Jika di artikel sebelum-sebelumnya kita banyak membahas mengenai alat laboratorium berikut dengan sistem pengukuran, kali kita kita akan belajar mengenal komponen elektronika.
Di dalam sebuah rangkaian elektronika tentunya banyak sekali komponen-komponen dengan bentuk dan jenis yang berbeda-beda.
Dan sebelum kita belajar merakit ataupun memperbaiki sebuah peralatan elektronik, tentu kita harus mengenal dulu setiap komponen-komponen yang ada di dalamnya beserta fungsi-fungsinya.
Nah kali ini kita akan membahas salah satu dari kompenen tersebut, yaitu mengenai resistor baik itu mengenal jenis, fungsi, serta kode warna resistor berikut cara membaca nilainya.
Daftar Isi
Fungsi Resistor
Resistor atau tahanan, sesuai dengan namanya fungsi resistor adalah untuk menahan atau menghambat arus listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian elektronika sehingga harus yang sudah melewati komponen ini akan berkurang.
Jika kita ilustrasikan pada air yang sedang mengalir kemudian kita hambat aliran air tersebut maka aliran atau arus air tersebut juga akan berkurang.
Catatan :
Oya, sebagai informasi kita juga pernah membahas mengenai tang ampere sebagai alat ukur arus listrik, silakan jika teman-teman ingin membacanya, barangkali bisa bermanfaat.
Resistor mempunyai satuan hambatan atau resistansi yang disebut dengan ohm.
Gambar diatas merupakan simbol dari ohm.
Sementara simbol resistor itu sendiri adalah seperti pada gambar dibawah, dimana simbol ini biasanya kita temukan pada skema-skema elektronika.
Untuk mengetahui nilai resistansi sebuah resistor, bisa langsung kita lihat pada bodinya dimana disitu tertulis berapa ohm nilai dari resistor terebut, namun ada juga yang tidak tertulis atau tidak ditandai dengan angka atau huruf melainkan ditandai dengan gelang-gelang yang berwarna-warni
Untuk membaca gelang atau kode warna resistor tersebut ada beberapa cara yang bisa kita gunakan yang nanti akan kita bahas berikut dengan contoh-contohnya.
Jenis-Jenis Resistor
Ternyata resistor itu juga ada beberapa jenis lho. Resistor bisa kita kelompokkan menjadi 2 yaitu :
-
Resistor tetap (fixed resistor)
Resistor tetap adalah resistor yang nilainya tetap, tidak bisa dirubah. Jadi oleh pabriknya sudah ditetapkan nilai resistansinya dan tidak bisa kita rubah.
Ada beberapa jenis resistor tetap diantaranya adalah :
-
-
Resistor Komposisi Karbon
-
Resistor ini termasuk resistor generasi lama dan sekarang sudah jarang dipakai.
Resistor ini terbuat dari bahan karbon yang sudah diberikan campuran tertentu untuk menghasilkan nilai resistansi yang diinginkan.
Karena merupakan generasi lama tentu masih banyak kekurangan seperti mudah noise, mudah terpengaruh oleh pengukuran suhu yang berubah, ataupun tegangan yang berlebih dan juga tidak begitu kuat, mudah patah dan lain sebagainya.
Disamping itu karena sudah ada resistor yang mempunyai karakteristik yang lebih baik sehingga resistor ini sudah jarang digunakan meskipun masih ada dan dapat kita temukan.
-
-
Resistor Film Karbon
-
Meskipun bahannya masih karbon namun sudah didesain agar lebih kuat. Karakteristiknya sudah lebih bagus daripada resistor komposisi karbon yang pertama.
Toleransinya juga tidak terlalu besar sekitar 5 %.
Resitor ini sangat populer sampai sekarang dan paling banyak digunakan, juga tersedia dalam beberapa ukuran watt, mulai dari yang 0.5, 1 watt, 2 watt, dsb.
-
- Resistor Metal Film
Film namun sudah menggunakan metal atau logam sehingga lebih bagus lagi dibandingkan dengan resistor karbon film diatas karena tahan terhadap pengaruh suhu ataupun tegangan tinggi.
Toleransinya juga kecil sekitar 1 % walaupun harganya lebih mahal dibandingkan dengan 2 resistor karbon sebelumnya namun kita tidak akan kecewa menggunakannya.
