Pengertian dan Fungsi Batang Pengaduk Kaca dalam Laboratorium

Pengertian dan Fungsi Batang Pengaduk Kaca dalam Laboratorium

Halo para pembaca setia! Apakah kamu seorang ahli kimia atau sedang belajar menjadi ahli kimia?

Jika iya, pasti sudah tidak asing lagi dengan batang pengaduk kimia yang sering digunakan untuk mencampur bahan-bahan kimia di laboratorium.

Namun, tahukah kamu bahwa selain sebagai peralatan dasar dalam proses pencampuran bahan kimia, batang pengaduk juga memiliki manfaat lain yang mungkin belum banyak diketahui oleh banyak orang?

Yuk, simak artikel ini sampai selesai untuk mengetahui lebih lanjut tentang manfaat batang pengaduk kimia untuk proses pencampuran bahan kimia di laboratorium!

Apa Itu Batang Pengaduk Kimia?

gambar batang pengaduk laboratorium

Batang pengaduk kimia atau yang juga dikenal sebagai pengaduk kaca, adalah peralatan laboratorium yang digunakan untuk mencampurkan atau mengaduk zat kimia dalam wadah tertentu atau umumnya dalam larutan yang sudah ditaruh didalam gelas kimia.

Batang pengaduk terbuat dari bahan kaca atau bahan sintetis lainnya yang tahan terhadap zat kimia tertentu. Bahan yang umum digunakan adalah kaca borosilikat, sehingga tak heran jika alat ini juga banyak disebut sebagai pengaduk kaca.

bentuk gambar pengaduk kaca

Bentuk dari pengaduk kaca ini sangatlah sederhana yaitu mirip sebuat sedotan dengan bentuk bagian ujung sesuai dengan model atau jenisnya, ada yang kedua ujungnya tumpul namun ada juga yang salah satu ujungnya tumpul dan ujung lainnya pipih seperti pada gambar batang pengaduk diatas.

Fungsi Pengaduk Kaca di Lab

Diatas sudah disinggung, bahwa pengaduk kaca ini memiliki fungsi untuk mengaduk dan mencampur bahan kimia, namun apakah hanya itu?

Ternyata ada beberapa fungsi dari pengaduk kaca ini, berikut kita uraikan beberapa diantaranya :

  • Pengadukan Larutan

pengaduk kaca untuk pelarutan

Pengaduk kaca merupakan alat yang sangat penting dalam proses pengadukan bahan kimia di laboratorium. Fungsi utama pengaduk kaca ini adalah untuk mencampurkan bahan kimia yang berbeda secara merata dan menghindari terjadinya pengendapan atau penggumpalan bahan kimia yang dapat mengganggu hasil percobaan atau eksperimen.

Pada awal proses pengadukan, pengaduk kaca digunakan untuk mencampurkan bahan kimia dengan pelarut cair atau bahan kimia lainnya secara merata. Pengaduk kaca ini juga dapat digunakan untuk memecah gumpalan bahan kimia yang mungkin terbentuk selama penyimpanan atau transportasi bahan kimia.

Selama proses pengadukan, pengaduk kaca harus digerakkan dengan hati-hati dan terus-menerus agar bahan kimia yang diaduk tercampur dengan baik. Setelah proses pengadukan selesai, pengaduk kaca harus dicuci untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang. Hal ini sangat penting untuk memastikan keakuratan dan keberhasilan percobaan berikutnya.

Secara keseluruhan, pengaduk kaca memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pengadukan bahan kimia di laboratorium. Penggunaannya yang tepat dan hati-hati dapat membantu memastikan keberhasilan percobaan dan hasil yang akurat.

  • Pada Proses Dekantasi Kimia

pengaduk laboratorium untuk dekantasi

Dalam proses dekantasi pemisahan zat kimia, batang pengaduk digunakan untuk membantu memisahkan fase cairan dan fase padat yang tidak larut di dalam pelarut. Fase cairan dan padat ini biasanya tercampur secara homogen dan sulit dipisahkan hanya dengan menunggu waktu tertentu.

Fungsi utama pengaduk kaca pada proses dekantasi adalah untuk membantu mengaduk campuran agar fase cairan dan fase padat tercampur secara merata. Setelah fase cairan dan fase padat tercampur merata, campuran dibiarkan selama beberapa waktu agar terjadi pengendapan. Selama pengendapan, fase padat akan turun ke dasar wadah, sedangkan fase cairan akan berada di atasnya.

Setelah pengendapan selesai, barulah pengaduk kaca digunakan untuk memisahkan fase cairan dan fase padat yang sudah terpisah. Caranya adalah dengan memasukkan batang pengaduk ke dalam fase cairan, kemudian dengan hati-hati memindahkan fase cairan ke dalam wadah yang lain (misalnya : gelas kimia). Setelah itu, fase padat yang tersisa di wadah pertama (misalnya : labu erlenmeyer) dapat diambil dengan menggunakan spatula laboratorium atau alat lainnya.

Dalam proses dekantasi, penggunaan pengaduk kaca sangat penting untuk mendapatkan hasil yang akurat dan efektif. Tanpa pengaduk kaca, pengadukan campuran menjadi tidak merata sehingga fase cairan dan fase padat tidak dapat terpisah dengan sempurna. Oleh karena itu, pengaduk kaca sangat diperlukan untuk membantu mempermudah proses pemisahan fase cairan dan fase padat pada proses dekantasi zat kimia.

  • Membantu Proses Pelarutan zat padat Kimia

pelarutan bahan kimia dengan kaca pengaduk

Pengaduk kaca sangat penting dalam proses pelarutan zat padat, terutama dalam hal membantu mempercepat proses pelarutan dan memastikan bahwa pelarutan terjadi secara merata. Pada umumnya, zat padat tidak dapat larut dengan sendirinya di dalam pelarut cair, sehingga perlu dicampur dan diaduk secara merata dengan menggunakan pengaduk kaca agar terjadi pelarutan yang optimal.

Fungsi utama pengaduk kaca pada proses pelarutan zat padat adalah untuk membantu mencampurkan zat padat dengan pelarut cair secara merata. Dalam proses ini, batang pengaduk harus digunakan secara hati-hati untuk menghindari terjadinya pengotoran dan kontaminasi antara zat yang dilatutkan dengan zat lainnya. Selain itu, pengaduk kaca ini juga digunakan untuk memastikan bahwa pelarutan terjadi dengan cepat dan efisien.

Selain itu, pengaduk kaca juga dapat membantu menghindari terjadinya penggumpalan zat padat di dalam pelarut cair. Hal ini dapat terjadi ketika zat padat tidak tercampur secara merata dengan pelarut, sehingga membentuk gumpalan yang sulit larut. Dengan menggunakan pengaduk kaca, pelarutan dapat terjadi secara merata dan zat padat tidak terkumpul di satu titik, sehingga dapat menghindari terjadinya penggumpalan.

  • Membantu Proses Rekristalisasi

fungsi batang pengaduk laboratorium pada rekristalisasi

Pengaduk Kaca memiliki peranan penting dalam proses rekristalisasi karena membantu mempercepat proses rekristalisasi dan memastikan bahwa kristal yang terbentuk memiliki ukuran dan bentuk yang seragam. Rekristalisasi adalah proses pemurnian zat padat dengan cara melarutkan zat padat tersebut di dalam pelarut, kemudian mendinginkan larutan sehingga kristal terbentuk.

Fungsi utama pengaduk kaca pada proses rekristalisasi adalah untuk membantu mencampurkan zat padat dengan pelarut cair secara merata dan mencegah terjadinya penggumpalan zat padat. Selain itu, pengaduk kaca juga membantu menjaga suhu larutan agar tetap stabil selama proses rekristalisasi berlangsung.

Pada awal proses rekristalisasi, pengaduk kaca digunakan untuk membantu mencampurkan zat padat dengan pelarut cair secara merata. Setelah larutan terbentuk, batang pengaduk tetap harus digunakan untuk mengaduk larutan selama proses pemanasan, untuk mencegah terjadinya pengendapan zat padat di dasar wadah.

Ketika proses rekristalisasi sudah selesai dan kristal terbentuk, batang pengaduk masih dibutuhkan untuk membantu memisahkan kristal dari larutan. Caranya adalah dengan menyaring kristal dari larutan menggunakan kertas saring dan memindahkan kristal ke dalam wadah yang bersih. Dalam proses ini, batang pengaduk digunakan untuk membantu mengambil kristal yang tersisa di wadah dan memastikan bahwa kristal tersebut telah terpisah dari larutan dengan sempurna.

Dalam keseluruhan proses rekristalisasi, pengaduk kaca sangat penting untuk memastikan bahwa proses rekristalisasi berlangsung dengan baik dan kristal yang terbentuk memiliki ukuran dan bentuk yang seragam. Oleh karena itu, pemilihan batang pengaduk yang tepat dan penggunaannya dengan hati-hati sangat diperlukan dalam proses rekristalisasi.

Bagaimana Cara Penggunaan Batang Pengaduk Kaca dengan Benar?

kegunaan pengaduk laboratorium

Penggunaan batang pengaduk yang benar sangat penting untuk mendapatkan hasil yang akurat dan aman. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan batang pengaduk laboratorium tersebut :

  • Pastikan batang pengaduk bersih dan kering sebelum digunakan.
  • Pilihlah ukuran batang pengaduk yang sesuai dengan jumlah campuran.
  • Masukkan batang pengaduk ke dalam campuran dan putar secara perlahan.
  • Bersihkan batang pengaduk laboratorium setelah selesai digunakan.

Bentuk dan Ukuran Batang Pengaduk Kimia

Seperti yang telah diuraikan diatas, batang pengaduk kimia umumnya terbuat dari kaca borisilikat, namun bagaimana bentuk atau modelnya? Dan bagaimana dengan ukurannya?

Berikut ini merupakan batang pengaduk kimia yang paling sering kita temui di laboratorium.

  • Glass Stirring Rods Rounded Ends, dimana dapat dilihat seperti pada gambar dibawah dimana kedua ujungnya adalah bulat.

Glass Stirring Rods Rounded Ends

  • Glass Stirring Rods Spade & Button Ends, dimana batang pengaduk ini pada satu bagian ujungnya bulat namun pada ujung lainnya adalah pipih seperti tampilan gambar dibawah ini.

Glass Stirring Rods Spade Button Ends

Untuk Ukuran batang pengaduk laboratorium ini juga bermacam-macam, kita tinggal menyesuaikan dengan ukuran wadah atau jumlah campuran yang akan diaduk. Beberapa ukuran batang pengaduk laboratorium  yang sering kita jumpai adalah batang pengaduk yang mempunyai panjang 15 cm ; 20 cm ; dan 30 cm dengan diameter 6 mm.

Pastikan memilih jenis dan ukuran batang pengaduk yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Manfaat Menggunakan Batang Pengaduk Laboratorium

Manfaat Menggunakan Batang Pengaduk Laboratorium

Kesimpulan

Resume artikel batang pengaduk kimia

Batang pengaduk kimia salah satu alat laboratorium kimia yang penting dan secara umum berfungsi untuk mencampurkan zat kimia dalam wadah tertentu.

Penggunaan batang pengaduk yang benar sangat penting untuk mendapatkan hasil yang akurat dan aman. Selain itu memilih jenis dan ukuran batang pengaduk yang sesuai dengan kebutuhan analisa juga sangat penting.

Dengan menggunakan batang pengaduk kimia, proses pengujian dan penelitian di laboratorium kimia dapat menjadi lebih akurat dan aman.

Semoga Bermanfaat.

Fungsi Corong Pisah dan Teknik Pemisahan Campurannya

Fungsi Corong Pisah dan Teknik Pemisahan Campurannya

Pemisahan senyawa atau larutan di dalam laboratorium maupun industri merupakan hal yang lazim dilakukan. Ada berbagai macam teknik baik itu destilasi, kromatografi, ekstraksi, dll.

Peralatan yang diperlukan juga tentunya berbeda-beda, untuk skala lab jika kita ingin memisahkan senyawa dengan menggunakan metode kromatografi tentunya kita memerlukan HPLC (High Performance Liquid Chromatography) , dll. Jika pemisahannya berdasarkan perbedaan titik didih umumnya kita menggunakan metode destilasi, dan jika dilakukan untuk memisahkan campuran cair dengan cair yang mempunyai perbedaan massa jenis maka umumnya menggunakan metode ekstraksi.

Nah kali ini kita akan mempelajari salah satu peralatan yang digunakan dalam metode pemisahan campuran cair dengan cair tersebut yaitu corong pisah, apa saja fungsi corong pisah, bentuknya bagaimana, cara menggunakannya seperti apa, dan aplikasi di industrinya seperti apa?

Yuk mulai..

Apa itu corong pisah atau separatory funnel?

prinsip kerja corong pisah

Corong pisah atau yang biasa disebut dengan separatory funnel merupakan alat laboratorium yang digunakan untuk memisahkan dua atau lebih cairan yang tidak dapat bercampur atau saling melarutkan. Corong pemisah ini terbuat dari kaca atau plastik dan memiliki bentuk seperti botol dengan leher yang memanjang dan bagian bawah yang menyempit.

Prinsip kerja corong pisah adalah pemisahan berdasarkan perbedaan densitas atau kepadatan dari dua cairan yang hendak dipisahkan. Pada saat campuran dicurahkan ke dalam corong pisah, maka cairan yang lebih ringan atau memiliki kepadatan lebih rendah akan berada di atas dan cairan yang lebih berat atau memiliki kepadatan lebih tinggi akan berada di bawah.

Corong pemisah memiliki bagian bawah yang menyempit untuk memudahkan dalam memisahkan kedua cairan tersebut. Dalam praktikum, kita dapat memisahkan kedua cairan tersebut dengan menuangkan cairan pada bagian leher corong pisah dan mengeluarkan cairan melalui bagian bawah yang menyempit.

Bagian bawah yang menyempit ini juga berfungsi untuk meminimalkan kontak antara kedua cairan sehingga dapat mempercepat proses pemisahan.

Corong pisah umumnya digunakan untuk memisahkan dua cairan yang tidak dapat bercampur, seperti minyak dan air atau asam dan basa. Namun, corong pisah juga dapat digunakan untuk memisahkan campuran lain seperti kafein dan air, etil asetat dan air, atau etanol dan air.

Bagian-Bagian Corong Pisah

bagian bagian corong pisah

Corong pisah terdiri dari tiga bagian utama: stopper, separatory funnel, dan stopcock.

Stopper

Stopper adalah bagian atas corong pisah yang berfungsi untuk menutup bagian atas corong pisah dan membantu mempertahankan tekanan di dalam corong pisah saat mengocok atau menggoyangkan campuran. Stopper biasanya terbuat dari bahan karet silikon atau karet alam yang dapat menyesuaikan diri dengan leher corong pisah.

Separatory Funnel

Separatory funnel adalah bagian tengah corong pisah yang berbentuk seperti kerucut terbalik dan digunakan untuk memisahkan dua fase cairan yang tidak bercampur. Pada bagian bawah separatory funnel terdapat keran yang disebut stopcock.

Stopcock

Stopcock adalah keran yang terletak di bagian bawah separatory funnel. Stopcock digunakan untuk mengatur aliran cairan yang keluar dari corong pisah. Stopcock dapat dibuka atau ditutup dengan memutar pegangannya. Saat stopcock dibuka, cairan akan mengalir keluar dari corong pisah. Demikian juga sebaliknya, saat stopcock ditutup, cairan akan tertahan di dalam corong pisah.

