratorium
Jenis mortar dapat dibedakan berdasarkan dengan mortar tersebut terbuat dari bahan apa, antara lain sebagai berikut :
- Mortar dan alu kaca, yang terbuat / dicetak dari soda glass yang dipoles.
- Mortar dan alu zirkonia, merupakan alat penggerus / penggiling yang sangat keras, sangat cocok diaplikasikan di industri keramik. Kelebihan dari alat ini adalah anti korosi dan minimum dari kontaminasi serta dapat digunakan pada suhu tinggi.
- Agate Mortars & Pestles, sangat cocok digunakan untuk menggiling bahan padat kimia, industri sampai ke aplikasi medis. Jenis ini paling banyak kita temukan di laboratorium kimia / industri makanan. Bahan mortar ini lebih keras dibandingkan dengan yang dari bahan kaca dan porselen dan mempunyai keunggulan produk yang digiling sebelumnya lebih mudah dibersihkan sehiingga dapat mencegah adanya kontaminasi silang. Pembersihan dengan alkohol dan bahan kimia lainnya, serta pemanasan dapat merusak mortar dan alu jenis ini.
- Alumina Mortar and Pestle Set, Jenis ini mempunyai kemurnian yang tinggi 99.8% high purity alumina mortar and pestle dengan density di kisaran angka 3.8 s/d 3.9 g/cm3. Jenis ini juga banyak kita temukan di laboratorium.
Tips Membeli Alu dan Mortar Laboratorium
Alu dan mortar dapat kita temukan dalam berbagai macam jenis dan ukuran, supaya tidak salah dalam melakukan pembelian point-point berikut bisa menjadi pertimbangan :
- Pilih ukuran yang sesuai,
Alu dan mortar tersebut akan kita gunakan untuk apa? Apakah untuk penggerusan sampel di laboratorium kimia, atau untuk menghancurkan biji-bijian / rempah-rempah dalam industri makanan? Jumlah yang digerus banyak atau sedikit? Dari jawaban pertanyaan tersebut kita bisa memperkirakan ukuran dari alu dan mortar yang akan kita beli.
- Pilih Bahan Alu dan Mortar
Alu dan Mortar biasanya dijual dalam bentuk pasangan, jika kita membeli mortar dari bahan kaca, maka alu yang kita dapatkan juga akan dari bahan kaca. Pastikan jenis alu dan mortar yang kita beli tidak bereaksi dengan bahan yang kita gerus serta mudah dibersihkan.
Ukuran Mortar Laboratorium
Seperti yang sudah diuraikan diatas, bahwa mortar dan alu laboratorium mempunyai beberapa pilihan ukuran yang bisa kita sesuaikan dengan kebutuhan kita, berikut ini adalah contoh dari ukuran alu dan mortar agate yang dapat kita temukan di pasaran.
Agate mortar and pestle standar form, dengan ukuran diameter luar :
- 25 mm
- 35 mm
- 40 mm
- 50 mm
- 65 mm
- 75 mm
- 95 mm
- 100 mm
- 150 mm
Agate mortar and pestle Deep form dengan ukuran diameter luar :
- 50 mm
- 65 mm
- 75 mm
- 95 mm
- 100 mm
- 125 mm
- 150 mm
Demikian ulasan mengenai sejarah, cara menggunakan, jenis, serta fungsi dari mortar dan alu laboratorium.
Semoga bermanfaat.
Rererensi :