-
-
Resistor Kawat
-
Resistor ini juga termasuk resistor generasi lama tapi sampai sekarang masih digunakan. Resistor ini dibuat dari lilitan kawat sering dipakai ada rangkaian-rangkaian yang berdaya tinggi dan resistor ini juga tampil dengan bermacam-macam model.
Ada yang diberi body keramik seperti gambar dibawah ini
orang menyebutnya resistor balok, ada yang menyebutnya juga sebagai resistor kapur / resistor batang.
Apapun namanya ini tetap resistor kawat karena di dalamnya adalah kawat.
Ada juga yang diberi pendingin seperti pada gambar dibawah ini sehingga akan lebih bagus untuk menyalurkan panas dan resistor ini umum digunakan pada peralatan-peralatan seperti televisi, power amplifier, dan sebagainya.
-
Resistor variabel (Variable resistor)
Resistor variabel adalah resistor yang nilainya bisa berubah sesuai dengan kebutuhan.
Ada beberapa jenis dari resistor variabel, antara lain :
-
-
Potensiometer
-
Potensiometer merupakan resistor yang nilai resistansinya bisa kita rubah sesuai dengan kebutuhan.
Potensiometer mempunyai 3 Terminal kaki dan sebuah tuas yang bisa kita putar dan ketika kita memutar tuasnya resistansinya akan berubah.
Tersedia juga yang model geser dan juga ada yang model trimmer dan untuk memutarnya kita harus menggunakan obeng. Cara kerja yang model ini juga sama, yaitu ketika kita memutarnya maka resistansinya akan berubah.
Potensiometer sering kita temukan pada peralatan-peralatan elektronik terutama peralatan audio, digunakan sebagai pengatur baik itu volume audio maupun equalizernya.
-
- Rheostat
Rheostat juga merupakan resistor variabel yang nilainya bisa kita rubah dan mirip potensiometer, mempunyai tuas yang bisa kita gunakan untuk mengatur atau mengubah nilai resistansinya.
Tapi untuk rheostat menggunakan kawat sehingga watt nya lebih besar bisa digunakan untuk mengontrol peralatan berdaya tinggi seperti untuk mengontrol kecepatan dinamo atau motor atau untuk mengatur redup terangnya lampu.
Rheostat juga ada yang berbentuk rotary ataupun trimer.
-
-
Termistor
-
Termistor adalah sejenis resistor yang nilai resistansinya bisa berubah karena pengaruh suhu. Ada dua jenis thermistor yaitu jenis PTC dan jenis NTC.
Termistor jenis PTC resistansinya akan naik ketika suhu juga naik, sebaliknya termistor jenis NTC nilai resistansinya akan turun ketika suhunya naik.
Oleh karena itu termistor ini biasanya digunakan sebagai pengontrol peralatan yang berhubungan dengan pengontrol suhu, misalnya ketika suhu yang ditentukan sudah tercapai resistor ini akan menonaktifkan peralatan tersebut.
-
-
Varistor atau VDR
-
Resistor ini akan berubah nilai resistansinya tergantung pada tegangan yang diberikan.
Bila tegangannya turun maka resistansinya akan naik, bila tegangannya naik maka resistansinya akan turun sehingga resistor ini bisa digunakan untuk penstabil ataupun pengaman rangkaian dari lonjakan tegangan yang berlebih.
-
-
LDR (light Dependent Resistor)
-
Resistor ini adalah resistor yang peka cahaya dimana nilai resistansinya akan berubah tergantung intensitas cahaya. Semakin banyak cahaya yang masuk maka akan semakin berkurang resistansinya dan semakin sedikit cahaya yang masuk nilai resistansinya akan naik.
Sehingga jika resistor ini kita taruh di tempat yang gelap resistansinya akan naik, sebaliknya jika resistor ini kita taruh di tempat yang terang maka resistansinya akan menurun.
Jadi kalau boleh dikatakan, alat ini semacam sensor cahaya dan memang sering digunakan untuk mengontrol peralatan yang berhubungan dengan cahaya seperti lampu otomatis dimana jika kondisi malam lampu akan menyala sendiri, dan pada waktu siang lampu akan mati sendiri.
Kode Warna Resistor
Secara umum, kode digunakan untuk memberikan informasi dalam bentuk lain. Kode dapat dapat berupa simbol, sinyal, warna, dan huruf untuk tujuan kerahasiaan.