Ketiga bagian tersebut saling terkait untuk memudahkan pengguna atau analis dalam memisahkan fase cairan yang tidak bercampur. Penggunaan corong pisah dapat dilakukan dengan memasukkan campuran kedua fase cairan ke dalam corong pisah, kemudian mengocok atau menggoyangkan campuran untuk mempercepat pemisahan. Setelah itu, stopcock dibuka dan fase cairan yang diinginkan dituangkan ke dalam wadah yang diinginkan, misalnya ditampung dalam gelas kimia laboratorium.

Jenis-Jenis Corong Pisah

metode pemisahan dengan corong pemisah

Corong pisah tersedia dalam berbagai ukuran dan bahan, namun yang paling umum digunakan adalah corong pisah yang terbuat dari kaca borosilikat.

Corong pisah dari kaca borosilikat lebih tahan terhadap perubahan suhu dan bahan kimia, sehingga dapat digunakan pada berbagai macam eksperimen.

Selain itu, corong pisah dari plastik juga tersedia, namun jarang digunakan dalam praktikum karena bahan tersebut tidak dapat menahan bahan kimia yang kuat.

contoh model corong pemisah

Diatas adalah 2 model gambar corong pisah yang sering kita temukan di laboratorium. Untuk ukurannya sendiri tersedia dalam berbagai ukuran yaitu :

  • 50 ml
  • 100 ml
  • 200 ml
  • 300 ml
  • 500 ml
  • 1000 ml
  • 2000 ml
  • 3000 ml

Cara Menggunakan Corong Pisah

cara menggunakan corong pemisah

Contoh : Kita akan memisahkan ekstrak teh dengan pelarut choroform dimana kedua larutan tersebut mempunyai densitas yang berbeda sehingga akan terbentuk 2 fase.

Cara menggunakan corong pemisah relatif sederhana, berikut ini tahapannya :

  • Pastikan stopcock dalam keadaan tertutup, Hal ini kita lakukan supaya larutan atau campuran tidak tumpah ketika kita masukkan ke dalam corong pemisah. 
  • Masukkan ekstrak teh kemudian chloroform ke dalam corong pemisah, sebagian dari analis terkadang memasang corong pemisah ini dengan bantuan klem dan statif sehingga corong dapat terpasang tegak dan tidak mudah goyang. 

Catatan : Pastikan corong pemisah terisi campuran maksimal 2/3 dari kapasitas atau volume corong pemisah tersebut untuk menghindari adanya ledakan dan tekanan yang terlalu tinggi.

gambar corong pisah untuk ekstraksi teh

Dapat dilihat bahwa terdapat 2 fase pada corong pemisah tersebut, dimana fase atas merupakan ekstrak teh yang dilarutkan dalam air, dan fase bawah merupakan lapisan chloroform. Fase dengan densitas kecil terletak diatas, sedangkan fase dengan densitas lebih besar terletak dibawah.

  • Lakukan proses pengocokan dengan cara goyangkan corong pemisah secara perlahan untuk menghindari adanya emulsi dan bukan stopcock sesekali untuk mengeluarkan gas
  • Setelah selesai pengocokan, tempatkan kembali corong pemisah tersesbut pada klem dan statif, kemudian diamkan beberapa saat sampai didapatkan lapisan yang memisahkan 2 pelarut secara sempurna, Untuk memisahkan keduanya, buka stopcock dan tampung di dalam gelas kimia atau labu erlenmeyer.

Aplikasi Industri Proses Pemisahan Cairan-Cairan

prinsip corong pisah dalam industri

Corong pemisah umumnya digunakan dalam berbagai aplikasi industri di mana diperlukan untuk memisahkan cairan yang tidak bercampur. Beberapa contoh proses industri yang menggunakan corong pisah antara lain :

  • Pemisahan minyak dan air

Prinsip corong pemisah sering digunakan untuk memisahkan minyak dan air di industri perminyakan dan kimia.

Misalnya, corong pemisah dapat digunakan untuk memisahkan minyak dan air dalam air terproduksi dari sumur minyak dan gas, atau untuk memisahkan minyak dan air dalam instalasi pengolahan air limbah dari proses industri.

  • Pemisahan bensin dan air

Prinsip corong pemisah juga digunakan untuk memisahkan bensin dan air di industri perminyakan. Hal Ini penting karena air dapat menyebabkan korosi dan masalah lain pada tangki penyimpanan bensin dan sistem bahan bakar mesin.

  • Pemisahan heksana dan air

Heksana adalah pelarut umum yang digunakan dalam industri kimia, dan prinsip dalam corong pisah ini sering digunakan untuk memisahkan heksana dan air setelah pelarut digunakan dalam proses reaksi atau ekstraksi.

  • Aplikasi lain

Corong pemisah juga dapat digunakan dalam berbagai aplikasi industri lainnya di mana diperlukan untuk memisahkan cairan yang tidak bercampur, seperti dalam produksi obat-obatan, kosmetik, dan produk makanan.

Kesimpulan

gambar corong pemisah

Corong pisah atau separatory funnel merupakan alat laboratorium yang sederhana namun sangat penting dalam proses pemisahan cairan yang tidak dapat bercampur.

Hal terpenting terkait dengan corong pisah ini adalah kita mengetahui cara yang benar dalam menggunakannya dan pemilihan volume atau kapasitas dari corong pisah sebelum membelinya karena seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa campuran yang akan kita pisahkan sebaiknya berkisar antara 2/3 dari volume corong pemisah tersebut.

Semoga Bermanfaat.

Mengenal Karet Penghisap Laboratorium atau Rubber Bulb

Mengenal Karet Penghisap Laboratorium atau Rubber Bulb

Pernahkah kalian mendengar tentang karet penghisap laboratorium atau rubber bulb atau sebagian dari kita menyebutnya dengan pipet filler?

Mungkin bagi sebagian dari kalian yang sudah berkecimpung di dunia laboratorium, pasti sudah tidak asing lagi dengan alat yang satu ini. Namun, bagi yang masih awam, yuk simak artikel ini untuk mengetahui lebih lanjut tentang karet penghisap laboratorium atau rubber bulb.

Fungsi Karet Penghisap Laboratorium atau Rubber Bulb

rubber bulb adalah

Karet penghisap laboratorium atau rubber bulb merupakan alat yang digunakan untuk menghisap atau menyedot cairan / larutan dalam kegiatan analisa di laboratorium. Karet penghisap ini dalam penggunaannya selalu berpasangan dengan pipet, baik itu pipet ukur atau pipet volume.

Dengan menggunakan karet penghisap laboratorium, analis dapat mengambil dan memindahkan cairan atau larutan dengan lebih mudah dan aman. Untuk volume cairan yang diambil itu sendiri tinggal kita sesuaikan dengan menggunakan pipet volume atau pipet ukur yang kita gunakan.

Contohnya : pada kegiatan preparasi suatu analisa vitamin C dengan menggunakan metode spektrofotmeter UV Visible dimana kita harus membuat deret larutan standar. Nah kita dapat menggunakan karet penghisap ini sebagai alat bantu untuk mengambil dan mengeluarkan larutan standar pada beberapa volume yang ditetapkan yang kemudian akan diencerkan dengan pelarut tertentu.

Penting Diperhatikan!

Jangan pernah menggunakan mulut untuk menyedot cairan atau larutan, karena ini sangat berbahaya. Hal ini terkadang masih kita temukan di lapangan.

Bagian-Bagian Rubber Bulb

bagian bagian rubber bulb

Gambar diatas merupakan bagian-bagian dari rubber bulb. Paling tidak ada 5 bagian utama dari rubber bulb ini. Berikut adalah penjelasan detail dari masing-masing bagiannya.

  • Katup Bagian Atas

Katup ini umumnya diberi simbol huruf A yang berarti aspirate, dimana berfungsi untuk mengeluarkan udara pada bola karet. Pada gambar diatas ditunjukkan dengan tanda panah warna biru.

  • Bola karet

Bola karet (tanda panah warna coklat pada gambar diatas) adalah bagian utama dari karet penghisap laboratorium. Bagian inilah yang menyebabkan adanya tekanan pada rubber bulb ini. Pada saat bola karet ini dalam keadaan mengempis, maka rubber bulb (yang telah dihubungkan dengan pipet) ini dapat digunakan untuk menyedot cairan atau larutan.

  • Katup Bagian Bawah

Katup ini diberi simbol S (Suction), letaknya persis dibawah bola karet (tanda panah warna hijau pada gambar diatas) dan berfungsi untuk menyedot cairan atau larutan.

  • Katup Samping

Katup yang diberi simbol huruf E yang berarti Exhaust (tanda panah warna orange pada gambar diatas) yang berfungsi mengeluarkan larutan dari pipet.

  • Bagian Penghubung

Bagian ini berfungsi untuk menghubungkan pipet dengan rubber bulb (tanda panah warna ungu pada gambar diatas.

Cara Menggunakan Rubber Bulb

cara menggunakan karet penghisap laboratorium

Berikut adalah langkah-langkah untuk menggunakan karet penghisap laboratorium atau rubber bulb :

  • Persiapkan alat yang akan digunakan

Pastikan bahwa karet penghisap laboratorium bersih dan bebas dari kotoran atau zat-zat lainnya yang dapat mengkontaminasi larutan yang akan kita ambil dan pindahkan. Demikian juga pipet volume atau pipet ukur yang digunakan dalam kondisi bersih.

  • Persiapkan Larutan yang Akan Diambil

Pastikan juga bahwa cairan atau larutan yang akan diambil atau dipindahkan dengan karet penghisap laboratorium sudah siap. Larutan ini umumnya ditampung dalam suatu labu ukur ataupun gelas kimia lab tergantung dengan kegiatan analisa yang akan dilakukan.

  • Kempiskan Bola Karet

Untuk mengempiskan bola karet, tekan bagian katup A (pada huruf A panah biru pada gambar bagian-bagian karet penghisap) sehingga katup terbuka kemudian tekan bola karet hingga mengempis dan lepaskan bagian atas sehingga katup tertutup kembali.

  • Pasang Pipet Pada Rubber Bulb

Setelah bola karet mengempis, pasang pipet ke dalam karet penghisap (pada huruf E panah ungu pada gambar bagian-bagian karet penghisap) dengan menekannya sedikit demi sedikit secara perlahan.

  • Tarik Cairan atau Larutan

Jika pipet sudah terpasang, angkat rubber bulb dengan kedua tangan dimana tangan kanan memegang rubber bulb sedangkan tangan kiri memegang pipet dan arahkan pipet tersebut ke dalam cairan atau larutan yang akan diambil.

Tekan katup S (Suction) pada huruf C panah hijau pada gambar bagian-bagian karet penghisap diatas sehingga larutan tersedot ke secara perlahan ke dalam pipet.

Catatan :

Atur volume larutan sesuai dengan yang diinginkan, pastikan pembacaan meniskus tepat. Jika volume larutan lebih dari volume yang diinginkan kita bisa mengeluarkannya dengan menekan katup E pada rubber bulb.

Pastikan cairan atau larutan tidak masuk ke dalam rubber bulb pada saat kita menyedotnya karena akan cepat membuat karet dan komponen di dalam rubber bulb tersebut rusak.

  • Keluarkan Cairan atau Larutan

Jika pengaturan meniskus sudah tepat, maka keluarkan larutan yang ingin dipindahkan ke dalam tempat yang telah disediakan (misalnya : labu ukur) dengan menekan katup E. Tunggu beberapa saat sehingga cairan atau larutan keluar semua dari pipet.

Jika sudah selesai, lepaskan pipet dari rubber bulb, bersihkan alat (pipet dan rubber bulb nya sehingga tidak mengkontaminasi larutan yang akan dianalisa berikutnya) dan simpan di tempat yang sejuk dan kering.

Pilihan Alternatif Selain Rubber Bulb

solusi selain pipet filler

Mungkin sebagian dari kita, terlebih yang sudah bekerja di industri, (misalnya : industri makanan yang telah menerapkan standar CPOTB – Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik atau Hazard Analysis and Critical Control Points – HACCP) dimana setiap kegiatan analisanya memang membutuhkan waktu yang cepat dan akurat karena hasilnya ditunggu untuk pelulusan produk jadi) pemakaian karet penghisap ini dinilai kurang efisien terlebih pada saat memastikan ukuran volume yang diambil, jika belum terbiasa maka akan memakan waktu yang agak lama.

Maka banyak analis di laboratorium yang lebih suka menggunakan macro pippet controller karena dirasa penggunaannya lebih mudah dan lebih cepat. Salah satunya adalah macro pippet controller dari brand. Bentuknya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

pippet controller

Alat ini mempunyai sistem katup yang unik sehingga mampu memberikan kontrol meniskus yang akurat. Selain itu alat ini juga mudah digunakan, bahkan oleh analis pemula sekalipun.

Alat ini dapat digunakan untuk volume 0,1 mL hingga 200 mL yang dilengkapi dengan filter membran hidrofobik 3 µm untuk mengurangi kontaminasi silang dimana filter membran pada macro pipet controler tersebut dapat diautoklaf pada suhu 121°C, hingga 5 kali.

Hal-Hal yang Harus Diperhatikan!

  • Gunakan alat ini pada rentang suhu 10°C s/d 40°C (50°F dan 104°F). Jadi pastikan kita mengetahui kisaran suhu cairan atau larutan, jika belum maka kita bisa mengukur suhu larutan tersebut dengan menggunakan termometer raksa atau termometer alkohol.
  • Gunakan dengan pipet kaca atau plastik berskala dan volumetrik dalam kisaran volume 0,1 mL hingga 200 mL dengan diameter luar tabung pengisap < 9,2 mm

Simak Juga : Mikropipet : Mengenal Fungsi, Jenis, Serta Ukurannya

  • Jangan pernah menggunakan alat ini untuk cairan atau larutan yang uapnya memiliki efek korosif atau merusak bahan silikon atau PP.

Kesimpulan

pippet fillerKaret penghisap laboratorium atau rubber bulb merupakan pilihan yang hemat untuk kegiatan analisa di laboratorium. Hampir sama dengan alat laboratorium lainnya, harga rubber bulb tentunya juga bervariasi tergantung dari merknya. Namun untuk kisaran harga rubber bulb adalah Rp. 80.000,- s/d 120.000,-. Hal yang harus dipastikan pada saat pengoperasiannya adalah menjaga agar cairan atau larutan yang diambil tidak sampai masuk ke dalam bola karet, karena hal ini bisa menyebabkan karet penghisap ini cepat rusak.

Semoga Barmanfaat.

Cawan Porselen Laboratorium : Alat Penting Dalam Reaksi Kimia

Cawan Porselen Laboratorium : Alat Penting Dalam Reaksi Kimia

Halo! Kali ini kita akan membahas tentang cawan porselen laboratorium sebagai alat penting dalam percobaan atau reaksi kimia. Cawan porselen merupakan salah satu peralatan laboratorium yang harus dimiliki oleh setiap peneliti atau mahasiswa kimia.

Kenapa?

Karena cawan ini berfungsi sebagai wadah yang tahan panas untuk melakukan percobaan reaksi kimia. Untuk lebih jelasnya yuk kita bahas satu persatu terkait dengan cawan porselin ini.

Apa Itu Cawan Porselen Laboratorium?

macam macam cawan porselen laboratorium

Cawan Porselen merupakan peralatan lab yang telah digunakan selama beberapa dekade, awal mulanya cawan ini digunakan sebagai wadah untuk logam yang harus dicairkan. Namun, seiring berjalannya waktu fungsi cawan porselen ini juga semakin meluas seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan khususnya dalam hal penelitian bahan kimia.

Material bahan maupun bentuk dari cawan ini tidak mengalami perubahan besar, hal ini dikarenakan sifat material dan desainnya yang sudah memadai untuk memenuhi fungsinya.

