Sebelum membahaz mengenai prinsip kerja anemometer beserta contoh unitnya, alangkah baiknya kita awali dengan memahami angin itu sendiri baik dari proses terbentuknya angin tersebut sampai ke jenis-jenis angin, karena seperti kita ketahui anemometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin.
Pengertian angin adalah suatu udara yang bergerak dari daerah yang mempunyai tekanan tinggi ke daerah yang mempunyai tekanan rendah atau dari daerah yang bersuhu rendah ke daerah yang bersuhu tinggi. Angin tidak datang dengan sendirinya tanpa melalui suatu sebab tertentu, adanya angin melewati suatu proses atau siklus yang pada dasarnya terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara dari suatu wilayah wilayah lain.
Perbedaan suhu udara dan tekanan udara ini juga berkaitan dengan panas matahari yang diterima pada daerah tersebut. Secara terstruktur proses terjadinya angin melibatkan tiga tahapan khusus.
Referensi : www.youtube.com/watch?v=r8aD8FufAx0&t=312s
Daftar Isi
Proses Terbentuknya Angin
1. Terjadinya perbedaan penyinaran oleh panas matahari
Matahari yang memancarkan sinarnya tidak bisa menyinari dengan intensitas penyinaran yang sama antara satu tempat dengan tempat yang lainnya, tentunya ada perbedaan antar wilayah atau tempat terkait penerimaan sinar matahari. Perbedaan radiasi atau cahaya matahari inilah yang menjadi dasar terbentuknya angin.
2. Terjadi pengembangan udara atau pemuaian udara
Dalam proses terjadinya angin setelah terjadi perbedaan suhu dan tekanan selanjutnya terjadi pengembangan udara atau pemuaian udara. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan atau suhu yang ada di suatu wilayah tersebut, Pada daerah yang mendapatkan sinar matahari yang lebih banyak, udara akan mengalami pengembangan atau pemuaian, sehingga mempunyai tekanan udara yang lebih rendah dibandingkan dengan daerah yang hanya mendapatkan sedikit sinar matahari. Karena terjadinya pemuaian udara atau pengembangan udara ini maka terjadi perbedaan tekanan udara diantara kedua daerah tersebut.
3. Terjadinya gerakan udara
Adanya perbedaan tekanan udara yang diakibatkan pemuaian udara ini akan memicu terjadinya pergerakan pada udara dimana udara yang berada di daerah dengan tekanan lebih tinggi akan bergerak menuju daerah yang mempunyai tekanan udara lebih rendah. Dan inilah akhir dari proses terjadinya angin dan terbentuklah angin.
Ketiga proses diatas terjadi secara berurutan tanpa ada satu yang terlewati.
Jenis-jenis angin
1. Angin musim (angin muson)
Angin yang berhembus berdasarkan periodik yaitu minimal 3 bulan, diketahui pada setiap periodiknya memiliki pola yang berlawanan dan berganti arah pada setiap setengah tahunnya. Jenis angin muson ini juga terbagi dan dibedakan menjadi dua macam yaitu :
Angin muson barat
Angin yang berhembus dari Asia ke Australia dan membawa curah hujan sehingga membuat Indonesia menjadi musim penghujan. Angin ini bertiup pada periode bulan Oktober hingga April.
Angin muson timur
Angin yang bertiup dari Australia ke Asia dan tidak membawa curah hujan maka dampaknya akan membuat Indonesia terjadi musim kemarau. Angin ini bertiup pada periode bulan April hingga bulan Oktober.
2. Angin laut
Angin ini bertiup dari daerah laut menuju ke daratan. Umumnya angin ini akan bertiup pada siang hari pada jam 09.00 s/d 16.00 WIB. Jenis angin ini banyak dimanfaatkan oleh para nelayan tradisional dalam melakukan perjalanan pulang setelah mencari ikan.
3. Angin jatuh (Angin fohn)
Angin ini merupakan jenis yang terjadi sesuai dengan adanya jenis hujan, misalnya hujan orografis. Angin ini akan bertiup dari suatu wilayah atau daerah tertentu dengan temperatur suhu yang berbeda. Angin ini dapat terjadi karena adanya gerakan massa udara yang naik ke pegunungan dengan tinggi lebih dari 200 meter yang kemudian naik pada satu sisi dan turun kembali di sisi lainnya. Karena uap air sudah terbuang saat terjadi hujan orografis maka angin fohn yang jatuh dari puncak gunung akan bertiup dengan memiliki sifat kering dan panas.
4. Angin darat
Angin darat merupakan angin yang bertiup dari daratan menuju lautan, biasanya terjadi ketika malam hari sekitar pukul 20.00 – 04.00 WIB. Angin ini sering dimanfaatkan oleh para nelayan tradisional yang akan berangkat menuju lautan guna mencari ikan.
5. Angin gunung
Angin ini bertiup dari puncak gunung ke arah lembah, umumnya terjadi dan bertiup ketika malam.