Dengan cara yang sama, dalam resistor menggunakan gelang-gelang warna berbeda sebagai kode untuk menentukan nilai resistansi (informasi) resistor. Kode warna pada resistor tersebut juga digunakan untuk menentukan toleransi resistor.
Meskipun Kita juga bisa langsung mencari nilai resistansi resistor dengan menggunakan multimeter. Oya teman-teman juga bisa membaca artikel terkait cara menggunakan multimeter analog atau avometer di lnk tersebut.
Sistem kode warna elektronik dikembangkan pada awal 1920-an oleh Radio Manufactures Association, yang sekarang menjadi bagian dari Electronic Industries Alliance (EIA).
Pengkodean warna hanya dilakukan pada resistor tetap tetapi tidak pada resistor variabel karena teknik pengkodean warna hanya menunjukkan nilai resistansi tetap.
Pada resistor variabel memiliki resistansi yang bervariasi. Oleh karena itu, tidak mungkin menggunakan teknik pengkodean warna pada resistor variabel.
Pada teknik pengodean warna, nilai resistor ditandai pada badan resistor dengan menggunakan warna. Warna yang dicat pada badan resistor disebut pita warna / gelang warna. Semua gelang warna yang dicat pada badan resistor digunakan untuk menunjukkan nilai resistansi dan toleransi.
Setiap warna pada badan resistor mewakili angka yang berbeda.
Namun teknik pengkodean warna pada resistor ini juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain :
- Bagi sebagian orang tuna netra, tidak mungkin dapat menentukan nilai resistansi pada resistor tersebut, karena mereka tidak dapat melihat gelang-gelang warna pada resistor.
- Untuk mengenali perbedaan antara dua warna pada resistor pada kondisi panas terkadang agak sulit. Karena, pada saat resistor terlalu panas, warna pada resistor sedikit berubah. Hal ini tentunya menjadi kendala ketika membedakan warna coklat, merah, dengan jingga.
Pita warna resistor pada dasarnya terdiri dari tiga jenis : resistor 4 pita, resistor 5 pita, dan resistor 6 pita.
Supaya lebih paham, kita akan belajar bagaimana cara membaca resistor untuk 4 gelang warna dan 5 gelang warna.
Cara Membaca Nilai Resistor dari Kode Warna
Untuk membaca kode warna resistor, kita harus menghafal dulu nilai dari setiap warna tersebut, Perhatikan tabel dibawah ini :
Pada tabel teresbut terdapat banyak sekali warna dimana setiap warna mempunyai nilai yang berbeda-beda, yaitu :
- Hitam : 0
- Coklat : 1
- Merah : 2
- Oranye : 3
- Kuning : 4
- Hijau : 5
- Biru : 6
- Ungu : 7
- Abu-Abu : 8
- Putih : 9
- Emas
- Perak
- Tanpa Warna
Dan ketiga warna terakhir, (warna emas, perak, tanpa warna) umumnya digunakan untuk menandai nilai-nilai toleransi dari sebuah resistor. Dan juga ada sebagian warna yang digunakan untuk menandai nilai toleransi.
Jadi kita harus menghafal terlebih dahulu nilai dari setiap warna tersebut
Lalu bagaimana cara menggunakan table diatas?
Supaya lebih jelas, yuk kita praktekkan
Resistor Dengan 4 Gelang Warna
Tabel diatas adalah kode warna 4 gelang untuk menentukan nilai resistor.
Contoh 1 : Resistor 5600 Ω
Resistor dengan kode warna hijau-biru-merah dan emas.
- Warna pertama hijau, yang berarti nilainya 5
- Warna kedua biru, yang berarti nilainya 6
- Warna ketiga merah (faktor pengali), yang berarti faktor pengalinya adalah 10² (atau x 100)
- Warna keempat emas, yang berarti menunjukkan toleransi 5%
Jadi nilai dari resistor tersebut adalah 56 x 100 = 5600 Ω dengan toleransi 5 %
Nilai toleransi = (5/100) x 5.600 = 280 Ω
Sehingga
- Nilai minimum 5600 – 280 Ω = 5320 Ω
- Nilai maksimum 5600 + 280 Ω = 5.880 Ω.
- Atau nilai yang diijinkan adalah 5.320 Ω s/d 5.680 Ω.