Dilihat dari bentuknya, cawan porselen merupakan wadah cekung yang digunakan untuk menyimpan bahan atau zat yang harus direaksikan pada suhu tinggi untuk menghasilkan perubahan dalam keadaan fisiknya. Sehingga tak heran jika cawan ini selalu berkaitan erat dengan alat furnace dan desikator laboratorium dalam penggunaannya.

Kenapa Harus Porselen?

cawan Crucible

Seperti kita ketahui, dalam suatu laboratorium terkadang kita dihadapkan pada suatu percobaan reaksi dari berbagai zat dan membutuhkan wadah yang terbuat dari bahan yang memiliki ketahanan terhadap panas, asam, dan basa dengan porositas rendah.

Porselen merupakan bahan yang dihasilkan dari gabungan kaolin, silika, dan feldspar. Silika inilah yang mengurangi plastisitas tanah liat serta yang dapat mencegah perubahan bentuk cawan selama pembakaran (umumnya menggunakan pembakar bunsen ataupun furnace laboratorium). Kemudian ditutup dengan enamel dan dibakar untuk memberikan kualitas semi-tahan air.

Material bahan pembuatan yang berkualitas inilah yang membuat cawan ini bisa digunakan dalam temperatur tinggi dan reaksi kimia yang kuat.

Cawan porselen dapat digunakan dalam percobaan kimia dengan suhu maksimum 1050 °C serta mempunyai ketahanan yang sangat baik terhadap kejutan termal dan juga terhadap korosi.

Kelebihan lain dari cawan ini adalah daya tahan yang cukup lama sehingga bisa digunakan berulang kali dalam percobaan reaksi kimia.

Selain kelebihannya, cawan porselen laboratorium juga memiliki beberapa jenis yang harus diketahui.

Jenis-Jenis Cawan Porselen

Oiya, untuk memudahkan pemahaman kami mengambil contoh produk dari cawan porselen dari ASONE. Jika anda mempunyai produk dengan brand lain dan ingin kami ulas produk tersebut silakan menghubungi kami.

Ada beberapa jenis cawan porselen yang dibedakan berdasarkan campuran material bahannya berikut dengan ukuran kapasitasnya. Berikut ini diantaranya :

Porcelain Crucible

Porcelain Crucible

Jenis cawan porselen yang paling umum, terbuat campuran bahan SiO2 (58 %) dan Al2O3 (33 %) yang mempunyai ketahanan sampai suhu 1050 °C. Cawan ini tersedia dalam berbagai macam ukuran berikut dengan tutupnya yang terkadang dijual secara terpisah, yaitu :

  • 5 ml
  • 10 ml
  • 15 ml
  • 20 ml
  • 30 ml
  • 50 ml
  • 100 ml
  • 150 ml
  • 300 ml

Numbered Porcelain Crubicle

Numbered Porcelain Crubicle

Agak sedikit berbeda dengan yang pertama, cawan porselen ini umumnya dijual dalam 1 set yang berisi 10 pcs lengkap dengan tutupnya.

Kelebihan cawan ini adalah terdapat identifikasi nomor pada cawan dan tutupnya dari nomor 1 s/d 10 sehingga memudahkan kita dalam melakukan identifikasi ketika melakukan analisa, misalnya pada saat melakukan analisis kadar abu beberapa jenis sampel dalam sekali waktu.

Cawan porselen jenis ini terbuat dari campuran MgO.SiO2 dan memiliki ketahanan pada suhu 700 °C. Pilihan kapasitasnyapun lebih kecil dibandingkan dengan yang pertama, yaitu hanya tersedia dalam kapasitas :

  • 15 ml
  • 30 ml
  • 50 ml

Almuna 99 Crucibles

Almuna 99 Crucibles

Jenis cawan yang dikhususnya untuk sampel bubuk. Terbuat dari material Al2O3 dengan tingkat kemurnian 99 % serta memiliki spesifikasi “bending strength” diatas 390 MPa. Cawan ini mempunyai variasi kapasitas yang lebih besar dibanding dengan 2 cawan yang telah kita bahas diatas, yaitu :

  • 15 ml
  • 20 ml
  • 30 ml
  • 50 ml
  • 100 ml
  • 150 ml
  • 300 ml
  • 500 ml
  • 750 ml

cawan porselen model silinder

Selain dengan model cawan pada umumnya, cawan porselen ini juga tersedia dengan model silinder seperti pada gambar diatas dengan pilihan kapasitas :

  • 180 ml
  • 320 ml
  • 500 ml
  • 600 ml
  • 700 ml

cawan porselen model kotak

Dan model kotak seperti pada gambar diatas dengan 2 pilihan kapasitas yaitu 130 ml dan 220 ml.

Masing-masing jenis cawan porselen laboratorium memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus dipertimbangkan dalam pemilihannya.

Fungsi cawan Porselen

fungsi cawan lab

Seperti yang disebutkan diatas, cawan porselen digunakan untuk menampung unsur-unsur yang akan diberi perlakukan pada suhu tinggi, baik untuk melelehkan, memanaskan, mencampur atau mengkalsinasi unsur-unsur dimana proses tersebut banyak terjadi pada pengujian dan analisis zat sehingga tidak mungkin tidak dilakukan, atau setidaknya proses atau reaksi tersebut tidak akan berjalan secara optimal karena proses penggabungan harus dilakukan dalam cawan ini.

tabung thiele

Meskipun ada peralatan lain yang digunakan untuk memanaskan zat di laboratorium seperti tabung thiele, namun tidak dapat difungsikan sebagai wadah dan dapat mengalami korosi atau deformasi.

Dengan daya tahan tinggi terhadap suhu tinggi, kita tidak perlu khawatir jika cawan ini pecah ketika dipanaskan sehingga analisa gagal kita lakukan.

Demikian pula, karena cawan ini bukan bahan berpori maka residu zat tidak dapat menembus bahan sehingga kita tidak perlu khawatir adanya sisa bahan yang akan mengkontaminasi sampel berikutnya saat bersentuhan dengan sisa bahan tersebut.

Contoh Penggunaan Cawan Porselen

Contoh Penggunaan Cawan Porselen

Cawan porselen adalah peralatan serbaguna yang dapat digunakan dalam berbagai prosedur yang mengharuskan suatu bahan dipanaskan. Namun, cawan ini memiliki area khusus yang sering digunakan, yaitu analisis gravimetri, dimana analisis kimia ini untuk menentukan proporsi suatu unsur dalam sampel.

Hal tersebut dilakukan melalui berat atom dan molekul suatu zat murni; yang dapat diekstraksi, yaitu memisahkan unsur untuk menentukan beratnya. Perlu melalui proses pengendapan atau penguapan di mana wadah digunakan untuk membakar sampel dan dengan demikian abu dapat digunakan untuk analisis gravimetri.

Tips Membeli Cawan Porselen

Tips Membeli Cawan Porselen

Ketika kita memilih cawan porselen laboratorium, terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan seperti kapasitas, ketebalan dinding, dan sifat permukaan dalam cawan.

Semakin besar kapasitas, semakin besar volume reaksi kimia yang bisa ditampung dalam cawan. Selain itu, semakin tebal dinding cawan, semakin tahan panas dan tidak mudah pecah.

Sifat permukaan dalam cawan juga harus halus agar memudahkan proses pengadukan maupun pengambilan bahan kimia yang direaksikan.

Ketika menggunakan cawan porselen dalam percobaan reaksi kimia, ada beberapa tips yang harus diperhatikan untuk hasil percobaan yang akurat. Misalnya, selalu pastikan bahwa cawan bersih dari kotoran sebelum digunakan. Selain itu, pastikan cairan yang ditambahkan ke dalam cawan tidak melebihi kapasitas sehingga tidak meluber dan mengganggu hasil percobaan.

Kesimpulan

Cawan porselen laboratorium merupakan salah satu alat laboratorium yang penting dalam percobaan reaksi kimia. Memilih jenis cawan porselen yang tepat dan menggunakan cawan porselen dengan benar akan membantu mendapatkan hasil percobaan yang akurat dan memastikan keamanan selama melakukan percobaan.

Jadi, jangan lupa selalu memperhatikan pemilihan dan penggunaan yang tepat dari cawan porselen laboratorium ya!

Semoga Bermanfaat.

Pentingnya Timbangan Emas dalam Dunia Bisnis Perhiasan

Pentingnya Timbangan Emas dalam Dunia Bisnis Perhiasan

Timbangan emas adalah alat yang sangat penting dalam industri perhiasan. Hal ini dikarenakan ketepatan atau keakuratan dalam menentukan berat emas sangatlah penting.

Sebagai alat ukur, timbangan emas haruslah presisi dan akurat dalam menentukan berat emas. Selain itu, kalibrasi dan tera timbangan yang rutin juga diperlukan untuk memastikan bahwa hasil pengukuran berat emas selalu akurat.

Tujuan dari artikel ini adalah untuk membahas pentingnya penggunaan timbangan emas dalam dunia bisnis perhiasan, jenis-jenis timbangan emas yang tersedia, dan cara memilih timbangan emas yang tepat untuk kebutuhan bisnis.

Selain itu, perawatan dan penggunaan timbangan emas yang benar juga akan dibahas untuk memastikan agar alat ini tetap berfungsi dengan baik.

Pengaruh Timbangan Emas Untuk Penjual dan Pembeli

fungsi timbangan perhiasan

Dalam pembuatan perhiasan, emas sering digunakan sebagai bahan dasar utama. Oleh karena itu, dengan menggunakan timbangan emas yang akurat, produsen perhiasan dapat memastikan bahwa kualitas dan kadar emas yang digunakan dalam pembuatan perhiasan memenuhi standar yang ditetapkan.

Timbangan emas juga penting dalam menentukan harga jual yang akurat. Dalam bisnis perhiasan, harga jual seringkali ditentukan berdasarkan berat dan kadar emas yang digunakan dalam pembuatan perhiasan. Dengan menggunakan timbangan emas yang akurat, produsen atau penjual perhiasan dapat memastikan bahwa harga yang mereka tetapkan sesuai dengan nilai sebenarnya dan tidak merugikan konsumen atau diri mereka sendiri.

Dari sisi konsumen, penggunaan timbangan emas yang akurat juga dapat membantu menghindari kerugian dan penipuan. Beberapa penjual perhiasan mungkin mencoba untuk memanipulasi berat atau kadar emas yang digunakan dalam pembuatan perhiasan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

Namun, dengan menggunakan timbangan emas yang akurat, konsumen dapat memastikan bahwa mereka mendapatkan nilai yang sebenarnya untuk uang yang mereka keluarkan dan penjual tidak dapat melakukan penipuan.

Jenis Timbangan Perhiasan

Paling tidak ada 3 jenis timbangan yang digunakan untuk perhiasan yang sering kita temui di lapangan, yaitu :

  • Timbangan Digital

timbangan perhiasan digital

Timbangan digital menggunakan teknologi sensor dan display digital untuk menampilkan hasil penimbangan. Jenis timbangan ini dapat menghasilkan pembacaan dengan akurasi tinggi dan memiliki fitur-fitur seperti tara dan penghitung berat.

Kelebihan :

Hasil pengukuran akurat dan dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. Beberapa model dapat diatur untuk mengukur dalam berbagai satuan.

Kekurangan :

Harga biasanya lebih mahal dibandingkan dengan timbangan konvensional serta memerlukan sumber daya listrik untuk pengoperasiannya.

  • Timbangan Konvensional

timbangan emas konvensional

Timbangan konvensional biasanya menggunakan pegas sebagai sumber pengukurannya. Jenis ini umumnya lebih murah daripada timbangan digital.

Kelebihan :

Harga lebih murah dan lebih tahan lama. Memerlukan sedikit perawatan.

Kekurangan :

Tidak seakurat timbangan digital, dan pengukuran memerlukan lebih banyak waktu dan usaha. Satuan pengukuran lebih terbatas.

  • Timbangan Resolusi 0.0001 g

harga timbangan emas 4 digit

Timbangan resolusi 0.0001 g digunakan untuk mengukur benda dengan sangat akurat hingga angka desimal kecil. Jenis timbangan ini memiliki sensitivitas tinggi dan biasanya digunakan di laboratorium dan industri farmasi. Timbangan ini lebih dikenal dengan sebutan timbangan analitik.

Kelebihan :

Sangat akurat dan dapat mengukur benda dalam jumlah kecil.

Kekurangan :

Harga lebih mahal dan lebih rentan terhadap getaran atau pergerakan. Perlu ditempatkan pada permukaan yang rata dan stabil (surface plate) untuk menghasilkan hasil pengukuran yang akurat.

Kelebihan dan kekurangan masing-masing jenis timbangan bergantung pada kebutuhan dan tujuan penggunaannya. Timbangan digital dan resolusi 0.0001 g umumnya lebih akurat dan memiliki fitur-fitur yang lebih canggih, sedangkan timbangan konvensional lebih murah dan lebih tahan lama.

Oleh karena itu, pemilihan jenis timbangan harus disesuaikan dengan kebutuhan penggunaannya.

Memilih Timbangan Untuk Transaksi Jual Beli Emas

timbangan untuk transaksi perhiasan

Memilih timbangan emas yang tepat sangat penting untuk bisnis yang berkaitan dengan penjualan atau perdagangan emas. Berikut adalah beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam memilih timbangan emas yang tepat :

  • Menyesuaikan dengan kebutuhan bisnis

Pertama-tama, anda harus mempertimbangkan jenis bisnis anda dan kebutuhan timbangan emas Anda. Misalnya, jika anda memerlukan mobilitas dalam pengukuran, maka timbangan emas portabel dapat menjadi pilihan yang lebih baik daripada timbangan emas yang lebih besar dan berat. Selain itu, pastikan juga bahwa timbangan emas yang Anda pilih memiliki kapasitas yang sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda.

  • Memperhatikan akurasi timbangan

Akurasi adalah faktor yang sangat penting dalam memilih timbangan emas. Pastikan timbangan yang anda pilih memiliki kemampuan untuk mengukur dengan akurasi yang tinggi, misalnya dengan resolusi pembacaan yang kecil.

  • Memilih dari merk dan produsen terpercaya

Pilihlah timbangan emas dari produsen dan mrek yang terpercaya dan memiliki reputasi yang baik. Pastikan juga bahwa produsen tersebut menawarkan garansi dan layanan purna jual yang memadai, sehingga anda dapat memperoleh bantuan jika terjadi masalah dengan timbangan emas Anda.

Selain faktor-faktor di atas, pastikan juga bahwa tera timbangan emas telah dilakukan oleh balai metrologi setempat yang dibuktikan dengan adanya sertifikat tera. Hal ini akan memastikan bahwa timbangan emas yang anda gunakan adalah yang tepat dan dapat memberikan hasil yang akurat.