6. Angin tetap angin
Jenis angin ini memiliki arah hembusan tetap pada sepanjang tahunnya. angin tetap ini terbagi menjadi dua macam yaitu :
Angin pasat
Merupakan angin yang bertiup dari daerah subtropik menuju khatulistiwa atau Equator
Angin anti pasat
Angin yang mampu bertiup dari daerah khatulistiwa atau Equator menuju daerah subtropik
7. Angin Lembah
Angin ini merupakan kebalikan dari jenis angin gunung dimana bertiup dari Lembah menuju kepuncak Gunung dan biasanya terjadi ketika siang hari.
8. Angin dingin
Angin ini memiliki sifat dingin, jenis angin ini terbagi menjadi dua macam yaitu :
Angin mistral
merupakan angin yang bertiup dari Pantai Laut Tengah yaitu bagian selatan Perancis
Angin bora
Merupakan angin yang bertiup di daerah Balkan biasanya angin ini turun dari dataran tinggi Balkan menuju pantai Albania dan juga istria
Anemometer : Alat Ukur Kecepatan Angin
Alat Ukur Kecepatan angin sering kita sebut dengan anemometer. Alat ini banyak digunakan di badan meteorologi dan geofisika untuk mengukur kondisi cuaca di berbagai daerah. Informasi terhadap cuaca tersebut sangatlah penting seperti dalam bidang penerbangan, pelayaran, dll karena berhubungan dengan keselamatan penumpang. Selain di bidang terebut, anemometer juga banyak digunakan di industri farmasi bersamaan dengan balometer untuk kualifikasi kinerja HVAC dalam industri.
Satuan kecepatan angin adalah knots (skala beaufort), nilai knot inilah yang membedakan jenis angin yang terjadi saat itu. Apakah angin lemah, sedang, angin ribut, angin topan, dan lain sebagainya. Sedangkan untuk arah angin menggunakan satuan derajat (0 – 360). Dalam aplikasinya anemometer harus diletakkan pada posisi terbuka sehingga alat tersebut mampu berinteraksi dengan angin secara langsung.
Prinsip kerja anemometer sebagai alat ukur kecepatan angin ini sebenarnya sederhana yaitu pada saat alat tertiup oleh angin, maka mangkok atau baling-baling pada alat tersebut akan bergerak sesuai dengan arah angin. Kecepatan baling-baling atau mangkok tersebut tentu akan semakin cepat jika kecepatan angin semakin besar. Kecepatan angin tersebut dapat diketahui dari jumlah putaran baling-baling setiap detik.
Contoh Alat Anemometer
Digi Sense Data Logging Anemometer 20250-22 merupakan salah satu alat ukur kecepatan angin yang dapat kita jadikan pilihan. Mempunyai rentang ukur sampai dengan 20 m/s (3937 ft/min) sehingga dapat kita gunakan untuk berbagai macam aplikasi. Seperti namanya yaitu data logging alat ini mampu merecord data pengukuran dengan memori s/d 32000 pembacaan dan dengan mudah dapat kita download ke PC untuk dilakukan analisis atau sekedar ingin melihat grafik tampilan dari pembacaan. Untuk melakukan perekaman data ada 2 mode yang dapat kita pilih yaitu manual atau automatic dengan interval pembacaan antara 2 detik s/d 24 jam.
Seting alarm juga dapat kita lakukan dengan menggunakan alat ini sehingga nanti jika pembacaan terlalu tinggi atau terlalu rendah maka akan anda lampu LED berwarna merah yang akan berkedip. Mengenai satuan, ada 5 unit yang dapat kita pilih sehingga kita tidak perlu direpotkan dengan melakukan konversi ke satuan yang kita inginkan. Unit tersebut adalah ft/min, m/s, mph, km/h, atau knots. Alat ini juga dapat dimounting sehingga semakin mendukung aplikasi pengukuran di tempat anda.
Berikut ini adalah spesifikasi dari data logging anemometer ini :
- Feet per minute : Range (80 s/d 3937) ; Resolusi ( 1 ) ; Akurasi ; (3% + 40 ft/min)
- Meter per second : Range (1.1 s/d 20.00) ; Resolusi ( 0.01 ) ; Akurasi ; (3% + 0.20 m/s)
- Miles per hour : Range (0.9 s/d 44.8) ; Resolusi ( 0.1 ) ; Akurasi ; (3% + 0.4 mph)
- Kilometer per hour : Range (0.8 s/d 72.0) ; Resolusi ( 0.1 ) ; Akurasi ; (3% + 1 km/h)
- Knots : Range (0.8 s/d 38.8) ; Resolusi ( 0.1 ) ; Akurasi ; (3% + 0.4 knots)
Kalibrasi Anemometer Sebagai Alat Ukur Kecepatan Angin
Karena dampak dari pengukuran kecepatan angin ini sangatlah besar, maka setiap pengukurannya harus dijamin keakuratannya. Untuk itu alat anemometer ini harus dikalibrasi secara berkala misalnya 6 bulan / 1 tahun sekali untuk tetap mengetahui nilai penyimpangannya.
Untuk pelayanan kalibrasi anemometer bisa menghubungi kami disini.