Contoh 2 : Resistor 390 Ω
Resistor dengan kode warna jingga-putih-coklat-emas
- Warna pertama adalah jingga, yang berarti nilainya 3
- Warna kedua putih, yang berarti nilainya 9
- Warna ketiga coklat (faktor pengali), yang berarti faktor pengalinya adalah nilainya 10¹ (atau x 10)
- Warna keeempat emas, yang berarti menunjukkan toleransi 5 %.
Jadi nilai dari resistor tersebut adalah 39 x 10 = 390 Ω dengan toleransi 5 %.
Nilai toleransi = (5/100) x 390 = 19.5 Ω
Sehingga
- Nilai minimum 390 – 19.5 Ω = 370.5 Ω
- Nilai maksimum 390 + 19.5 Ω = 409,5 Ω
- Jadi nilai yang diijinkan adalah 370.5 Ω s/d 409,5 Ω
Contoh 3 : Resistor 47 Ω
Resistor dengan kode warna kuning-ungu-hitam-emas
- Warna pertama kuning, yang berarti nilainya 4
- Warna kedua Ungu, yang berarti nilainya 7
- Warna ketiga hitam (faktor pengali), yang berarti nilainya 0, yang berarti faktor pengalinya adalah 10 pangkat 0 (atau x 1)
- Warna keempat, yang berarti menunjukkan toleransi 5 %.
Jadi nilai dari resistor tersebut adalah 47 x 1 = 47 Ω dengan toleransi 5 %.
Nilai toleransi = (5/100) x 47 = 2.35 Ω
Sehingga
- Nilai minimum 47 – 2.35 Ω = 44.65 Ω
- Nilai maksimum 47 + 2.35 Ohm = 49.35 Ω
- Jadi nilai yang diijinkan adalah 44.65 Ω s/d 49.35 Ω
Kalau cara diatas kita menggunakan faktor pengali, berikut ini adalah cara lain membaca resistor, harapannya adalah teman-teman bisa memilih memakai cara mana yang teman-teman suka.
Contoh 4 : Resistor 2K
Pada gambar diatas merupakan sebuah resistor yang mempunyai gelang warna :
- Warna Merah
- Warna Hitam
- Warna Merah
- Warna emas (yang paling ujung)
Cara menghitungnya nilai berdasarkan kode warna resistor juga bisa dilihat pada tabel dibawah ini :
- Warna yang pertama = Warna merah, dapat dilihat pada tabel diatas dimana warna merah ini mempunyai nilai 2.
- Warna yang kedua = Warna hitam, dapat dilihat pada tabel diatas dimana warna hitam ini mempunyai nilai 0.
- Warna yang ketiga = Warna merah, yang berarti nilainya 2. Namun gelang yang ketiga ini adalah jumlah 0 nya.
Kurang jelas ya?
Biar lebih jelas sekarang kita langsung jumlahkan pada ilustrasi gambar dibawah :
- Warna pertama merah = 2, maka kita tulis angkat 2 di kotak pertama.
- Warna kedua hitam = 0, maka kita tulis angka 0 di kotak kedua.
- Warna ketiga merah = 2, nilainya memang 2, tapi disini maksudnya adalah jumlah 0 nya ada 2, sehingga kita tulis 0 sebanyak 2 di kotak ketiga.
Dengan demikian resistor tersebut mempunyai nilai 2000 Ω atau 2 KΩ.
Adapun warna gelang yang terakhir adalah nilai toleransinya.
Karena warnanya emas maka nilai toleransinya adalah 5%.
Jadi resistor diatas mempunyai nilai 2000 Ω atau 2 KΩ dengan toleransi 5%.
Resistor Dengan 5 Gelang Warna
Pada prinsipnya cara membaca resistor 5 gelang warna sama dengan resistor 4 gelang warna. Perbedaannya adalah berada di gelang ketiga.
Pada resistor 5 gelang, warna pada gelang ketiga menunjukkan angka ketiga sedangkan gelang keempat pengali dan gelang kelima adalah toleransi atau nilai yang diijinkan seperti tertera pada tabel diatas.
Contoh 1 : Resistor 100 kΩ
Resistor dengan warna coklat-hitam-hitam-Jingga-coklat
- Warna pertama coklat artinya angka 1
- Warna kedua hitam artinya angka 0
- Warna ketiga hitam artinya angka 0
- Warna keempat jingga artinya faktor pengali 10³ atau x 1000
- Warna kelima coklat artinya toleransinya adalah 1 %
Sehingga nilai resistor tersebut adalah 100 x 1000 = 100.000 Ω atau 100 kΩ dengan toleransi 1 %.