Perawatan Timbangan Emas

supaya timbangan perhiasan tetap akurat

Perawatan dan Penggunaan timbangan emas yang benar adalah penting untuk memastikan akurasi dan keandalan dalam penimbangan. Berikut adalah beberapa hal spesifik yang harus diperhatikan:

  • Membersihkan dan Merawat Timbangan Secara Rutin

Lakukan hal-hal berikut :

    1. Bersihkan timbangan setelah digunakan menggunakan kain lembut atau kuas halus untuk menghindari goresan pada permukaan atau pan timbangan.
    2. Pastikan untuk membersihkan seluruh permukaan timbangan, termasuk bagian bawah dan sampingnya, untuk menghilangkan debu, kotoran, dan sisa bahan yang mungkin menempel pada timbangan.
    3. Jangan gunakan bahan kimia yang keras atau abrasif untuk membersihkan timbangan, karena hal ini dapat merusak permukaan timbangan.
    4. Simpan timbangan di tempat yang kering dan terlindung dari udara lembab dan sinar matahari langsung untuk mencegah korosi dan deformasi.
  • Kalibrasi dan Tera Timbangan Secara Berkala

Lakukan hal-hal berikut :

    1. Kalibrasi dilakukan untuk memastikan bahwa timbangan memiliki keakuratan yang konsisten dan sesuai dengan standar yang ditentukan.
    2. Lakukan kalibrasi timbangan secara berkala tergantung pada frekuensi penggunaan, biasanya setiap 3 atau 6 bulan sekali atau setelah timbangan mengalami goncangan atau kerusakan dan selesai dilakukan perbaikan.
    3. Pastikan untuk menggunakan anak timbangan standar yang yang telah dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi sehingga beratnya sudah diketahui secara pasti saat melakukan kalibrasi timbangan.
    4. Ikuti instruksi produsen atau teknisi kalibrasi untuk menyesuaikan kembali timbangan agar sesuai dengan standar. Jika diperlukan, ikuti pelatihan atau training kalibrasi yang diselenggarakan laboratorium kalibrasi terakreditasi.
  • Menjaga Lingkungan Timbangan agar Tidak Terkontaminasi

Lakukan hal-hal berikut :

    1. Hindari menyimpan timbangan di tempat yang berdebu atau lembab, karena hal ini dapat menyebabkan timbangan terkontaminasi dan menurunkan akurasi pengukuran.
    2. Jangan meletakkan makanan atau bahan-bahan yang dapat memicu kontaminasi pada atau dekat timbangan.
    3. Gunakan sarung tangan atau alat khusus saat menangani bahan-bahan yang berpotensi merusak atau mencemari timbangan, seperti asam atau zat kimia berbahaya.

Kesimpulan

harga timbangan emas

Baik, kita coba simpulkan apa yang telah kita pelajari pada artikel ini.

Timbangan emas merupakan alat yang sangat penting dalam bisnis perhiasan. Penggunaan timbangan emas yang tepat dapat membantu bisnis perhiasan untuk menjaga kualitas dan standar perhiasan, menentukan harga jual yang akurat, serta menghindari kerugian dan penipuan.

Oleh karena itu, penting bagi bisnis perhiasan untuk memilih timbangan emas yang tepat, merawat dan mengkalibrasi atau melakukan tera timbangan emas secara berkala, serta menjaga lingkungan timbangan agar tidak terkontaminasi

Semoga artikel ini dapat membantu pembaca untuk lebih memahami pentingnya timbangan emas dalam bisnis perhiasan.

Oiya, masih terkait dengan timbangan, kami juga telah menulis tips mengenai cara memilih timbangan badan, di link berikut : Harga Timbangan Badan yang Sering Kita Temui Di Pasaran, silakan teman-teman baca jika berkenan dan mempunyai waktu luang.

Terima kasih sebelumnya

Mengenal Fungsi Overhead Stirrer dan Bagian-Bagiannya

Mengenal Fungsi Overhead Stirrer dan Bagian-Bagiannya

Hai semuanya! Pernahkah kamu mendengar tentang alat pengaduk laboratorium yang bernama overhead stirrer?

Jika belum, artikel ini akan memberikan kamu gambaran lengkap tentang fungsi overhead stirrer, keuntungan penggunaannya, serta aplikasi dan pemilihan yang tepat untuk laboratorium.

Dengan memahami hal ini, diharapkan pembaca dapat memilih perangkat pengaduk yang tepat untuk aplikasi mereka dan meningkatkan efisiensi kerja di laboratorium.

Yuk, simak terus artikel ini!

Apa itu Overhead Stirrer?

kegunaan Overhead Stirrer

Overhead stirrer adalah perangkat laboratorium yang digunakan untuk mengaduk campuran bahan kimia dengan kecepatan yang dapat dikontrol.

Overhead stirrer terdiri dari motor penggerak dan pengaduk yang dipasang pada motor tersebut serta knob yang digunakan untuk mengatur kecepatan pengadukan yang diinginkan.

Fungsi Overhead Stirrer

overhead stirrer lab

Fungsi overhead stirrer sangatlah penting di laboratorium. Berikut ini adalah beberapa fungsi overhead stirrer :

  • Mempercepat proses pengadukan

Dibandingkan dengan pengaduk manual, overhead stirrer dapat mempercepat proses pengadukan dengan kecepatan yang lebih tinggi dan lebih konsisten. Hal ini dapat membantu menghemat waktu dan tenaga kerja di laboratorium.

  • Meningkatkan akurasi dan kestabilan pengadukan

Kecepatan yang dimiliki overhead stirrer memungkinkan pengguna untuk mengatur parameter pengadukan yang diinginkan dengan tingkat akurasi dan kestabilan yang tinggi.

Untuk pengecekan kecepatan pengadukan ini, umumnya menggunakan tachometer, bisa dilakukan sendiri ataupun menggunakan jasa laboratorium kalibrasi.

  • Menjaga homogenitas campuran

Overhead stirrer dapat membantu menjaga homogenitas campuran bahan kimia sehingga menghasilkan produk atau hasil analisa yang berkualitas, konsisten, dan lebih valid.

  • Meminimalkan resiko kontaminasi

Dalam pengadukan manual, resiko kontaminasi dapat lebih besar terjadi karena adanya interaksi langsung dengan analis. Nah.. hal ini dapat diminimalkan dengan peggunaan overhead stirrer.

  • Dapat mengaduk bahan dengan viskositas tinggi

Overhead stirrer mempunyai kemampuannya dalam mengaduk bahan dengan viskositas tinggi.

Pengaduk konvensional seringkali tidak mampu mengatasi viskositas yang tinggi dan akan mengakibatkan pengadukan yang tidak merata dan lambat.

Hal ini dapat menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan dalam campuran dan pengurangan kualitas produk.

Namun, dengan penggunaan overhead stirrer, viskositas tinggi tidak lagi menjadi masalah karena perangkat ini dilengkapi dengan motor penggerak pengaduk yang kuat dan kecepatan yang dapat diatur sesuai kebutuhan.

Apa itu viskometer? Di artikel kami sebelumnya sudah pernah kami bahas sebelumnya. Silakan menuju link ini untuk membaca artikelnya : Viskometer, Alat Uji Kekentalan Sampel di Industri Pangan

  • Efiesiensi Biaya

Overhead stirrer juga dapat menghemat biaya karena dapat menggantikan peran operator dalam melakukan pengadukan manual yang memerlukan waktu yang cukup lama.

Dengan penggunaan overhead stirrer, waktu yang diperlukan untuk melakukan pengadukan dapat dikurangi sehingga menghemat biaya dalam proses atau kegiatan produksi.

Aplikasi Overhead Stirrer di Laboratorium

aplikasi overhead stirrer di berbagai bidang

Overhead stirrer memiliki aplikasi yang luas di laboratorium, terutama dalam bidang penelitian dan pengembangan produk, pengujian kualitas produk, serta produksi skala kecil. Beberapa aplikasi overhead stirrer di laboratorium antara lain:

  • Penelitian dan Pengembangan

Overhead stirrer digunakan dalam penelitian dan pengembangan untuk mengaduk campuran bahan kimia dalam jumlah kecil hingga menengah.

Contoh aplikasi overhead stirrer di bidang ini antara lain pemurnian sampel, pengujian kualitas bahan, sintesis kimia, pengembangan obat, dan studi material.

  • Aplikasi Sintesis Senyawa Organik

Untuk aplikasi ini, disarankan menggunakan overhead stirrer dengan motor penggerak pengaduk yang kuat dan kecepatan pengadukan yang dapat diatur

  • Pengujian Kualitas Produk

Overhead stirrer dapat digunakan dalam pengujian kualitas produk untuk memastikan konsistensi dan homogenitas campuran bahan.

Contoh aplikasi overhead stirrer di bidang ini antara lain pengujian kualitas atau stabilitas produk kosmetik, farmasi, dan makanan.

  • Produksi skala kecil

Overhead stirrer dapat digunakan untuk membuat campuran homogen dengan viskositas yang tinggi seperti pasta, gel, dan cat.

Pemilihan Overhead Stirrer yang Tepat untuk Aplikasi Laboratorium Anda

cara memilih overhead stirrer

Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan saat memilih overhead stirrer yang tepat untuk aplikasi laboratorium Anda. Beberapa faktor tersebut antara lain :

  • Jenis bahan yang akan diaduk
  • volume campuran
  • Viskositas bahan
  • Kecepatan pengadukan yang dibutuhkan

Selain itu, penting juga untuk mempertimbangkan fitur keselamatan dan kemudahan penggunaan.

Contoh pemilihan overhead stirrer untuk beberapa jenis aplikasi di laboratorium antara lain:

Aplikasi pengujian kualitas kosmetik dimana untuk aplikasi ini disarankan menggunakan overhead stirrer dengan kecepatan pengadukan yang rendah s/d menengah.

Untuk aplikasi dengan bahan yang memiliki viskositas tinggi, overhead stirrer dengan motor penggerak yang kuat dan kontrol kecepatan yang tinggi sangat direkomendasikan.

Sedangkan untuk aplikasi dengan bahan yang mudah menguap, overhead stirrer dengan kontrol suhu dan kecepatan sangat penting untuk meminimalkan resiko kontaminasi dan memastikan konsistensi campuran.

Bagian-Bagian Overhead Stirer

bagian bagian overhead stirrer

Untuk memudahkan pemahaman, kali ini kami akan memberikan contoh produk IKA RW 20 digital, teman-teman bisa sesuaikan dengan merk atau tipe yang teman-teman punya di laboratorium.

Dapat dilihat pada gambar dimana ada beberapa bagian utama dari overhead stirrer berturut-turut dari kiri ke kanan yaitu :

  • Main Unit
  • Bosehead
  • Base dan Rod
  • Spindle

IKA RW 20 Digital Mechanical Overhead Stirrer

Berikut ini adalah beberapa spindle yang secara umum dapat dengan mudah kita temui di laboratorium yang menggunakan overhead stirrer, yaitu :

  • Turbine stirrer untuk kecepatan kurang dari 2000 rpm

Turbine stirrer

  • Propeller stirrer untuk kecepatan kurang dari 2000 rpm

Propeller stirrer

  • Propeller stirrer (PTFE), mempunyai bentuk yang hampir sama dengan yang kedua, namun karena berbahan plastik maka kecepatan putarannya tidak setinggi yang kedua, atau hanya berkisar 800 rpm saja.

Propeller stirrer (PTFE)

  • Dissolver stirrer untuk kecepatan kurang 2000 rpm

Dissolver stirrer

  • Anchor stirrer untuk kecepatan kurang 1000

R 1330 Anchor stirrer

  • Centrifugal stirrer untuk kecepatan kurang 2000

Centrifugal stirrer

Baca Juga : Pengertian dan Fungsi Centrifuge di Laboratorium Biologi

Jika kita lihat bentuk dari stirer diatas, sebagian hampir mirip dengan impeller yang pernah dibahas di dalam mesin mixing industri.

Cara Pemasangan Overhead Stirrer

Sebelum melakukan pemasangan pastikan overhead stirrer diletakkan pada meja atau dasar datar dan kuat, kemudian rangkat alat dengan urutan sebagai berikut :

  • Pasang rod atau batang besi ke dalam base.

pemasangan rod ke dalam base

Pada rod tersebut sudah terdapat ulir, sehingga kita cukup memutarnya saja pada lubang yang sudah tersedia di dalam base. Pastikan rod tersebut terpasang dengan kencang dan kokoh.

  • Pasang bosehead pada rod

bosehead sudah terpasang

Untuk pemasang bosehead pada rod ini mirip dengan pemasangan klem dan statif.

Tinggi bosehead tersebut sesuaikan dengan tingkat kenyamanan analis.

Pastikan posisi bosehead tidak terbalik dimana penyangganya terletak pada bagian bawah dan juga bosehead harus terpasang dengan kuat dan kokoh.

  • Pasang Main Unit Pada Bosehead

main unit terpasang pada bosehead

  • Pasang spindel ke holder main unit

spindle sudah terpasang pada alat

 

Masukkan spindel ke dalam holder main unit, atur tingginya, kemudian kencangkan dengan kunci yang sudah disertakan dalam paket pembelian.

Kunci pada overhead stirrer ini lebih mirip dengan kunci T yang telah pernah kita bahas pada artikel jenis-jenis kunci pas, ring, T, dll.

Tes spindel tersebut apakah sudah terpasang dengan kuat.

Dapat dilihat pada main unit tersebut terdapat pengatur kecepatan putaran dimana ada 2 stage, yaitu :

    • Stage low
    • Stage high

pengatur stage untuk kecepatan

Untuk merubah dari posisi high ke low tersebut bisa dilihat pada gambar dibawah ini.

cara merubah kecepatan overhead stirrer

Lihat terdapat tanda garis ditengah, kemudian putar searah jarum jam, kemudian tarik kebawah dan putar berlawanan dengan jarum jam sampai tanda garis tersebut kembali ketengah.

Untuk spesifikasi stage low sendiri rentang ukur kecepatannya adalah 50 s/d 500 rpm, sedangkan untuk high stage rentang ukurnya adalah 175 s/d 2000 rpm.

Cara Pengoperasian Overhead Stirrer

Untuk pengoperasian overhead stirrer ini relatif mudah, berikut ini adalah gambaran besar tahapannya :

  • Hubungkan stop kontak pada sumber arus listrik.

bagian alat overhead stirrer

Pada main unit terdapat 3 bagian utama, yaitu :

    • Display (panah warna orange)
    • Pengatur kecepatan (panah warna biru)
    • Tombol ON / OFF (panah warna hijau)

 

  • Nyalakan alat dengan menekan tombol ON / OFF
  • Masukkan campuran yang akan dihomogenkan ke dalam gelas kimia.
  • Masukkan spindel ke dalam gelas kimia tersebut
  •  Putar pengatur kecepatan sehingga spindel berputar mengaduk campuran yang ingin dihomogenkan.

Tips Penggunaan dan Perawatan Overhead Stirrer

tips merawat overhead stirrer

Penggunaan dan perawatan yang benar sangat penting untuk memastikan kinerja dan umur pakai dari overhead stirrer. Beberapa tips penggunaan dan perawatan overhead stirrer antara lain adalah :

  • Memilih pengaduk jenis spindle yang sesuai dengan tujuan penggunaan.
  • Gunakan gelas kimia dengan ukuran yang sesuai untuk menampung campuran yang akan dihomogenkan.
  • Bersihkan spindle secara teratur setelah digunakan.

Kesimpulan

kesimpulan artikel kegunaan overhead stirrer

Berikut ini adalah ringkasan artikel yang telah kita uraikan diatas :

  • Overhead stirrer adalah salah satu alat laboratorium yang penting dalam aplikasi stirring dan pengadukan.
  • Fungsi overhead stirrer antara lain mempercepat proses pengadukan, meningkatkan akurasi dan kestabilan pengadukan, serta meminimalkan resiko kontaminasi. Sekilas fungsi overhead stirrer ini hampir mirip dengan magnetic stirrer hotplate laboratorium.
  • Pemilihan overhead stirrer yang tepat untuk aplikasi laboratorium anda sangat penting untuk memastikan kinerja dan hasil yang optimal.

Semoga Bermanfaat.

Cara Kerja dan Bagian-Bagian Colony Counter

Cara Kerja dan Bagian-Bagian Colony Counter

Kali ini kita akan belajar mengenai instrumen colony counter dimana alat ini banyak kita temukan di lab mikrobiologi.

Teman-teman yang bekerja di laboratorium tersebut dimana seringkali mengembangbiakkan kultur bakteri tentu sudah tidak asing lagi dengan alat ini.