Adapun nilai toleransinya adalah (1 / 100) x 100.000 Ω = 1000 Ω.
Contoh 2 : Resistor 4700 Ω
Resistor dengan kode warna kuning-ungu-hitam-coklat-coklat
- Warna pertama kuning artinya angka 4
- Warna kedua ungu artinya angka 7
- Warna ketiga hitam artinya angka 0
- Warna keempat coklat, artinya faktor pengali 10¹ atau 10.
- Warna kelima coklat artinya toleransi 1%
Sehingga nilai resistor tersebut adalah 470 x 10 = 4700 Ω
Adapun nilai toleransinya adalah (1/100) x 4700 Ω = 47 Ω
Contoh 3 : Resistor 560 Ω
Resistor dengan kode warna hijau-biru-hitam-hitam-coklat
- Warna pertama hijau artinya angka 5
- Warna kedua biru artinya angka 6
- Warna ketiga hitam artinya angka 0
- Warna keempat hitam artinya faktor pengalinya 10^0 atau 1
- Warna kelima coklat artinya toleransi 1 %
Sehingga nilai resistor tersebut adalah 560 x 1 = 560 Ω
Adapun nilai toleransinya adalah (1/100) x 560 Ohm = 5,6 Ω
Contoh 4 : Resistor 22 Ω
Resistor dengan kode warna merah-merah-hitam-emas-coklat
- Warna pertama merah artinya angka 2
- Warna kedua merah artinya angka 2
- Warna ketiga hitam artinya angka 0
- Warna keempat emas artinya faktor pengali 0,1
- Warna kelima coklat artinya toleransinya adalah 1%
Sehingga nilai resistor tersebut adalah 220 x 0,1 Ohm = 22 Ω
Adapun nilai toleransinya sama dengan (1/100) x 22 Ω = 0,22 Ω
Contoh 5 : Resistor 270 kΩ
Resistor dengan kode warna merah-ungu-hitam-jingga-coklat
- Warna pertama merah artinya angka 2
- Warna kedua Ungu artinya angka 7
- Warna ketiga hitam artinya angka 0
- Warna keempat jingga artinya faktor pengali 10³ atau 1000
- Warna kelima coklat artinya toleransi 1 %
Sehingga nilai resistor tersebut adalah 270 x 1000 = 270.000 Ω atau biasa ditulis 270 kΩ.
Seperti pada pembacaan resistor gelang 4, dimana pada contoh-contoh diatas menggunakan faktor pengali, maka dibawah ini kita akan mencoba dengan cara lainnya.
Contoh 6 : Resistor 1K
Dapat dilihat pada gambar resistor diatas, dimana :
- Warna pertama = coklat, yang berarti 1
- Warna kedua = hitam, yang berarti 0
- Warna ketiga = hitam, yang berarti 0
- Warna yang keempat = coklat yang berarti 1, dimana menunjukkan jumlah 0 nya adalah 1.
Jadi nilai resistor adalah 1000 Ω atau 1 KΩ.
Dan warna paling ujung adalah toleransinya, karena warnanya coklat maka nilai toleransinya 1 %
Jadi resistor diatas mempunyai nilai 1000 Ω atau 1 KΩ dengan toleransi 1 %.
Contoh 7 :Resistor 10 Ω
Lalu bagaimana denganmu resistor yang jumlah nol nya sama dengan nol seperti pada gambar diatas.
Dapat kita lihat dimana gelang ketiga warnanya hitam, yang berarti 0.
Cara menghitungnya bagaimana?
- Warna pertama = coklat, yang berarti 1
- Warna kedua = hitam, yang berarti 0
- Warna ketiga ini menunjukkan jumlah nolnya dimana warnanya hitam, yang berarti 0. Berarti jumlah 0 yang akan kita tambahkan adalah sama dengan 0 atau kosong.
Dengan demikian resistor ini mempunyai nilai 10 Ω.
Dan warna yang paling ujung adalah toleransi. Karena warnanya emas berarti toleransinya 5 %.
Jadi resistor diatas mempunyai nilai 10 Ω dengan toleransi 5 %.
Semoga Bermanfaat
Membantu bgt utk org awam, makasih bnyk min
sama sama kak
semoga bermanfaat ya