Meskipun ada beberapa cara untuk menghitung colony misalnya : colony di dalam petri dish dihitung secara manual hanya dengan penglihatan mata dan jari kita secara langsung, namun tentunya metode ini sangat terbatas karena mungkin hanya bisa dilakukan jika dalam satu petri tersebut dijumpai sedikit bakteri dan letaknya juga saling berjarak.

Pengertian Colony Counter

colony counter adalah

Colony Counter adalah suatu alat yang berfungsi untuk menghitung pertumbuhan koloni bakteri dan mikroorganisme lainnya dalam agar plate yang dilengkapi dengan pencatat elektronik.

Bakteri yang akan dihitung tentunya adalah bakteri yang masih hidup.

Lalu bagaimanakah cara menghitungnya?

Jadi dengan pengenceran terlebih dahulu dari medium bakteri misalnya pengenceran sampai 3 kali dalam tabung reaksi, kemudian bakteri di diinokulasi dan diinkubasi setelah itu dihitung koloninya yang tumbuh menggunakan colony counter

Bagaimanakah Cara Kerja Colony Counter

cara menggunakan colony counter

Cara kerja colony counter adalah dengan memanfaatkan kaca pembesar atau lup untuk memperbesar koloni atau dengan menandai koloni yang terdapat pada cawan petri dish menggunakan pena atau “pen marker” yang umumnya kita dapatkan pada saat membeli alat tersebut.

Dengan adanya kaca pembesar tersebut tentunya perhitungan koloni yang tumbuh di dalam petri dish setelah diinkubasi semakin mudah dilakukan.

Pada alat ini, khususnya pada bagian wolffhugeldisk juga dilengkapi kuadran atau skala yang berguna pada saat pengamatan pertumbuhan koloni dalam jumlah yang sangat banyak.

Jumlah koloni pada petri dish dapat ditandai dan dihitung secara otomatis dan juga dapat di reset sehingga angka pada display kembali ke nol.

Jenis Colony Counter

Ada dua jenis colony counter, yaitu :

  • Semi otomatis

Dimana perhitungan koloni dilakukan dengan cara menyentuh koloni bakteri yang tumbuh kemudian alat akan menghitung secara otomatis.

  • Otomatis

Dimana perhitungan jumlah sudah dilakukan secara komputerisasi.

Bagian-Bagian Colony Counter

Sebelum kita belajar mengenai cara menggunakan colony counter, alangkah baiknya jika kita mengerti mengenai bagian-bagian colony counter ini.

Berikut ini adalah bagian-bagian colony counter tersebut.

Pada bagian depan unit alat terdapat 2 bagian utama, yaitu :

Bagian depan colony counter

  • Counting dan Control Unit

Dimana pada bagian ini terdapat 4 tombol, yaitu :

    • Botton R
    • Bottn M
    • Tanda Panah Atas
    • Tanda Panah Bawah
  • Cakram disk atau Wolffhugeldisk

Ada 2 jenis cakram disk

    • Background warna gelap / Wolffhugeldisk black
    • Background warna putih / Wolffhugeldisk white

Pemilihannya tentunya tergantung pada pencahayaan.

Di dalam cakram disk atau Wolffhugeldisk tersebut terdapat garis garis kotak yang berfungsi untuk membantu kita dalam menghitung kepadatan koloni sehingga jika pada kondisi tertentu dimana kepadatan koloninnya sangat tinggi maka ada metode penghitungan menggunakan rumus

Cakram disk tersebut nanti dipasangkan pada lempeng plate dan tentunya cakram disk tersebut dipakainya satu persatu (bukan bersamaan). Cakram disk ini nanti digunakan untuk meletakkan petri dish.

  • Reducing insert

Bentuknya sekilas mirip dengan magnet, bagian ini berfungsi untuk menyesuaikan posisi petri dish.

Seperti kita ketahui, dalam pengembang biakan bakteri dengan metode petri dish umumnya ada beberapa ukuran petri dish yaitu : diameter 90 mm dan diameter 60 mm atau juga ada yang berukuran sebesar diameter lempeng plate tersebut.

Nah reducing insert ini diletakkan di Wolffhugeldisk jika kita menggunakan petri dish yang ukurannya lebih kecil dari diameter Wolffhugeldisk tersebut sehingga letak petri dish tetap di tengah.

  • Kaca Pembesar atau lup atau magnifying glass

Untuk membantu pengamatan kita pada petri dish sehingga ada pembesaran jika ukuran bakteri yang kita amati terlalu kecil.

Kaca pembesar tersebut dipasang melalui “hole” yang ada di belakang alat (No. 6). Dan bisa diatur sehingga pengamatan yang kita lakukan lebih nyaman.

  • Pen Marker

Alat bantu yang kita gunakan untuk penanda colony yang akan kita hitung.

Dan pada bagian belakang terdapat beberapa bagian, antara lain :

colony counter tampak dari belakang

  • Saklar (No. 3)

Digunakan untuk menghidupkan dan mematikan alat

  • Fuse (No. 5)

Berfungsi untuk memutuskan hubungan listrik apabila terjadi arus listrik yang berlebihan atau pada saat konsleting pada instalasi kabel listrik.

  • Main (No. 4)

Pastikan voltase sesuai dengan detail pada pelat rating sebelum kita menyambungkan unit ke sumber arus listrik.

  • Hole (No. 6)

Digunakan untuk memasang kaca pembesar

Prosedur Pengoperasian Colony Counter

  • Hubungkan saklar general pada stop kontak.
  • Tekan saklar on off sehingga display colony counter menyala.

Seperti yang telah disebutkan diatas, pada bagian Counting dan Control Unit terdapat display yang menampilkan digit angka, menu, dan pengaturan (seting)

Jumlah digit di display tersebut adalah 3, dimana ini berarti jumlah maksimal yang dapat dihitung dengan menggunakan alat ini adalah 999.

Selain display tersebut juga terdapat 4 tombol yaitu :

    • Botton R >> Tombol Reset, Tombol ini digunakan misalnya kita sudah menghitung koloni dalam satu petri, dan untuk mengembalikan angkanya ke nol maka kita menekan tombol reset.
    • Button M >> Tombol Menu, dimana terdiri dari :
      • Menu L, Light dimana untuk mengatur tingkat kecerahan atau brightness lampu di lempeng plate atau  Wolffhugeldisk.

Untuk menambah tingkat kecerahan kita bisa menekan tombol panah keatas, demikian sebaliknya jika kita ingin mengurangi tingkat kecerahan maka kita bisa menekan tombol panah bawah.

pengatur warna pada alat colony counter

      • Menu C, Color dimana untuk merubah warna

Caranya sama dengan kita merubah tingkat kecerahan diatas, dimana dengan menekan tombol panah keatas atau kebawah.

pengatur warna colony counter

      • Menu S, Sensitivity untuk mengatur sensitifitas ketika kita menyentuh layar lempeng plate atau wolffhugeldisk, caranya juga sama yaitu dengan menekan tombol panah keatas dan kebawah.

Ketika kita atur dengan tingkat sensitifitas yang tinggi maka dengan sentuhan yang ringan saja alat sudah merespon (bertambah angka pada display counternya).

pengatur sensitivitas pada colony counter

      • Menu On Off, untuk mengatur bunyi (beep) ketika layar kita sentuh. Untuk posisi ON akan berbunyi sedangkan untuk posisi off maka tidak akan berbunyi.

pengatur bunyi sinyal pada alat colony counter

  • Setelah pengaturan selesai kita lakukan, letakkan petri dish pada wolffhugeldisk.

Untuk mempermudah pengamatan, maka pada colony counter tersebut terdapat kaca pembesar atau lup, sehingga koloni-koloni yang kecil mudah terlihat.

Untuk menghitung colony bisa ditandai dengan menggunakan pen marker, setiap kita menandai colony tersebut maka display akan berubah nilainya atau menghitung jumlah colony sesuai yang kita tandai.

Dengan adanya pen marker tersebut, maka jika kita sudah memulai perhitungan namun dalam kondisi tertentu kita jeda, maka tentunya kita juga tahu koloni mana saja yang belum terhitung, dan kita tinggal meneruskannya saja jika ingin melanjutkan perhitungan koloni.

Trouble Shooting Masalah Pada Alat Colony Counter

ketika terjadi masalah pada colony counter

Seiring berjalannya waktu, pada saat melakukan analisa atau menghitung koloni, mungkin saja terjadi beberapa kendala. Berikut ini adalah masalah-masalah yang mungkin bisa timbul ketika kita menggunakan colony counter

Lempeng plate tetap gelap meskipun saklar sudah terhubung dengan sumber arus listrik?

Jika display pada digit menyala, periksa apakah mode kecerahan mempunyai nilai lebih besar dari nol.

Jika ya, dan lempeng plate tetap gelap maka periksa fuse nya, jika terjadi kerusakan ganti fuse dengan model yang sejenis.

Counter pada display tidak menghitung?

Periksa setingan sensitivity pada alat. Jika display penghitung tidak merespons padahal pengaturan sensitivitas sudah benar atau bahkan nilainya tinggi kemungkinan ada cacat di unitnya.

Penting Diperhatikan!

Pastikan unit alat terhubung dengan tegangan listrik yang stabil, jika diperlukan gunakan stabilizer.

Jangan meletakkan benda berat diatas lempeng plate karena dapat menyebabkan kerusakan alat.

Pembersihan bagian luar alat dapat menggunakan kain lembap (kanebo yang sedikit dibasahi air), namun pastikan tidak ada cairan yang masuk ke dalam alat tersebut.

Bagian lempeng plate tidak boleh dibersihkan dengan pelarut organik, seperti alkohol, dll.

Semoga Bermanfaat

Kegunaan Botol Timbang Dalam Laboratorium Kimia

Kegunaan Botol Timbang Dalam Laboratorium Kimia

Di dalam laboratorium, khususnya laboratorium kimia, tentunya yang namanya aktivitas penimbangan hampir pasti dilakukan, apakah itu sebagai rangkaian analisa kadar air, preparasi untuk pengujian bahan atau senyawa tertentu dll.

Nah disinilah peran dari botol timbang laboratorium.

Kali ini kita akan sedikit membahas mengenai alat tersebut. Alat yang tergolong sederhana dan sering kita lupakan namun fungsinya sangat penting dalam suatu laboratorium.

Fungsi Botol Timbang Laboratorium

fungsi botol timbang

Apapun kegiatan di dalam laboratorium, jika itu terkait dengan jumlah zat maka harus benar-benar kita perhatikan. Faktor-faktor lain terkait dengan sifat bahan yang higroskopis atau bereaksi dengan udara juga harus kita pikirkan sehingga analisa bahan tersebut dapat berjalan tanpa adanya gangguan.

Sesuai dengan namanya, Botol timbang merupakan salah satu peralatan laboratorium yang digunakan untuk menimbang.

Kenapa harus menggunakan botol timbang? Toh kita bisa menggunakan gelas atau kaca arloji kan?

Seperti yang sudah disinggung diatas, di dalam laboratorium kimia, tentunya ketika melakukan reaksi atau analisa haruslah dengan metode yang terkontrol dan juga telah tervalidasi.

Sangat penting untuk mengetahui jumlah zat yang kita reaksikan tersebut sesuai dengan metode yang telah ditentukan.

Salah satu caranya adalah dengan menimbangnya, namun menimbang dengan menggunakan peralatan yang kurang sesuai tentunya bisa menyebabkan hasil analisa juga diragukan, karena bahan yang kita timbang bisa jadi mudah bereaksi dengan udara, terkontaminasi, dll. Atau dengan kata lain proses penimbangan tersebut haruslah dilakukan dengan benar dan akurat, salah satunya adalah dengan menggunakan botol timbang.

Botol tersebut mempunyai tutup yang memungkinkan botol timbang tersebut ditutup sehingga dapat mencegah adanya kontaminasi dari lingkungan, karena seperti kita ketahui adanya kontaminasi meskipun kecil jumlahnya maka akan berdampak pada zat yang ditimbang, sehingga juga menghasilkan data hasil analisa yang tidak valid.

Tutup pada botol timbang ini juga mempunyai bentuk semacam knop yang menonjol sehingga mudah untuk dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya, misalnya : dari tempat penimbangan (neraca analitik) ke desikator laboratorium.

Jenis Botol Timbang

Kali ini kita akan memberikan contoh brand duran, yang salah satu contoh brand dari alat laboratorium glassware.

Ada beberapa pilihan dari botol timbang ini untuk dijadikan pilihan sesuai dengan kebutuhan kita di laboratorium, antara lain :

  • Weighing Bottles dengan Thermal Expansion Coefisien

botol timbang dengan termal

 

Weighing Bottles dengan Thermal Expansion Coefisien 33 x 10 -7 / derajat celsius (20 – 300 derajat celsius).

Material dari botol timbang ini adalah borosilicate glass 3.3.

Tersedia dalam berbagai ukuran dari mulai kapasitas 3 ml untuk botol dengan diameter 25 mm x tinggi botol 25 mm.

katalog botol timbang termal

Dan berturut turut untuk kapasitas :

    • 5 ml
    • 7 ml
    • 13 ml
    • 19 ml
    • 24 ml
    • 19 ml
    • 18 ml
    • 26 ml
    • 13 ml
    • 23 ml
    • 34 ml
    • 45 ml
    • 20 ml
    • 37 ml
    • 54 ml
    • 88 ml
    • Dan yang terakhir kapasitas 105 ml untuk botol timbang dengan diameter bodi 50 mm dengan tinggi sekitar 8 cm.

Untuk dimensi lengkap terkait dengan ukurannya bisa teman-teman lihat pada gambar diatas.

  • Weighing Bottle

botol timbang biasa

Tipe ini tanpa disertai thermal expansion coefisient. Material juga terbuat dari borosilicate, terdiri dari 2 pilihan, yaitu :

katalog botol timbang biasa

Tipe Cylinder

Mempunyai variasi kapasitas dari :

3 ml, dengan ukuran diameter botol 18 mm dan tinggi botol 35 mm, kemudian berturut-turut juga tersedia dengan kapasitas volume :

    • 15 ml
    • 24 ml
    • 57 ml
    • 120 ml

Dan yang terakhir adalah 170 ml dengan ukuran diameter botol 60 mm dengan tinggi botol 80 mm.

Tipe Flat

Dan ini adalah tipe yang satunya, dengan kapasitas terkecil 20 ml : Dengan ukuran diamter 35 mm dan tinggi 30 mm kemudian untuk variasi kapasitas volumen yang lainnya adalah :

    • 16 ml
    • 35 ml

Dengan kapasitas volume terbesar adalah mendekati 61 ml dengan diameter botol 60 mm dengan tinggi 30 mm.

Yang sangat membantu kita dari tipe ini adalah pada botol tersebut sudah diberikan keterangan nomor, sehingga tidak membuat kita terbalik dalam melakukan analisa dan perhitungan data analisa.

Botol ini banyak digunakan untuk kegiatan analisa kadar air.

Contoh Penimbangan Menggunakan Botol Timbang

contoh kegunaan botol timbang

Seperti pada umumnya kita jika ingin bekerja di laboratorium, pertama-tama tentunya kita harus menggunakan minimal 3 Alat Pelindung Diri, antara lain :

Setelah kita mengenakan APD, maka siapkan alat dan bahannya :

Catatan : Dalam contoh ini, kita akan menggunakan botol timbang untuk menimbang sebanyak 2 gram alkohol 70 %

Alat :

  • Botol timbang
  • Pipet tetes
  • Botol reagen untuk memindahkan larutan yang akan ditimbang
  • Timbangan analitik atau neraca analitik

Bahan :

Alkohol 70 %

Langkah Kerja :

  • Pertama-tama tentunya kita harus periksa terlebih dahulu posisi waterpass dari timbangan analitik tersebut apakah sudah tepat di tengah?

Jika belum, maka tengahkan dengan memutar leveling foot yang terletak dibagian kiri dan kanan pada timbangan analitik tersebut.

  • Bersihkan pinggan neraca analitik dengan menggunakan kuas.

Dalam kondisi tertentu dimana neraca analitik seringkali digunakan untuk bahan-bahan yang lengket, seperti gula, dll, maka pembersihan dengan kuas dirasa kurang efektif. Untuk mengatasi hal ini angkat pinggan neraca dari tempatnya dan bersihkan dengan menggunakan kanebo yang telah dibasahi dengan air untuk menghilangkan sisa-sisa kotoran yang lengket tersebut.

Jika pembersihan dilakukan dengan cara ini, pastikan juga untuk memanaskan neraca sebelum menggunakaannya supaya pengaruh perbedaan suhu (akibat dilap dengan kanebo basah) hilang.

  • Nyalakan neraca dan lakukan pemanasan selama kurang lebih 1 jam.

Catatan : Setiap neraca akan mempunyai waktu pemanasan yang berbeda-beda, ada yang cepat ada yang lambat tergantung merk dan tipe.

  • Timbang alkohol 70 % sebanyak 2 gram dimana sebelum ditimbang, pindahkan alkohol tersebut ke botol reagen.

Catatan :

Sebelum menimbang, cek terlebih dahulu apakah posisi display neraca analitik tersebut sudah menunjukkan angka 0,0000 g, jika belum kita tekan tombol “tare” untuk mengenolkan.

  • Masukkan botol timbangnya.

Kenapa dalam menimbang alkohol ini kita menggunakan botol timbang?

Karena alkohol merupakan larutan yang mudah menguap.

Botol timbang juga bisa digunakan untuk zat yang higroskopis atau yang menyerap air.

  • Tulis terlebih dahulu bobot botol timbang kosongya, misalnya beratnya adalah 35,8769 g

Seperti pada umumnya penimbangan sampel, kita harus menuliskan semua informasi di “note”. Karena kita ingin menimbang alkohol 2 gram maka hasil akhir dari penimbangan nanti adalah 35,8769 g + 2 gram = 37,8769 gram

pintu chamber neraca analitik

Pada saat akan mengeluarkan alkohol dari pipet tetes tersebut, penggunaan pintu kaca pada neraca analitik tergantung kenyamanan teman-teman, apakah mau menggunakan pintu kaca sebelah kiri, kanan, atau malah dari pintu kaca bagian atas.

Umumnya kita menggunakan pintu neraca sebelah kiri neraca, namun jika seorang yang kidal mungkin lebih nyaan menggunakan pintu sebelah kanan neraca.

Namun untuk penggunaan botol timbang yang tinggi biasanya harus menggunakan pintu neraca yang atas.

  • Tambahkan alkohol 70 % pelan-pelan sampai dengan mendekati angka yang ingin kita timbang yaitu 37,8769 gram.

Perbedaan massa ± 0.0001 s/d ± 0.0002 gram mungkin masih dianggap masuk toleransi mengingat neraca analitik juga mempunyai akurasi dalam kisaran angka tersebut.

  • Keluarkan botol timbang dari neraca analitik.

Jangan lupa setelah selesai menggunakan neraca analitik, bersihkan kembali piringannya dan matikan neraca analitik tersebut.

Dalam contoh diatas kita menggunakan sampel alkhohol 70 %, meskipun sebenarnya botol timbang ini lebih banyak digunakan untuk menimbang sampel yang berbentuk padatan.

Harga Botol Timbang

ukuran botol timbang

Jika berbicara mengenai harga botol timbang, tentunya tergantung dari merk dan ukurannya. Namun sebagai gambaran berikut ini adalah harga botol timbang tersebut yang kami ambil dari marketplace di indonesia.

harga botol timbang laboratorium

Semoga Bermanfaat.

Destilasi Adalah Salah Satu Metode Pemisahan, Ini Prinsip Kerjanya!

Destilasi Adalah Salah Satu Metode Pemisahan, Ini Prinsip Kerjanya!

Metode pemisahan campuran yang kita kenal mungkin ada bermacam-macam dimana sebagian sudah pernah dibahas, antara lain melalu filtrasi, sentrifugasi, dll.

Nah kali ini kita akan membahas metode pemisahan yang lainnya yaitu destilasi.

Bagi teman-teman yang belajar di Sekolah Menengah Atas Kimia ataupun belajar di bangku kuliah di jurusan kimia, dan farmasi tentunya tidak asing dengan metode ini.

Lalu apa pengertian destilasi, bagaimana prinsip kerjanya, apa saja macamnya, serta gambar rangkaian alatnya?

Yuk kita pelajari bersama

Destilasi Adalah Salah Satu Metode Pemisahan

Destilasi adalah suatu proses yang bertujuan untuk memisahkan suatu substansi dari campurannya atau memisahkan suatu substansi yang mudah menguap dari substansi lain yang relatif tidak menguap.

Proses destilasi terbagi menjadi 3 tahap, yaitu :

  1. Mengubah substansi dalam bentuk uapnya, misalnya : awalnyan adalah cair, maka harus dibuat dalam bentuk uap.
  2. Memindahkan uap yang telah terbentuk
  3. Mengkondensasikan uap yang terbentuk menjadi cairan kembali.

molekul air

Semua zat cenderung untuk melepaskan molekulnya dari permukaan untuk menjadi bentuk uapnya.

Misalnya : Air yang molekul H2O tumpah di lantai atau dimeja, maka air tersebut akan menguap. Seperti kita ketahui air yang tumpah tersebut tentunya molekulnya banyak, maka masing-masing molekul tadi ingin melepaskan diri dari permukaan.

Oleh karena disitulah terjadi penguapan.

Dan penguapan tersebut temperaturnya tidak harus terjadi pada titik didihnya. Pada suhu berapa pun molekul bisa menguap. Terkait dengan temperatur hanya berdampak pada cepat dan lambatnya proses penguapan saja. Jadi pada temperatur kamarpun air bisa menguap.

Kemampuan untuk melepaskan molekul tergantung pada tenaga kohesi atau gaya tarik menarik dari senyawa yang itu sendiri, misalnya : antar molekul air, antar molekul etanol.

Semakin besar tenaga kohesi, maka semakin kecil kemampuan senyawa tersebut untuk melepaskan molekul dari permukaannya.

Contoh :

Jika kita bandingkan air dan etanol maka molekul-molekul etanol tersebut lebih cenderung mempunyai tenaga kohesi yang lebih kecil dibandingkan dengan tenaga kohesi air.

Atau dengan kata lain air tarik menariknya lebih tinggi dari masing-masing molekul dari etanol.

Itu juga yang menjadi jawaban, jika tangan kita semprot dengan menggunakan etanol maka akan lebih cepat menguap dibandingkan dengan kita semprot dengan air.

Baca Juga : Mengenal Kode Warna Botol Semprot Kimia di Laboratorium

Apabila suatu wadah tertutup kemudian diisi cairan tidak penuh (dibagian atasnya ada ruang yang kosong) maka cairan akan melepaskan molekul-molekul keruangan yang ada di atasnya atau akan mengisi ruangan kosong tersebut.

Misalnya kita punya satu gelas air dimana di dalam gelas yang tidak terisi penuh kemudian kita tutup di atasnya.

Nah nanti air yang ada di gelas tersebut molekul-molekulnya akan berusaha untuk menguap. Sehingga terkadang jika kita ambil tutup gelas tersebut terkadang kita lihat di atasnya ada titik-titik air.

Nah itu menunjukkan bahwa molekul-molekul tersebut berusaha untuk melepaskan diri antar molekulnya dan mengisi ruang kosong di atasnya.

Tekanan uap

Jika cairan didiamkan dalam bejana tertutup maka cairan akan menguap dan penguapan akan terhenti pada tekanan tertentu dan hanya tergantung pada suhu.

tekanan uap

Jadi misalnya gelas,diisi air setengahnya saja kemudian ditutup. Nah molekul-molekul air itu akan berusaha untuk lepas atau menguap.

Kapan berhentinya ?

Sampai disebut dengan uap jenuh.

Nah misalnya ditutupnya kurang rapat maka nanti lama-lama uap juga akan keluar.

jadi kalau kita punya minuman kita taruh di botol lama sekali tidak kita buka maka sebenarnya uap yang berada diatas berusaha untuk melepas diri.

Pada suhu tertentu, tekanan uap senyawa cair yang bersinggungan dengan cairan adalah tetap, tidak tergantung pada jumlah cairan maupun adanya uap dalam sistem tersebut.

Tekanan uap air dilihat dari tinggi raksa dalam kolom satuannya dalam mmHg.

Hubungan Antara Suhu dan Tekanan

kurva tekanan uap beberapa senyawa

JIka kita lihat kurva hubungan antara suhu dan tekanan diatas, dimana tekanan udara 1 atmosfer (760 mmHg),  maka dalam kondisi tersebut air mendidih pada suhu 100 °C.

Jika tekanannya direndahkan misalnya tekanannya 400 mmHg, maka air tersebut akan mendidih pada suhu 80 °C.

Demikian sebaliknya, jika tekanannya ditinggikan misalnya : 1200 mmHg, maka air akan mendidih diatas 100 °C. Demikian juga untuk pelarut-pelarut yang lain.

Tentunya kita ingat dengan rumusan PV = NRT, Jadi kalau kalau tekanannya tinggi, suhunya juga tinggi.

Nah hal diatas bisa dimanfaatkan untuk beberapa aplikasi, misalnya kalau tekanan tinggi.

Misalnya kita ingin supaya daging cepat empuk, maka tekanannya diperbesar supaya air tadi mendidih di suhu lebih tinggi dari 100 °C sehingga dagingnya cepet empuk.

Kemudian cara yang lain kita memanfaatkan vakum supaya tekanannya rendah karena jika tekanan rendah maka titik didihnya menjadi lebih rendah dan zat itu tidak rusak.

Contoh : jika kita ingin membuat keripik buah-buahan.

Jika keripik tempe keripik, singkong, pisang dengan digoreng pada tekanan 1 atmosfer sudah bisa menjadi keripik / menjadi keras karena airnya sudah bisa menguap.

Namun untuk buah-buahan karena kandungan airnya banyak, misalnya : kita mau menggoreng salak (membuat keripik salak)

Apakah dengan menggoreng salak, air yang ada didalam salak tadi hilang?

Tidak, malah lembek karena kadar air salak tinggi.

Maka untuk membuat keripik buah tersebut yaitu dengan cara pengurangan tekanan sehingga air yang air yang ada di dalam buah-buahan itu akan menguap tanpa merusak buah tersebut (aromanya masih ada, rasanya juga masih utuh)

Jadi kalau nanti kita mengeluarkan atau menguapkan pelarut pada saat ekstraksi, supaya zat yang kita ekstraksi tadi tidak rusak maka dilakukan destilasi vakum, contohnya etanol bisa menguap pada suhu dibawah suhu didihnya di tekanan atmosfer.

Titik Didih

perbedaan menguap dan mendidih

Menguap adalah terjadi hanya pada permukaan cairan dan dapat terjadi pada setiap temperatur.

Jadi menguap itu pasti terjadi di permukaan, yang bagian dalam tidak menguap, tapi nanti yang bagian dalam pada akhirnya menjadi bagian permukaaan karena yang bagian di muka tadi sudah hilang.

“Jadi penguapan itu hanya pada permukaan cairan bukan yang di dalam”

Mendidih dapat terjadi pada setiap bagian dari cairan pada temperatur dimana tekanan uap cairan ditempat tersebut.

Jadi mendidih bisa terjadi disemua bagian cairan baik di bagian diatas, dibawah Tengah, dibagian bawah semua bisa mendidih.

Dapat terjadi pada setiap bagian dari cairan pada temperatur dimana tekanan uap cairan ditempatkan tersebut sama dengan tekanan udara di atas permukaan cairan plus tekanan cairan diatasnya yaitu temperaturnya sama dengan temperatur titik didih.

rumus tekanan tertentu

titik didih larutan pada senyawa tertentu

Rumus diatas adalah perhitungan titik didih pada tekanan tertentu yakni :

  • P adalah tekanan uap
  • T adalah suhu mutlak
  • A dan B adalah tetapan

Perhitungan Titik Didih pada Tekanan Tertentu

Pada destilasi dibawah tekanan atmosfer. tekanan Barometer jarang tepat 760 mmHg, biasanya deviasi sekitar 20 mmHg. Maka disini harus dilakukan koreksi titik-titik terhadap tekanan normal dengan rumus :

perhitungan titik didih pada tekanan tertentu

Δt adalah koreksi terhadap titik didih yang teramati dalam °C.

Jika  tekanannya tepat 760 mmHg maka memang mendidihnya di 100 °C (misalnya dalam air), namun jika misalnya tekanan udaranya tidak 760 mmHg maka cara menentukan berapa temperatur mendidih adalah dengan ditambahkan selisihnya (Δt)

Untuk alkohol, asam, dan cairan terasosiasi menggunakan persamaan berikut :

perhitungan titik didih untuk alkohol

Lewat Panas

Temperatur pada bagian cairan yang letaknya jauh dari permukaan, harganya lebih tinggi dari titik didih cairan tersebut sehingga kelebihan panas yang timbul karena tekanan cairan di atas bagian tersebut.

Misalnya kita merebus air dalam panci, temperatur didih pada bagian atas tentunya lebih rendah daripada yang di bagian bawah Karena di bagian bawah tentunya tekanannya akan lebih tinggi daripada yang di bagian atas sehingga titik didihnya menjadi berbeda.

Cairan yang mempunyai temperatur lebih tinggi dari titik didih tersebut merupakan cairan yang akan mengalami superheating, jadi panasnya itu berlebih.

Kenapa kita pelajari hal tersebut?

Karena nanti terkait dengan destilasi dimana destilasi harus dipanaskan sehingga kita harus mengetahui sifat-sifat zat ketika dipanaskan.

pengertian bumping

Adanya perbedaan tekanan dan temperatur yang besar diantara bagian cairan akan menimbulkan percikkan kuat atau ledakan yang disebut sebagai disebut bumping.

Kalau di rumah misalnya kita merebus air dan jika sudah mendidih maka ditunjukkan dengan meletup-letup. Nah itulan ilustrasi yang disebut dengan bumping.

Hal tersebut karena titik didih di bagian permukaan dan di bagian bawah itu berbeda, dimana yang di bagian atas titik didihnya lebih rendah  sedangkan di bagian bawah titik didihnya lebih tinggi karena tekanannya lebih besar.

Nah pada destilasi jangan sampai terjadi bumping karena jika terjadi bumping dikhawatirkan ada ledakan sehingga harus dihindari.

Pemasangan Labu Destilasi

memasang labu alas bulat

Dari gambar diatas ini mana yang benar pemasangannya?

Pada gambar paling kiri panasnya hanya bagian bawah saja tidak merata sehingga kemungkinan untuk bumping lebih besar

Pada gambar yang ditengah, pemanas mantel sudah bisa menutupi bagian permukaan dari labu destilasi sehingga  panasnya akan lebih baik.

Sedangkan gambar paling kanan menggunakan penangas, cairan di dalam labu destilasi harus mempunyai titik didih lebih rendah daripada airnya (misalnya cairan yang didestilasi ethanol dan cairan yang di penangas berupa air). Jadi jangan sampai misalnya yang di labu destilasi minyak, kemudian yang di bagian penangasnya berupa air.

Catatan :

Untuk etanol jangan sampai diberi pemanasan dengan api langsung atau harus menggunakan penangas air supaya tidak ada dari kebakaran.

Jadi pelarut-pelarut yang mudah terbakar, apalagi untuk pelarut yang titik didihnya dibawah titik didih air maka kita bisa menggunakan air dalam penangas.

Jadi pada gambar diatas, gambar paling kiri tidak benar

Kemudian dapat dilihat pada gambar diatas labu destilasi dimana terdapat pendingin dimana pada pendingin tersebut diberi air kran dari bagian bawah dan keluar dari bagaian atas.

Pastikan tidak dibalik karena nanti air tidak bisa memenuhi bagian pendingin.

Seberapa Besar Kecepatan aliran airnya?

Kita bisa pegang kondensornya (pendinginnya), jika dingin berarti kecepatan aliran air sudah tepat, namun jika masih terasa panas berarti kecepatan yang kurang.

Pengaturan kecepatan air ini tentunya penting, karena jika terlalu cepat juga sayang airnya terbuang cuma-cuma karena hanya untuk mendinginkan saja.

Panjang pendeknya kondesor juga tergantung titik didih dari zat atau pelarut yang di labu destilasi.

Jika titik didihnya lebih tinggi, maka cukup menggunakan kondensor yang pendek, namun jika titik didihnya rendah maka kita harus menggunakan kondensor yang lebih panjang karena proses kondensasi untuk yang titik didih rendah lebih membutuhkan waktu untuk kembali ke labu destilasi.

Bagaimana cara menghindari Bumping

cara menghindari bumping pada destilasi

  • Dengan penambahan batu didih

Batu didih bisa pecahan porselen, teflon, atau pipa kapiler

Jadi jika di laboratorium kita punya porselen yang pecah maka jangan dibuang karena bisa digunakan untuk batu didih. Jadi pecahan itu mungkin kita ambil 3 sampai 5 untuk batu didih kemudian batu didih tersebut dimasukkan terlebih dahulu sebelum kita melakukan destilasi

  • Pengadukan

Dengan pengadukan maka bumping bisa dihindari.

Contoh saat aktivitas memasak di rumah dimana terdapat bahan yang sudah mendidih karena panas dan bisa jadi tumpah, maka untuk menghindarinya bisa kita lakukan pengadukan.

  • Pemanasan yang merata dengan penangas

Pemanasan yang merata dengan memberikan mantel atau menggunakan penangas

  • Mengisi labu tidak boleh lebih dari 2/3 nya

Jangan terlalu penuh tapi juga jangan terlalu sedikit

Pada proses destilasi, penunjukan titik didih yang tetap sehingga destilasi mempunyai komposisi yang tetap pula. Jadi nanti selama pelarut belum selesai terdestilasi maka termometer tetap menunjukkan angka yang sama, misalnya 70 °C untuk etanol, dan jika sudah berubah ke suhu yang lain berarti destilatnya bukanlah lagi etanol.

Penunjukkan yang tetap tidak berarti destilat yang diperoleh murni, tetapi merupakan campuran azeotrop, cairan yang murni selalu selalu menunjukkan titik didih yang tetap.

Proses Destilasi

proses destilasi

Pada proses destilasi, uap yang telah terjadi perlu diangkat untuk dapat mencapai pipa samping. Untuk itu diperlukan tenaga berupa panas.

Jumlah panas yang diperlukan untuk melawan tekanan udara luar, tinggi cairan, dan mengangkat uap untuk dapat mencapai pipa samping adalah besar.

Cairan selalu mempunyai temperatur yang tinggi dari titik didihnya sehingga pada proses destilasi selalu didapatkan cairan mengalami superheating.

Uap yang telah mencapai pipa samping dengan sistem pendingin dikondensasi menjadi cairan kembali.

Macam-macam destilasi

  • Destilasi sederhana atau simple destilation
  • Destilasi fraksinasi atau destilasi bertingkat
  • Destilasi uap atau steam distillation
  • Destilasi dengan penurunan tekanan atau vacuum destilation

Destilasi Sederhana

destilasi sederhana

Destilasi sederhana dilakukan untuk memisahkan substansi dari campurannya yang mempunyai perbedaan titik didih lebih besar dari 30 °Celcius atau jumlah kotoran atau komponen lainnya relatif kecil.

Misalnya dua pelarut yang mempunyai titik didih ≥ 30° baru yang dilakukan destilasi sederhana

Untuk cairan yang mudah menguap, penampungnya dihubungkan dengan pendingin dengan menggunakan adaptor dan adaptor ini diberi slit supaya destilatnya bisa masuk ke dalam penampungnya dengan lancar.

Untuk cairan yang uapnya mudah terbakar atau beracun, diusahakan agar uapnya tidak sampai keluar ke udara bebas dari penampung yang dipakai.

Misalnya : destilasi eter maka diupayakan jangan sampai uapnya memenuhi udara di laboratorium sehingga harus dilakukan tindakan preventive misalnya : penampungnya harus dingin sehingga diberi es supaya nanti tidak menguap.

Baca Juga : Pengertian CAPA (Corrective Action and Preventive Action)

Diagram Fasa Campuran Etanol-Air

pengertian azeotrop

Misalnya 100 % air yang mempunyai titik didih 100 °C kemudian 100 % etanol mempunyai titik didih 78,5 derajat celsius.

Misalkan akan dipisahkan campuran etanol dan dan air dengan komposisi C1, akan mendidih pada suhu tertentu dan menghasilkan uap dengan komposisi C2.

Ketika uap itu mengembun, masih memiliki komposisi C2, jika dididihkan lagi akan menghasilkan uap baru dengan komposisi C3

Dengan urutan mendidih-kondensasi-mendidih akan berakhir dengan uap dan komposisi etanolnya adalah 95,6 persen

Rangkaian Alat Destilasi Sederhana

bagian bagian termometer

Diatas merupakan gambar rangkaian alat destilasi sederhana

  • Termometer

Termometer dipasang di Persimpangan dan tidak boleh terlalu dalam atau masuk ke labu alas bulat (lihat tanda merah pada gambar diatas)

Baca Juga : Termometer Raksa, klinis dan Alkohol : Apa Kelebihan dan Kekurangannya?

  • Labu Alas Bulat

Ada labu alas bulat dimana bagian lehernya panjang dan leher pendek, tergantung titik didih campuran atau larutan yang akan dipisahkan. Jika titik didihnya tinggi maka cukup menggunakan labu alas bulat yang lehernya pendek saja, namun jika titik didihnya rendah maka gunakan labu alas bulat yang lehernya agak panjang.

  • Larutan yang akan dipisahkan

Misalnya :campuran etanol dan air

  • Batu didih

Supaya tidak terjadi bumping

  • Penangas yang sesuai

Misalnya untuk etanol, maka penangasnya adalah air, Beberapa tahun yang lalu, untuk memanaskan labu destilasi pada proses destilasi, seringkali menggunakan pembakar bunsen. Untuk penangas saat ini umumnya menggunakan listrik sehingga temperaturnya bisa diatur.

  • Pendingin

Panjang-pendeknya pendingin juga tergantung pada titik didih dari pelarut yang ingin dipisahkan,

Misalnya pelarut mempunyai titik didih yang sangat rendah, contoh : eter, maka dibutuhkan pendingin yang panjang.

Demikian juga sebaliknya, jika titik didihnya tidak terlalu rendah maka pendingin yang digunakan boleh tidak terlalu panjang.

Pada pendingin tersebut dialirkan air dari bawah yang kemudian keluar dari bagian atas.

  • Adaptor

Supaya destilatnya dapat masuk ke dalam labu erlenmeyer.

Pada adaptor terebut sebaiknya dipasang slit atau celah supaya nanti destilatnya bisa semua masuk labu erlenmeyer tersebut.

Jika tidak pasang celah, maka tetesan tidak bisa masuk ke labu erlenmeyer atau tertahan karena di labu erlenmyer hampa.

Kapan Menampung Destilat?

destilat hasil destilasi

Pada contoh kali ini, misalnya kita akan memisahkan campuran etanol-air.

Ketika labu alas bulat yang berisi campuran etanol-air tersebut dipanaskan pelan-pelan, maka temperatur pada termometer tentunya semakin lama semakin naik.

Ketika temperaturnya menunjukkan angka tertentu, misalnya pada temperatur yang bukan titik didih etanol (namun titik didih yang lainnya) dan sudah ada destilatnya, maka berarti destilat tersebut bukanlah etanol sehingga destilat tersebut harus dipisahkan tempatnya atau diberi tempat yang berbeda.

Sedangkan untuk etanol adalah pada sekitar temperatur 70 an °C.

Selama etanol dalam campuran tersebut belum belum habis, temperaturnya tetap menunjukkan angka tersebut sehingga destilatnya masih kita tampung pada labu erlenmeyer.

Kemudian ketika temperatur lebih tinggi dari titik didih etanol, maka destilatnya bukanlah lagi etanol dan labu erlenmeyer yang digunakan untuk menampung distilat etanol bisa diambil dan pemanasan dihentikan.

Menghentikan Proses Destilasi

prinsip destilasi sederhana

Untuk menghentikan proses destilasi apakah dimatikan terlebih dahulu penangasnya atau diambil terlebih dahulu labu erlenmeyernya?

Jika seandainya penangasnya dimatikan terlebih dahulu, maka kemungkinan uap yang ada di adaptor bisa balik ke labu alas bulatnya, karena tekanan uapnya juga berubah dimana yang awalnya tekanan di labu destilasi tinggi tiba-tiba menjadi rendah karena penangasnya dimatikan.

“Sebaiknya labu erlenmyer atau destilat tersebut yang diambil terlebih dahulu, baru penangasnya dimatikan sehingga tidak terjadi penyedotan kembali destilat ke arah labu alas bulat”

Pelaksanaan Destilasi Sederhana

prosedur destilasi sederhana

Beberapa peraturan yang perlu diperhatikan :

  • Ujilah terlebih dahulu kekuatan pemasangan alat.

Untuk memperkuat rangkaian peralatan destilasi, umumnya menggunakan bantuan klem dan statif.

  • Masukan cairan dengan bantuan corong bertangkai panjang agar cairan tidak mengotori pipa samping.

Corong bertangkai panjang digunakan karena jika kita menggunakan corong bertangkai pendek cairan dapat masuk pipa samping sehingga cairan tidak terpisah.

  • Masukkan beberapa butir batu didih

Seperti yang sudah diuraikan di awal, dimana fungsi batu didih ini adalah untuk mengurangi potensi bumping

  • Alirkan air pendingin dimana lubang air masuk lebih rendah dari air keluar dengan kecepatan demikian rupanya sehingga selama destilasi berlangsung dinding luar pendingin tetap terasa dingin.

Jadi dicek alirannya itu cukup atau tidak, jika pendinginnya masih terasa panas berarti kecepatan aliran air harus ditambah, namun perlu diperhatikan jika terlalu besar alirannya maka juga tidak menghemat air.

  • Lakukan pemanasan dengan pelan dan teratur agar cairan mendidih dengan teratur pula.

Aturlah pemanasan hingga diperoleh kecepatan destilasi 1 – 2 ml (30 – 60 tetes) per menitnya.

Destilasi dihentikan sebelum cairan di dalam labu habis. Hal ini dilakukan untuk menghindari peruraian dan kehangusan. Destinasi dihentikan jika temperatur pada termometer telah berubah dari temperatur titik didih destilat.

Jika temperatur sudah berubah berarti senyawa hasil destilasi (destilat) sudah bukan senyawa yang ingin kita pisahkan

Apabila cairan yang didestilasi mengandung sedikit kotoran maka mula-mula yang didapatkan adalah destilat I (low boiling fraction) mengandung kotoran dengan titik didih yang lebih rendah.

Kemudian temperatur terus naik sampai dicapai temperatur yang relatif konstan bervariasi antara 2 – 3 derajat Celcius sehingga diperoleh destilat utama.

Selanjutnya temperatur naik lagi hingga didapatkan destilat yang dikotori dengan kotoran yang memiliki titik didih yang lebih tinggi (high boiling fraction)

Destilasi Fraksinasi

destilasi fraksinasi

Merupakan pengulangan berkali-kali destilasi sederhana untuk mendapatkan destilat yang relatif murni.

Destilasi ini menggunakan kolom fraksi

Kolom fraksi untuk memisahkan suatu campuran menjadi komponennya dengan pertolongan suatu kolom fraksi.

Prinsip kerjanya adalah “bubble plate colomn” dapat dilihat pada gambar berikut :

prinsip destilasi bertingkat

  • A bidang 2 horizontal menampung destilat
  • B Kap tempat uap air naik
  • C Pipa Kapiler

Pada permulaan destilasi, uap akan naik dari labu masuk ke dalam kap dan mengkondensasi pada bidang A yang I (pertama)

Penguapan dan pengkondensasian terjadi secara berkesinambungan dan terus naik melalui kap dan menembus destilat-destilat yang telah terjadi.

Permukaan destilat yang terjadi pada bidang A yang I akan naik sampai permukaan pipa kapiler kemudian jatuh ke labu.

Semakin ke atas titik didih semakin kecil karena kalau titik didihnya lebih besar maka tidak akan bisa mencapai paling atas.

Prinsip Kerja Destilasi Fraksinasi

distilasi bertingkat minyak bumi

Destilat pada pada bidang A yang I pada destilasi sederhana adalah fraksi dengan komposisi lebih banyak komponen titik didih rendah, sehingga yang tertinggal dilabu lebih banyak komponen dengan titik didih yang lebih tinggi akibatnya titik didih cairan di dalam labu semakin naik.

Uap yang naik dari labu mendidihkan destilat bidang A yang I sehingga uap akan naik melalui kap 2 dan mengkondensasi di bidang A yang ke II.

Jumlah komponen titik didih rendah di bidang A II lebih besar daripada A I, dst

Contoh destilasi fraksi adalah distilasi bertingkat minyak bumi.

destilasi fraksi minyak bumi

Ketika crude oil masuk, dan kemudian dilakukan pemanasan kemudian tidak mampu untuk naik ke atas, maka akan turun kebawah menghasilkan bahan yang mempunyai rantai karbon lebih dari 70 dimana mendidih pada 600 °C.

Kemudian yang masih sanggup naik maka menghasilkan bahan yang mempunyai rantai karbon antara 20 – 70 dan bisa dimanfaatkan untuk minyak pada kapal.

Dan seterusnya sampai didaptkan elpiji.

Destilasi Tiksotropi atau Destilasi Uap Air

destilasi uap

Destilasi uap-air adalah metode yang paling umum untuk ekstraksi minyak atsiri seperti kayu, Kulit batang, maupun biji-bijian yang relatif keras.

Prinsip kerja dari destilasi uap adalah memisahkan suatu campuran yang memiliki titik didih yang tinggi dengan cara mengalirkan uap ke dalamnya dimana senyawa yang memiliki titik didih yang tinggi sebelum mencapai titik didihnya dimurnikan dengan menggunakan uap atau air mendidih.

Destilasi uap secara umum digunakan untuk destilasi campuran air dengan senyawa yang tidak larut dalam air.

Beberapa persyaratan sampel yang bisa dipisahkan menggunakan metode ini yaitu :

  • Kemampuan tinggi untuk melarutkan komponen zat terlarut di dalam campuran
  • Kemampuan tinggi untuk dapat diambil kembali
  • Perbedaan berat jenis antara ekstrak dan rafinat lebih besar
  • Pelarut dan larutan yang akan diekstraksi harus tidak mudah campur
  • Tidak mudah bereaksi dengan zat yang akan diekstraksi
  • Tidak merusak alat sebagai korosi
  • Tidak mudah terbakar, tidak beracun, dan harganya relatif murah

Contoh Destilasi Uap Air di Bidang Farmasi

destilasi uap minyak atsiri

Beberapa penggunaan dari destilasi uap-air adalah untuk :

  • Mengekstrak beberapa produk alam seperti minyak Eucalyptus dari Eucalyptus.
  • Mengekstrak minyak sitrus dari lemon atau jeruk
  • Mengekstrak minyak parfum dari tumbuhan.
  • Memisahkan asam lemak dari campurannya
  • dll

Destilasi Vakum

destilasi vakum

Destilasi vakum merupakan suatu proses pemisahan dari dua komponen yang memiliki titik didih yang sangat tinggi, dimana prosesnya berlangsung di bawah tekanan normal atau dibawah 1 atm yang bertujuan untuk menurunkan titik didih dari komponen yang akan dipisahkan sehingga akan meminimalisasi kerusakan komponen akibat suhu tinggi.

Vakum merupakan suatu kondisi dari udara atau gas sekitar lingkungan tertentu dimana dihilangkan, dimana tekanan udara di bawah tekanan atmosfer.

Untuk menghasilkan kondisi vakum perlu untuk mengeluarkan udara dari sistem. Hal ini merupakan prinsip dasar dari cara kerja vakum.

Prinsip Kerja Destilasi Vakum

Prinsip kerja destilasi vacuum didasarkan pada hukum fisika dimana zat cair akan mendidih dibawah titik didih normalnya apabila tekanan pada permukaan zat cair itu diperkecil atau vakum.

Prinsip kerja dari destilasi vakum ialah dimana proses destilasi berjalan tetap pada ruang hampa. Aliran cairan dan uap air sangat diperlukan pada proses ini untuk mencapai keseimbangan dimana pada proses tersebut untuk menguapkan komponen yang mudah menguap dan uap air dipermudah pada destilasi sistem vakum.

Tangki distilasi tidaklah terhubung ke atmosfer tetapi ke pompa vakum untuk menjaga sistem tekanan agar tetap dibawah tekanan atmosfer.

Contoh Destilasi Vakum

Destilasi vakum sangat berguna untuk senyawa yang mendidih di luar suhu dekomposisi pada tekanan atmosfer dan karenanya akan terurai dengan upaya apapun untuk merebusnya dibawah tekanan atmosfer.

Dalam skala laboratorium penyulingan vakum adalah ketika cairan untuk disuling memiliki titik didih atmosfer tinggi atau perubahan kimia pada suhu mendekati titik didih atmosfer.

Dalam skala industri penyulingan memiliki beberapa keunggulan, salah satunya adalah alat yang digunakan mengurangi jumlah tahapan yang diperlukan.

Vakum kolom destilasi biasa digunakan dalam penyulingan minyak dengan diameter berkisar sampai 14 m.

Kelebihan dan Kekurangan dari destilasi vakum

Destilasi vakum dapat meningkatkan pemisahan dengan :

  • Pencegahan degradasi produk atau pembentukan polimer karena penurunan tekanan yang mengarah ke suhu dasar menara yang lebih rendah.
  • Pengurangan degradasi produk atau pembentukan polimer karena berkurangnya waktu tinggal rata-rata terutama dalam kolom yang menggunakan pengepakan daripada baki.

Baca Juga : Pengertian Polimer dan Polimerisasi Berikut dengan Contohnya

  • Meningkatkan kapasitas, hasil, dan kemurniaan.

Memanfaatkan destilasi vakum dapat mengurangi tinggi dan diameter.

Kekurangannya ialah tutup mendidih campuran mungkin memerlukan banyak tahap kesetimbangan untuk memisahkan komponen-komponen.

Mekanisme Destilasi Vacuum

mekanisme destilasi vakum

Dapat dilihat setup dari destilasi vakum atau rangkaian dari destilasi vakum pada gambar diatas.

Untuk rangkaiannya kurang lebih sama seperti deskripsi sederhana atau destilasi fraksinasi dimana terdapat labu destilasi yang terhubung dengan termometer yang juga terhubung dengan kondensor dan labu destilat.

Perbedaan pada sistem destilasi vakum adalah :

  • Sumber vakum

Contoh sumber vakum yaitu :

    • Water aspirator, dimana water aspirator ini terhubung dengan sistem air mengalir atau kran dimana kran yang terbuka tersebut akan menciptakan kecepatan dari air mengalir yang akan menarik udara sehingga tercipta tekanan yang rendah pada sistem destilasi.

Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan menggunakan water aspirator ini, antara lain :

Untuk kelebihannya adalah metode ini cukup murah dan mudah untuk digunakan dan efektif atau efisien dalam membuat vakum, namun kelemahannya adalah dapat terjadinya kebocoran pada sistem destilasi dan juga terdapat kemungkinan permasalahan dalam tekanan airnya dan membutuhkan vakum trap yang digunakan untuk mencegah terjadinya flowback atau air itu mengalir kedalam sistem destilasi.

    • Pompa vakum

Dimana pompa vakum ini mempunyai kelebihan yaitu dapat menciptakan tekanan yang stabil stabil kemudian juga dapat menjauhkan tekanan yang cukup rendah sampai di bawah 1 mmHg namun untuk menggunakan pompa vakum ini dibutuhkan biaya yang cukup mahal.

  • Vacuum Trap

Yaitu untuk mencegah terjadinya flowback atau air masuk kedalam sistem destilasi

  • Pipa pada Labu Destilasi

Pipa ini berguna untuk mengatur aliran air yang ada pada sistem destilasi. Biasanya terdapat switch atau stopcock untuk mengatur pipa tersebut terbuka atau tertutup.

  • Manometer (Jika memungkinkan)

Sebagai informasi, penggunaan manometer di beberapa negara sudah tidak diperbolehkan karena bahan-bahan merkuri ini dapat menyebabkan polusi dan kerusakan pada ekosistem.

Contoh Dalam Skala Laboratorium adalah Rotary evaporator.

Kesimpulan

Nah kita sudah belajar mengenai pengertian, macam, prinsip kerja, dan rangkaian alat destilasi beserta dengan contohnya.

Buat teman-teman yang tertarik bekerja di beberapa industri pemahaman ini penting karena ada beberapa contoh kegiatan produksi yang menggunakan prinsip kerja destilasi ini,, antara lain pada industri alkoho, pengolahan minyak atsiri, penyulingan minyak bumi, dll 

Semoga Bermanfaat.

Kegunaan Gelas atau Kaca Arloji Pada Pengujian Kimia

Kegunaan Gelas atau Kaca Arloji Pada Pengujian Kimia

Gelas arloji atau kaca arloji, bukanlah alat pengukur, bukan juga peralatan laboratorium yang mahal. Namun keberadaannya sangatlah diperlukan dalam berbagai macam analisa. Tanpa alat ini, maka aktivitas pengujian di dalam laboratorium tentunya akan terganggu.

Sehingga wajar saja jika alat ini dengan mudah kita temukan di laboratorium kimia atau biologi, baik itu laboratorium pendidikan di sebuah Sekolah Menengah Atas (SMA), laboratorium di universitas, sampai dengan di laboratorium penelitian.

Lalu apa sih sebenarnya kegunaan kaca arloji ini di laboratorium. Yuk kita pelajari bersama.

Pengertian dan Kegunaan Kaca Arloji

kegunaan gelas arloji

Kaca arloji adalah salah satu peralatan laboratorium yang berbentuk lingkaran yang umumnya terbuat dari kaca agak cekung di satu sisi dan cembung di sisi lainnya digunakan oleh analis atau peneliti untuk menguapkan cairan dan menutupi gelas kimia laboratorium selama penyiapan sampel.

Gelas arloji atau kaca arloji itu sendiri jika kita lihat bentuknya memang mirip dengan kaca pada arloji jam tangan yang juga agak melengkung.

Kegunaan Gelas Arloji antara lain adalah :

  • Digunakan untuk menampung padatan selama penimbangan. Misalnya, seorang analis kimia atau peneliti ingin menimbang dengan berat yang tepat dari suatu bubuk bahan untuk formula tertentu.

Maka dari pada menempatkan bubuk langsung ke wadah pencampuran, seorang analis umumnya akan meletakkan kaca arloji pada timbangan kemudian melakukan “tare” atau “rezore” untuk mengenolkan kaca arloji tersebut kemudian mereka baru menambahkan bubuk yang dimaksud ke atas kaca arloji hingga mencapai berat yang diinginkan.

Umumnya kaca arloji juga dibuat dari bahan yang anti lengket sehingga mereka juga tidak perlu khawatir ada bubuk yang tertinggal di kaca arloji tersebut jika ingin memindahkan bubuk tersebut ke wadah lain untuk mencampurnya dengan bubuk yang lainnya sesuai dengan formula.

  • Digunakan sebagai penutup gelas kimia laboratorium sehingga mencegah masuknya kontaminan sekaligus mencegah terjadinya pertukaran gas yang dapat mengganggu berjalannya analisa.

Seperti kita ketahui, terkadang pada beberapa pemcampuran bahan / pereaksi / reaktan menghasilkan gas sebagai hasil reaksinya.

Dengan ditutupnya gelas kimia dengan kaca arloji tersebut maka dapat mencegah hilangnya gas hasil reaksi keluar ke udara bebas.

  • Digunakan untuk mengamati pembentukan endapan atau kristal (dibagian cembung kaca arloji) pada beberapa analisa laboratorium.

Digunakan untuk mereaksikan bahan pada suhu tinggi serta untuk kaca arloji jenis khusus dapat digunakan untuk mencegah keluarnya uap selama eksperimen atau percobaan.

Pada analisis tertentu, kaca arloji juga diletakkan di atas gelas kimia yang berisi berbagai cairan saat mudah menguap yang berfungsi sebagai wadah pengumpul untuk penguapan partikel yang mengkristal pada permukaannya.

Dengan warna yang bening pada kaca arloji serta memiliki ketahan pada suhu tinggi, membuat peneliti dapat melihat secara jelas jalannya atau proses reaksi pencampuran yang terjadi di dalam gelas kimia secara langsung tanpa khawatir juga terpapar uap yang dihasilkan.

  • Digunakan banyak analis untuk menempatkan bahan-bahan kering yang bersifat higroskopis kemudian menyimpannya ke dalam desikator laboratorium.

Proses pengeringan bahan terebut terkadang juga dilakukan dengan menempatkan kaca arloji ke dalam oven laboratorium atau bahkan dengan cara menempatkan kaca arloji di bawah corong, lalu memberikan aliran udara kering yang ringan melalui bagian atas.

  • Digunakan untuk mengamati proses presipitasi dan kristalisasi.

Dengan permukaan penampang yang lebih besar memungkinkan analis kimia dapat langsung mengamati secara nyata dan visual pada saat pembentukan kristal atau endapan ketika bahan atau senyawa direaksikan. Lebih lanjut proses kristalisasi tersebut juga dapat diamati secara langsung dengan menggunakan mikroskop laboratorium.

  • Digunakan untuk wadah untuk bubuk, cairan, atau bahkan zat yang bersifat korosif

Jenis Gelas Arloji Laboratorium

Ada beberapa jenis gelas arloji, mungkin sebagian teman-teman juga sudah mengenalnya, berikut ini diantaranya :

Gelas Arloji Bahan Kaca

Gelas arloji kaca biasanya terbuat dari bahan borosilicate, tentunya mempunyai keunggulan dimana alat ini dapat disterilkan dengan menggunakan autoclave ataupun sekedar dipanaskan dengan oven laboratorium.

Gelas ini juga mempunyai ketahanan terhadap beberapa bahan kimia.

Berikut ini adalah beberapa contoh kaca arloji yang tersedia di pasaran :

  • Kaca arloji bahan soda lime

gelas arloji soda lime

Ketebalan 2 mm dengan pilihan diameter sebagai berikut :

    • 45 mm
    • 60 mm
    • 75 mm
    • 80 mm
    • 90 mm
    • 105 mm
    • 120 mm
    • 150 mm
  • Kaca Arloji Duran

kaca arloji duran

Dibandingkan dengan yang pertama, kaca arloji jenis ini, dapat kita temukan dengan ukuran yang lebih basar yaitu sampai dengan 250 mm.

Terbuat dari material duran borosilicate 3.3 dan mempunyai sifat thermal expansion coeficient 33 x 10 derajat /C (20 – 300 °C).

Berikut ini adalah ukuran-ukuran kaca arloji ini :

    • 50 mm
    • 60 mm
    • 80 mm
    • 100 mm
    • 125 mm
    • 150 mm
    • 200 mm
    • 250 mm
  • Kaca Arloji Quartz

gelas arloji bahan quartz

 

Jika kegiatan teman-teman di laboratorium terkait dengan pemanasan pada suhu tinggi, maka kaca arloji jenis ini bisa menjadi solusi karena dengan bahan yang terbuat dari quartz glass mempunyai spesifikasi heat resistant temperature : 900 derajat celsius.

Kaca arloji jenis ini mempunyai pilihan diameter sebagai berikut :

    • 50 mm
    • 60 mm
    • 70 mm
    • 90 mm
    • 100 mm
    • 120 mm
  • Kaca Arloji Silica

gelas arloji silica glass

Jenis kaca arloji yang terbuat dari bahan silica, mempunyai pilihan diameter seperti yang dari bahan quartz.

Gelas Arloji Bahan Plastik

Sesuai namanya, gelas arloji bahan plastik ini tentunya tidak mempunyai ketahanan seperti yang berbahan kaca karena memang secara aplikasi digunakan untuk pekerjaan laboratorium dimana yang dapat menimbulkan kontaminasi silang pada tahap preparasi sampel.

Pada beberapa kebutuhan analisa, alat ini bahkan digunakan sekali pakai dan seringkali digunakan pada pekerjaan di lapangan.

Pemakaian gelas arloji plastik ini disarankan hanya pada kisaran suhu -70°F hingga 275°F.

Gelas arloji berbahan neoprene dapat digunakan pada berbagai suhu, tahan terhadap degradasi dari sinar UV.

Produk fluoroelastomer memiliki ketahanan panas, minyak, dan bahan kimia yang baik; namun, mereka seringkali memiliki kinerja suhu rendah yang buruk.

Dan yang pasti gelas arloji dari bahan plastik cenderung lebih murah dibandingkan dengan yang dari kaca.

  • Gelas Arloji Bahan PP

kaca arloji plastik

Gelas arloji ini terbuat dari bahan PP (Polypropylene) dan dapat di sterlisasi dengan menggunakan autoclave. Tersedia dalam ukuran :

    • 60 mm
    • 80 mm
    • 100 mm
    • 125 mm

Nampak sekilas pada gambar diatas bentuknya mirip seperti piring.

Tips Membeli Gelas Arloji

tips membeli kaca arloji

Gelas arloji tersedia dalam berbagai ukuran dan ketebalan, saat akan membeli gelas arloji, tentunya harus kita pikirkan terlebih dahulu berapa diameter yang diinginkan serta apakah akan memilih gelas arloji yang tahan lama bisa digunakan berulang-ulang atau sekali pakai.

Gelas arloji “Heavy Duty” umumnya mempunyai bahan kaca yang lebih tebal dibandingkan dengan gelas arloji pada umumnya.

Jenis tersebut juga dapat menahan beban kerja yang lebih berat. Gelas arloji plastik sekali pakai lebih murah dan bobotnya lebih ringan, tetapi mungkin tidak dapat digunakan kembali atau sekali pakai.

Pastikan juga ke suplier alat laboratorium yang teman-teman pilih, apakah menjual gelas arloji tersebut dalam bentuk eceran atau 1 box karena terkadang untuk brand-brand tertentu gelas arloji ini tidak dijual secara eceran.

Semoga Bermanfaat